cover
Contact Name
Rinto Hasiholan Hutapea
Contact Email
rintohutapea81@gmail.com
Phone
+6281310083870
Journal Mail Official
jurnaljireh19@gmail.com
Editorial Address
Jl. Untung Surapati, Gang Kincir, RT/RW: 011/005, Kelurahan Batuplat, Kecamatan Alak Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH)
ISSN : 26851393     EISSN : 26851466     DOI : 10.37364
Jurnal JIREH: Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity merupakan jurnal yang mempublikasikan artikel yang diangkat dari hasil penelitian, gagasan konseptual, kajian analisis kritis dan aplikasi teori di bidang keberagamaan, kewujudan, dan kemanusiaan. Jurnal ini terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 94 Documents
Gerakan Transnasional Kristen: Wajah Ekonomi-Politik Agama dan Pendidikan di Indonesia Elia Tambunan
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 1 No 1 (2019): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v1i1.4

Abstract

Although a number of prominent Church declared the Western imperialism and colonialism is not at all played an important role in the diffusion of the Christian religion and education in Indonesia, this paper, with a historical approach, read resource Indonesianis, Church, Islam, interviews and explanations of Christian figures competent in certain meetings, finds other things. The Christianization of Indonesia conducted through education is the historical fact of transnational movement of Christianity in Indonesia. The movement was a religious and educational shows by State actors and non-State since the days of colonialism and imperialism of Western mutual intertwinly. It's never "sterile" from the interests of the people and organizations concerning economic matters and politics.These findings contribute to the transnational studies by entering a transnational movement of Christians from Indonesia that has been more popular for the study of transnational Islamic movement or the transnational movement of world religions. This can be seen as a momentum to the start of the transnational movement studies in Christian Theological Seminary, Institute, and the Christian University in Indonesia. Meskipun sejumlah tokoh gereja menyatakan kolonialisme dan imperialisme Barat sama sekali tidak berperan penting dalam difusi agama dan pendidikan Kristen di Indonesia, tulisan ini dengan pendekatan historis membaca sumber Indonesianis, gereja, Islam, wawancara dan penjelasan tokoh Kristen berkompeten di pertemuan tertentu menemukan hal lain. Kristenisasi Indonesia yang dilakukan lewat pendidikan merupakan fakta historis adanya gerakan transnasional Kristen di Indonesia. Gerakan itu memperlihatkan agama dan pendidikan oleh aktor negara dan non-negara sejak zaman kolonialisme dan imperialisme Barat saling anyam-mengayam. Itu tidak pernah “steril” dari kepentingan umat dan organisasi menyangkut hal-hal ekonomi dan politik. Temuan ini berkontribusi untuk studi transnasional dengan memasukkan gerakan transnasional Kristen dari Indonesia yang selama ini lebih popular untuk kajian gerakan Islam transnasional ataupun gerakan transnasional agama dunia. Ini bisa dilihat sebagai momentum dimulainya studi-studi gerakan transnasional di Sekolah Tinggi Teologi, Institute, dan Universitas Kristen di Indonesia.
Analisis Faktor-Faktor Penyebab Perceraian Berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri Balige Tahun 2017 Bernhardt Siburian
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 1 No 1 (2019): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v1i1.5

Abstract

The objective of this research is to know dominant factors which evoke Christian married couple divorce based on finding of Balige State Court in 2107 in efforts prevention by church for the people of Toba Samosir. This research use descriptive qualitative approach with documents analysis method. Data analysis carried out by doing interpretation the result of qualitative data analysis, after act of ranking grades and percentage be done. The act of data analysis is done since team of researcher start doing data classification (coding) within effective reading. Data interpretation is done by two stages, first interpretation of each data item and second, interpretation of all data. The result of data interpretation indicate insufficient family financial factor occupy in the highest sequence, which causing constantly dispute and no hope for living in harmonious anymore. The result of this research, then, posses coherence with Chapter 19 Government Regulation No. 9/1975 regarding Law Implementation No. 1/1974 and base theories of married couple experts. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan perceraian berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri Balige tahun 2017 dalam upaya penanggulangan yang dilakukan oleh gereja bagi masyarakat Toba Samosir. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode analisis dokumen. Analisis data dilakukan dengan menginterpretasikan hasil analisis data kualitatif, setelah penyusunan persentase dan ranking dilakukan. Tindakan analisis data dilakukan sejak para peneliti mulai melakukan klasifikasi (pengkodean) melalui pembacaan efektif dokumen. Kemudian peneliti akan melakukan interpretasi data dengan dua tahap, yaitu interpretasi data setiap item dan interpretasi keseluruhan data. Hasil interpretasi analisis data menunjukkan bahwa faktor keuangan yang tidak mencukupi menempati urutan tertinggi, yang menyebabkan pertengkaran yang terus-menerus dan tidak ada harapan hidup rukun lagi. Dengan demikian hasil penelitian ini memiliki koherensi dengan Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dan juga landasan teori-teori para ahli.
Konsep Prajurit Allah Berdasarkan Efesus 6:10-20 dan Implementasinya Dalam Kehidupan Orang Percaya Yolanda Olivya Kadjakoro
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 1 No 1 (2019): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v1i1.6

Abstract

A soldier of God will always be identical to his armor. God's armor itself is a picture used by the Apostle Paul in his letter to the congregation at Ephesus. Paul ended this letter to the congregation by giving a description of the weapons used by the Roman army at that time. The weapons themselves are belts, armor, shoes, shields, helmets and swords. Paul gives this picture so that his readers in Ephesus can understand that it is actually one of the Roman provinces. This weapon of God does not only apply to the Ephesians, but can also be drawn into the lives of believers, namely that the war of believers against the powers of Satan must be equipped with truth, justice, willingness, faith, the word of God, and prayer. Seorang prajurit Allah akan selalu identik dengan perlengkapan senjatanya. Perlengkapan senjata Allah sendiri merupakan suatu gambaran yang dipakai oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaaat di Efesus. Paulus mengakhiri suratnya ini kepada jemaat disana dengan memberikan gambaran perlengkapan senjata yang dipakai oleh tentara Romawi pada saat itu. Perlengkapan senjata itu sendiri ialah ikat pinggang, baju zirah, kasut kaki, perisai, ketopong, dan pedang. Paulus memberikan gambaran ini agar dapat dimengerti oleh pembacanya di Efesus yang notabene adalah salah satu propinsi Romawi. Perlengkapan senjata Allah ini tidak hanya berlaku bagi jemaat di Efesus saja, tetapi juga dapat ditarik ke dalam kehidupan orang percaya yaitu bahwa peperangan orang percaya melawan kuasa-kuasa Iblis harus dilengkapi dengan kebenaran, keadilan, kerelaan, iman, firman Allah, dan doa.
Tugas Roh Kudus Dalam Misi Berdasarkan Kitab Kisah Para Rasul Randy Frank Rouw
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 1 No 1 (2019): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v1i1.7

Abstract

This article was made with the aim of describing the duties of the Holy Spirit seen from the Book of Acts and their relation to the missionary mission. In researching this topic, the author uses a literature review of books. The results of the research related to the role of the Holy Spirit are: First, the Holy Spirit fulfills the students in the ministry. He also enabled them to witness to the name of Christ and give courage to them. Second, the Holy Spirit chooses certain people for His task. Third, the Holy Spirit leads His messengers in missionary service. Fourth, the Holy Spirit works in the church. Fifth, the Holy Spirit strengthens the disciples to witness through His faithful, steadfast and willing servants for Christ. Sixth, the Holy Spirit also fulfills Gentiles, which is evidence of equality between Jews and Gentiles. Artikel ini dibuat dengan tujuan memaparkan tugas-tugas Roh Kudus dilihat dari Kitab Kisah Para Rasul dan kaitannya dalam misi pekabaran Injil. Dalam meneliti topik ini, penulis menggunakan tinjauan kepustakaan dari buku-buku. Hasil dari penelitian kaitannya dengan peran Roh Kudus adalah: Pertama, Roh Kudus memenuhi murid-murid dalam pelayanan. Ia juga memampukan mereka untuk bersaksi bagi nama Kristus dan memberikan keberanian kepada mereka. Kedua, Roh Kudus memilih orang-orang tertentu untuk tugas-Nya. Ketiga, Roh Kudus memimpin para utusan-Nya dalam pelayanan misi. Keempat, Roh Kudus berkarya dalam jemaat. Kelima, Roh Kudus menguatkan murid-murid untuk bersaksi melalui pelayan-Nya yang setia, teguh dan rela berkorban bagi Kristus. Keenam, Roh Kudus juga memenuhi orang-orang non-Yahudi yang mana ini menjadi bukti adanya kesetaraan antara orang-orang Yahudi dan non-Yahudi.
Perilaku Seksual Pranikah di Kalangan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Kristen RJ Natongam Sianturi; Hasudungan Sidabutar
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 1 No 1 (2019): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v1i1.8

Abstract

This study was a survey research and the technique of collecting data was questionnaire. The result shown that there are 18 types of premarital sexual behaviour conducted by students of Program Studi PAK STAKN Kupang, they are: 1) holding partner's hands;2) cuddling;3) kissing on cheek;4) kissing on lips; 5) watching the porn video; 6) saving and searching porn images through internet line; 7) imaginating sexual intercourse; 8) talking porns with friends; 9) kissing the neck; 10) kissing onto breast; 11) touching breast; 12) fingering; 13) masturbating; 14) sex talk (talking dirty) with partners; 15) sex chat or sex phone or sex cam; 16) petting; 17) conducting intercourse; 18) oral sex. The patterns of sexual behaviour in this study were 3 types, they are: 1) holding partner's hands; 2) cuddling; 3) kissing on cheeks. The three of these types were in the high percentages, whereas the 15 left were in low percentages. In anticipating premarital sexual behavior among students, especially those who have sexual intercourse to lead to pregnancy. It is needed an action from the university management to students both men and women who disobey the rules by dropping them out from the college. It is expected to be cured of habbit for rule violators and provide lessons to their junior. Penelitian ini merupakan penelitian survei tentang perilaku seksual pranikah di kalangan mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Kristen STAKN Kupang. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada delapan belas bentuk perilaku seksual pranikah mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Kristen STAKN Kupang yaitu: 1) pegangan tangan dengan pacar atau pasangan; 2) berpelukan dengan pacar atau pasangan; 3) berciuman pipi dengan pacar atau pasangan; 4) berciuman bibir dengan pacar atau pasangan; 5) menonton video porno; 6) menyimpan atau mencari gambar porno dari internet; 7) membayangkan melakukan seksual dengan lawan jenis; 8) membicarakan hal porno dengan teman; 9) mencium leher atau leher dicium pacar atau pasangan; 10) berciuman sampai ke daerah payudara; 11) memegang payudara atau payudara dipegang pacar atau pasangan; 12) memegang alat kelamin pacar atau pasangan; 13) masturbasi atau onani; 14) membicarakan hal porno dengan pacar atau pasangan; 15) melakukan chat sex atau sms sex atau phone sex atau cam sex; 16) petting; 17) melakukan hubungan seksual; dan 18) oral sex. Tiga bentuk perilaku seksual yaitu: 1) pegangan tangan dengan pacar atau pasangan; 2) berpelukan dengan pacar atau pasangan; 3) berciuman pipi dengan pacar atau pasangan dengan persentase tinggi sedangkan lima belas bentuk perilaku seksual lainnya berada pada persentase rendah.`Untuk mengantisipasi perilaku seksual pranikah di kalangan mahasiswa terutama yang melakukan hubungan seksual hingga mengakibatkan kehamilan perlu ada sikap yang tegas dari pimpinan perguruan tinggi kepada mahasiswa yang melanggar aturan yang ada baik laki-laki maupun perempuan dengan memberhentikan atau mengeluarkan mereka dari perguruan tinggi tersebut. Hal itu diharapkan untuk memberikan efek jera kepada pelanggar aturan sekaligus memberikan pembelajaran kepada adik-adik kelasnya.
Makna Tanah Leluhur Bagi Naomi Berdasarkan Teks Rut 1:1-22 Nelci Nafalia Ndolu; Marsi Bombongan Rantesalu
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 1 No 1 (2019): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v1i1.9

Abstract

The Meaning of Ancestral Land For Naomi Based on Ruth 1: 1-22. The story of Naomi in Ruth 1: 1-22 is closely related to her ancestral land in Bethlehem-Judah. In Ruth 1: 1-3, Naomi is told to make a choice to leave her ancestral land. But Ruth 1: 6 explains that Naomi finally chose to return to her ancestral lands in Bethlehem-Judah after experiencing various suffering and tragedies in the land of Moab. Naomi's choice implied Naomi's perception of the economic, cultural, political and religious meaning of her ancestral land. Based on Ruth 1: 6-19-22, Naomi continues to acknowledge her ancestral land as the "mother" who gave birth to her, always faithfully welcomes her return, treats all the pain of her life; and even guarantee the prosperity of his life, the place that guarantees the rights of life and the social as a widow, and a safe place to worship faithfully to Allah the giver and the owner of his ancestral land. Makna Tanah Leluhur Bagi Naomi Berdasarkan Rut 1:1-22. Kisah Naomi dalam Rut 1:1-22 berkaitan erat dengan tanah leluhurnya di Betlehem-Yehuda. Dalam Rut 1:1-3, Naomi dikisahkan membuat pilihan untuk meninggalkan tanah leluhurnya. Namun Rut 1:6 menjelaskan bahwa Naomi akhirnya memilih untuk kembali ke tanah leluhurnya di Betlehem-Yehuda setelah mengalami berbagai penderitan dan tragedi di Moab tanah rantau. Pilihan Naomi tersebut tersirat persepsi Naomi tentang makna ekonomis, budaya, politis dan religious dari tanah leluhurnya. Berdasarkan Rut 1:6-19-22, Naomi tetap mengakui tanah leluhur nya sebaga “ibu” yang telah melahirkannya, selalu setia menyambut kepulangannya, mengobati semua kepedihan hidupnya; dan bahkan menjamin kesejahtraan hidupnya, tempat paling menjamin hak-hak hidup dan sosial sebagai seorang janda, dan tempat yang aman untuk beribadah dengan setia kepada Allah sang pemberi dan pemilik tanah leluhurnya.
Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Pada Kurikulum 2013 Rinto Hasiholan Hutapea
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 1 No 1 (2019): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v1i1.10

Abstract

The discussion in this paper aims to dissect the problems related to the theoretical and practical aspects of learning evaluation in the 2013 Curriculum. In the theoretical aspects the teachers of Christian Religious Education are expected to understand the essence of the evaluation of learning and the nature of the 2013 curriculum. This understanding is important, because of good understanding and right the nature of the evaluation of learning and Curriculum 2013 will help and facilitate Christian Religious Education teachers in designing evaluation instruments for learning in the classroom. On the contrary, if the Christian Education teacher does not understand well the nature of the evaluation of learning and the nature of 2013 Curriculum, it can be ascertained that the Christian Religious Education teacher will have difficulty in designing and implementing classroom learning evaluations. Pembahasan dalam tulisan ini bertujuan untuk membedah problematika terkait aspek teoritis dan praktis evaluasi pembelajaran pada Kurikulum 2013. Dalam aspek teoritis guru-guru PAK diharapkan memahami dengan baik hakikat dari evaluasi pembelajaran dan hakikat Kurikulum 2013. Pemahaman ini penting, karena pemahaman yang baik dan tepat akan hakikat evaluasi pembelajaran dan Kurikulum 2013 akan menolong dan memudahkan guru PAK dalam merancang instrumen evaluasi pembelajaran di kelas. Namun sebaliknya, jika guru PAK tidak memahami dengan baik hakikat evaluasi pembelajaran dan hakikat Kurikulum 2013 dapat dipastikan guru PAK akan mengalami kesulitan dalam merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran di kelas. Kata-kata kunci: evaluasi, pembelajaran, kurikulum 2013
Misi dan kebangkitan Rohani: Implikasi Misi Allah Bagi Gereja Yosua Feliciano Camerling; Hengki Wijaya
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 1 No 1 (2019): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v1i1.11

Abstract

The purpose of this writing is to explain the close relationship between mission and spiritual awakening. The method used is qualitative description with library studies seen from the history of spiritual awakening that has happened and Christian mission's understanding of spiritual awakening. In conclusion, spiritual awakening can revive the passion for mission, and mission is one of the concrete steps manifested by missionaries in the event of a spiritual resurrection. For this reason, the signs that arise when spiritual awakening occurs are the heart of the mission involved. The relationship between mission and spiritual awakening is a spiritual awakening to evoke the spirit of mission. This is marked by so many missionaries who are involved in missionary service. Tujuan penulisan ini untuk menjelaskan hubungan yang erat antara misi dan kebangkitan rohani. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskripsi dengan studi kepustakaan dilihat dari sejarah kebangkitan rohani yang pernah terjadi dan pemahaman misi Kristen terhadap kebangkitan rohani. Sebagai kesimpulannya adalah kebangkitan rohani dapat menghidupkan kembali gairah untuk bermisi, dan misi adalah salah satu langkah yang kongkret yang diwujudnyatakan oleh para misionaris ketikaterjadinya kebangkitan rohani. Untuk itu, tanda-tanda yang muncul saat kebangkitan rohani terjadi adalah hati misi ikut di dalamnya. Hubungan antara misi dan kebangkitan rohani ialah kebangkitan rohani membangkitkan semangat bermisi. Hal ini ditandai dengan begitu banyaknya misionaris yang terjun dalam pelayanan misi.
Peranan Gereja dalam Menghambat Laju Pertumbuhan Pemakai Narkoba Simon Simon
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 1 No 2 (2019): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v1i2.15

Abstract

Indonesia is a country that is fertile ground for drug trafficking carried out by domestic dealers and drug dealers internationally. The rise of drugs today causes victims to die every day. President Jokowi came to state that Indonesia was on the verge of a "drug emergency", because every day 50 people died. If in just one year it could reach 18,000 people die each year. Seeing these facts, of course the government appealed through the National Narcotics Agency (BNN) that this should not be left unnoticed because it would have an increasingly bad impact. This research aims to give an idea to the churches that the spread of drugs and the number of users is alarming in the midst of this nation. The method that the author uses in writing this article uses a qualitative method with a literature study approach. The role that can be demonstrated by the church in drug prevention by preaching the dangers of drugs in the pulpits, partnering with BNN institutions as the frontline in eradicating drugs, conducting visits to rehabilitation sites and optimizing the role of families as supervisors. Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi lahan subur dalam peredaran narkoba yang dilakukan oleh para bandar dalam negeri maupun bandar narkoba secara internasional. Maraknya narkoba di masa kini menyebabkan adanya korban yang meninggal setiap hari. Presiden Jokowi pun sampai menyatakan bahwa Indonesia telah berada pada ambang “darurat narkoba,” dikarenakan setiap harinya meninggal 50 orang. Bila dalam setahun saja dapat mencapai 18. 000 orang meninggal setiap tahunnya. Melihat fakta-fakta ini, tentunya pemerintah menghimbau melalui Badan Narkotika Nasional (BNN) mengemukan hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja karena akan semakin berdampak buruk. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada gereja-gereja bahwa penyebaran narkoba serta jumlah pemakainya sudah mengkuatirkan di tengah bangsa ini. Adapun metode yang penulis gunakan dalam penulisan artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Peranan yang dapat ditunjukkan oleh gereja dalam pencegahan narkoba dengan mengkhotbahkan bahaya narkoba di mimbar-mimbar, bermitra dengan lembaga BNN sebagai garda terdepan pemberantas naskoba, mengadakan kunjungan ketempat rehabilitasi dan mengoptimalkan peran keluarga sebagai pengawas.
Kepemimpinan Nehemia dan Relevansinya dalam Pengelolaan Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen di Indonesia Nasokhili Giawa
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 1 No 2 (2019): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v1i2.17

Abstract

Leadership is an instrument to achieve the vision, mission, goals, targets, and success of an organization, so we need a good leadership. With good leadership a leader can achieve goals and be able to manage conflicts / obstacles that may occur in the leadership process. From this problem the authors conducted an analysis of the concept of Nehemiah's leadership, because Nehemiah was a leader who was able to rebuild the wall of Jerusalem that had been damaged. The author analyzes the biblical texts and various literatures relevant to the topic. The analysis shows that Nehemiah's leadership is visionary and inspirational leadership. The leadership is relevant to the management of Christian Religious Colleges in Indonesia (PTKKI) because it is built on the foundation of true spirituality, guided by a clear vision, a good management process. Kepemimpinan merupakan instrumen untuk mencapai visi, misi, tujuan, target, dan kesuksesan suatu organisasi, sehingga diperlukan sebuah kepemimpinan yang baik. Dengan kepemimpinan yang baik seorang pemimpin dapat mencapai tujuan serta mampu memanajemeni konflik/rintangan yang mungkin terjadi dalam proses kepemimpinan itu. Dari masalah tersebut penulis melakukan analisis terhadap konsep kepemimpinan Nehemia, karena Nehemia merupakan tokoh pemimpin yang mampu membangun kembali tembok Yerusalem yang telah rusak. Penulis melakukan analisis pustaka terhadap teks Alkitab dan berbagai literatur yang relevan dengan topik tersebut. Dari hasil analisis tampak jika kepemimpinan Nehemia adalah kepemimpinan yang visioner dan inspiratif. Kepemimpinan tersebut relevan dengan pengelolaan Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen di Indonesia (PTKKI) karena dibangun di atas dasar spiritualitas yang benar, dituntun oleh visi yang jelas, dan proses manajemen yang baik.

Page 1 of 10 | Total Record : 94