cover
Contact Name
Yeny Sulistyowati
Contact Email
yeny.sulistyowati@urindo.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jbik@urindo.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
ISSN : 16936868     EISSN : 2622948X     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan (JBIK) dengan E-ISSN :2622-948X diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Universitas Respati Indonesia, Jakarta, Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan ini terbit dua kali setiap tahun, yakni pada bulan Juni dan bulan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 228 Documents
Analisis Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Intensive Rumah Sakit X Elon Kusnadi
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 7, No 1 (2017): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.411 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v7i1.208

Abstract

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan memegang peranan penting dalam menentukan mutu  pelayanan Rumah Sakit,  merupakan bagian terdepan dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan karena pelayanan keperawatan diberikan secara berkesinambungan selama 24 jam dan berada dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang rawat inap non intensif  Rumah Sakit X. Penelitian ini merupakan studi dokumentasi dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Studi dokumentasi proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada bagian administrasi Rumah Sakit X berdasarkan kunjungan pasien di ruang rawat inap non intensif pada bulan juli 2012.  Hasil penelitian menunjukan dokumentasi proses asuhan keperawatan terisi dengan lengkap  sebanyak 87.84%  dan 12.16% tidak terisi dengan lengkap. Kelengkapan dari  tahapan proses asuhan keperawatan yaitu dokumentasi pengkajian keperawatan sebesar 78.27% , dokumentasi diagnosis keperawatan  sebesar 78.27%, dokumentasi rencana keperawatan sebesar 78.65%, kelengkapan dokumentasi tindakan keperawatan sebesar 97.38% dan kelengkapan dokumentasi evaluas keperawatani sebesar 91.93%. Format evaluasi berupa D.A.R tidak menggunakan S.O.A.P atau S.O.A.P.I.E.R. Kesimpulannya sistem dokumentasi keperawatan di ruang rawat inap non intensif rumah sakit Islam Sukapura Jakarta Utara sebagian besar terisi dengan baik. Saran bagi pihak Rumah Sakit agar selalu meningkatkan mutu keperawatan dengan memperhatikan aspek pendukung. Kata kunci           : Dokumentasi, Proses Keperawatan, Ruang  Rawat Inap Non Intensive 
PENGARUH KOMBINASI SENAM DIABETES MELITUS DAN SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ANGGOTA PERSADIA RS HUSADA TAHUN 2013 Rohani Rohani
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 7, No 2 (2017): Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.331 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v7i2.42

Abstract

ABSTRAKDiabetes Melitus (DM) merupakan suatu gangguan metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang abnormal. Komplikasi  akut yang sering terjadi antara lain hiperglikemia dan  hipoglikemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi senam DM dan senam kaki Diabetik terhadap penurunan kadar gula darah pasien DM tipe 2 anggota Persada RS Husada Jakarta. menggunakan metode  penelitian Quasi Eksperiment non – equivalent control group pre – post test design dengan jumlah responden   40 pasien. Variabel bebas penelitian adalah senam Diabetes Melitus (SDM) dan senam kaki Diabetik (SKD).  Variabel terikat adalah penurunan kadar gula darah. Analisa bivariat menggunakan uji T Paired defferent Test. Hasil perhitungan adalah nilai t hitung 0,859 dan nilai t tabel 1,685. Karena nilai t berada pada Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa SDM dan kombinasi SDM - SKD dapat menurunkan kadar gula darah, meskipun  tidak ada perbedaan pengaruh  signifikan antara  kedua intervensi tersebut.  Saran penelitian adalah  sebaiknya perawat selalu memberikan motivasi  kepada setiap pasien DM agar  melakukan senam DM untuk menurunkan kadar gula darah, sehingga pasien dapat melaksanakannya secara rutin dalam kehidupannya sehari–hari.Kata kunci : DM tipe 2, SDM, SKD, penurunan kadar gula darah
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KONSEP KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. H. BOB BAZAR, SKM KALIANDA TAHUN 2013 Dian Elviana
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 5, No 1 (2015): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.992 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v5i1.115

Abstract

Komunikasi terapeutik merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit. Keberhasilan komunikasi terapeutik dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya adalah pengetahuan perawat. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat tentang konsep komunikasi terapeutik (fase prainteraksi, fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi) dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik (fase prainteraksi, fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi) di ruang rawat inap RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM Kalianda. Penelitian ini adalah deskriptif korelasi yang menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksanaan di ruang rawat inap RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM Kalianda yaitu 65 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang konsep komunikasi terapeutik fase prainteraksi dengan pelaksasaan komunikasi terapeutik fase prainteraksi (nilai p = 0,918 > α), tidak ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang konsep komunikasi terapeutik fase orientasi dengan pelaksanaan komunikasi terapetik fase orientasi (nilai p=1,000 > α), tidak ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang konsep komunikasi terapeutik fase kerja dengan pelaksanaan komunikasi terapetik (nilai  p=0,325 > α), dan tidak ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang konsep komunikasi terapeutik fase terminasi dengan pelaksanaan komunikasi terapetik fase terminasi (nilai p= 0,080 > α). Kata Kunci: Pelaksanaan, Komunikasi Terapeutik, Pengetahuan, Hubungan
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG REUMATOID ARTRITIS DI RW 01 KELURAHAN PINANG RANTI JAKARTA TIMUR Fajar Susanti; Jamiatun Jamiatun; Elis Nur Indah Sari
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 6, No 1 (2016): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.59 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v6i1.162

Abstract

Lansia merupakan kelompok beresiko tinggi yang mengalami berbagai masalah kesehatan khususnya penyakit degeneratif seperti rematik khususnya Reumatoid artritis. Penyakit ini menyebabkan rasa sakit yang dapat menyebabkan kecacatan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan lansia tentang penyakit Rheumatoid Arthritis. Subjek penelitian ini adalah lansia yang berusia di atas 60 tahun yang ada di RW 01 Kelurahan Pinang Ranti Jakarta Timur. Metode penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif cross sectional. Jumlah responden 169 dengan teknik purposive sampling. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin. Hasil penelitian ini adalah sebagian besar tingkat pengetahuan lansia tentang Rheumatoid Arhritis didapatkan dalam kategori tingkat pengetahuan cukup sebanyak 48.2%, baik 42%, dan kurang 9.5%. Simpulan tingkat pengetahuan lansia tentang Rheumatoid Arthritis di RW 01 Kelurahan Pinang Ranti Jakarta Timur sebagian besar adalah cukup baik, diharapkan kader kesehatan dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai reumatoid artritis sehingga dapat meningkatkan status kesehatan lansia. Kata Kunci: Lansia, Pengetahuan, Reumatoid Artritis
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan Premenstrual Syndrome (PMS) pada Siswi SMK N X Jakarta Timur 2016 Nurmilasari M.Kes; Yenni Ariestanti
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 6, No 2 (2016): Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.398 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v6i2.31

Abstract

Premenstrual Syndrome (Sindrom Pramenstruasi) adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi. Premenstrual syndrome (PMS) merupakan gangguan yang umum terjadi pada WUS, namun berdampak pada aktivitas sosial dan prestasi di sekolah. Perilaku untuk mengurangi  terjadinya sindrome premenstruasi sangat diperlukan. Untuk mengurangi kejadian sindrome premenstruasi dengan cara minum obat, jika payudara sakit atau kepala pusing, perut sakit langsung mengompresnya dengan air hangat, istirahat cukup, olahraga, dan mengatur pola makan.  Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan Premenstrual Syndrome (PMS) pada siswi SMK N X Jakarta Timur 2016. Metode penelitian: Jenis Penelitian ini kuantitatif dengan rancangan cross sectional, Sampel dalam penelitian berjumlah 130 orang siswi kelas X terdiri 5 Jurusan dengan metode simple random sampling. Cara pengumpulan data dengan metode kuesioner, analisis  data menggunakan analisis deskriptif, analitik dengan chi square, waktu Februari --Juni 2016. Hasil penelitian terdapat 130 responden pada siswi SMK N X Jakarta Timur, Perilaku baik Remaja Putri dalam mengatasi pencegahan premenstrual syndrome adalah 68 responden (52,3%). Faktor – faktor yang berhubungan dengan perilaku premenstrual syndrome secara bermakna adalah umur, pengalaman, sumber ekonomi, pengetahuan, sikap, sumber informasi, pengaruh teman sebaya, dan peran petugas kesehatan pada siswi SMK N X Jakarta Timur. Kesimpulan bahwa Perilaku Remaja Putri Dalam mengatasi pencegahan premenstrual syndrome cukup baik dan semua faktor yang diteliti berhubungan secara bermakna seperti umur, pengalaman, sumber ekonomi, pengetahuan, sikap, sumber informasi, pengaruh teman sebaya, dan peran petugas kesehatan. Saran diharapkan bisa menggali lebih dalam hubungan tingkat pengetahuan perilaku pencegahan premenstrual syndrome.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN ISPA BERULANG PADA BALITA USIA 36–59 BULAN DI PUSKESMAS KECAMATAN CIPAYUNG Sugeng Hadisaputra; Luzi Suparta; Ridho Ananda
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 5, No 1 (2015): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.821 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v5i1.106

Abstract

: Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan infeksi penyakit yang menyerang pada balita yang terjadi di saluran pernafasan merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor dengan kejadian ISPA berulang pada balita. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah balita yang terkena penyakit ISPA di Puskesmas Lubang Buaya dengan rata-rata 113 kunjungan kasus setiap bulannya. Subjek penelitian berjumlah 88 balita usia 36-59 bulan yang menderita penyakit ISPA di Puskesmas Lubang Buaya. Hasil penelitian menunjukan bahwa kejadian infeksi saluran pernafasan akut berulang 59.1%, tidak berulang 40.9%, perilaku hidup bersih sehat kategori sehat 50.0%, tidak sehat 50.0%, status gizi balita baik 67.0%, tidak baik 33.0%, pengetahuan ibu baik 55.7%, tidak baik 44.3%. hasil ujian analisis dengan α=0.05 menunjukan bahwa ada hubungan antara PHBS (p=0.001), status gizi (p=0.000) dan tidak ada hubungan pada pengetahuan ibu (p=0.052). dengan  hasil ini diharapkan masyarakat dapat meningkatkan PHBS dan ibu dapat memperhatikan asupan gizi anaknya.Kata kunci: Infeksi Saluran Pernafasan Akut Berulang, Balita, Perilaku Hidup Bersih Sehat, Status Gizi Balita, Pengetahuan Ibu
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri Kelas VII, VIII, IX Tentang Menstruasi Di MTs Miftahul Huda Kabupaten Sumedang Tahun 2015 Kholis Khaerun Nisa; Teti Komalasari
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 6, No 2 (2016): Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.227 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v6i2.22

Abstract

Pengetahuan remaja putri di MTs Miftahul Huda  Kabupaten Sumedang  pada survei pendahuluan masih rendah  yaitu hanya 30%  dibandingkan dengan penelitian BKKBN pada Tahun 2010  bahwa pengetahuan tentang menstruasi remaja perempuan sebesar 78 % (20-24 tahun) dan 75 % (15-19 tahun). Rendahnya pengetahuan tersebut mungkin karena letak sekolah tersebut terpencil sehingga informasi tentang kesehatan reproduksi termasuk tentang menstruasi kurang. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri kelas VII, VIII, dan IX tentang menstruasi di MTs Miftahul Huda Kabupaten Sumedang. Metode penelitian  kuantitatif dengan rancangan quasi eksperimental. Jumlah populasi sebanyak 31 siswi semua ikut serta dalam penelitian ini, pengambilan data dengan kuesiner yang berisikan 35 soal, nilai tertinggi ≥ 75%, analisisnya secara deskriptif dan analitik dengan t tes dependen. Hasil penelitian sebelum dilakukan intervensi pendidikan kesehatan tentang menstruasi pada remaja putri di MTs Miftahul Huda  semuanya nilai pengetahuannya rendah, Setelah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan hasilnya nilai pengetahuan tinggi sebesar 96,8%, sisanya 1 responden mendapat nilai pengetahuanrendah (3,2%). Perbedaan hasil pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi pendidikan kesehatan tentang menstruasi sebesar 96,8% dengan nilai p 0,000. Kesimpulan ada pengaruh bermakna pendidikan kesehatan tentang menstruasi terhadap peningkatan pengetahuan sebelum dan setelah intervensi. Saran tingkatkan pengetahuan bagi siswi yang nilainya masih rendah dan pertahankan siswi yg nilai tinggi, dan tingkatkan pendidikan kesehatan di sekolah lain.
DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN K4 OLEH IBU BAYI DI PUSKESMAS KARANG KITRI KECAMATAN BEKASI TIMUR Endang Siti Mawarni
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 8, No 1 (2018): Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.251 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v8i1.56

Abstract

ABSTRAK Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu program pokok di Puskesmas, mengingat program inilah yang menjangkau kesehatan ibu dan anak di wilayah puskesmas. Salah satu program KIA yaitu pelayanan Antenatal Care (ANC) yang berupa cakupan kunjungan ibu hamil K4. Kunjungan K4 adalah kontak minimal 4 kali selama kehamilan untuk mendapatkan pelayanan ANC, dimana pada trimester pertama minimal 1 kali, trimester kedua minimal  1 kali, dan pada trimester ketiga minimal 2 kali. Tujuan penelitian yaitu untuk melihat determinan yang berhubungan dengan kunjungan K4 oleh ibu bayi di Puskesmas Karang Kitri Kecamatan Bekasi Timur. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, rancangan cross sectional, populasi penelitian adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi berumur 0-12 bulan, pernah memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan di Puskesmas Karang Kitri Kecamatan Bekasi Timur, jumlah sampel 100 responden diambil secara accidental. Analisis univariat, bivariat dengan Chi square, multivariat dengan regresi logistik ganda. Hasil responden pemeriksaan K4 sebanyak 79%, pengetahuan tinggi 78%, sikap positif 73%, umur tidak beresiko 78%, pendidikan tinggi 60%, bekerja 55%, jumlah anak banyak 51%, kehamilan banyak 66%, tidak pernah keguguran 77%, tidak ada penyulit kehamilan 51%, fasilitas kesehatan tersedia lengkap 95%, jarak tempat tinggal dekat 52%, ada dukungan keluarga 82%, suami mendukung 87%, sumber informasi media cetak 97%. Analisis multivariat akhir yang berhubungan dukungan suami p 0,004, OR 10,042, 95%CI 2,061-48,917; dukungan keluarga besar p 0,004, OR 8,403, 95%CI 1,956-36,110; pengetahuan p 0,006, OR 6,603, 95%CI 1,711-25,475; jumlah anak p 0,028, OR 4,901, 95%CI 1,193-20,138; jarak tempat tinggal p 0,067, OR 3,416, 95%CI 0,917-12,717. Kesimpulan sebagian besar telah melakukan antenatal K4 secara lengkap, faktor yang dominan adalah dukungan suami. Kata kunci : kunjungan ANC K4 ibu bayi, dukungan suami
“PAKET PELATIHANPENINGKATAN PELAYANAN GIZI (NUTRITION SERVICE DELIVERY ENHANCEMENT PACKAGE/NSDEP DI KABUPATEN KETAPANG KALBAR) Siti Masyitah
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 5, No 2 (2015): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.424 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v5i2.129

Abstract

Tindak kaji cepat dari tim konsultan proyek Nutrition Improvement Through Community Empowerment (NICE) menunjukkan rendahnya permintaan layanan gizi, rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan gizi, dan rendahnya kualitas perawatan yang diberikan. Tim konsultan mengkonseptualisasikan strateginya dengan menerapkan pelatihan pelayanan gizi kepadaTenaga Kesehatan di Posyandu (FM, KGM, Kader and Tokoh Masyarakat) danStaf Puskesmas (Kepala Puskesmas, TPG dan Bidan) dalam Upaya Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Gizi di Posyandu dan Masyarakat.Tujuan penelitian untuk mengetahui paket pelatihan pelayanan gizi meningkatan pengetahuan dan pelayanan gizi kepada masyarakat.Jenis studi kuantitatif, dengan rancangan quasi eksperimental, analisisnya deskriptif dan analitik dengan uji t tes.Penelitian di wilayah proyek NICE dan berdasarkan kebutuhan dan kesiapannya untuk melaksanakan kegiatan pelatihan. Setiap wilayah yang dipilih  5puskesmas dan desa di wilayahnya yang akan disertakan. Dalam satu desa dipilih satu posyandu sebagai tempat pelatihan.Hasil lainnya menunjukkan bahwa pelaksanaan paket pelatihan peningkatan pelayanan gizi di posyandu menghasilkan D/S yang sangat baik, berkelanjutan selama periode waktu tertentu serta didapatkan modul pelatihan yang terstandarisasi dan peningkatan kemampuan staf puskesmas dalam penanganan pelayanan gizi. Kata kunci: pelatihan peningkatan pelayanan gizi, tenaga posyandu, staff puskesmas.
IMPLEMENTASI KELENGKAPAN PENGISIAN INFORMED CONSENT KASUS BEDAH DI KAMAR OPERASI DALAM UPAYA MENUNJANG AKREDITASI RS ZAHIRAH Fachri Razi; Alih Germas Kodyat; Fresley Hutapea
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 8, No 2 (2018): Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.26 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v8i2.281

Abstract

Setiap tindakan kedokteran yang mengandung resiko tinggi, harus memperoleh persetujuan tertulis dalam bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir informed consent dan ditandatangani oleh orang yang berhak memberikan persetujuan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No 129 tahun 2008 tentang Standar Minimal Pelayanan di Rumah Sakit, pengisian formulir Informed Consent harus 100%. Dari data yang ada, jumlah kasus bedah di kamar operasi Rumah Sakit Zahirah, periode Januari 2017 - Desember 2017 adalah sebanyak 5175 tindakan dengan kelengkapan pengisian informed consent 58%. Akreditasi pada dasarnya adalah proses menilai rumah sakit sejauh mana telah menerapkan standar. Kelengkapan pengisian Informed Consent menjadi penting dalam penilaian akreditasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi kelengkapan pengisian informed consent kasus bedah di kamar operasi dalam upaya menunjang akreditasi Rumah Sakit Zahirah Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam dan telaah dokumenHasil penelitian menunjukkan pengetahuan mempengaruhi kepatuhan dan sikap dokter dalam kelengkapan pengisian informed consent, Namun motivasi tidak berpengaruh dalam kelengkapan pengisian informed consent. Formulir informed consent sendiri perlu ditelaah.. Dalam pelaksanaan pengawasan dalam kelengkapan pengisian Informed Consent, maupun sosialisasi regulasi maupun kebijakan dan pedoman (SOP) informed consent yang ada belum berjalan dengan baik,  Kata kunci: KelengkapanDaftar Pustaka: 21 (1995 – 2017)

Page 1 of 23 | Total Record : 228