cover
Contact Name
Yonik Meilawati Yustiani
Contact Email
yonik@unpas.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
yonik@unpas.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management
Published by Universitas Pasundan
ISSN : -     EISSN : 25979736     DOI : -
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management (JCBEEM) adalah jurnal yang fokus pada hasil kajian atau penelitian terkait berbagai teknologi dan manajemen lingkungan berbasis komunitas.
Arjuna Subject : -
Articles 95 Documents
PERENCANAAN SARANA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK BERBASIS MASYARAKAT DI DAERAH PESISIR (STUDI KASUS : DESA PURWOREJO, KECAMATAN BONANG, KABUPATEN DEMAK) Sri Wahyuni; Lili Mulyatna; Linda Qomariyah
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 2 (2018): Vol. 2 No.2, September 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.546 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i2.1456

Abstract

Desa Purworejo sebagai desa nelayan yang memiliki sarana pengolahan air limbah domestik minim. Permasalahan ini diperparah dengan kebiasaan sebagian besar penduduknya melakukan kegiatan buang air besar sembarangan. Hal ini, menunjukkan rendahnya pola hidup sehat dan bersih pada masyarakat.Perencanaan ini berguna untuk meningkatkan akses dan memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap sarana pengolahan air limbah domestik di wilayah pesisir. Data primer yang dikumpulkan dengan survey dan penyebaran kuisioner digunakan untuk bahan pertimbangan pemilihan teknologi yang akan diterapkan.Teknologi yang dipilih untuk pengolahan air limbah adalah Tripikon-S diterapkan pada masyarakat yang rumahnya berdekatan dengan bibir pantai sebanyak 224 unit, tangki septik komunal untuk daerah yang berjauhan dari bibir pantai dan sebagian besar memiliki jamban sendiri sebanyak 147 unit, sedangkan untuk Mandi Cuci Kakus (MCK) ++ (ruang mandi 4 unit, ruang cuci 2 unit, ruang kakus 4 unit) dengan 2 unit Anaerobic Baffled Reactor untuk daerah yang tidak memiliki prasarana MCK, jarak tempat tinggal masyarakat yang berdekatan, dan luas lahan rumah yang relatif sangat kecil.
ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN CIHAMPELAS DAN JALAN SUKAJADI KOTA BANDUNG Sri Wahyuni; Yonik Meilawati Yustiani; Andika Juliandahri
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 1 (2018): Vol. 2 No.1, Maret 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.524 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i1.1451

Abstract

Kebisingan dapat diartikan sebagai suara yang tidak diinginkan atau suara keras yang tidak menyenangkan atau tidak terduga. Kebisingan bersumber dari kegiatan manusia seperti penggunaan alat transportasi dan aktifitas industri. Dampak dari kebisingan ini bukan hanya pada kota-kota besar. Pengukuran tingkat kebisingan diatur dalam KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengukur tingkat kebisingan, yaitu: cara sederhana dan cara langsung. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sound level meter, seperangkat alat hitung dan stopwatch. Penentuan tingkat kebisingan lingkungan menggunakan sound level meter dilakukan di 2 (dua) lokasi yang merupakan daerah komersial di Kota Bandung, yaitu Jalan Cihampelas (Ciwalk) dan Jalan Sukajadi (PVJ). Berdasarkan data yang diperoleh tingkat kebisingan paling tinggi terjadi di PVJ pada saat akhir pekan yaitu sebesar 69,8 dBA. Tingkat kebisingan terendah terjadi di Ciwalk pada saat hari kerja, yaitu sebesar 68,4 dBA. Nilai ini tidak melebihi baku kebisingan berdasarkan KEPMENLH No. 48 Tahun 1996 untuk daerah perdagangan dan jasa yaitu sebesar 70 dBA.
PERSEPSI DAN PENDAPAT MASYARAKAT MENGENAI DAMPAK OPERASIONAL TPA SARIMUKI TERHADAP LINGKUNGAN PERAIRAN SEKITAR Lili Mulyatna; Anni Rochaeni; Eldiansyah Thariq
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 1 No. 1 (2017): Vol. 1 No.1. September 2017
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.712 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v1i1.1364

Abstract

Sampah merupakan hasil sampingan dari berbagai aktifitas dalam kehidupan manusia ataupun sebagai hasil dari suatu proses alamiah yang dapat menimbulkan berbagai pencemaran terhadap lingkungan jika tidak ditangani dengan baik. penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencemaran air tanah disekitar wilayah TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sarimukti dan melihat indikasi pencemaran di TPA Sarimukti dan pengaruhnya bagi lingkungan di sekitarnya. Pengujian dilakukan terhadap mata air yang lokasinya berdekatan dengan TPA. Tindakan ini diambil untuk melihat kemungkinan adanya pencemaran air oleh lindi. Pengelola TPA berupaya untuk mengencerkan lindi melalui sungai. Pada TPA Sarimukti limbah lindi dibuang ke anak sungai dan dilakukan 2 kali pengenceran yaitu dari Sungai Cipanauwan dan Sungai Cilimus Hasil uji laboratorium dapat terlihat bahwa pengenceran yang dilakukan efektif, karena hasil pemeriksaan sampel dimana pada saat pencampuran Sungai Cipanauwan dan lindi mengalami peningkatan yang sangat tinggi tetapi dengan 2 kali pengenceran terjadi penurunan yang drastis, hal ini dimungkinkan akibat dari proses pemulihan alami. Telah terkontaminasinya sungai di dekat wilayah TPA akibat dari proses pengenceran air lindi. Pencemaran yang terjadi di Sungai Cipanauwan akibat terjadinya pengenceran dan penyaluran air lindi ke anak sungai disekitar TPA. Belum terjadi pencemaran air tanah terhadap sumber air tanah yang digunakan warga akibat aktifitas TPA Sarimukti. Aktifitas warga juga mempengaruhi tingkat coliform yang berada diatas standar dan hal ini dapat dimaklumi karena Kep Men Kes RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002 adalah untuk kualitas air minum, tingkat coliform dapat dikurangi dengan memasak air terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
PENENTUAN FASILITAS SANITASI BERDASARKAN PERSEPSI SANTRI DI TAHFIDZ QUR’AN MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) ASSALAM KOTA BANDUNG Deni Rusmaya; Anni Rochaeni; Nike Purnama Dewi
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 3 No. 1 (2019): Vol. 3 No.1, Maret 2019
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.995 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v3i1.1497

Abstract

Kegiatan yang melibatkan sanitasi di pondok pesantren merupakan hal yang harus diperhatikan agar kualitas kesehatan dan lingkungan tersebut tetap terjaga dengan baik. Salah satu pondok pesantren yang memiliki santri relatif banyak di Bandung adalah Tahfidz Qur’an Madrasah Tsanawihyah (MTS) Assalam. Pemeliharaan kesehatan dan lingkungan di MTS Assalam harus disertai dengan perencanaan dengan fasilitas kesehatan yang baik. Kajian ini dilakukan untuk merencanakan fasilitas sanitasi berdasarkan persepsi santri di Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an MTS Assalam, Kota Bandung. Metode yang digunakan adalah menyebarkan kuisioner terhadap responden, yaitu santri, berjumlah 72 orang. Hasil survey ini memperlihatkan bahwa dominasi persepsi santri (71%) terhadap fasilitas penanganan air limbah tergolong resiko sedang, terhadap drainase paling dominan (50%) tergolong resiko rendah, terhadap pengelolaan sampah dominan (55%) tergolong resiko sedang. Secara keseluruhan, dominasi persepsi santri sebanyak 71% menggolongkan fasilitas sanitasi pada resiko sedang. Dari persepsi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perlu ditingkatkan kondisi sanitasi di Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an MTS Assalam dengan merencanakan fasilitasnya dengan baik secara kuantitas dan kualitas.
STRATEGI OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBER AIR BANTAR AWI SUNGAI CIKAPUNDUNG TERHADAP INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM DAGO PAKAR Evi Afiatun; Sri Wahyuni; Styvani Merinda
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 2 (2018): Vol. 2 No.2, September 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.727 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i2.1457

Abstract

Cikapundung merupakan salah satu sungai yang digunakan oleh PDAM Kota Bandung sebagai sumber air baku. Penurunan kualitas air yang terjadi di Sungai Cikapundung merupakan salah satu alasan mengapa perlu untuk mengevaluasi kinerja Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Dago Pakar . Tingginya tingkat pencemaran pada sumber air baku ini disebabkan oleh masih banyaknya warga masyarakat yang membuang sampah dan kotoran hewan ternak ke sungai juga erosi. Dengan kondisi tersebut IPAM Dago Pakar mencoba untuk mengolah air baku ini agar dapat menghasilkan air bersih yang layak dikonsumsi oleh masyarakat dan sesuai dengan standar yang berlaku yaitu Peraturan Menteri 492/MENKES/PER/IV/2010. Metoda penelitian dilakukan dengan cara menghitung rata-rata debit dari BBWS dan IPAM Dago Pakar, mengevaluasi kinerja IPAM berdasarkan evaluasi pada air hasil olahan yang dihasilkan serta evaluasi terhadap kriteria desain bangunan unit pengolahan. Berdasarkan observasi dan studi pustaka, dapat disimpulkan antara lain IPAM Dago Pakar memiliki satu (1) seri pengolahan air lengkap, yang terdiri dari intake, pra-sedimentasi, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksidan reservoir, (2) total kapasitas IPAM Dago Pakar adalah sebesar 600 L/detik, (3) pada musim penghujan, proses backwash bisa dilakukan hingga 3-5× 1 hari/unit untuk itu disarankan pihak PDAM membangun sebuah bak penampungan air hasil backwash agar dapat dipompakan kembali ke unit koagulasi untuk diolah kembali, (4) berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh, sumber air baku (sungai Cikapundung, Bantar Awi) masih memenuhi standar kualitas air baku untuk air minum, Peraturan Pemerintah No. 82, 2001 meskipun terdapat beberapa parameter yang terkadang tidak memenuhi baku mutu salah satunya adalah residu tersuspensi, namun setelah melewati proses pengolahan air yang diproduksi sudah memenuhi baku mutu, (5) berdasarkan kesesuaian pada criteria desain, maka bak prasedimentasi membutuhkan penambahan waktu detensi dan pelebaran agar kinerja unit prasedimentasi ini bisa lebih dioptimalkan dalam mengatasi fluktuasi ke keruhan air baku pada saat musim penghujan.
STUDI ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN Yonik Meilawati Yustiani; Sri Wahyuni; Alexander Saputra
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 1 (2018): Vol. 2 No.1, Maret 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.694 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i1.1452

Abstract

Sungai Cibanten merupakan salah satu DAS (Daerah Aliran Sungai) yang memiliki nilai penting bagi Kabupaten Serang dan sekitarnya. Saat ini telah terjadi kerusakan lingkungan di Sungai Cibanten, ini dibuktikan dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Dinas lingkungan Hidup Kabupaten Serang, dimana beberapa parameternya melebihi baku mutu yang ditetapkan. Sumber pencemar di Sungai Cibanten yang paling dominan berasal dari limbah penduduk. Untuk itu perlu dilakukan upaya pengelolaan kualitas air Sungai Cibanten agar kualitas airnya tetap terjaga. Pemeriksaan kualitas air sungai dilakukan di 6 (enam) titik pengamatan berdasarkan pertimbangan tingginya potensi pencemar dan banyaknya sumber pencemar. Penentuan titik pengamatan ini juga berdasarkan dari data sekunder yang pernah dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang, dimana titik pengamatan dimulai dari hulu (Desa Pancanegara) sampai hilir (Desa Margaluyu) yang merupakan muara Sungai Cibanten. Metode pemeriksaan parameter-parameter tersebut disesuaikan dengan Standard Methods for Examination of Water and Wastewater. Dari hasil pemeriksaan sampel air pada bulan Maret 2008, memperlihatkan bahwa sebagian parameter fisika-kimia air masih memenuhi standar baku mutu yang diperbolehkan untuk standar buangan sungai/ stream standar berdasarkan Peraturan Pemarintah RI No.82 Tahun 2001, kecuali untuk sebagian parameter kimia ada 5 (lima) parameter yang nilainya tidak memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan, antaralain parameter BOD, COD, DO, Zat organik dan Ammunium.
EVALUASI KINERJA PROGRAM SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (SANIMAS) DALAM SEKTOR AIR LIMBAH: (STUDI DI KABUPATEN SELUMA PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012-2015) Lili Mulyatna; Hary Pradiko; Diki Abdurahman
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 1 No. 1 (2017): Vol. 1 No.1. September 2017
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.023 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v1i1.1365

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja Program SANIMAS di Kabupaten Seluma dengan meninjau aspek teknis, pemanfaatan, keuangan, dan pengelolaan. Evaluasi dilakukan dengan cara pembobotan dan skoring. Pembobotan dan skoring dilakukan dengan menetapkan parameter evaluasi. Kemudian dinilai untuk masing-masing aspek sehingga didapat angka yang mewakili fasilitas sanitasi pada tiap lokasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa untuk aspek teknis: sumber air tidak kontinu, kran air, bak air, lantai, dan pintu kamar mandi rusak; aspek pemanfaatan: 8 bangunan MCK+ dalam keadaan tidak terawat dan rusak, jumlah pengguna tidak mencapai target yang telah direncanakan, limbah yang dihasilkan belum termanfaatkan; aspek kelembagaan: pengelolaan tidak dilakukan dengan baik oleh KSM dan masyarakat setempat, KSM tidak aktif, tidak ada monitoring dari tenaga fasilitator terhadap KSM yang sudah terbentuk sehingga informasi yang didapatkan dari hasil pelatihan tidak diaplikasikan; aspek keuangan :tidak ada pembukuan dan laporan keuangan, penarikan iuran tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dari hasil penilaian untuk Desa Kuti Agung, Desa Pasar Seluma, Desa Tanjungan dan Desa Talangsali mendapatkan nilai terkecil yaitu 1 dengan kategori E (sangat buruk). Untuk Desa Taba Lubuk Puding mendapatkan nilai tertinggi yaitu 3,2 termasuk dalam kategori B (baik). Sedangkan untuk desa yang lain dengan total nilai antara 1,92-2,64 termasuk dalam kategori C dan D. Untuk memperbaiki kinerja.
KAJIAN MENGENAI PANDANGAN PENGGUNA TERHADAP SARANA SANITASI DI SMK NEGERI COMPRENG, KABUPATEN SUBANG Deni Rusmaya; Hary Pradiko; Reviardi Redi Nugroho
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 3 No. 1 (2019): Vol. 3 No.1, Maret 2019
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.749 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v3i1.1498

Abstract

Sarana sanitasi sekolah merupakan kebutuhan penting yang harus diperhatikan kualitas dan kuantitasnya untuk menjaga kondisi lingkungan dan kesehatan tetap baik dan terjaga. SMK Negeri Compreng merupakan satu-satunya sekolah kejuruan yang terdapat di Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang terdapat di SMK Negeri Compreng berkaitan dengan fasilitas sanitasi berdasarkan pandangan penggunanya. Metode yang digunakan adalah penyebaran kuisioner terhadap pengguna fasilitas sanitasi. Berdasarkan survey tersebut, diperoleh bahwa sebanyak responden 79,4% berpendapat fasilitas air bersih layak. Sedangkan terhadap fasilitas air limbah, terdapat 62,9% responden yang berpendapat fasilitas tersebut layak. Responden yang menyatakan bahwa fasilitas drainase layak hanya 32,4%, sedangkan yang menyatakan bahwa fasilitas pengelolaan sampah layak adalah 40,8%. Dilihat secara keseluruhan fasilitas sanitasi, sebanyak 54% responden menyatakan masih layak digunakan. Hasil kajian memperlihatkan bahwa prioritas perbaikan fasilitas sanitasi adalah pada sarana drainase dan pengelolaan sampah.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN TIMBULAN AIR LIMBAH TEMPAT PELELANGAN IKAN DESA KARANGSONG, KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Yonik Meilawati Yustiani; Lili Mulyatna; Suwirkas Suwirkas
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 2 (2018): Vol. 2 No.2, September 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.956 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i2.1458

Abstract

Sampai saat ini di Indramayu belum memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang menerapkan sistem sanitasi yang higienis. Penerapan sistem fasilitas sanitasi yang higienis mutlak diperlukan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna dan lingkungan sekitarnya.Tempat Pelelangan Ikan Karangsong di Kabupaten Indramayu menempati lahan seluas 4000 m2 dilengkapi dengan beberapa fasilitas pendukung, dilengkapi dengan dermaga yang berfungsi sebagai tempat bersandarnya kapal atau perahu ketika membongkar muatan. Tujuan penelitian in adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan air bersih dan timbulan air buangan di Tempat Pelelangan Ikan Karangsong Kabupaten Indramayu. Identifikasi ini dapat dimanfaatkan sebagai dasar penentuan konsep penyediaan prasarana agar dapat berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan tingkat pelayanan yang direncanakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, mengamati dan mengambil data kondisi eksisting serta menentukan alternatif penyediaan fasilitas sanitasi untuk TPI higienis sesuai dengan literatur yang tersedia. Perhitungan menunjukkan bahwa kebutuhan air minum adalah 0,025 liter/detik, dengan fluktuasi 0,04375 liter/detik. Secara total, kebutuhan air bersih untuk TPI ini adalah 1,862 liter/detik. Jumlah air buangan yang ditimbulkan adalah 1,494 liter/detik. Hasil identifikasi karakteristik air buangan menunjukkan bahwa nilai BOD mencapai nilai 836 mg/L, COD sebesar 128 mg/L dan nitrat sebesar 150mg/L. Nilai konsentrasi yang ditunjukkan dari karakteristik limbah TPI menunjukkan perlunya disediakan instalasi pengolahan air limbah dengan efisiensi yang tinggi. Unit utama dalam pengolahan air limbah TPI ini adalah septic tank termodifikasi.
PERBANDINGAN KOMPOSISI KOAGULAN BIJI KELOR (MoringanOleifera), BIJI ASAM JAWA (TamarindusIndica L) DAN ALUMINIUM SULFAT (AL2(SO4)3) UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN AIR SUNGAI CITARUM ATAS CIPARAY KABUPATEN BANDUNG Evi Afiatun; Sri Wahyuni; Faizal Hamdan
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 1 (2018): Vol. 2 No.1, Maret 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.01 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i1.1453

Abstract

Jenis koagulan bisa dikategorikan menjadi koagulan anorganik dan organik, koagulan anorganik yang sering digunakan dalam pengolahan air baku menjadi air bersih adalah aluminium sulfat (Al2(SO4)3). Koagulan organik merupakan koagulan yang dapat dihasilkan dari ekstrak tumbuhan, binatang dan mikrooganisme. Biji kelor (Moringan Oleifera) dan biji asam jawa (Tamarindus Indica L) merupakan koagulan organik yang sudah banyak dilakukan studi menurunkan parameter kekeruhan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan dosis optimum koagulan biji kelor (Moringan Oleifera), biji asam jawa (Tamarindus Indica L), dan aluminium sulfat (Al2(SO4)3) untuk menurunkan parameter kekeruhan buatan dan air sungai Citarum Atas Ciparay Kabupaten Bandung. Pengujian dilakukan menggunakan Jartest sampel menggunakan kekeruhan buatan dan air sungai. Variasi kekeruhan buatan 100 NTU, 500 NTU, 600 NTU dan 1000 NTU, sedangkan variasi koagulan terdiri dari koagulan biji kelor, koagulan biji asam jawa, koagulan aluminium sulfat, campuran dari biji kelor dengan aluminium sulfat, dan campuran dari biji asam jawa dengan aluminium sulfat. Hasil penelitian dosis optimum biji kelor secara berurut berdasarkan variasi kekeruhan 85 mg/500ml, 220 mg/500ml, 235 mg/500ml, dan 430 mg/500ml, biji asam jawa 85 mg/500ml, 230 mg/500ml, 235 mg/500ml dan 435 mg/500ml, dan aluminium sulfat 70 mg/500ml, 80 mg/500ml, 105 mg/500ml dan 135 mg/500ml. Percobaan dengan air sungai menggunakan koagulan campuran biji kelor dengan aluminium sulfat yakni 85 mg/500ml biji kelor dan 35 mg/500ml aluminium sulfat dapat menurunkan hingga 90,25 %, campuran biji asam jawa dengan aluminium sulfat yakni 85 mg/500ml biji asam dan 35 mg/500ml aluminium sulfat dapat menurunkan hingga 93,61 %, dan menggunakan aluminium sulfat yakni 70 mg/500ml dapat menurunkan 92,76 %.

Page 1 of 10 | Total Record : 95