Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Induksi Pembungaan Jeruk Keprok Siompu dengan Ketinggian Strangulasi yang Berbeda di Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara Muhamad Noor Azizu; Peliyarni Peliyarni
Media Agribisnis Vol 5 No 2 (2021): November
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/agribisnis.v5i2.1610

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk menyelesaikan pemasalahan tanaman jeruk keprok Siompu yang telah berumur 5 tahun, namun belum memasuki waktu berbuah dan untuk mendapatkan teknik strangulasi yang tepat bagi tanaman jeruk pada periode transisi. Penelitian dilaksanakan dikebun jeruk milik petani Desa Lasembangi Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara pada bulan Januari sampai Desember 2021. Rancangan percobaan yang diterapkan pada penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK), terdiri dari 5 perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri dari 3 tanaman dan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 45 satuan percobaan. Rancangan penelitian dengan perlakuan apliaksi strangulasi pada ketinggian yang berbeda. Perlakuan adalah S1 = 20 cm dari dasar tanah, S2 = 30 cm dari dasar tanah, S3 = 40 cm dari dasar tanah, S4 = 50 cm dari dasar tanah, dan S5= 60 cm dari dasar tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strangulasi dapat membungakan tanaman jeruk Keprok Siompu yang telah berumur 5 tahaun. Ketinggian strangulasi 60 cm dapat lebih cepat menginduksi pembunggaan tanaman jeruk Keprok Siompu. Jumlah bunga dan buah yang dihasilkan dari perlakuan strangulasi pada ketinggian 60 cm lebih tinggi.
Kombinasi Teknologi Pelengkungan Cabang Dengan Ketinggian Strangulasi Untuk Mempercepat Pembungaan Jeruk Keprok Siompu di Kota Baubau Muhamad Noor Azizu; Peliyarni Peliyarni
Media Agribisnis Vol 6 No 2 (2022): November
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/agribisnis.v6i2.2692

Abstract

Permintaan buah jeruk semakin meningkat akibat peningkatan jumlah penduduk, pendapatan dan kesadaran masyarakat akan nilai gizi. Peningkatan konsumsi akibat dari peningkatan jumlah konsumen belum diimbangi dengan peningkatan produksi. Indonesia mempunyai beberapa varietas jeruk keprok unggulan yang sedang dikembangkan. Pengembangan ini dilakukan didataran tinggi dan rendah. Salah satu varietas jeruk keprok yang saat ini lagi dikembangkan didataran rendah adalah jeuk keprok Siompu. Jeruk keprok Siompu merupakan jeruk keprok dataran rendah. Kota Baubau saat ini menjadi daerah pengembangan jeruk keprok yang telah menjadi plasma nufta. Luas pengembangan jeruk keprok Siompu di kota Baubau diperkirakan 250 ha. Namun tuntutan petani untuk mempercepat pembungaan dan mengatur pembungaan jeruk keprok menjadi tantangan saat ini. Selain itu, tuntutan konsumen yang menginginkan jeruk keprok Siompu yang tersedia sepanjang tahun. Sehingga diperlukan penelitian yang tepat untuk meginduksi bunga jeruk keprok Siompu yang dapat digunakan diluar musimnya. Pada penelitian sebelumnya peneliti telah melakukan percobaan penelitian induksi pembungaan jeruk keprok Siompu menggunakan teknik strangulasi pada ketinggian yang berbedaa, dan hasilnya pada ketinggian 60 cm dari permukaan tanah mampu mempercepat induksi pembungaan 1 bulan dari perlakukan lainnya. Namun dari hasil penelitian tersebut masih perlu disempurnakan, sehingga dibutuhkan kombinasi teknolgi induksi pembungaan yaitu pelengkungan cabang. Pelengkungan cabang akan menghambat laju fotosintat didaerah tajuk, sedangkan strangulasi akan menghambat laju fotosintat didaerah batang. Hambatan yang terjadi didaerah tajuk dan batang akan mempercepat induksi pembungaan. Karena fotosintat akan cepat terhambat, sehingga memacu munculnya bunga jeruk. Oleh karena itu perlu adanya penelitian untuk menganalisis penggabungan antara teknologi pelengkumgan cabang dengan strangulasi pada jeruk keprok Siompu. Penelitian dilaksanakan dikebun jeruk milik petani Kota Baubau Sulawesi Tenggara pada bulan Januari sampai Desember 2022. Analisis kandungan karbohidrat dan nitrogen pada daun dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muslim Buton. Rancangan percobaan yang diterapkan pada penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK), terdiri dari 5 perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri dari 3 tanaman dan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 45 satuan percobaan. Rancangan penelitian dengan perlakuan apliaksi pelengkungan cabang pada ketinggian yang berbeda. Perlakuan adalah S1= kontrol, S2= dilengkungkan+strangulasi ketinggian 30 cm dari dasar tanah, S3= dilengkungkan+strangulasi 40 cm dari dasar tanah, S4= dilengkungkan+strangulasi 50 cm dari dasar tanah, dan S5= dilengkungkan+ 60 cm dari dasar tanah.
Analisis Kadar Nitrogen, Fosfor dan Kalium Pada Lahan Tambang Aspal Buton Peliyarni Peliyarni; Muh. Noor Azizu; Wulan Riski Yanti; Ridwan Ridwan
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 9, No 2 (2022): Biodiversitas Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.602 KB) | DOI: 10.33772/biowallacea.v9i2.27830

Abstract

Asphalt resources in Buton Island, Southeast Sulawesi Province are the only natural asphalt deposits in Indonesia. In addition to Indonesia, natural asphalt deposits are found in the Trinidad Islands, Albania and Iraq which are used for road coatings, building roofs, mastic flooring, paving mixes and paint mixtures. This study analyzes the levels of Nitrogen, Phosphorus and Kaliam at three asphalt mining locations, namely: heaps from asphalt processing, unprocessed asphalt land and locations from mining processing. The sample was taken from Nambo Village, Lasalimu District, Buton Regency, where the entire area is an asphalt mine. This study aims to provide solutions to the community regarding the handling of nutrient levels in asphalt mining land so that it can be used as agricultural land. The research was conducted through several stages including: Preparation of Tools and Materials; Sample Preparation; Analysis of Soil Nutrient Levels (includes: elemental N analysis, elemental analysis of P and analysis of elemental K). The results obtained that the highest soil nitrogen content was found in asphalt mining waste, namely 0.39% at a depth of 25 cm and 0.27% at a depth of 50 cm, while the lowest nitrogen content was found in soil without mining activities, namely 0.1 at a depth of 50 cm. at a depth of 25 cm and 0.07 at a depth of 50 cm. The highest phosphorus levels were found in soil without mining activities, namely 1302 mg/100g at a depth of 25 cm and 1518 mg/100g at a depth of 50 cm, while the lowest phosphorus levels were found in ex-mining soil, namely 329 mg/100g at a depth of 25 cm and 405 g. mg/100g at a depth of 50 cm. The highest potassium levels were found in soil without mining activities, namely 569 mg/100g at a depth of 25 cm and 521 mg/100g at a depth of 50 cm, while the lowest potassium levels were found in ex-mining soil, which was 127 mg/100g at a depth of 25 cm. and 128 mg/100g at a depth of 50 cm.
DIVERSIFIKASI OLAHAN JAGUNG SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI DESA WADIABERO Muhamad noor azizu; Peliyarni; Wulan Riski Yanti
Jurnal Visi Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Visi Pengabdian Kepada Masyarakat : Edisi Agustus 2023
Publisher : LPPM Universitas HKBP Nommensen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51622/pengabdian.v4i2.1363

Abstract

One of the abundant agricultural products in Wadiabero Village is corn. However, the utilization of corn agricultural products has not been maximized, and people tend to directly sell the corn to make ends meet. The objectives of this training are: 1. to provide solutions to partners on how to take advantage of the abundant sweet corn harvest in the Wadiabero Village area to be processed into nutritious and marketable food products using simple technology. 2. Increasing knowledge and skills as well as entrepreneurial opportunities for farmer mothers in processing diversified sweet corn processed products in the form of puddings and tray cakes, in order to increase family income. The result of the activity is an increase in community knowledge and skills in corn processing and the creation of processed products such as corn balls, kaagung mutara and corn hawaiian ice. It is hoped that this product will have the potential to become a household-scale small industrial business as a diversification of processed corn and provide motivation for the creation of the latest processed corn. Keywords: Wadiabero; processed; Businessman