cover
Contact Name
Anak Agung Ayu Sri Ratih Yulianasari
Contact Email
jurnalanala@gmail.com
Phone
+6285738776698
Journal Mail Official
jurnalanala@undwi.ac.id
Editorial Address
JALAN KAMBOJA NO 17, DENPASAR - BALI
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Anala
Published by Universitas Dwijendra
ISSN : 19075286     EISSN : 27225682     DOI : 10.46650
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal Anala is a peer-reviewed academic journal published by the Faculty of Engineering at Dwijendra University, Denpasar, Bali, Indonesia (P-ISSN: 1907-5286; E-ISSN: 2722-5682). The aim of the journal is to publish original and high-quality articles in the field of architecture, landscape architecture, interior design, building science, building construction, civil engineering and the built environment. Jurnal Anala is published twice a year, in February and September. We accept original articles that have not been previously published elsewhere and are not currently under review for publication.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 7 No 2 (2019)" : 6 Documents clear
Fungsi Dan Bentuk Angkul - Angkul Di Desa Gunaksa, Klungkung - Bali Ade Syawal Dwi Krisma; Dr. Ir. Putu Gde Ery Suardana, M.Erg; A.A. Ayu Sri Ratih Yulianasari, S.T., M.Ars
Jurnal Anala Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.7.2.1041.1-7

Abstract

Arsitektur merupakan salah satu unsur kebudayaan. Arsitektur tercipta dari ide (gagasan), cara mewujudkan, dan hasil perwujudan ide tersebut.tiga aspek tersebut, mengalami perubahan seiringin dengan perkembangan jaman, baik fungsi dari angkul –angkul, bentuk dan bahan yang di gunakan dalam membangunnya. Angkul – angkul merupakan bangunan tradisonal sebagai pintu masuk kepekaranganyang fungsi awalanya hanya sebagai akses keluar masuk manusia atau penghuni rumah, namum dalam perkembangan jaman fungsi angkul – angkul tidak lagi hanya sebagai akses keluar masuk manusia, namun juga sebagai akses keluar masuk kendaraan bermotor. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk identifikasi perubahan atau pelestarian angkul –angkul serta faktor – fakor yang melatar belakangi perubahan atau pelestarian angkul – angkul tersebut
Tradisi Siri Bongkok Pada Rumah Adat Mbaru Gendang Di Desa Todo Kabupaten Manggarai - NTT Heribertus Ran Kurniawan; Frysa Wiriantari, S.T.,M.T
Jurnal Anala Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.7.2.1042.8-15

Abstract

Kampung Todo merupakan salah satu kampung bersejarah yang sampai saat ini masih mempertahankan adat. Salah satu upacara adat yang masih di lestarikan oleh masyarakat todo adalah tradisi tiang utama (Siri Bongkok) pada rumah adat (mbaru gendang). Siri bongkok merupakan salah satu tiang yang sakral dari semua tiang yang ada di rumah adat (mbaru Gendang) Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menjunjung tinggi nilai gotong royong dalam mewujutkan persatuan dan kesatuan masyarakat Todo juga masyarakat manggarai pada umumnya, selain itu agar generasi penerus mengerti dan memahami makna simbolik siri bongok sebagai pemersatu kehidupan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pola pikir Induktif dalam membahas tradisi siri bongkok diantaranya Studi literartur, Wawancara dan Observasi. Berdasarkan hasil penelitian, penyusun dapat menyimpulkan bahwa Mbaru Gendang memiliki makna simbolik. Makna simbolik Mbaru gendang Masyarakat Manggarai terdiri atas makna individual, makna social dan makna religius. Makna-makna tersebut didasarkan atas interpretasi Masyarakat itu sendiri. salah satu simbolik dalam rumah adat (mbaru gendang) adalah siri bongkok yaitu pemersatu kehidupan masyarakat Todo dan manggarai pada umumnya.
SMA Dwijendra Di Denpasar I Ketut Cenik Adiartana; Arya Bagus Mahadwijati Wijaatmaja, S.T., M.T.
Jurnal Anala Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.7.2.1043.16-26

Abstract

Denpasar merupakan kota berwawasan budaya dimana pendidikan merupakan sektor penting dalam mewujudkan perkembangan dan kemajuan kota yang berwawasan budaya. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu didukung oleh pembentukan sumber daya manusia yang cerdas, unggul dan berbudaya mulai dari usia sekolah, terutama jenjang sekolah menengah atas. Banyak sekolah yang mampu membentuk manusia yang cerdas, tetapi kurang memperhatikan pendidikan budaya yang menjadi ciri dan karakter orang Bali. Jika hal tersebut terus dibiarkan maka nilai luhur budaya yang kita miliki akan semakin luntur. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diciptakan lembaga pendidikan yang mampu memberikan pendidikan secara utuh yang tetap berbasiskan budaya yang adi luhur. Tanggung jawab tersebut tidak hanya ada pada tangan pemerintah, peran serta penyelenggara pendidikan swasta juga sangat besar. Yayasan Dwijendra Denpasar merupakan salah satu penyelenggara pendidikan yang berbasiskan budaya dan agama Hindu. Sekolah menengah atas yang diselenggarakan oleh Yayasan Dwijendra sudah terkenal dan mampu menghasilkan anak didik yang berkualitas, dan berbudaya sehingga mempunyai karakter yang unggul. Keunggulan tersebut mejadikan sekolah yang dimiliki Yayasan Dwijendra sebagai sekolah favorit, sehingga daya tampung sekolah sudah melebihi batas maksimal yang ditentukan sesuai dengan peraturan yang ada. Berdasarkan permasalahan yang ada, dengan mengumpulkan data, baik data primer maupun data sekunder serta analisis data yang ada dengan metode induktif yaitu penarikan kesimpulan umum dari data atau fakta-fakta yang diberikan atau yang ada, maka perlu dirancang Sekolah Menengah Atas (SMA) Dwijendra di Denpasar. Perancangan SMA Dwijendra di Denpasar dilakukan dengan konsep yang modern yag dipadukan dengan konsep budaya lokal sehingga memiliki ciri dan karakter tersendiri sebagai sebuah sekolah yang mampu membentuk karakter anak didik yang unggul dan berkualitas serta tetap mamu mempertahankan karakter budaya dan Agama Hindu yang adi luhur.
Tata Letak Dan Perancangan Pembangunan Bale Sakaroras I Gede Ngurah Mardiana Putra; Desak Made Sukma Widiyani, ST, MT.
Jurnal Anala Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.7.2.1044.27-34

Abstract

Arsitektur tradisional Bali sangat erat kaitannya dengan budaya dan agama hindu di Bali. Arsitektur tradisional Bali juga tidak terlepas dari filosofi-filosofi atau konsep yang terkandung didalamnya. Salah satu bale adat yang jarang ditemui adalah Bale Sakaroras, karena hanya beberapa kalangan masyarakat yang memiliki kasta tertentulah yang boleh mendirikan Bale Sakaroras. Bale sakaroras adalah suatu bangunan yang memiliki dua belas tiang juga menempati daerah di bagian kelod suatu pekarangan rumah dan juga tidak bisa di tiduri oleh orang yang sudah bersuami istri. Filosofi yang melandasi Bale Sakaroras adalah Panca Maha Bhuta dan Tri Angga. Fungsi Bale Sakaroras adalah tempat untuk melaksanakan upacara adat agama Hindu. Pembangunan dari Bale Sakaroras ini tediri dari tiga bagian yaitu bataran yang merupakan bagian bawah bangunan, bagian tengah dan juga bagian atas. Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan menerangkan tata letak dan pembangunan Bale Sakaroras karena merupakan warisan dari pendahulu kita yang di dalamnya mengandung nilai-nilai filosofis dan sejarah dan tata letak bangunan Bali.
Perancangan Bale Agung I Kadek Agus Swiardita
Jurnal Anala Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.7.2.1045.35-40

Abstract

Bali memiliki kesan yg magis diantara pulau di Indonesia. Bali terkenal dengan sebutan pulau seribu pura. Dikatakan demikian karena disetiap daerah dan disetiap desa dibangun sebuah pura dari ujung timur sampai ujung barat. Setiap Pura memiliki pelinggih dengan pemujaan yg berbeda beda, namun yg jarang diketahui atau diperhatikan oleh orang yg baru datang di Bali yaitu sebuah tempat seperti Bale yg panjang dengan sebutan Bale Agung. Banyak yg bertanya Bale Agung itu fungsinya apa? Karena Bale Agung mirip dengan Bale santai atau nama orang di sekitar dengan sebutan Bale Bengong. Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut. Apa itu Bale Agung? Bagaimana Fungsi Bale Agung? Bagaimana Merancang Bale Agung Metode penelitian yang di pakai yakni metode pengumpulan data yang meliputi data primer dengan teknik wawancara dan observasi, data sekunder yakni dengan studi kepustakaan dan buku penunjang literatur berupa Bale Agung. Metode analisis data yang meliputi pengelompokan data, analisis dan sintesis dan yang terakhir adalah Metode penarikan kesimpulan yang meliputi metode induktif dan dedukatif. Dalam perencanaan Bale Agung menggunakan Konsep Dasar Tradisional dimana dilihat dari Bale Agung tersebut. Penggunaan Tema Arsitektur Tradisional Lokal pada Bale Agung ini bertujuan agar memahami apa itu Bale Agung, Fungsinya dan Merancangnya.
Tata Letak Dan Material Lumbung Di Desa Jegu, Tabanan – Bali I Gede Mertayasa; Ir. I Ketut Adhimastra, M.Erg.
Jurnal Anala Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.7.2.1046.41-49

Abstract

Bangunan Lumbung merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan padi. Bangunan lumbung ini terletak tepatnya di dalam kompleks bangunan rumah tradisional Bali. lumbung terdiri dari dua lantai pada lantai atas lumbung berfungsi sebagai tempat penyimpanan padi, dan pada bagian bawah disebut bale yang digunakan sebagai ruang istirahat keluarga, sebagai tempat untuk membuat perlengkapan upacara, tempat duduk-duduk atau tempat penerimaan tamu, bila ada orang atau tamu yang datang maka, pertama yang dituju oleh orang tersebut adalah lumbung sebab lumbung tempat yang paling efektif untuk tempat berteduhnya dan setiap orang yang bertamu khususnya orang bali tahu bahwa lumbung itu bisa menetralisir aura negatifnya. Adapun rumusan masalah yang diangkat yakni bagiamana tata letak dan material yang digunakan pada lumbung milik keluarga bapak mangku nyoman sudarma serta mengapa satu site dengan sepuluh kepala keluarga bisa mendirikan masing-masing lumbung ? Batasan masalahnya dari identivikasi masalah tersebut. Pada umumnya tata letak sebuah bangunan lumbung terletak dibagian arah tenggara dari natah umah lumbung biasanya berbentuk persegi panjang dengan memakai saka atau tiang yang terbuat dari bahan kayu yang bisa berjumlah empat atau enam. Pondasi bangunan lumbung menggunakan bebatuan dengan memakai lantai yang biasanya lebih rendah dari paon atau dapur. Awalnya lumbung menggunakan bahan seperti atap menggunakan alang-alang, tiang atau saka menggunakan kayu kutat, usuk dan tingehnya menggunakan kayu waru atau jempinis, dan tempat duduknya menggunakan kayu seseh atau yang lainnya. Karena perkembangan zaman dan bahan – bahan yang digunakan awalnya sangat sulit untuk di dapat maka banyak lumbung menggunakan bahan yang ada seperti, atap genteng, reng menggunakan kayu kamper dan lain sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa filosofi lumbung merupakan tempat untuk menyimpan padi yang digunakan oleh setiap warga Indonesia yang mempunayai hasil pertanian dan bangunan lumbung dari waktu ke waktu banyak perubahan dari segi material dan tata letak.

Page 1 of 1 | Total Record : 6