cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Rekayasa Hijau
ISSN : 25794264     EISSN : 25501070     DOI : -
Jurnal Rekayasa Hijau diterbitkan 3 kali dalam satu tahun. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan kajian analisis di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, desain dan kebijakan ramah lingkungan.
Arjuna Subject : -
Articles 244 Documents
Keragaan Usaha dan Nilai tambah Pada Agroindustri Keripik Tike (Studi Kasus di Desa Jumbleng Kecamatan Losarang Indramayu) Djuwendah, Endah
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.302 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v2i1.2037

Abstract

ABSTRAKKeripik tike merupakan pangan lokal tradisional dari Kabupaten Indramayu yang berasal dari umbi tumbuhan Tike (Eleocharis dulcis Brumn f). Tike merupakan tumbuhan rawa pasang surut sulfat masam. Tanaman ini memiliki manfaat kesehatan karena mengandung Zat antibiotik puchiin dan vitamin C. Usaha pengolahan keripik tike memiliki peran penting dan potensial untuk dikembangkan karena mampu memberikan nilai tambah dari umbi tike menjadi komoditas pangan yang khas (local spesifik), memiliki cita rasa enak, bermanfaat bagi kesehatan, menciptakan kesempatan kerja dan memberikan pendapatan bagi masyarakat. Oleh karena itu cukup potensial untuk berkembang. Namun hingga saat ini usaha keripik tike belum berkembang secara luas karena terkendala oleh berbagai faktor diantaranya keterbatasan bahan baku, permodalan dan wilayah pemasaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis keragaan usaha dan nilai tambah agroindusti keripik tike yang berada di desa Jumbleng Kecamatan Losasang Kabupaten Indramayu. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknis penelitiannya berupa studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengadaan bahan baku umbi tike diperoleh dari Kabupaten Bekasi dan Cilacap dengan harga berkisar Rp 16.000 s,d 18.000 per Kg. Terjadi keterbatasan bahan baku tike saat peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan. Tenga kerja yang digunakan berasal dari desa setempat dan berjumlah 2-6 orang per unit usaha dengan sistem upah harian. Modal penyedia bahan baku terdiri dari modal pribadi dan modal pinjaman. Pengolahan keripik tike melalui proses pencucian, perendaman, penyangraian, penumbukan, penjemuran, penggorengan dan pengemasan. Pemasaran Keripik tike dilakukan oleh pedagang perantara yaitu penyalur dan pengecer dengan harga jual berkisar Rp 2000 – 10,000 untuk pemasaran langsung kemasan kecil dan Rp 80.000 s.d 90.000/kg untuk pemasaran tidak langsung melalui penyalur. Wilayah pemawaran keripik tike umumnya di wilayah Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Kapasitas produksi keripik tike rata-rata 50 kg umbi tike per proses produksi dengan tingkat konversi produk akhir mencapai 0,96. Nilai tambah per kilogam bahan baku adalah Rp 35.320, rasio nilai tambah 45,99 % dan keuntungan per nilai tambah adalah 30,36 %. Margin balas jasa terhadap faktor produksi paling besar dimiliki oleh keuntungan pengrajin yaitu 57,16 %, pendapatan tenaga kerja sebesar 29,41% dan sisanya 13,43% merupakan balas jasa terhadap sumbangan input lain.Kata kunci: Keripik tike, keragaan usaha, nilai tambahABSTRACTTike Chips is a traditional local food from Indramayu Regency derived from tuber Tike (Eleocharis dulcis Brumn f). Tike is a sulphurous acid wet tidal swamp. This plant has health benefits because it contains Puchiin antibiotic and vitamin C. Tike chips processing business has an important role and potential to be developed because it can provide added value from tike bulb to be a specific local food commodity, has good taste, beneficial for health, creating employment opportunities and providing income for the community. It is therefore quite potential to develop. However, until now the business of tike chips has not developed widely due to constrained by various factors such as limited raw materials, capital and marketing area. The purpose of this research is to analyze business performance and value added agroindustry tike chips that located in Jumbleng Village, Subdistrict of Losasang of Indramayu Regency. The research method used is descriptive qualitative with technical research in the form of case study. The results of research shows that the procurement of tike tuber raw material is obtained from Bekasi and Cilacap regencies with prices ranging from Rp 16.000 s, d 18,000 per kg. There is a limitation of tike raw materials during the transition from dry season to rainy season. Working tillers are from local villages and numbered of 2-6 people per business unit with daily wage system. Capital providers of raw materials consist of personal capital and loan capital. Processing of tike chips through washing process, immersion, roasted, collision, drying, frying and packaging. Marketing Chips tike is done by intermediary traders ie dealers and retailers with selling prices ranging from Rp 2000 - 10,000 for direct marketing of small packaging and Rp 80.000 s.d 90.000 / kg for indirect marketing through distributors. Tike chips offer areas generally in the districts of Indramayu and Cirebon. The production capacity of tike chips averages 50 kg of tike bulbs per production process with a final product conversion rate of 0.96. The added value per kilogram of raw materials is Rp 35,320, the value added ratio is 45.99% and the profit per added value is 30.36%. The greatest profit margin for the factor of production is owned by the craftsman's profit of 57.16%, the employment income of 29.41% and the remaining 13.43% representing the remuneration to other input contributions.Keywords: Tike chips, business performance, added value
Kajian Teori Integral dalam Efektivitas Transformasi Kesadaran Lingkungan pada Bangunan Berkelanjutan Subkiman, Anwar
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.342 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v1i2.1632

Abstract

ABSTRAKPenerapan Prinsip Bangunan Hijau dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik, terutama di kemudian hari. Lingkungan binaan yang diciptakannya mendorong kesejahteraan masyarakat yang dilingkupinya. Namun, perilaku desainnya baru semata penyelesaian teknis terhadap permasalahan krisis lingkungan yang tengah kita hadapi. Di sini, diperlukan juga peran perilaku manusianya yang juga berkesadaran lingkungan[1]. Perilaku desain, karena sifat teknisnya, cenderung akan mengalami kegagalan dalam masa penggunaannya. Untuk itu diperlukan kemantapan kesadaran lingkungan masyarakat untuk menjaga Perilaku Desain Hijau tetap berlangsung. Peran desainer tidak hanya selesai pada solusi teknis tetapi juga hendaknya mempertimbangkan faktor manusianya untuk mencapai kesadaran terhadap lingkungan. Untuk mewujudkan tujuan ini, desainer dapat melakukan pendekatan dari empat perspektif Kuadran AQAL Teori Integral dengan Dinamika Spiral manusia sebagai aspek psikologisnya. Kuadran AQAL memetakan permasalah penerapan Desain Hijau dan menguraikan proses interaksi antara perilaku desain dengan perilaku kesadaran manusianya sebagai model stimulus – respon. Diharapkan proses argumentatif perilaku desain dalam mengintervensi kesadaran lingkungan masyarakat dapat tercapai secara efektif.Kata kunci: Bangunan Hijau, Teori Integral, Dinamika Spiral, kesadaran lingkungan. ABSTRACTGreen Building Principles was applied to make we have a better life, especially in the future. Built enviroment that it created encourages well-being of its people. Design Behavior just solved the problem of enviroment crisis with the technical aspect. Also, we need role of human behavior with environmental consciousness. As technical aspect, Design Behavior has tend to failure operation. Therefore, the environmental consciousness people can be able to preserve Green Design Behavior. The designer should be not only solve the problems with technical aspects but also consider human factors to achieve they environmental consciousness. To get this goal, designer can make approach with four perspectives of AQAL and Spiral Dynamics integral. AQAL maps the problems of Green Design applied then analyze the proses of interaction between Design Behavior and people consciousness behavior as stimulus – response model. We hope that Design Behavior can take a role to make argumentative proses to intervent people reach they environmental consciousness effectively.Keywords: green building, Integral Theory, Spiral Dinamic, environmental consciousness. 
Pengaruh Komposisi Media Pertumbuhan Terhadap Produksi Scleroglucan Pada Fermentasi Aerob Sclerotium rolfsii InaCC F-05 Moehady, Bintang Iwhan; Djena, Nancy Siti
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 2, No 3 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.662 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v2i3.2511

Abstract

ABSTRAKScleroglucan adalah Eksopolisakarida yang dihasilkan dari fermentasi jamur Sclerotium rolfsii (S.rolfsii) dan telah digunakan di berbagai negara maju sebagai bahan pengental, industri makanan, farmasi, minyak dan industri lainnya. Berdasarkan hasil pengujian pada hewan tikus dalam jangka pendek dan panjang, scleroglucan tidak bersifat toksik dan tidak menunjukkan efek samping yang signifikan. Di Indonesia scleroglucan ini belum dikenal, lain halnya dengan jamur S. rolfsii yang lebih dikenal sebagai salah satu jamur patogen yang menyebabkan beberapa penyakit pada tanaman. Penyakit yang dihasikan oleh S.rolfsii merupakan penyakit potensial khususnya pada tanaman kedelai karena bila terserang akan mati serta patogen dan dapat bertahan lama di dalam tanah dalam bentuk sklerotia. Sehingga berbagai penelitian yang telah dilakukan di Indonesia hanya terbatas pada pencegahan, pengendalian dan karakterisasi dalam mengurangi sifat patogen dari S. rolfsii tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menentukan komposisi media pertumbuhan S. Rolfsii InaCC F-05 untuk menghasilkan scleroglucan menggunakan substrat hidrolisat tepung tapioka. Dalam penelitian ini scleroglucan dibuat dalam media PDB dan media PDB termodifikasi yang masing masing menggunakan substrat dari gula cair 7% pada 28oC, pH 5, pengadukan 180 rpm dengan waktu fermentasi S.rolfsii masing masing 46 dan 68 jam secara aerob. Hasil analisis FTIR menunjukkan bahwa scleroglucan hasil penelitian mempunyai puncak serapan pada 3408, 2933, 1633, 1408 dan 1031- 1151 cm-1. Puncak puncak serapan ini secara kualitatif telah sesuai dengan puncak serapan scleroglucan pada literatur. Secara keseluruhan dapat disebutkan bahwa S. rolfsii yang ditumbuhkan dalam media PDB termodifikasi dengan menggunakan substrat gula cair 7% telah berhasil memproduksi scleroglucan dengan yield dan konversi tertinggi masing masing sebesar 15,0805 g/L dan 21,5400%. Scleroglucan yang diperoleh mempunyai viskositas 1,9358 - 3,6579 cP. Nilai ini sudah memenuhi kriteria untuk dijadikan bahan campuran pada industri kimia.Kata kunci : S.rolfsii, scleroglucan, fermentasi.ABSTACTScleroglucan is an Exopolisaccharide produced from the fermentation of Sclerotium rolfsii (S.rolfsii) and has been used in many developed countries as a thickener, food, pharmaceutical, oil and other industries. Based on the results of tests on rats in the short and long term, it was found that scleroglucan is not toxic and have not shown significantly side effects. Scleroglucan is not well known in Indonesia, unlike fungus S. rolfsii which is better known as one of the pathogenic fungi that causes diseases in plants, especially in soybean crops where it will die and the pathogen can survive for a long time in the ground in the form of sclerotia. This is why the various studies that have been conducted in Indonesia are limited to prevention, control, and characterization in reducing the pathogenic of S. rolfsii. The objective of this study was to determine the growth media composition of S. Rolfsii InaCC F-05 to produce scleroglucan using tapioca starch hydrolysate substrate. In this study scleroglucan was made in PDB and modified PDB media, each using a substrate of 7% liquid sugar at 28oC, pH 5, stirred at 180 rpm with fermentation time of 46 and 68 hours in aerobic method. Based on FT-IR analysis showed that scleroglucan of this study had an absorption peak at 3408, 2933, 1633, 1408 and 1031 to 1151 cm-1. This absorption peak corresponds to the peak of scleroglucan uptake in the literature. Overall it can be concluded that S. rolfsii grown in modified PDB medium using a 7% liquid sugar substrate has succeeded in producing scleroglucan with the highest yield and conversion of 15.0805 g/L and 21.5400% respectively. The obtained scleroglucan has a viscosity of 1.9358 - 3.6579 cP. These value has met the criteria in the chemical industry.Keywords: S.rolfsii, scleroglucan, fermentation.
Studi Perubahan Garis Pantai Berdasarkan Interpretasi Citra Satelit Landsat dan Perhitungan Rasio Lahan di Wilayah Pesisir Indramayu Jawa Barat Maryanto, Thonas Indra; Windupranata, Wiwin; Bachri, Samsul
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1106.41 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v1i1.1332

Abstract

ABSTRAKWilayah pesisir sebagai kawasan peralihan yang menghubungkan ekosistem darat dan ekosistem laut, sangat rentan terhadap kerusakan dan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai aktifitas manusia di darat maupun di laut. Kabupaten Indramayu merupakan salah satu wilayah di Pesisir Utara Jawa Barat yang mengalami kerusakan paling parah diantara seluruh kabupaten di wilayah pesisir Utara Jawa Barat serta memiliki penggunaan lahan pesisir yang cukup lengkap mulai dari pemukiman, persawahan, tambak, dan industri (PLTU dan MIGAS)..Besarnya perubahan garis pantai yang meliputi abrasi dan sedimentasi diturunkan dari data citra satelit Landsat wilayah pesisir Kabupaten Indramayu tahun 1994-2009 dengan metode komposit RGB 4, 5, 7 dan Metode AGSO kemudian dilakukan proses digitasi.. Luas abrasi di 11 Kecamatan Pesisir Indramayu dari tahun 1994 – 2009 sebesar 3900,41 Ha dengan laju abrasi rata-rata sebesar 23,64 Ha/ tahun dan Luas sedimentasi sebesar 650,29 Ha dengan laju sedimentasi rata-rata sebesar 4,81 Ha/tahun. Hasil perhitungan regresi terhadap rasio lahan penduduk untuk tahun 2015 sebesar 0,07 Ha/ jiwa dan menurun pada tahun 2025 menjadi 0,05 Ha/jiwa .Rasio lahan petani untuk tahun 2015 sebesar 0,66 Ha/petani dan menurun menjadi 0,55 Ha/petani di tahun 2025.Kata Kunci : Pesisir indramayu, citra satelit, abrasi dan sedimentasi, Rasio lahanABSTRACTCoastal areas as a transitional region connecting the land ecosystems and marine ecosystems, are vulnerable to damage and changes caused by various human activities on land and at sea. Indramayu regency is one of the areas in the North Coast of West Java is the most severely damaged among all districts in the northern coast of West Java and has a coastal land use complete enough from residential areas, wet rice fields, ponds, and industrial (power plant and Gas). The number of change in coastal line include erosion and sedimentation derived from Landsat satellite image data coastal areas of Indramayu district in 1994-2009 with the composite method RGB 4, 5, 7 and methods AGSO then do the digitization process. The extent of abrasion in 11 districts of the coastal Indramayu from 1994 - 2009 are 3900.41 hectares with average abrasion rate of 23.64 ha / year and sedimentation area of 650.29 hectares with an average sedimentation rate of 4.81 ha / year. Results of regression calculations to land ratio for the 2015 population of 0.07 ha / life and decreased in 2025 to 0.05 hectares /life .Rasio farmers' fields for 2015 of 0.66 ha / farmer and decreased to 0.55 Ha / farmers in 2025. Keywords: Coastal area of indramayu, satellite imagery, erosion and sedimentation, land Ratio
Kajian Daya Tampung Sungai Citarik Provinsi Jawa Barat Wardhani, Eka; Sulistiowati, Lina Apriyanti
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.333 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v2i2.2393

Abstract

ABSTRAKKajian perhitungan daya tampung Sungai Citarik diharapkan menjadi data/informasi yang diperlukan dalam menganalisis kebijakan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Sungai Citarik merupakan sungai lintas kabupaten. Maksud dilaksanakannya penelitian ini yaitu mendapatkan data gambaran hasil perhitungan tampung beban pencemaran untuk parameter BOD dan COD. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah: mendapatkan angka DTBP (daya tampung beban pencemaran) Sungai Citarik; memperoleh angka jumlah beban pencemar yang harus dikurangi dari masing-masing sumber pencemar agar kualitas air Sungai Citarik memenuhi kelas air yang ditetapkan DTBP nya; dan mencari berbagai pilihan kebijakan untuk menurunkan beban pencemaran dan dampaknya. Berdasarkan hasil perhitungan daya tampung beban pencemaran Sungai Citarik di DAS Citarik yang berada di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Bandung, Sumedang, dan Garut menunjukkan bahwa kualitas air Sungai Citarik telah tercemar hal ini terlihat dari beberapa parameter seperti: TDS, TSS, BOD, COD, DO, Nitrat, Krom heksavalen, Tembaga, Nitrit, Klorin Bebas, Sulfida, Detergen MBAS, Total Colli dan Fecal Coli yang tidak memenuhi baku mutu. Ditinjau dari status mutu air Sungai Citarik termasuk katagori tercemar sedang sampai dengan berat. Kehadiran beberapa jenis logam berat di Sungai Citarik harus diwaspadai mengingat sifat dari logam yang, persistent, toksik, dan bersifat bioakumulasi.Berdasarkan hasil perhitungan terlihat bahwa daya tampung beban pencemaran air Sungai Citarik untuk parameter BOD dan COD sudah jauh terlampaui.Kata Kunci: Sungai Citarik, Daya Tampung, Beban PencemaranABSTRACTThe Citarik River capacity calculation study is expected to be the data / information needed in analyzing water quality management and water pollution control policies. Citarik River is a crossdistrict river. The purpose of this research is to obtain the image of the calculation result of load pollution load for BOD and COD parameters. The purpose of this research is to obtain DTBP number (pollution load capacity) of Citarik River; obtain the number of polluted loads to be reduced from each pollutant source so that the water quality of the Citarik River meets the water class set by its DTBP; and look for policy options to reduce pollution loads and their impacts. Based on the calculation of pollution load capacity of Citarik River in Citarik River Basin located in 3 regencies of Bandung, Sumedang, and Garut Regency shows that the water quality of Citarik River has been polluted this can be seen from several parameters such as: TDS, TSS, BOD, COD, DO, Nitrates, Chromium hexavalent, Copper, Nitrite, Chlorine Free, Sulfide, MBAS Detergent, Total Colli and Fecal Coli that do not meet the quality standard. Viewed from the status of Citarik River water quality including the category of moderate to severe pollution. The presence of some heavy metals in the Citarik River should be cautioned given the nature of the metal that is, persistent, toxic, and bioaccumulative. Based on the calculation results show that the water pollution load capacity of Citarik River for BOD and COD parameters is far exceeded.Key Words: Citarik River, Capacity, Pollution Load
Evaluasi Performansi dan Tingkat Kelelahan dalam Upaya Optimisasi Capaian Pembelajaran Sistem Praktikum di Perguruan Tinggi X Febrianti, Asterina; Irianti, Lauditta; Hasanah, Aldila
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.582 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v2i1.2042

Abstract

ABSTRAKPraktikum merupakan sebuah proses pengamatan, percobaan, dan pengujian terhadap materi mata kuliah yang didapatkan. Praktikum diadakan sebagai salah bentuk pencapaian proses pembelajaran suatu mata kuliah. Satu sks terdiri dari 170 menit pembelajaran perminggu dalam satu semester untuk aktivitas praktikum. Aktivitas praktikum dilaksanakan selama 120 menit dan sisanya disebut tugas mandiri sebanyak 50 menit. Pada kenyataannya tugas mandiri yang dilaksanakan mahasiswa lebih dari 50 menit dalam 1 minggu. Mahasiswa sering terlihat mengalami penurunan performansi dalam aktivitas perkuliahan disertai dengan munculnya kondisi kelelahan. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi beban kerja mental mahasiswa dalam beraktivitas, sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sistem praktikum berdasarkan beban kerja mental melalui pengukuran performansi dan kelelahan di perguruan Tinggi X. Pengukuran tingkat performansi (waktu reaksi) menggunakan psychomotor vigilance test (PVT) dengan parameter mean 1/RT, shortest 10% 1/RT, lapses, dan longest 10% 1/RT, serta kelelahan menggunakan kuesioner visual analog scale (VAS). Pengukuran dilakukan setelah praktikum, sebelum asistensi laporan, dan sebelum presentasi laporan. Uji statistik menunjukan untuk parameter performansi yaitu shortest 10% 1/RT signifikan medeteksi perubahan untuk ketiga kondisi, sementara untuk mean 1/RT, lapses, dan longest 1/RT tidak signifikan dalam mendeteksi perubahan waktu reaksi untuk ketiga kondisi tersebut. Parameter VAS juga menunjukan hasil tidak signifikan dalam perubahan kondisi kelelahan untuk ketiga kondisi tersebut. Hasil menunjukan bahwa mahasiswa tidak mengalami peningkatan beban kerja mental saat melewati rangkaian proses praktikum di jurusan teknik industri pada perguruan tinggi X, sehingga sistem praktikum yang diterapkan saat ini dalam pencapaian proses pembelajaran sudah optimal.Kata kunci: waktu reaksi, kelelahan, PVT, VAS.ABSTRACTPracticum are observation, experiment, and examination towards the obtained course material. Practicum held as a form of achievement learning process of a course. One course credit (sks) has 170 minutes learning once a week witihin a semester dedicated for practicum activity. Practicum activity consists of 120 minutes actual practice and 50 minutes independent task. In fact, independent task occurs over 50 minutes once a week. Many Students have seen their academics performances decline, along with fatigue because of the practice activity while also attending lectures in classes. These Conditions often affected students mental workload, which is why the aim of this study is to evaluate practicum activity system based on mental workload through measurement of perfomance and fatigue on college X. Measurement performance rate (reaction time) use psychomotor vigilance test (PVT) with parameter mean 1/RT, shortest 10% 1/RT, lapses, and longest 10% 1/RT, with questionnaire visual analog scale (VAS) for fatigue measurement. Each measurement was made after practicum, before assistance report, and before a report presentation. Statistics showed shortest 10% 1/RT significant detecting transformation for third condition, while mean 1/RT, lapses, and longest 10% were not significant. VAS parameter showed not significant result in term of detecting transformation for those 3 condition mentioned berofe. Result showed mental workload through series of practicum activity at Industrial Engineering Major on college X are not significant, which is showed that the current practicum system activity for achievement learning process are optimum.Keywords: reaction time, fatigue, PVT, VAS.
Usulan Perbaikan Peracangan Produk Smart Light Menggunakan Metode Design for Assembly Boothroyd-Dewhurst Syah Tjaja, Arief Irfan; Astomo, Rochmat Puji; -, Rispianda
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.902 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v1i3.1773

Abstract

ABSTRACTSmart Lamp product is a street lighting product which developed by PT X with LED lights concept. The design of Smart Light product is found to be slightly violate the terms of good design to the assembly process proposed by Boothroyd-Dewhurst as there is a component with sharp side, too much for using fastener, difficult fastener installation because the component is blocked and so forth. Existing design efficiency of Smart Light product is based on a calculation using the Boothroyd-Dewhurst table is 7.63% with total assembly time for 1149.1 seconds while the proposed design efficiency is 15.52% with total assembly time is 539.84 seconds. The changes of the design result reduction of the estimated product cost from Rp1.831.721, - and the BEP in 1482 products on existing product to Rp1.732.609, - and the BEP in 1283 products on proposed product.Kata kunci: design efficiency, assembly time, estimated cost, break event point (BEP).ABSTRAKProduk Smart Light adalah merupakan sebuah produk lampu penerangan jalan yang dikembangkan oleh PT X dengan konsep lampu LED. Rancangan produk Smart Light ini ternyata tidak sedikit melanggar ketentuan-ketentuan perancangan yang baik untuk proses perakitan yang dikemukakan oleh Boothroyd-Dewhurst seperti terdapat komponen yang memiliki bagian yang tajam, penggunaan fastener yang terlalu banyak, pemasangan fastener yang sulit karena komponen terhalang dan sebagainya. Efisiensi desain existing produk Smart Light ini berdasarkan pada perhitungan menggunakan tabel Boothroyd-Dewhurst adalah 7,63% dengan waktu perakitan total selama 1149,1 detik sedangkan efisiensi desain usulan adalah 15,52% dengan waktu perakitan total selama 539,84 detik. Perubahan rancangan desain mengakibatkan pengurangan pada estimasi biaya produk dari Rp1.831.721,- dan break event point (BEP) pada produk ke 1482 untuk produk existing menjadi Rp1.732.609,- dan BEP pada produk ke 1283 untuk produk usulan..Keywords: efisiensi desain, waktu perakitan, estimasi biaya, break event point
Karakteristik Antioksidan pada Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.) Widjaja, Jesslyn Fedora; Inggrid, Maria; Hartanto, Yansen
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 2, No 3 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.534 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v2i3.2517

Abstract

ABSTRAKBunga rosella mengandung senyawa bioaktif dengan kadar antosianin yang tinggi. Antosianin termasuk golongan senyawa flavonoid yang dapat berperan sebagai antioksidan alami, mampu menghambat radikal bebas serta dapat mencegah terjadinya degeneratif sel dan penyakit lain. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh jenis pelarut dan temperatur pada ekstraksi rosella terhadap aktivitas dan kadar antosianin. Manfaat penelitian ini adalah menerapkan hasil peneliti ekstraksi antioksidan pada rosella bagi dunia usaha. Metode penelitian terdiri dari persiapan bahan baku, ekstraksi antosianin dan analisis. Rosella yang telah dikeringkan diekstraksi masing-masing menggunakan campuran pelarut etanol:air dengan variasi 0:100, 50:50 dan 70:30 % v/v , ekstraksi dilakukan masing-masing pada temperatur 30 ˚C, 45 ˚C, dan 60 ˚C. Analisis kimia meliputi penentuan kadar antosianin dengan metode pH differensial, penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2 pikrilhidrazil). Hasil penelitian pada kondisi optimum ekstraksi adalah menggunakan pelarut etanol:air (50:50 v/v) pada temperatur 45 ˚C, kadar antosianin dan rendemen tertinggi masing-masing adalah 88,9 mg/L dan 53,2 %. Aktivitas antioksidan tertinggi ditunjukan dengan nilai IC50 yaitu 67,3 ppm. Penentuan kestabilan antosianin dilakukan dengan memberi perlakuan termal pada temperatur 30 ˚C, 45 ˚C, dan 60 ˚C, dari persamaan Arhenius diperoleh nilai energi aktivasi 18,3 kJ/mol.Kata Kunci: Rosella, ekstraksi, pelarut, temperatur, analisis, antioksidanABSTRACTRoselle contains bioactive compounds and has high quantity of anthocyanin. Anthocyanins, including flavonoid compounds that can be used as natural antioxidants, that has the ability to inhibit free radical reaction, in human body can prevent degenerative cell and various diseases. The objective of this research is to study the effect of solvent and temperature in a batch extraction of roselle to the anthocyanin product. The benefit of this research is to give the transfer of extraction product for the benefit of industry. Method used in this research consisting of the preparation of size reduction of roselle into smallest size followed by drying process, and extraction of roselle. Extraction can be done by two variables, namely ratio ethanol and water of 0:100 ; 50:50 ; 70:30 v/v respectively and temperature of 30oC, 45oC and 60oC. Analysis anthocyanin content was evaluated by the pH differential method, and the activity of antioxidant using a method of DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil). The research results can be shown that the optimum condition of temperature 45oC and ethanol water ratio of 50:50 followed by total anthocyanin of 88.9 mg/L, and yield content of 53.2%. The highest antioxidant activity indicated by IC50 value of 67.3 mg/L. The effect of temperature in a batch extraction process followed Arrhenius equation with energy activation of 18.3 kJ/mol.Keywords: Roselle, extraction, solvent, temperature, analysis, antioxidant
Peningkatan Effisiensi Elektrik Modul Surya Menggunakan Bahan Berubah Fasa dan Maximum Power Point Tracking (MPPT) Hidayat, Fery; Indartono, Yuli Setyo; Suwono, Aryadi
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.108 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v1i2.1636

Abstract

ABSTRAKPemanfaatan Modul Surya (Photovoltaic-PV) untuk membangkitkan daya elektrik terkendala oleh efisiensi yang masih rendah. Efisiensi elektrik tersebut juga akan turun seiring dengan peningkatan temperatur sel PV selama PV beroperasi. Penggunaan Crude Palm Oil (CPO) sebagai bahan berubah fasa (Phase Change Material-PCM) bertujuan untuk menghambat kenaikan temperatur sel-PV, sedangkan untuk mendapatkan daya maksimum dengan menggunakan Maximum Power Point Tracking (MPPT). Jurnal ini memuat hasil pengujian penggunaan PCM dan MPPT untuk meningkatkan efisiensi elektrik PV, dan dari hasil pengujian menunjukkan bahwa kombinasi antara PCM dan MPPT pada PV mampu meningkatkan efisiensi PV secara sigifikan dari 9,64% menjadi  16,27%.Kata kunci: Modul surya (PV), Bahan Berubah Fasa (PCM), Maximum Power Point Tracking (MPPT). ABSTRACT Utilization of Photovoltaic-PV to generates electric power is constrained by low efficiencies of the PV system. The electrical efficiensies will decrease by increasing PV cells temperature during operations. Crude Palm Oil as Phase Change Material (PCM) are used to prevent temperature rising of PV cells, wherease to get the maximum power of PV by using Maximum Power Point Tracking (MPPT). This journal coutains the result of testing the use of PCM and MPPT can improve electrical efficienciy of PV, and from the test result showed used both PCM and MPPT on PV is able to improve electrical efficiency around 9.64% to 16.27 %.Keywords: Photovoltaic-P), Phase Change Material (PCM), Maximum Power Point Tracking (MPPT). 
Sustainable Site : Kenyamanan Spasial Pada Ruang Terbuka Publik Kampus Itenas Bandung Kustianingrum, Dwi; Virdianti, Eka; Permata, Dian Duhita
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.709 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v2i2.2398

Abstract

ABSTRAKRuang terbuka publik di kawasan kampus itenas terbentuk dari pola tatanan massa yang dapat bersifat katalisator bagi perkembangan interaksi dan komunitas civitas akademika.. Interaksi antar civitas akademika dapat terjadi karena kenyamanan beraktifitas. Ruang yang responsif terhadap aktifitas memiliki kriteria, salah satunya dalam kenyamanan spatial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kenyamanan spatial di ruang terbuka publik itenas. Pendekatan penelitian menggunakan metoda kualitatif dengan pengambilan data melalui observasi, kuesioner dan dokumentasi di periode waktu tertentu. Metoda analisis menggunakan metoda deskriptif. Hasil penelitian teridentifikasi hanya beberapa tempat yang menjadi titik kumpul mahasiswa dengan kenyamanan spatial tercapai dengan alasan tempat tersebut masuk kategori area teduh dan nyaman. Walaupun dari sisi elemen publik space di beberapa tempat belum terlengkapi namun mahasiswa dapat menggunakan elemen lain untuk mendukung aktifitasnya.Kata kunci: Sustainable Site, ruang terbuka publik kampus, kenyamanan spasial, Itenas.ABSTRACTPublic open space in the campus area is formed from the pattern of building order that can be a catalyst for the development of interaction and community academic community. Interaction among academic community can occur because of the convenience of activity. Space that is responsive to activity has criteria, one of which is in spatial comfort. This study aims to identify the spatial comfort in public space itenas. The research approach uses qualitative method with data retrieval through observation, questionnaire and documentation in certain time period. The method of analysis using descriptive method. The results of the study identified only a few places that became a student gathering point with the spatial comfort is achieved by reason of the place into the category of shady areas and comfortable. Although in terms of elements of public space in some places have not been completed but students can use other elements to support theirs activities.Keywords: Sustainable Site, Public open space in campus, spatial comfort, Itenas.

Page 1 of 25 | Total Record : 244