cover
Contact Name
Sehat Ihsan Sadiqin
Contact Email
jsai@ar-raniry.ac.id
Phone
+6282165108654
Journal Mail Official
jsai@ar-raniry.ac.id
Editorial Address
Gedung Fakultas Ushuluddin Lantai I, Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin UIN Ar-Raniry, Jln. Lingkar Kampus, Kopelma Darussalam Banda Aceh, Aceh 23111.Telp. (0651)7551295.
Location
Kota banda aceh,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)
ISSN : -     EISSN : 27226700     DOI : 10.22373
The focus and Scope of JSAI is to provide a scientific article of conceptual studies of sociology of religion, religious communities, multicultural societies, social changes in religious communities, and social relations between religious communities base on field research or literature studies with the sociology of religion perspective or sociology. Fokus dan Skope JSAI adalah artikel ilmiah tentang studi konseptual sosiologi agama, komunitas agama, masyarakat multikultural, perubahan sosial dalam komunitas agama, dan hubungan sosial antara komunitas agama berdasarkan penelitian lapangan atau studi literatur dengan perspektif sosiologi agama atau sosiologi.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 4 No 2 (2023)" : 8 Documents clear
Beyond Visuals: Komunikasi Dakwah Ustazah Halimah Alaydrus di Instagram Tamita Fatwana Yuna; Ahmad Tamrin Sikumbang
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI) Vol 4 No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jsai.v4i2.2766

Abstract

This article discusses the da’wah communication carried out by Ustazah Halimah Alaydrus on the social media platform Instagram. Although actively engaging in da’wah on the @halimahalaydrus account, Ustazah Halimah Alaydrus intriguingly chooses not to share any pictures or photos of herself. This raises questions regarding the da’wah communication that focuses on social interactions, considering that facial expression is a significant factor in shaping perceptions during communication. The article employs a qualitative descriptive approach. The findings of this study demonstrate that Ustazah Halimah Alaydrus adeptly performs social interactions, successfully establishing closeness with her followers on Instagram. She utilizes various available features such as live broadcasts, highlights, stories, and comment sections to interact with her mad'u (target audience for dakwah). This study concludes that not showing her face in da’wah communication on Instagram does not hinder the process of social interaction. Ustazah Halimah Alaydrus remains capable of fostering effective communication with her followers and achieving her da’wah objectives despite not sharing her pictures. Abstrak Artikel ini membahas mengenai komunikasi dakwah yang dilakukan oleh Ustazah Halimah Alaydrus di media sosial Instagram. Ustazah Halimah Alaydrus aktif berdakwah di akun @halimahalaydrus namun menariknya, dia memilih untuk tidak membagikan gambar atau foto dirinya. Hal ini menimbulkan pertanyaan seputar bagaimana komunikasi dakwahnya yang berfokus pada interaksi sosial, mengingat wajah merupakan faktor penting dalam pembentukan persepsi saat berkomunikasi. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif model deskriptif. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa Ustazah Halimah Alaydrus mampu melakukan interaksi sosial dengan baik dan berhasil menciptakan kedekatan dengan para pengikutnya di Instagram. Dia memanfaatkan berbagai fitur yang tersedia, seperti siaran langsung, sorotan, cerita, dan kolom komentar, untuk berinteraksi dengan mad'u (target dakwah). Kajian ini menyimpulkan bahwa tidak menampilkan wajahnya dalam berkomunikasi dakwah di Instagram tidak menghambat terjadinya proses interaksi sosial. Ustazah Halimah Alaydrus tetap mampu membina komunikasi yang efektif dengan pengikutnya dan mencapai tujuan dakwahnya meskipun tidak membagikan gambar dirinya.
Mitigasi Bencana Banjir Rob di Mangkang Wetan: Tindakan Sosial Masyarakat dan Kapabilitas Struktural Riska Maulita; Bagas Narendra Parahita; Yosafat Hermawan Trinugraha
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI) Vol 4 No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jsai.v4i2.2782

Abstract

Tidal floods (rob floods) have become hazardous disasters due to their potential to submerge an area. Appropriate measures are necessary to address the existing disaster threat in order to prevent undesirable consequences. This research aims to investigate how the community of Mangkang Wetan and its structural government respond to the threat of tidal floods, thus assessing the preparedness of both the community and the government in dealing with such disasters. The study employs a qualitative approach, using data collection techniques such as observation and interviews conducted with the local community and the structural government involved in handling the floods in Mangkang Wetan. This study shows that the government has not yet exerted its full efforts in both structural and non-structural flood mitigation, as they base their actions on certain considerations. Consequently, the community has resigned itself to the situation, resulting in suboptimal disaster mitigation efforts. Therefore, there is a need for an assessment of the capabilities of the structural government to understand the extent of their ability to conduct mitigation, serving as an evaluation to achieve more effective measures against tidal floods. Abstrak Banjir rob menjadi bencana yang membahayakan karena memiliki peluang untuk menenggelamkan suatu wilayah. Perlu tindakan yang tepat dalam menyikapi ancaman bencana yang ada guna mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana masyarakat Mangkang Wetan serta pemerintah strukturalnya bertindak dalam menanggapi ancaman banjir rob sehingga dapat diketahui sejauh mana kesiapan masyarakat maupun pemerintah dalam menghadapi bencana yang ada. Kajian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi serta wawancara yang dilakukan bersama masyarakat dan pemerintahan struktural yang berperan dalam penanganan banjir rob di Mangkang Wetan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah masih belum memberikan upaya maksimal dalam mitigasi banjir rob secara struktural maupun non struktural karena adanya pertimbangan sebagai dasar dalam pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Hal tersebut membuat masyarakat pasrah dengan keadaan sehingga upaya mitigasi bencana belum terlaksana dengan maksimal. Maka dari itu, diperlukan sebuah pengkajian mengenai kapabilitas pemerintah struktural guna mengetahui seberapa jauh kemampuan pemerintah dalam melakukan mitigasi sehingga dapat menjadi bahan evaluasi dalam mencapai upaya mitigasi banjir rob yang maksimal.
Kemiskinan Kultural Kemiskinan Kultural Masyarakat Nelayan di Desa Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas Alfin Muttaqin; Ismail Ismail
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI) Vol 4 No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jsai.v4i2.2815

Abstract

This study aims to examine the poverty among fisherfolk in Panipahan Village, Pasir Limau Kapas Sub-district. The research method used is qualitative with data collection techniques through interviews and observations. The findings indicate that the cultural poverty experienced by the fisherfolk in Panipahan Village is attributed to a set of cultural norms and lifestyle patterns that have become ingrained in their mindset and worldview. The fisherfolk tend to perceive their income from fishing as only sufficient to meet their daily needs, leading them to be reluctant to save or invest their earnings for future ventures. This way of life is then passed down from generation to generation. The study concludes that the poverty experienced by the fisherfolk is a result of a culture, mindset, and impoverished way of life that are inherited and shape their approach to daily living and economic opportunities. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang kemiskinan pada masyarakat nelayan di Desa Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawacara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemiskinan kultural yang dialami oleh masyarakat nelayan di Desa Panipahan disebabkan oleh seperangkat budaya dan pola kehidupan yang telah menjadi bagian dari pola pikir dan pandangan hidup mereka. Masyarakat nelayan di Desa Panipahan cenderung beranggapan bahwa pendapatan dari hasil tangkapan laut hanya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan harian, sehingga mereka enggan menabung atau menginvestasikan penghasilan mereka untuk membuka usaha lain sebagai persiapan untuk masa depan. Pola kehidupan semacam ini kemudian diturunkan dari generasi ke generasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kemiskinan yang dialami masyarakat nelayan merupakan hasil dari budaya, pola pikir, dan kebiasaan hidup miskin yang diwariskan secara turun-temurun kepada anak cucu mereka. Hal ini membentuk pendekatan hidup dan kesempatan ekonomi yang mereka pilih dalam kehidupan sehari-hari.
Kolaborasi Pengembangan Wisata Alam Toga Raja di Desa Partungko Naginjang, Kabupaten Samosir Intan Nur’ainiza Sitorus; Supsiloani Supsiloani
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI) Vol 4 No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jsai.v4i2.2841

Abstract

The article aims to examine the collaboration among BUMDes (Village-Owned Enterprises), the village government, and the local community in developing the natural tourist destination Toga Raja and to describe the strategies employed in its development. The method used in this research is qualitative with a descriptive approach. Data were collected through observations and in-depth interviews. The findings of this study demonstrate that Toga Raja, as a pioneering ecotourism site, holds significant potential in the tourism sector, where collaboration among BUMDes, village government, and the local community is key to its successful development. The development strategies encompass the utilization of social media, cooperation with travel agencies, and the improvement of tourism facilities. The results are evident in the increased number of tourists and rising revenue over time. Toga Raja serves as a successful example of ecotourism development through strong collaboration between BUMDes, the village government, and the local community, employing effective strategies. Abstrak Artikel ini bertujuan untuk melihat kolaborasi yang dilakukan oleh BUMDes, pemerintah desa, dan masyarakat lokal dalam pengembangan wisata alam Toga Raja, dan menggambarkan strategi pengembangan yang dilakukan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data diperoleh dari observasi dan wawancara mendalam. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa sebagai wisata alam rintisan, Toga Raja menawarkan potensi besar dalam bidang wisata di mana kolaborasi BUMDes, pemerintah desa, dan masyarakat lokal menjadi kunci sukses dalam pengembangan wisata ini. Strategi pengembangan meliputi pemanfaatan media sosial, kerjasama dengan agen travel, dan peningkatan fasilitas wisata. Hasilnya terlihat dengan peningkatan jumlah wisatawan dan pendapatan yang meningkat dari waktu ke waktu. Wisata Toga Raja adalah contoh sukses pengembangan wisata alam rintisan melalui kolaborasi yang kuat antara BUMDes, pemerintah desa, dan masyarakat lokal dengan strategi yang efektif.
The Phenomenon of Mass Marriages in Kampung Matfa Tri Handini; Syawaluddin Nasution
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI) Vol 4 No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jsai.v4i2.2869

Abstract

This article aims to describe Mafta and the phenomenon of mass marriage occurring in Kampung Mafta and to explore the underlying reasons behind this practice. The qualitative method is used with interviews, field observations, and documentation as data collection techniques. This study shows MAFTA Indonesia prioritizes the education and practical application of Islamic teachings, as well as promoting citizenship responsibility. Its core philosophy revolves around “togetherness” and “compassion,” fostering equality among its members. Mass weddings in Kampung Matfa serve to strengthen the bonds within the community and dispel negative perceptions. Tuan Imam provides spiritual guidance, emphasizing virtues such as kindness and obedience to Allah and the Prophet. He teaches love for Allah, the Prophet, family, and nature, instilling a sense of unity within the community. The mass weddings in Kampung Matfa teach the values of love, unity, and equality while promoting goodness and citizenship responsibility.
Karakteristik Sosial Budaya dan Solidaritas Warga Rusunawa Begalon I, Surakarta Yopi Putra Raditya; Dwi Astutik; Nurhadi Nurhadi
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI) Vol 4 No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jsai.v4i2.2877

Abstract

The social and cultural characteristics of residents in Rusunawa are influenced by changes in social and economic conditions. This research aims to identify the factors causing differences and similarities in the social and cultural characteristics of the residents in Rusunawa Begalon I, Surakarta, while exploring various aspects of their social and cultural characteristics. This study adopts a qualitative approach, specifically a descriptive case study design. Emile Durkheim's theory of Social Solidarity serves as the fundamental analysis framework. The research findings indicate that the solidarity among the residents of Rusunawa Begalon I is of a mechanical nature. The distinguishing feature of the residents is their high sense of familial bond and spirit of mutual cooperation, which are not commonly found elsewhere. The interwoven solidarity among them encapsulates unique social and cultural characteristics not found in other locations. This solidarity is triggered by their longstanding cohabitation and shared backgrounds. AbstrakKarakteristik sosial budaya warga Rusunawa dipengaruhi oleh perubahan kondisi sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab perbedaan dan persamaan dalam karakteristik sosial budaya warga Rusunawa Begalon I di Surakarta, serta menggali berbagai aspek karakteristik sosial budaya yang dimiliki oleh warga Rusunawa Begalon I. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus yang bersifat deskriptif. Teori Solidaritas Sosial karya Emile Durkheim menjadi dasar analisis dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa solidaritas antar warga Rusunawa Begalon I bersifat mekanik. Warga Rusunawa Begalon I memiliki ciri khas yang tidak ditemukan di tempat lain, yakni tingginya rasa kekeluargaan dan semangat gotong royong. Solidaritas yang terjalin di antara mereka mengandung karakteristik sosial budaya yang unik, tidak ada di tempat lain. Solidaritas ini dipicu oleh lamanya mereka hidup bersama dan latar belakang yang serupa.
Analisis Pemberdayaan Masyarakat: Studi Komparatif Gerakan Ayo Kita Peduli dan Pusat Kesejahteraan Sosial Arini Wijayanti; Muhamad Iqbal; Mirna Nur Alia Abdullah
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI) Vol 4 No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jsai.v4i2.2878

Abstract

Poverty alleviation has become one of Indonesia's Sustainable Development Goals (SDGs) targets to be achieved by 2030, with poverty placed as a primary focus in national development. This study aims to compare the empowerment processes undertaken by “Gerakan Ayo Kita Peduli “ and “Pusat Kesejahteraan Sosial “ (Social Welfare Center, Puskesos) in Husein Sasatranegara, Bandung. The research employs a qualitative approach with a comparative model. The findings indicate that “Gerakan Ayo Kita Peduli “ is more effective in providing empowerment due to its targeting of priority groups such as the elderly, orphans, and micro, small, and medium-sized enterprise (UMKM) practitioners. The program also enhances community capacity through the establishment of “Tokopeduli. “ On the other hand, “Puskesos “ carries out planned activities through neighborhood deliberations (musyawarah kelurahan), but it has not effectively improved living standards due to limited human resources. Both initiatives can conduct evaluations and implement improvements to achieve more effective empowerment. “Gerakan Ayo Kita Peduli “ should strengthen the educational aspect, while “Puskesos “ should enhance collaboration and community involvement. Abstrak Pengentasan kemiskinan telah menjadi salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) yang diupayakan Indonesia untuk dicapai pada tahun 2030 dengan menempatkan kemiskinan sebagai perhatian utama dalam pembangunan nasional. Kajian ini bertujuan untuk membandingkan proses pemberdayaan yang dilakukan oleh Gerakan Ayo Kita Peduli dan Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) di Kelurahan Husein Sasatranegara, Bandung. Kajian ini menggunakan metode kualitatif dengan model komparatif. Kajian ini menunjukkan bahwa Gerakan Ayo Kita Peduli lebih optimal dalam memberikan pemberdayaan karena menyasar kelompok prioritas seperti lansia, yatim dhuafa, dan penggiat UMKM. Program ini juga meningkatkan kapasitas masyarakat dengan pembentukan Tokopeduli. Puskesos juga memiliki kegiatan terencana melalui musyawarah kelurahan, namun belum efektif meningkatkan taraf hidup karena keterbatasan sumber daya manusia. Keduanya dapat melakukan evaluasi dan perbaikan untuk mencapai pemberdayaan yang lebih efektif. Gerakan Ayo Kita Peduli perkuat aspek pendidikan, sementara Puskesos tingkatkan kolaborasi dan keterlibatan masyarakat.
Pemberdayaan Peternak Milenial: Strategi dan Dampak Fauzi Nur Afifudin; Danang Purwanto; Ghufronuddin Ghufronuddin
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI) Vol 4 No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jsai.v4i2.2965

Abstract

Ngargosari Village is undertaken in an effort to enhance community capabilities. This article aims to comprehend the implementation of empowerment strategies for millennial farmers and their impacts. The research methodology utilized is qualitative with a case study approach, employing data collection techniques through interviews and observations. This study showed that the implementation of empowerment strategies by Komunitas Ternak Lembu Mukti involves five main activities, namely plegung, regular arisan (rotating credit association), a savings and loan system for initial capital, the principle of 3 M (Self-Management, Financial Management, and time management), and the provision of land facilities by the village. These activities have had a positive impact on the members of the community and society at large, leading to enhanced livestock management skills, productivity, and welfare. This study concludes that the implementation of empowerment strategies for millennial farmers has yielded positive outcomes in terms of enhancing capabilities, productivity, and the welfare of the community. Furthermore, the strategies align with the principles of the ACTORS theory, as they grant communities the freedom to leverage local potential with the support of external actors as empowering agents. AbstrakPemberdayaan peternak milenial oleh Komunitas Ternak Lembu Mukti di Desa Ngargosari dilakukan sebagai upaya meningkatkan kemampuan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk memahami penerapan strategi pemberdayaan peternak milenial serta dampaknya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan teknik penugumpulan data melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi pemberdayaan oleh Komunitas Ternak Lembu Mukti melibatkan lima kegiatan utama, yaitu plegung, arisan rutin, sistem simpan pinjam untuk modal awal, prinsip 3 M (Manajemen Diri, Manajemen Keuangan, Manajemen Waktu), serta fasilitas lahan yang diberikan oleh desa. Kegiatan-kegiatan tersebut memberikan dampak positif pada anggota komunitas dan masyarakat, meningkatkan kemampuan mengelola ternak, produktivitas, dan kesejahteraan. Kajian ini menyimpulkan bahwa penerapan strategi pemberdayaan peternak milenial berdampak positif dalam meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan masyarakat serta sesuai dengan konsep teori ACTORS yang memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk memanfaatkan potensi lokal dengan dukungan pihak lain sebagai pemberi daya.

Page 1 of 1 | Total Record : 8