cover
Contact Name
Henny Syapitri
Contact Email
heny_syahfitri86@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
ojs.usmindonesia19@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
ISSN : 25361475     EISSN : 2527712X     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Analis Laboratorium Medik provides a forum for publishing the novel technologies and knowledge related to the medical laboratory technology. Scientific articles dealing with the following topics in medical laboratory technology.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 2 (2017): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK" : 6 Documents clear
ANALISA JAMUR PENYEBAB INFEKSI PADA KUKU KAKI PEKERJA TUKANG CUCI DI KELURAHAN RENGAS PULAU LINGKUNGAN 23 KECAMATAN MEDAN MARELAN Yunita Purba
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 2 No 2 (2017): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.111 KB)

Abstract

Jamur hidup dilingkungan yang lembab dan mengandung zat organik. Jamur yang dapat menginfeksi kuku disebabkan oleh jamur golongan Dermatofita.Jamur Dermatofitamampu membentuk molekul yang berikatan dengan keratin dan mengunakan sumber nutrisi dari keratin membentuk koloni.Kuku terdiri atas keratin dan sulfur, kuku yang terinfeksi jamur Dermatofitayang dapat menyebabkan kelainan pada kuku, kelainan ini menyebabkanpenebalan kuku, lempengan kuku rusak, kuku berubah warna, dan kuku rapuh atau keras. Dari penelitian terdahulu dengan objek berbeda dan sampel sama infeksi jamur dapat disebabkan oleh 3 genus yaitu :Trichophyton, Microsporum, dan Epidermaphyton. Telah dilakukan penelitian pada tukang cuci di Kelurahan Rengas Pulau Lingkungan 23 Kecamatan Medan Marelan dengan jumlah 10 orang pekerja. Jenis penelitian ini bersifat descritif dengan metode kultur pada media Sabouraud Dextrose Agar dan hasil penelitian ditemukan 3 sampel positif yang disebabkan oleh Trichophyto mentagrophytes dan Epidermaphyton floccusum.Infeksi ini terjadi pada orang yang sering mencuci dan merandam tangan atau kaki dengan air.Untuk menghindari infeksi jamur pada kuku perluh merawat kuku dengan baik, menggunting kuku yang panjang, menjaga kebersihan kuku, membersihakan selah-selah jari.
ANALISA KADAR LOGAM KADMIUM (Cd) PADA IKAN KALENG SARDEN YANG DIPERJUALBELIKAN DI SUPERMARKET DAERAH PADANG BULAN MEDAN Adiansyah Adiansyah; Ahmad Hafizullah Ritonga
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 2 No 2 (2017): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.27 KB)

Abstract

Sarden (sardines) adalah salah satu jenis ikan kaleng yang paling umum dikonsumsi oleh manusia. Kadmium merupakan logam yang lunak berwarna putih seperti perak putih, biru muda, tidak berbau dan mudah rusak jika dikenai uap ammonia. Kadmium banyak digunakan sebagai pigmen warna cat, keramik, plastik, katode untuk Ni-Cd pada baterai, bahan fotografi, pembuatan tabung tv, kembang api, dan percetakan tekstil. Kadmium bersifat toksik pada manusia karena mengkonsumsi makanan dan minuman yang tercemar kadmium. Gejala keracunan kadmium biasanya ditandai dengan daya tahan tubuh melemah, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, rasa sakit dan panas di dada, dan dapat menyebabkan penyakit paru-paru akut, nekrosis pada ginjal proteiuria dan anemia serta kematian pada dosis tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa kadar Kadmium (Cd) pada ikan kaleng sarden dan apakah sudah memenuhi SNI No.7387 Tahun 2009 tentang ambang batas maksimum cemaran logam dalam pangan yaitu 0,1 ppm. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan uji laboratorium metode Spektrofotometer Serapan Atom (AAS). Penelitian ini telah dilakukan di supermarket daerah Padang Bulan Medan dan dilanjutkan pemeriksaan di Laboratorium penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU) pada tanggal 10 – 25 Agustus 2016.Dari hasil penelitian tersebut bahwa ketiga sampel mengandung Cd, dengan kadar sampel 1 (0,000091ppm), sampel 2 (0,000098 ppm) dan sampel 3(0,000073) ppm. Maka dari hasil penelitian dinyatakan bahwa ketiga sampel memenuhi persyaratan SNI No.7387 Tahun 2009 tentang ambang batas maksimum cemaran logam dalam pangan yaitu 0,1 ppm.
ANALISA KADAR HBA1C PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSU MARTHA FRISKA MULTATULI MEDAN Jenny Ria Sihombing; Eka Margareta
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 2 No 2 (2017): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.913 KB)

Abstract

Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabtes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh. Klasifikasi DM terbagi menjadi 4, DM tipe 1, DM tipe 2, DM pada kehamilan, dan DM tipe lain. Penelitian ini dilakukan terhadap pasien yang sudah terdiagnosa DM tipe 2, karna penyandang DM tipe 2 dari masyarakat yang memiliki pola hidup yang tidak baik. hbA1c adalah zat yang terbentuk dari reaksi antara glukosa dan hemoglobin. hbA1c merupakan salah satu parameter untuk menilai kontrol glikemik (kepatuhan pasien). Penelitian dengan judul Analisa Kadar HbA1c Pada Penderita Diabetes Tipe 2 Di Rumah Sakit Martha Friska Multatuli Medan bertujuan untuk menganalisa dan mengukur kadar HbA1c Pada Penderita Diabetes Tipe 2. Metode penelitian Deskriptif Cross-sectional. Bahan pemeriksaan adalah darah vena mediana cubiti dengan antikoagulan EDTA. Dari hasil pemeriksaan diperoleh 15 sampel dimana 66,6% dengan kadar HbA1c >8% dengan kriteria pengendalian DM buruk, 26,6% dengan kadar HbA1c 6-8% dengan kriteria pengendalian DM sedang, dan 6,6 % dengan kriteria pengendalian DM baik. Dari hasil penelitian ini didapat pengendalian DM di RSU Martha Friska Medan masih buruk. Untuk mendapatkan pengendalian DM yang baik, sebaiknya diabetisi melakukan pemeriksaan HbA1c setiap 3 bulan sekali sebagai bagian dari pengelolaan diabetes.
ANALISA KISTA PROTOZOA USUS KELAS MASTIGOPORA PADA TINJA ANAK USIA 7-9 TAHUN DI SDN 014638 DESA SEI NANGKA KECAMATAN SEI KEPAYANG BARAT YANG BARAT KABUPATEN ASAHAN Debie Rizqoh; Dendrinson Purba
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 2 No 2 (2017): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.894 KB)

Abstract

Protozoa kelas Mastigophora spesies Giardia lamblia dapat menyebabkan radang usus. Parasit ini dapat ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi bentuk kista dalam tinja, dan ditularkan melelui makanan yang dihingapi Musca domestika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada ditemukan parasit Protozoa kelas Mastigophora spesies Giardia lamblia dalam bentuk kista pada tinja anak usia 6-7 tahun di Desa Pantansile Kecamatan Kutepanang tahun 2016. Penelitian ini dilakukan pada tangal 29,08-02,09 di laboratorium Kimia Biologi Universitas Sari Mutiara Indonesia. Pemeriksaan mengunakan lugol kista metode direct smear. Populasi dalam penelitiaan ini adalah seluruh tinja anak usia 6-7 tahun di Desa Pantansile Kecamatan Kutepanang Kabupaten Aceh Tengah dengan sampel sebanyak 50orang. Jenis penelitiaan ini bersipat Deskriktif Crossectional. Dari hasil penelitian secara mikroskopis 2 sampel 4% yang terinfeksi kista Giardia lamblia dan 2 sampel (4%) yang terinfeksi parasit lain yaitu telur cacing Ascaris lumbricoides.
ANALISA CEMARAN KADAR CEMARAN LOGAM BERAT Pb PADA CUMI-CUMI (LOLIGI INDICA) DAN KEPITING BATU (THALAMITA SIMA) YANG DIPERJUALBELIKAN DI TPI PERCUT SEI TUAN Nova Florentina; Ambarwati Ambarwati
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 2 No 2 (2017): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.674 KB)

Abstract

Kepiting batu (Thalamita sima) dan cumi-cumi (Loligo indica) merupakan jenis biota laut yang banyak diminati dan dikonsumsi oleh masyarakat, karena rasa dan proteinnya yang tinggi. Namun, Kakrena kondisi laut kita saat ini sudah sangat tercemar oleh limbah dan salah satu yang paling berbahaya adlah cemaran logam bertanya seperti Pb. Logam seperti Timbal (Pb) masuk kedalam tubuh kepiting batu dan cumi-cumi melalui akumulasi dari pencemaran limbah industri pabrik dan kapal-kapal, karena habitat kepiting yang bergerak dan mencari makan didasar air yang merupakan tempat endapan dari berbagai jenis limbah. Kepiting sering dijadikan sebagai bioindikator perairan karena mampu mengakumulasi logam berat yang cukup tinggi dibandingkan biota lainnya. Timbal pada biota laut seperti kepiting batu dan cumi-cumi apabila dikonsumsi terus menerus akan menyebabkan kerusakan otak, gangguan menstruasi serta aborsi spontan pada wanita, depresi, sulit berkonsentrasi, daya ingat ternganggu, anemia, serta kematian pada dosis tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa kadar timbal (Pb) pada kepiting batu dan cumi-cumi, serta apakah sudah memenuhi SNI No.7387 Tahun 2009 tentang ambang batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan khususnya jenis krustasea untuk kepiting batu yaitu < 0,5 ppm, dan untuk moluska pada cumi-cumi yaitu yaitu < 1,5 ppm. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan mengambil masing-masing 4 sampel kepiting batu dan cumi-cumi yang diambil secara random (acak) dari 6 populasi di TPI Percut Sei Tuan Medan. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Spektrofotometer Serapan Atom yang dilakukan di Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri (Baristand Industri) Medan. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa keempat sampel kepiting batu mengandung Pb dengan kadar sampel berkisar 0,00187 – 0,00225 ppm. Dan hasil dari kadar Pb pada cumi-cumi, seluruhnya juga positif mengandung Pb dengan kadar sampel berkisar 0,0018 – 0,0020 ppm. Maka dari keseluruhan sampel dinyatakan masih memenuhi persyaratan SNI 7387 tahun 2009, sehingga masih aman untuk dikonsumsi. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti kadar logam lain pada kepiting batu dan cumi-cumi, serta jenis biota laut lainnya.
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN DIVENILBENZENA DAN DIKUMILPEROKSIDA SEBAGAI ZAT ADITIF UNTUK MEMPERKUAT IKATAN KIMIA ANTARA ASPAL DENGAN POLIMER Ahmad Hafizullah Ritonga; Ardiansyah Ardiansyah
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 2 No 2 (2017): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.612 KB)

Abstract

Jalanan aspal khususnya di Indonesia dinilai tidak tahan lama dan mudah rusak yang disebabkan oleh pembebanan muatan kendaraan yang berlebihan, faktor air, dan ditinjau dari sudut sains kimia karena tidak adanya ikatan kimia anatar aspal dengan agregat. Disisi lain banyaknya bahan polimer bekas seperti polietilena jenis politilena densitas rendah (LDPE) dan karet ban luar mobil atau motor yang belum termanfaatkan secara optimal dapat berpotensi mencemari lingkungan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka telah dilakukan penelitian dengan cara menambahkan bahan-bahan aditif seperti dikumil peroksida dan divenil benzena untuk memodifikasi aspal polimer dengan memanfaatkan limbah-limbah polimer seperti polietilena densitas rendah (LDPE) yang mempunyai sifat yang kuat, keras, dan tahan air serta serbuk karet ban luar bekas (crumb rubber) yang bersifat sedikit elastis sebagai bahan aditif dalam campuran aspal. Adapun penelitian ini telah dilakukan dengan mencampurkan antara limbah polietilena, serbuk karet ban bekas,aspal, dan agregat pasir, serta ditambahkan bahan kimia Divenil Benzena (DVB) sebagai bahan pengikat silang (crosslinker) dan Dikumil Peroksida (DCP) sebagai inisiator, sehingga aspal akan berikatan secara kimia dengan polietilena, serbuk karet ban, juga DVB karena sudah terinisiasi oleh adanya DCP serta agregat pasir akan terperangkap diantara rangkaian ikat silang yang terbentuk diantara aspal dengan bahan polimer karena adanya DVB, kemudian campuran tersebut di proses dalam mesin ekstruksi pada suhu 160 0C. Hasil yang diperoleh berupa campuran aspal polimer dengan komposisi DVB dan DCP yang ideal adalah (5:5), dengan nilai penyerapan airnya paling minimal terhadap semua variasi sampel yaitu sebesar 0,18%, dan ini sesuai SNI (maksimum penyerapan air sebesar 3%). Hasil uji kuat tekan rata-rata diperoleh sebesar 2,91 Mpa menunjukkan hasil yang lebih baik tetapi masih dibawah SNI, uji morfologi dengan SEM juga menunjukkan adanya ikatan silang terjadi antara gugus hidroksil dari aspal dengan pengikat sambung silang DVB, polietilena densitas rendah, atau karet ban bekas melaluio rekasi radikal yang diinisiasi oleh adanya DCP.

Page 1 of 1 | Total Record : 6