cover
Contact Name
Dr. Juniawan, S.P., M.Si
Contact Email
juniawanwi@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
sugiartosumas@kemnaker.go.id
Editorial Address
Sekterariat DPP Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia: Gedung Atmodarminto, BPPK Kemenkeu Jl. Purnawarman No. 99, Kebayoran Baru, Jakarta
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Widyaiswara Indonesia
ISSN : 27227464     EISSN : 27212440     DOI : -
Jurnal Widyaiswara Indonesia (JWI) menerima naskah Karya Tulis Ilmiah (KTI) dari para widyaiswara se-Indonesia, pejabat fungsional tertentu, serta dari penulis umum lainnya, termasuk mahasiswa sarjana dan pascasarjana. Naskah KTI yang dapat diterbitkan pada Jurnal Widyaiswara Indonesia adalah naskah KTI berjenis kajian (research) dan berjenis ulasan (review), serta untuk naskah orasi calon widyaiswara ahli utama. JWI terbit secara berkala pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 2 (2021): Juni 2021" : 5 Documents clear
Kompetensi Teknis Penyuluh KB Pasca Pelatihan di Masa Pandemi Covid 19 Bambang Wijonarko
Jurnal Widyaiswara Indonesia Vol. 2 No. 2 (2021): Juni 2021
Publisher : Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56259/jwi.v2i2.66

Abstract

Kompetensi teknis menjadi persyaratan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menduduki jabatan fungsional Penyuluh Keluarga Berencana (Penyuluh KB), dan terus dilakukan peningkatannya melalui pelatihan yang diselenggarakan di BKKBN. Kompetensi teknis tersebut menjadi bekal penyuluh KB ketika program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dihadapkan pada masa pandemi covid 19. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi faktual tentang kompetensi teknis penyuluh KB di masa pandemi covid 19. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan pendalaman kualitatif melalui online open questions. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kompetensi teknis Penyuluh KB mendapatkan tantangan tidak terduga seiring hadirnya pandemic covid 19, dan memaksa Penyuluh KB melakukan adaptasi terhadap pengelolaan program Bangga Kencana, khususnya pada kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dan advokasi. Perubahan mendasar terlihat pada penggunaan metode dan media KIE dan advokasi program di lapangan. Hasil belajar pengembangan metode dan media telah dirasakan manfaatnya oleh sebagian besar Penyuluh KB. Namun terdapat sebagian Penyuluh KB yang belum dapat mengatasi persoalan pengembangan metode dan media berbasis digital. Penelitian ini merekomendasikan perlunya peningkatan cakupan sasaran pelatihan peningkatan kompetensi teknis melalui pendekatan blended learning, dilakukan segera karena semua Penyuluh KB dituntut dapat beradaptasi dengan kebiasaan normal baru (new normal). Penulis juga menyarankan agar pada masa pandemi covid 19 ini, peningkatan kualitas SDM Penyuluh KB harus menjadi prioritas dalam perencanaan dan penganggaran di BKKBN.
Metode Leaderless Group Discussion (Studi Kasus Efektivitas Penanaman Nilai-Nilai Anti Korupsi pada Latsar CPNS Kemendikbud) Ahmad Khulaemi
Jurnal Widyaiswara Indonesia Vol. 2 No. 2 (2021): Juni 2021
Publisher : Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56259/jwi.v2i2.72

Abstract

Leaderless group discussion (LGD) merupakan salah satu metode pembelajaran andragogi dimana LGD merupakan cara belajar dengan pertukaran pendapat, ide, dan informasi tentang beberapa topik oleh anggota anggota kelompok tanpa dipimpin oleh pemimpin yang ditunjuk di awal diskusi . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pembelajaran dalam penanaman nilai- nilai anti korupsi bagi dosen dengan pola leaderless group discussion pada latsar CPNS Kemendikbud 2020. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan metode leaderless group discussion ini penyampaian materi pelatihan akan tercapai sesuai dengan rencana pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode quosi eksperimental dengan survei sederhana menggunakan pertanyaan terbuka pada Microsoft form dalam pengumpulan data dan jumlah responden sebanyak 136 orang Dosen dari berbagai perguruan tonggi diseluruh Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) 92 % responden mengetahui metode pembelajaran LGD; (2) 84 % responden merasa lebih mudah memperoleh materi dengan metode LGD; (3) Kelebihan metode LGD adalah peserta aktif 56 %; (4) Kekurangan metode LGD oleh responden adalah waktu lebih lama sebanyak 88 responden.(5) Identifikasi anti korupsi ditempat kerja ditemukan sebanyak 95 %; (6) rencana aksi anti korupsi ditempat kerja setelah mengikuti latsar 99 % sudah mampu merencanakan. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa metode Leaderles Group Discussion (LGD) sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran penanaman nilai-nilai anti korupsi pada Latsar CPNS. Leaderless group discussion (LGD) is one of the andragogical learning methods where LGD is a way of learning by exchanging opinions, ideas, and information on several topics by group members without being led by the leader appointed at the beginning of the discussion. This study aims to develop a learning method in instilling anti-corruption values ​​for lecturers with a leaderless group discussion pattern on the CPNS Ministry of Education and Culture 2020. The problem in this study is whether with the leaderless group discussion method the delivery of training material will be achieved according to the learning plan. This study used an experimental quosi method with a simple survey using open questions on Microsoft form in data collection and the number of respondents was 136 lecturers from various Tonggi colleges throughout Indonesia. The results of this study indicate: (1) 92% of respondents know the LGD learning method; (2) 84% of respondents found it easier to obtain material using the LGD method; (3) The advantages of the LGD method are 56% active participants; (4) The disadvantage of the LGD method by respondents is that it takes 88 respondents longer. (5) Anti-corruption identification in the workplace is found to be 95%; (6) the anti-corruption action plan in the workplace after following the training program 99% are able to plan. The conclusion of this research is that the Leaderles Group Discussion (LGD) method is very suitable to be applied in learning to instill anti-corruption values ​​in CPNS Latsar.
Analisis Efektivitas Pelatihan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Kecamatan supriyanto supriyanto
Jurnal Widyaiswara Indonesia Vol. 2 No. 2 (2021): Juni 2021
Publisher : Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56259/jwi.v2i2.74

Abstract

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah efektifitas pelatihan pelayanan administrasi terpadu kecamatan (paten) dan penelitian ini bertujuan untuk menggali faktor-faktor efektifitas pelatihan paten dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di kecamatan. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, pengumpulan data melalui wawancara yang mendalam kepada penyelenggara pelatihan, instansi pengirim peserta pelatihan, instansi pembina program paten. Temuan penelitian efektifitas pelatihan paten terkait dengan faktor (1) Penyelenggara Pelatihan: a) penyelenggara tidak menyiapkan surat pernyataan yang harus diisi oleh intansi pengirim peserta mengenai jaminan keefektifan pelatihan paten, b) penyelenggara tidak tegas menolaknya peserta yang tidak sesuai dengan kriteria persyaratan, dan c) materi pelatihan paten belum berbasis kemajuan teknologi informasi. (2) Intansi Pengirim Peserta Pelatihan: a) dukungan dan komitmen pimpinan kecamatan memegang peranan penting dalam pengiriman peserta pelatihan dan penerapan hasil pelatihan di lingkungan kerja, b) mutasi pegawai yang tidak singkron dengan pembinaan pegawai, sehingga alumni peserta pelatihan tidak menerapkan hasil pelatihan di tempat kerjanya, c) terbatasnya anggaran dan sarana prasarana pendukung paten, dan d) harapan pengembangan pelatihan paten berbasis teknologi informasi. (3) Intansi Pembina Program Paten: program paten menjadi referensi materi pelatihan paten. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam meningkatkan efektifitas pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan dilapangan sehingga lebih efektif dan efisien
Kualitas Layanan Widyaiswara dan Kepuasan Peserta Pelatihan di BPSDMD Provinsi Sulawesi Tengah Yuli Trisnaningsih
Jurnal Widyaiswara Indonesia Vol. 2 No. 2 (2021): Juni 2021
Publisher : Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56259/jwi.v2i2.82

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan Widyaiswara terhadap kepuasan peserta pelatihan di BPSDMD Provinsi Sulawesi Tengah dan mengetahui dimensi kualitas pelayanan yang paling berpengaruh terhadapan kepuasan peserta pelatihan. Penelitian melibatkan 210 responden yang merupakan peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III, Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV dan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil tahun 2019 sedangkan pengolahan data dilakukan pada tahun 2020. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed method. Teknik penyampelan purporsive sampling, dengan metode sequential explanatory. Teknik analisis data dengan uji regresi linier berganda menggunakan bantuan Software Statistical Package for Social Science (SPSS) 23. Hasil penelitian menunjukan bahwa Widyaiswara secara keseluruhan (simultan) memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan peserta pelatihan, yaitu sebesar 60,1%, sedangkan pengaruh secara parsial masing-masing dimensi yaitu Tangible sebesar 33,5%, Reliability sebesar 28%, Responsiveness sebesar 28,9%, Assurance sebesar 16,3%, dan Emphaty sebesar 42,8%. Dimensi kualitas pelayanan yang paling dominan terhadap kepuasan pesera pelatihan adalah Emphaty sebesar 42,8%
Kearifan Lokal Pijat Bayi bagi Peningkatan Berat Badan Bayi Ina Yuniati
Jurnal Widyaiswara Indonesia Vol. 2 No. 2 (2021): Juni 2021
Publisher : Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56259/jwi.v2i2.86

Abstract

Pijat bayi merupakan salah satu kearifan lokal setiap daerah di Indonesia. Namun fenomena yang terjadi, di perkotaan training bermunculan dilakukan oleh NGO dan sektor swasta tanpa standar, sementara di daerah dilakukan secara turun temurun oleh dukun paraji dan kasepuhan yang tidak pernah dilatih. Pengambil kebijakan dan Tenaga kesehatan masih belum yakin terhadap kemanfaatan pijat bayi untuk meningkatkan berat badan. Sementara angka stunting di Indonesia masih tinggi 27,67 %, menduduki posisi rangking ketiga dari 11 Negara WHO ASEAN. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pijat terhadap berat badan bayi ASI eksklusif. Desain penelitian menggunakan studi kuantitatif, dengan pendekatan crossectional, menggunakan purposive random sampling. Lokasi penelitian di Klinik Pratama Praktik Bidan Anny di Pasar Rebo, dan Puskesmas Kademangan Jakarta Barat. Pengambilan data dilakukan selama tiga bulan, April sampai dengan Juni 2020, jumlah responden 30. Pengambilan data primer melalui wawancara langsung, data sekunder diambil dari rekam medis hasil pencatatan pemijatan bayi, dan penimbangan berat badan bayi dalam buku KIA. Analisis data menggunakan analisis univariate, analisis bivariate menggunakan uji Wilcoxon, analisis multivariate menggunakan regresi logistic berganda. Hasil penelitian menunjukan hypotesa (Ha) diterima, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan stimulasi pijat bayi terhadap perkembangan berat badan bayi ASI eksklusif, nilai p value 0.031, perkembangan berat badan bayi ASI eksklusif yang diberikan pijat menunjukan kenaikan yang lebih tinggi selama 6 bulan pertama kehidupan, rata rata kenaikan setiap bulan 773,33 gram, sementara factor ibu dan bayi tidak menunjukan pengaruh yang signifikan. Hasil penelitian menjadi bukti ilmiah bahwa Kearifan Lokal budaya Pijat bermanfaat meningkatkan berat badan bayi ASI Eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupan. Menjadi evidence penguat kebijakan, memberi keyakinan kepada para praktisi, pejabat pengambil keputusan, dan para orang tua untuk melakukan pijat bayi sebagai stimulasi peningkatan berat badan secara optimal

Page 1 of 1 | Total Record : 5