cover
Contact Name
Jatmiko
Contact Email
jatmiko@unpkediri.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jme.nusantara@unpkediri.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota kediri,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Math Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Matematika
ISSN : 24599735     EISSN : 25809210     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
The aim of this journal is to publish high quality research in mathematics education including teaching and learning, instruction, curriculum development, learning environments, teacher education, educational technology, educational developments, from many kinds of research such as survey, research and development, experimental research, classroom action research, etc.
Arjuna Subject : -
Articles 150 Documents
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK NAHDHATUL ULAMA PACE NGANJUK Jatmiko Jatmiko
Jurnal Math Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Matematika Vol 1 No 2 (2015)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.437 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas X SMK NU Pace Kabuptaen Nganjuk. Penelitian inimerupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Pengumpulan  datadilakukan dengan menggunakan metode kuesioner/angket tentang motivasi belajarsiswa,  dan dokumentasi berupa nilai tes ulangan semester genap siswa semestergenap tahun 2013/2014. Analisis data menggunakan perangkat lunak SPSS forWindows v.21.0 (Statistic Programme for Social Scient) for Windows, dan dasarpengambilan keputusan dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significanted).Berdasarkan hasil análisis diperoleh kesimpulan bahwa: (1). Motivasi belajarmatematika siswa kelas X SMK NU Pace dengan klasifikasi rendah sebanyak 11,1%,responden dengan klasifikasi cukup sebanyak 64,4%, dan responden dengan klasifikasitinggi sebanyak 24,4%. (2). Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasibelajar siswa dengan hasil belajar matematika siswa dengan nilai  = 0,322 > =0,288.Kata kunci: motivasi belajar, hasil belajar
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DITINJAU MENURUT GENDER SISWA SD NEGERI TAROKAN KEDIRI Yuni Katminingsih; suryo widodo
Jurnal Math Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Matematika Vol 1 No 1 (2015)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.499 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui: (1) bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar menggunakan model PBM lebih baik daripada model pembelajaran konvensional; (2) perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa ditinjau menurut gender; (3) Apakah ada interaksi antara model pembelajaran berdasarkan masalah dengan gender terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Berdasarkan eksperimen diperoleh hasil bahwa (1) kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran PBM lebih baik daripada model pembelajaran konvensional, (2) kemampuan berpikir kreatif matematis siswa laki-laki lebih baik daripada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa perempuan; (3) ada interaksi antara model PBM v.s. pembelajaran konvensional dengan gender terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Kata Kunci: Pembelajaran berdasarkan masalah, berpikir kreatif matematis, gender.
Identifikasi Aspek Kemampuan Berfikir Kreatif Pada Soal Matematika Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas IV Tema 9 Palupi Sri Wijayanti
Jurnal Math Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Matematika Vol 4 No 2 (2018): JMEN : Jurnal Math Educator Nusantara
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.935 KB) | DOI: 10.29407/jmen.v4i2.11776

Abstract

Kemampuan berfikir kreatif merupakan hal yang aharus dikembangkan dalam pembelajaran di kelas. Hal ini berdasarkan pada amanat peratuaran menteri pendidikan dan kebudayaan. Pembelajaranyang dapat memberikan pengalaman untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif siswa terangkum dalam kompetensi ketrampilan yaitu pada kompetensi dasar keempat. Namun demikian pembelajaran di kelas harus terdapat materi dan masalah yang dapat memunculkan kemampuan berfikir kreatif siswa. Pada kurikulum 2013, pembelajaran pada kelas 4 SD yaitu tematik sehingga tidak ada pemisahan mata pelajaran. Namun demikian, guru harus dapat memberikan pengalaman yang terbaik bagi siswa dalam mengembangkan kemampuan berfikir kreatif untuk permasalahan-permasalah yang dianggap susah oleh siswa antara lain soal matematika. Oleh karena itu perlu mengidentifikasi aspek kemampuan berfikir kreatif yang ada pada soal matematika dalam buku tematika terpadu kurikulum 2013. Aspek-aspek kemampuan berfikir kreatif adalah berfikir luwes (flexiblelity), asli (originality), rinci (elaboration), fasih (fluency). Pada buku tematik kelas 4 tema 7 terdapat 3 materi soal matematika yang bertujuan untuk melatih siswa dapat memahami dan menginterpretasikan laporan berdasarkan data-data yang diperoleh. Beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir kreatif ada pada pelajaran 1, 2, dan 4. The ability to think creatively is something that must be developed in classroom learning. This is based on the mandate of the ministry of education and culture. Learning that can provide experience to develop students' creative thinking skills are summarized in skills competency, namely in the fourth basic competency. However, classroom learning must have material and problems that can bring students' creative thinking skills. In the 2013 curriculum, learning in grade 4 elementary school is thematic so there is no separation of subjects. However, the teacher must be able to provide the best experience for students in developing the ability to think creatively for problems that are considered difficult by students, among others, math problems. Therefore, it is necessary to identify aspects of creative thinking skills that exist in mathematics problems in the integrated curriculum in the 2013 curriculum. The aspects of creative thinking ability are flexible thinking, originality, elaboration, fluency. In the thematic book grade 4 theme 7 there are 3 math problem materials that aim to train students to understand and interpret reports based on the data obtained. Some activities that can develop creative thinking skills are in lessons 1, 2 and 4.
INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA DALAM MODEL PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI (Studi Eksperimen di Jurusan Tadris Matematika) widodo winarso
Jurnal Math Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Matematika Vol 2 No 02 (2016): volume 2 no 2 tahun 2016
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.373 KB)

Abstract

Department of Mathematics education curriculum implementation Based KKNI who have not provided the container development of character education for students. This can be seen from the learning process in college that still relies on aspects of increased knowledge. Achievement of learning on aspects of attitudes / values ​​still are administrative without being pushed on the feasibility of value investment education daily life. Applied learning models are still oriented to conventional learning eg discussions, lectures, discussion and assignment. It is necessary to present innovations in the learning model for students. Model-oriented learning in the context of nationalism (educational values ​​Ki Hadjar Dewantara). so that by applying the learning model of value investment Ki Hajar Dewantara education can increase educational purposes at universities. The method used in this study is quasi-experimental design with a Two-Group Test post-only design. The population in this study that students of Department of Mathematics Education. The sample research nonprobability sampling using purposive sampling technique. Experiments in which the class is used as the Class A total of 39 students and the class is a class B control as many as 33 students. Results of research dianataranya that the student response to the application of learning models planting educational values ​​Ki Hadjar Dewantara is quite good. Students learning attitude was quite good with a big achievement average score of 64.41. Effect of application of learning models planting educational values ​​Ki Hadjar Dewantara attitude towards learning in mathematics education majors and significant effect on average there are differences in learning outcomes experimental class is higher than population control class learning outcomes. It states that the application of learning models planting educational values ​​Ki Hadjar Dewantara effectively implemented in the Department of Mathematics Education.
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas XI SMA Istiqomah Bandung Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah Asep Wildan; Chandra Novtiar
Jurnal Math Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Matematika Vol 4 No 1 (2018): JMEN : Jurnal Math Educator Nusantara
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.953 KB) | DOI: 10.29407/jmen.v4i01.12001

Abstract

In purpose of learning mathematics exist one aspect must be improved is mathematical problem solving ability. But in fact, a level of students’ ability in pertained to weak. A trigonometry is one of the material which is quite difficult understood students XI grade in SMA ISTIQOMAH Bandung. It is need to be held a solution in learning that is using Problem Based Learning (PBL). This research using the method classroom action research with two cycles, which each cycles has two meetings. At the end of each cycle, students are given a written test in the form of a description. The result of research, show an increase on the mathematical problem solving ability by applying PBL. Seen from the results of the average score on each cycle, pre-cycle results with a score 37, in cycle one the score becomes 69 (42,30%), and in cycle two the score becomes 77 (69,23%).
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL DITINJAU DARI GENDER Wasilatul Murtafiah
Jurnal Math Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Matematika Vol 2 No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.223 KB)

Abstract

Untuk mengajarkan komunikasi matematika yang baik kepada siswa maka seorang guru harus memiliki kemampuan komunikasi matematika yang baik terlebih dahulu terutama dalam menyelesaikan masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematika mahasiswa calon guru matematika laki-laki dan perempuan dalam menyelesaikan masalah persamaan diferensial.Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif jenis deskriptif eksploratif. Subjek penelitian adalah satu mahasiswa calon guru matematika laki-laki dan satu mahasiswa calon guru matematika perempuan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes tertulis, penyampaian tes secara lisan, dan wawancara mendalam. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi waktu. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi serta penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematika mahasiswa perempuan baik secara tertulis maupun lisan dalam menyelesaikan masalah persamaan diferensial lebih baik jika dibandingkan dengan mahasiswa laki-laki.Kata Kunci: Kemampuan Komunikasi Matematika, Menyelesaikan Masalah, Persamaan Diferensial, Gender
Efektivitas Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning ( CTL ) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Kuliah Geometri Ruang koryna aviory
Jurnal Math Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Matematika Vol 3 No 2 (2017): JMEN : Jurnal Math Educator Nusantara
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.21 KB) | DOI: 10.29407/jmen.v3i2.11804

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih efektif daripada model pembelajaran kooperatif terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Geometri Ruang. Sampel penelitian adalah A1 yang dikenai model pembelajaran CTL dan A3 yang dikenai model pembelajaran kooperatif. Sebelum dilakukan penelitian, kedua kelas dilakukan uji kesetimbangan dengan prasyarat uji normalitas dan homogenitas. Hasil dari uji kesetimbangan menyatakan bahwa kelas dalam keadaan setimbang, dengan p-value = 0,271 > = 0,05. Data posttest dianalisis dengan statistik parametrik (independent sample t-test), dengan asumsi normal dan homogen. Hasil penelitian dengan statistik uji t-test menyatakan bahwa rerata nilai kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan rerata kelas kontrol, p-value = 0,008 < = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih efektif daripada model pembelajaran kooperatif terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika pada mata kuliah Geometri Ruang. Kata kunci : CTL dan pemahaman konsep
PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMECAHKAN MASALAH BERBENTUK SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN GAYA BELAJAR Mohammad Faizal Amir
Jurnal Math Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Matematika Vol 1 No 2 (2015)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.228 KB)

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses berpikir kritis siswa sekolah dasardalam memecahkan masalah berbentuk soal cerita berdasarkan perbedaan gaya belajar(visual, auditori, dan kinestetik) siswa. Identifikasi proses berpikir didasarkan atas langkahlangkahberpikir kritis IDEALS yakni Identify, Define, Enumerate, Analyze, List, dan SelfCorrect.Subjek penelitian terdiri dari 1 siswa yang masing-masing memiliki gaya belajarvisual, auditori, dan kinestetik yang tertinggi. Instrumen penelitian meliputi peneliti, tesberpikir kritis, tes gaya belajar, dan pedoman wawancara. Teknik pengumupulan data yangdigunakan terdiri dari tes, wawancara, dan observasi. Oleh karena itu, triangulasi yangdigunakan adalah triangulasi teknik. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data,penyajian data, dan pengambilan simpulan. Proses berpikir kritis siswa visual, auditori, dankinestetik pada langkah identify dan define memiliki kesamaan dalam memecahkan masalahberbentuk soal cerita. Perbedaan proses berpikir kritis tersebut paling menonjol terlihatpada langkah enumerate, analyze, list dan self-corret. Perbedaan tersebut terletak pada caradan jawaban yang dipilih berdasarkan fakta dan alasan logis yang diberikan, perbedaan yanglain terletak pada ketelitian siswa dalam memeriksa kembali jawaban yang diperoleh. Siswakinestetik dapat dikatakan memiliki proses berpikir kritis lebih baik dibandingkan siswa visualdan auditori pada langkah Enumerate, Analyze, List, dan Self-Correct. Sementara, siswaauditori dapat dikatakan memiliki proses berpikir kritis lebih baik dibandingkan siswa visual.Siswa visual cenderung melihat fokus permasalahan dan menganalisa jawaban berdasarkangambar. Siswa auditori seringkali membaca soal dan jawaban kembali agar dapatmenyebutkan fokus permasalahan, apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, danmenganalisa permasalahan. Sementara siswa kinestetik melakukannya dengan menggerakgerakkananggota badan dan pensil untuk menentukan fokus dan menganalisapermasalahan.Kata Kunci : Proses Berpikir Kritis, Pemecahan Masalah, Soal Cerita Matematika, GayaBelajar
APLIKASI METODE BEDA HINGGA SKEMA EKSPLISIT PADA PERSAMAAN KONDUKSI PANAS Bambang Agus Sulistyono
Jurnal Math Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Matematika Vol 1 No 1 (2015)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.156 KB)

Abstract

Paper ini mengkaji bentuk numerik dari persamaan konduksi panas yang model matematikanya berbentuk persamaan diferensial parsial tipe parabolik dengan menggunakan metode beda hingga skema eksplisit. Dikaji pula stabilitas skema tersebut dengan cara mengambil beberapa nilai . Dari kajian ini diperoleh bahwa skema eksplisit akan memberikan hasil yang baik (stabil) bila  cukup kecil atau kondisi hitungan akan stabil bila nilai  . Kata kunci: pdp parabolik, metode beda hingga, skema eksplisit, stabilitas
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP Dalam Memecahkan Masalah Open-Ended Pada Materi Bangun Datar Nafi'atuz Zahro; Makbul Muksar; sukoriyanto sukoriyanto
Jurnal Math Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Matematika Vol 4 No 2 (2018): JMEN : Jurnal Math Educator Nusantara
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.464 KB) | DOI: 10.29407/jmen.v4i2.12108

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa MTs. Negeri 6 Banyuwangi dalam menyelesaikan masalah open-ended pada materi bangun datar. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari empat siswa sesuai dengan Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif (TKBK) yang diperoleh dari hasil pengerjaan 28 siswa kelas VIIA melalui masalah open-ended materi bangun datar. Indikator TKBK yang digunakan adalah fluency, flexibility, dan novelty. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik tes masalah open-ended materi bangun datar dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian dari 28 siswa, diperoleh tiga tingkatan berpikir kreatif yaitu TKBK 0 (tidak kreatif), TKBK 1 (kurang kreatif), dan TKBK 3 (kreatif). Kata Kunci: kreatif; open-ended; bangun datar

Page 1 of 15 | Total Record : 150