cover
Contact Name
Nanang Wiyono
Contact Email
smjfkuns@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
smjfkuns@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Smart Medical Journal
ISSN : 26211408     EISSN : 26210916     DOI : -
Core Subject : Health,
Smart Medical Journal (SmedJour) is published by Faculty of Medicine Universitas Sebelas Maret. SMedJour publishes original research articles or article review in the basic medical sciences, clinic medical sciences, medical education and public health.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2021): Smart Medical Journal" : 7 Documents clear
Efek Kardioprotektif Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos Caudatus Kunth) pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Model Diabetes Mellitus Tri Agusti Sholikah; Sri Wulandari; Taufik Ridwan Hadi Kusuma; Muthmainah Muthmainah
Smart Medical Journal Vol 4, No 1 (2021): Smart Medical Journal
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13057/smj.v4i1.47952

Abstract

Latar Belakang : Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang dapat menyebabkan komplikasi serius pada berbagai organ tubuh termasuk pada jantung. Oleh karena itu, DM harus diterapi agar tidak meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Salah terapi yang dapat digunakan adalah tanaman herbal daun kenikir (Cosmos Caudatus Kunth). Sayuran ini sering dikonsumsi dan mengandung flavonoid yang cukup tinggi. Flavonoid berperan sebagai antioksidan yang dapat mengurangi kerusakan berbagai organ termasuk jantung.Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah ekstrak daun kenikir mempunyai efek protektif terhadap jantung tikus putih model DM.Metode : Sampel sebanyak 24 ekor tikus putih (Rattus novergicus) dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol normal (KKn) yang tidak diinduksi streptozotosin-nicotinamid (STZ-NA) intraperitoneal; kelompok kontrol negatif (KK-) yang diinduksi STZ-NA; kelompok perlakuan 1 (KP1) diinduksi STZ-NA dan diberi ekstrak daun kenikir 200 mg/kgBB; kelompok perlakuan 2 (KP2) diinduksi STZ-NA dan diberi ekstrak daun kenikir 400 mg/kgBB. Gambaran histopatologi jantung tikus diperiksa dan dinilai dengan skor derajat kerusakan setelah 28 hari pemberian ekstrak daun kenikir yang selanjutnya dianalisis secara statistik.Hasil : Terdapat perbedaan derajat kerusakan histopatologi jantung tikus yang signifikan pada semua kelompok perlakuan. KP2 mempunyai derajat kerusakan yang lebih ringan daripada KK- dan KP1.Kesimpulan : Pemberian ekstrak daun kenikir dapat mencegah derajat kerusakan otot jantung tikus putih model diabetes mellitus.
Formulasi Transdermal Patch Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.) dengan Basis Hydroxypropil Metilcellulose (HPMC) Viqi Kurnia Wardani; Dwi Saryanti
Smart Medical Journal Vol 4, No 1 (2021): Smart Medical Journal
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13057/smj.v4i1.43613

Abstract

Pendahuluan: Biji pepaya (Carica papaya L.) memiliki kandungan metabolit sekunder seperti flavonoid yang bersifat sebagai antioksidan.Ekstrak etanol biji pepaya diformulasikan menjadi transdermal patch untuk menghindari first pass effectdan menjaga bioavailabilitas obat dalam plasma selain itu flavonoid memiliki kelarutan yang rendah sehingga dibuatlah transdermal patch untuk meningkatkan biavailabilitasnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengukur konsentrasi HPMC yang dapat menghasilkan stabilitas fisik yang baik serta memiliki pengaruh pengaruh konsentrasi HPMC pada stabilitas fisik transdermal patch. Metode: Biji pepaya diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan etanol 95%. Ekstrak biji pepaya dibuat sediaan transdermal patch menggunakan polimer HPMC dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%.Sediaan patch yang diperoleh dilakukan pengujian termasuk organoleptis, keseragaman bobot, kekeringan, ketebalan, daya serap, ketahanan lipat, dan pH. Hasil dan Kesimpulan: Berdasarkan penelitian formulasi ekstrak biji pepaya pada sediaan transdermal patch menunjukkan bahwa penambahan HPMC memiliki pengaruh meningkatkan bobot, ketebalan, ketahanan lipat, dan daya serap kelembagaan. Transdermal patch dengan konsentrasi HPMC 1% memiliki struktur fisik yang lebih baik dibanding formula lain dengan bobot bercak kurang lebih 0,27 g, ketebalan bercak 0,01 mm, pengeringan 0% dan daya serap 12,01%. Kata kunci: Biji Pepaya, HPMC, Transdermal Patch. ABSTRAK Introduksi: Biji pepaya mengandung metabolit sekunder seperti flavonoid, yang merupakan antioksidan.Ekstrak etanolik pepaya (Carica papaya L.) diformulasikan menjadi patch transdermal untuk menghindari efek pass pertama dan pengawasan biji hayati obat dalam plasma selain itu flavonoid memiliki kelarutan yang rendah sehingga dibuat patch transdermal untuk meningkatkan bioavailabilitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur konsentrasi HPMC yang dapat menghasilkan gangguan fisik yang baik, serta melihat alarm alarm pada patch transdermal. Metode: Biji pepaya diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 95%. Pengujian yang dilakukan antara organoleptik lain, keseragaman bobot, kekeringan, ketebalan, ketahanan tahan, ketahanan lipat dan pH. Itu dibuat menjadi patch transdermal dengan polimer HPMC 1%, 2%, 3%.Hasil dan Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan HPMC berdampak pada peningkatan bobot, ketebalan, daya tahan lipat, dan daya serap. Menambal transdermal dengan konsentrasi HPMC 1%
Korelasi Kadar Asam Urat dan High-Mobility Group Box 1 Serum dengan Keparahan Stenosis Arteri Koroner Pasien Sindrom Koroner Akut: Tinjauan Sistematis Diding Heri Prasetyo; Sally Aman Nasution; Idrus Alwi; Murdani Abdullah
Smart Medical Journal Vol 4, No 1 (2021): Smart Medical Journal
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13057/smj.v4i1.48046

Abstract

Pendahuluan: Sindrom koroner akut (SKA) adalah gangguan yang mengancam jiwa yang tetap menjadi sumber morbiditas dan mortalitas yang tinggi meskipun ada kemajuan dalam pengobatan. Asam urat dan high-mobility group box 1 (HMGB1) keduanya berperan penting dalam patofisiologi SKA, tetapi interaksi kooperatif antara keduanya dalam kejadian keparahan stenosis arteri koroner pada SKA, belum sepenuhnya jelas.  Penelitian ini bertujuan untuk melakukan tinjauan sistematis maupun meta analisis untuk mensintesis hasil-hasil penelitian yang berbeda tersebut agar diperoleh data baru yang bersifat kuantitatif dan lebih akurat.  Metode: Protokol penelitian didaftarkan dengan PROSPERO (CRD42020210948) dan tinjauan sistematis mengikuti pedoman preferred reporting items for systematic reviews and meta-analyses (PRISMA), dengan menelusuri studi yang dipublikasikan dalam rentan waktu dari Januari 2010 hingga Mei 2020. Cochrane Library, Ebsco, Medline/PubMed, ProQuest dan Sience Direct adalah sumber dari studi yang dipublikasikan. Meta-analisis dilakukan untuk mensintesis korelasi antara kadar asam urat dan HMGB1 serum dan keparahan stenosis arteri koroner. Heterogenitas dinilai menggunakan I2, dan meta analisis menggunakan perangkat lunak Comprehensive Meta Analysis Version 3 (CMA3).Hasil: Lima studi (n = 601 pasien) diidentifikasi didapatkan korelasi antara kadar asam urat serum dan skor Gensini (r = 0,548; p <0,001) pada pasien SKA. Sedangkan, korelasi antara kadar HMGB1 serum dan skor Gensini pada pasien SKA didapatkan satu studi (n = 60 pasien) dengan nilai r = 0,588; p <0,001. Bias heterogenitas ditemukan dalam analisis, sedangkan bias publikasi tidak ditemukan.Kesimpulan: Keparahan stenosis arteri koroner pada pasien dengan SKA berkorelasi positip dengan kadar asam urat dan HMGB1 serum.
Pengaruh Kombinasi Guided Imagery dan Musik Klasik Terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Menjelang Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Dwi Surya Supriyana; Yeni Nur Rahmayanti; Yeni Ambarsari
Smart Medical Journal Vol 4, No 1 (2021): Smart Medical Journal
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13057/smj.v4i1.47903

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Objective Structured Clinical Examination (OSCE) merupakan metode untuk menguji kompetensi klinik secara obyektif dan terstruktur dalam bentuk putaran station dengan waktu tertentu. OSCE memunculkan perasaan takut, tegang, gelisah, sulit berkonsentrasi dan gangguan pencernaan pada mahasiswa. Guided Imagery yang dipadukan dengan intrumen musik klasik merupakan salah satu cara mengurangi kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Guided Imagery terhadap tingkat kecemasan mahasiswa menjelang OSCE.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental kuasi dengan pretest-posttest control group design. Sampel penelitian adalah seluruh mahasiswa aktif semester pertama (angkatan 2019) Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Mitra Husada Karanganyar sejumlah 32 orang dengan kriteria belum pernah mendapatkan terapi relaksasi Guided Imagery dan baru pertama kali menempuh OSCE. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan mendapatkan terapi kombinasi guided imagery dengan musik klasik selama 5 hari berturut-turut menjelang waktu pelaksanaan OSCE dengan durasi waktu 20 menit. Pengaruh guided imagery terhadap tingkat kecemasan dianalisis menggunakan uji statistik t independent.Hasil: Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan rata-rata antara tingkat kecemasan pada kelompok eksperimen pretest 62.19±1.83 dan posttest 54.88±1.78. Kelompok kontrol rata-rata pretest 62.50±2.22 dan posttest 63.00±1.93. Nilai p (CI 95%) < 0.05 (p=0.00) yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan Guided Imagery terhadap penurunan tingkat kecemasan.Kesimpulan: terdapat pengaruh siginifikan pemberian kombinasi guided imagery dengan musik klasik terhadap penurunan tingkat kecemasan mahasiswa semester pertama program studi keperawatan menjelang OSCE. Kata kunci: Guided Imagery, tingkat kecemasan, OSCE
Kultur Bakteri Positif pada Pasien dengan Perforasi Gaster di RSUD Dr. Moewardi Surakarta: Sebuah Studi Retrospektif Muhammad David Perdana Putra; Muhammad Singgih Nugraha; Agus Raharjo
Smart Medical Journal Vol 4, No 1 (2021): Smart Medical Journal
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13057/smj.v4i1.42828

Abstract

Pendahuluan: Perforasi gaster mengakibatkan kebocoran asam lambung kedalam rongga perut, sehingga berkembang menjadi peritonitis kimia. Infeksi bakteri dapat menyertai peritonitis dengan mayoritas patogen penyebab infeksi adalah Enterobactericeae Sp., Stretococcus Sp., dan Bacteroides Fragilis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penderita perforasi gaster dengan kultur bakteri positif di RSUD Dr. Moewardi.Metode: Pasien diobservasi secara retrospektif dari rekam medis pasien yang didiagnosis perforasi gaster dalam kurun waktu 2017 - 2018.Hasil: Dalam 2017-2018 ditemukan 84 pasien, 13 diantaranya hasil pemeriksaan kultur positif, onset dilakukan operasi lebih dari 12 jam pada 10 pasien (77%) wanita, 3 pasien (23%) Laki-laki. Sembilan pasien (69%) diatas umur 40 th, 4 pasien (31%) dibawah 40 th. Berdasarkan letak perforasi, 1 pasien (8%) di Antrum, 10 pasien (77%) di pylorus dan 2 pasien (15%) di curvatura mayor. Jenis bakteri yang ditemukan Staphilococcus Epidermidis 4 pasien (30%), Staphilococcus Haemoliticus 5 pasien (40%) dan Enterobacter chloacae 4 pasien (30%).Kesimpulan: Didapatkan 13 pasien pemeriksaan kultur positif. Tidak ditemukan jenis bakteri yang dominan. Introduction: Gastric perforation results in leakage of stomach acid into the abdominal cavity, thus developing into chemical peritonitis. Bacterial infections can accompany peritonitis with the majority of pathogens causing infection are Enterobactericeae sp., Streptococcus sp., and Bacteroides fragilis. This study aims to determine the profile of patients with gastric perforation with positive bacterial culture in Dr. Moewardi Hospital Surakarta.Methods: Patients were observed retrospectively from the medical records of patients diagnosed with gastric perforation in the period 2017 - 2018.Results: In 2017-2018 84 patients were found, 13 of them were positive culture results, the onset of surgery was more than 12 hours in 10 patients (77%) female, 3 patients (23%) male. Nine patients (69%) were over 40 years old, 4 patients (31%) were under 40 years old. Based on the perforation location, 1 patient (8%) in antrum, 10 patients (77%) in pylorus and 2 patients (15%) in curvatura major. The types of bacteria found were Staphylococcus epdermidis in 4 patients (30%), Staphylococcus haemoliticus in 5 patients (40%) and Enterobacter chloacae in 4 patients (30%).Conclusion: There were 13 positive culture examination patients. No dominant bacterial type was found.Keywords: retrospective, gastric perforation, infection, bacterial culture
Association of CXCR4 mRNA Expression with Clinicopathological Aspects of Invasive Breast Carcinoma Novan Adi Setyawan; Didik Setyo Heriyanto; Naomi Yoshuantari; Irianiwati Irianiwati
Smart Medical Journal Vol 4, No 1 (2021): Smart Medical Journal
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13057/smj.v4i1.46870

Abstract

ABSTRACT BackgroundBreast cancer is the most common malignancy in women of which majority histological type is Invasive (Ductal) Carcinoma of No Special Type (NST). The prognosis in breast carcinoma is influenced by many factors such as age, tumor size, degree of histology, and lymph node metastasis. Another factor in the development and metastasis of breast cancer is the chemokine receptor CXCR4 and its ligand, CXCL12. Studies state that the expression of CXCR4 in Breast Invasive Carcinoma associated with clinicopathologic aspects remain unclear. This study aims to determine differences in the level of CXCR4 mRNA expression between clinicopathologic aspects in breast carcinoma..MethodA total of 50 samples of formalin-fixed paraffin-embedded (FFPE) tissues diagnosed as invasive breast carcinoma (NST) are used in this study. Samples are divided into groups, namely with and without lymph node metastasis, age <45 years and> 45 years, small and large size, low grade and high grade. CXCR4 mRNA expression is quantitatively examined by qRT-PCR. CXCR4 mRNA expression differences between various clinicopathologic aspects were analyzed by One-Way ANOVAResultOf the 50 samples, 26 samples (52%) revealed increased expression of CXCR4 mRNA compared to normal tissue. There were no significant differences in mRNA expression of  CXCR4 between various prognostic factors (p> 0.05) such as the status of lymph node metastasis, histologic grading, size, and age. However, the expression of CXCR4 mRNA is increased in breast carcinoma when compared to normal breast tissue. Nonetheless the level of CXCR4 expression alone is not associated to clinicopathologic aspects in invasive breast carcinoma.ConclusionCXCR4 mRNA expression did not differ significantly between the various clinicopathological aspects of invasive breast carcinoma. Keyword: invasive breast carcinoma, mRNA of CXCR4, Clinicopathologic aspects 
Hubungan Mekanisme Koping Dengan Skor Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Keterampilan Medik Pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter Universitas Mataram Nurrahmasia Nurrahmasia; Emmy Amalia; Dian Puspita Sari
Smart Medical Journal Vol 4, No 1 (2021): Smart Medical Journal
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13057/smj.v4i1.47695

Abstract

Latar Belakang: Kecemasan merupakan suatu gejala yang timbul dari konflik bawah sadar yang tidak terselesaikan. Kecemasan ujian merupakan kecemasan antisipatif yang timbul ketika menghadapi situasi ujian.Setiap individu memiliki cara ataupun mekanisme koping yang berbeda dalam menghadapi masalahnya. Penggunaan mekanisme koping yang sesuai membantu seseorang beradaptasi terhadap perubahan atau beban yang dihadapi, termasuk beban belajar menghadapi ujian.Penelitian ini meneliti hubungan antara mekanisme koping dengan skor kecemasan mahasiswa program studi pendidikan dokter dalam menghadapi ujian keterampilan medik, serta korelasi antara skor kecemasan dengan nilai ujian.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Responden penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Mataram tahun pertama dan kedua. Datamekanisme koping diambil dengan menggunakan instrumen Brief COPE, sementara data kecemasan diambil menggunakan instrumen PTA (Performance Test Anxiety). Keduanya telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dan diuji validitas dan reliabilitasnya.Uji statistik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney dan uji Spearman. Hasil: Sebanyak 207 mahasiswa berpartisipasi dalam penelitian ini. Skorkecemasan mahasiswadidapatkan70.00 (31-94)dan 83.1% menggunakanProblem Focused Coping. Penggunaan Problem focused coping berhubungan signifikan dengan skor kecemasan yang lebih rendah(p=0,032). Tidak terdapat hubungan antara skor kecemasan dengan hasil ujian keterampilan medik pada mahasiswa tahun pertama maupun kedua (p > 0.05)Simpulan: Jenis mekanisme koping yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa fakultas kedokteran universitas mataram adalah problem focused coping dan jenis mekanisme koping ini berhubungan dengan skor kecemasan ujian yang lebih rendah.Kata Kunci: Kecemasan Ujian, Mekanisme Koping, Keterampilan MedikBackground: Anxiety is a symptom that arises from unfinished subconscious conflicts. Exam anxiety is anticipatory anxiety experienced when student in an examination situation.  Each individual has a different coping mechanism in dealing with the problem.The use of appropriate coping mechanism helps individuals adapt to the changes or burden they face, including studying for exams. This study examined the relationship between coping mechanisms and anxiety score of medical students in facing clinical skills exam, as well as the correlation between anxiety score and clinical skills exam score.Methods:This study used a cross-sectional design. The study subjects were first and second year medical students at the Faculty of Medicine, Universitas Mataram. Coping mechanism data were obtained using the Brief COPE Inventory, while anxiety data were obtained using the Performance Test Anxiety (PTA). Both questionnaires have been translated into Bahasa Indonesia andtested for validity and reliability. The statistical test used in this study were the Mann-Whitney test and the Spearman test. Results: A total of 207 students participated in this study. The participants’ anxiety score was 70.00 (31-94)and 83.1% using Problem Focused Coping. The use of Problem Focused Copingwas significantly associated with lower anxiety score (p=0.032). There was no relationship between anxiety score and clinical skills examination results for the first and second year student (p > 0.05).Conclusion: The use of Problem Focused Coping was prevalent among the first and second year students participated in this study and this coping mechanism was associated with lower exam anxiety score.Keyword: Exam anxiety, coping mechanism, medical skill exam.

Page 1 of 1 | Total Record : 7