cover
Contact Name
Joseph Christ Santo
Contact Email
jx.santo@gmail.com
Phone
+6287836107190
Journal Mail Official
jurnalangelion@gmail.com
Editorial Address
Jl. Raya Solo-Kalioso km 7, Selorejo, Wonorejo, Gondangrejo, Kab. Karanganyar
Location
Kab. karanganyar,
Jawa tengah
INDONESIA
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
ISSN : -     EISSN : 27233324     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Angelion adalah jurnal ilmiah teologi dengan warna Injili, merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi dan pendidikan Kristen, yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup. Focus dan Scope penelitian Angelion adalah: Teologi Biblikal Teologi Sistematika Isu-isu Teologi Pendidikan Kristen Angelion terbit dua kali setiap tahun, Juni dan Desember.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022" : 7 Documents clear
Makna Berdoa Menurut Injil Matius 7:7-11 Nofanolo Lase; Asih Rachmani Endang Sumiwi; Setyabudi Tamtomo
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v3i2.408

Abstract

Berdoa adalah bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan orang percaya karena doa merupakan nafas bagi kehidupan orang Kristen namun sampai saat ini di dalam kehidupan orang percaya masih banyak terdapat masalah yang dialami baik dalam hal pengertian berdoa maupun dalam hal praktik tentang berdoa. Matius 7:7-11 memuat pengajaran Tuhan Yesus tentang berdoa. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan makna berdoa menurut Injil Matius 7:7-11 dan mendapatkan aplikasinya bagi kehidupan orang percaya. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan hermeneutika terapan dengan melakukan pencarian data yang diteliti dalam Matius 7:7-11. Adapun hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, berdoa menurut Injil Matius 7:7-11 adalah permintaan harus dilakukan dengan ketekunan dan dalam kehendak Tuhan, dilakukan terus menerus serta dalam segala keadaan. Kedua, aplikasinya adalah orang percaya harus membangun hubungan persekutuan dengan Tuhan, percaya sungguh-sungguh kepada Tuhan, dan melakukannya dalam segala keadaan.
Pandangan Gereja Advent Terhadap Rekreasi Dari Sudut Pandang Lukas 21: 34 Dan Tulisan Roh Nubuat Dadan Wahyu; Janes Sinaga; Chandra Yane Arlinta; Juita Lusiana Sinambela
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v3i2.388

Abstract

Banyak orang Kristen secara umum dalam mengadakan rekreasi itu dengan diisi oleh hiburan atau kepelesiran yang merujuk kepada suasana yang sangat bertolak belakang dari maksud dan tujuan rekreasi itu sendiri untuk memberikan kesegaran dan kebugaran untuk kembali beraktivitas dengan lebih produktif. Banyak hiburan yang populer saat ini, bahkan bagi mereka yang mengaku Kristen, cenderung memiliki tujuan yang sama dengan para penyembah berhala kuno. Tujuan Penelitian adalah agar setiap orang dapat memahami dasar dan standar rekreasi yang baik dan benar, memahami makna rekreasi yang benar dan baik, agar dapat menerapkan makna rekreasi yang benar dalam zaman ini. Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Rekreasi yang benar adalah yang menghasilkan kebugaran dan tenaga baru bukan menghamburkan uang dengan hiburan-hiburan yang menjenuhkan dan membosankan. Tujuan rekreasi adalah untuk menyegarkan kembali kekuatan tubuh dan pikiran.  
Pembenaran oleh Iman dalam Surat Roma dan Penerapannya bagi Pemberitaan Injil Christian Daniel Raharjo; Joseph Christ Santo
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v3i2.402

Abstract

Doktrin pembenaran oleh iman adalah doktrin yang sangat penting dalam kehidupan orang percaya. Namun tidak sedikit orang Kristen yang tidak memahami dengan benar doktrin ini. Jika pemahaman doktrin pembenaran ini tidak dipahami dengan benar, maka orang Kristen pun akan mengalami kesulitan dalam memberitakan Injil kepada orang yang belum percaya. Dalam artikel ini, peneliti mengambil topik pembenaran oleh iman yang diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma, untuk mencari tahu bagaimana konsep berpikir rasul Paulus dalam menjelaskan doktrin pembenaran oleh iman kepada orang-orang Kristen Yahudi dan non Yahudi pada waktu itu, sehingga dapat diterapkan dalam praktik pelayanan pemberitaan Injil di masa sekarang ini. Adapun yang menjadi problem riset artikel ini adalah doktrin pembenaran oleh iman menurut rasul Paulus sebagaimana yang ditulis dalam Roma 4:1-13, permasalahan dalam pemberitaan Injil yang benar dan murni, serta bagaimana menerapkan pemahaman doktrin pembenaran oleh iman dalam pelayanan pemberitaan Injil sekarang ini. Penelitian dilakukan dengan metode biblikal-kontekstual, dengan menganalisis ayat-ayat dan literatur-literatur yang berkaitan dengan subyek penelitian ini. Kesimpulan peneliti dalam penelitian ini bahwa rasul Paulus menggunakan contoh bapa Abraham sebagai bukti bahwa seseorang dibenarkan Allah oleh karena imannya bukan karena perbuatannya, kebenaran yang Allah berikan ini lebih seperti hadiah, bukan sebagai hak yang diterima seseorang karena telah mengerjakan suatu kewajiban tertentu, dan sunat adalah tanda seorang telah dibenarkan, bukan suatu syarat agar seseorang dibenarkan Allah. Dari pemahaman tersebut, peneliti menerapkannya dalam upaya pelayanan pemberitaan Injil, baik dalam lingkungan jemaat internal maupun dalam masyarakat plural. Pengajaran yang dapat disampaikan yaitu, pertama, jika seseorang mengakui keteladanan iman Abraham seharusnya orang tersebut bisa mengakui kebenaran dari doktrin pembenaran oleh iman ini. Kedua, seseorang yang beriman kepada Kristus akan dibenarkan sebagaimana Abraham dibenarkan karena iman kepada Allah. Ketiga, segala perbuatan baik bukan sebagai syarat dibenarkan, melainkan sebagai pertanda bahwa seseorang telah menerima pembenaran dari Allah.
Analisis Kisah Yefta dalam Hakim-hakim 11:29-40 Michael Marthinus Selly; Grant Nixon
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v3i2.127

Abstract

Kitab Hakim-hakim berisi berbagai kisah dari dua belas hakim yang diutus Tuhan, salah satu di antaranya adalah Yefta. Tuhan memanggil Yefta setelah sekian lamanya Ia marah kepada bangsa Israel. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan alur kisah Yefta sejak pemanggilannya hingga penggenapan nazarnya, dan memperoleh gambaran apa yang sesungguhnya terjadi pada penggenapan nazar Yefta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis naratif. Hasil dari penelitian ini adalah, Yefta dipilih sebagai pemimpin orang Gilead, Tuhan menyerahkan kemenangan Yefta bukan hanya atas bani Amon di Mizpah Gilead, kemenangan yang diperoleh Yefta harus dibayarkan dengan nazar yang ia ucapkan kepada Tuhan, dan ia tidak bisa lari atau mengingkari nazar tersebut. Penggenapan nazar Yefta bukanlah menjadikan putrinya layaknya hewan korban bakaran, tetapi menjadikan putrinya persembahan untuk mengabdi kepada Tuhan.
Konsep Doa Sebagai Persembahan Hati Yang Murni Menurut St. Afrahat Ngesti Febriani Daeli; Hendi Hendi
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v3i2.400

Abstract

AbstractThis article examines Afrahat's perspectives on the meaning of prayer, its purpose, and what can be found in prayer. This article employs a literary style based on the book Mid Fourth Century Demonstration IV on Prayer, which is backed up by other authors, Church Fathers, and biblical sources. Afrahat's perspective on the significance of prayer is perfect, according to the author's research. Afrahat underlined that prayer is more than just an inward desire for God; it also entails perfection and oneness in God. First and foremost, prayer is an offering to God made with a pure heart. The ideal prayer gift to God is a pure heart rather than a prayer that is spoken out. Second, humans retain purity of heart through prayer through forgiving others as a precondition for prayer. Finally, there are humans. can convey their desires to God by God's will. These three things aim to fully explain the meaning of the prayer of St. Afrahat.Keywords: prayer;offerings; heart; forgive; AfrahatAbstrakArtikel ini adalah sebuah ulasan pandangan Afrahat tentang arti doa, tujuan doa dan apa yang didapatkan di dalam doa. Artikel ini menggunakan metode literatur dengan landasan buku Mid Fourth Century Demonstration IV on Prayer yang didukung oleh pandangan penulis lain, Bapa-bapa Gereja serta teks-teks yang ada di dalam Kitab Suci. Dari berbagai pandangan tentang arti doa yang ditemukan penulis, pandangan Afrahat adalah kesempurnaannya. Afrahat menegaskan bahwa doa bukan hanya sebagai sikap batin yang menginginkan Tuhan tetapi mencakup penyempurnaan dan penyatuan di dalam Allah. Pertama, doa merupakan sebuah persembahan di hadapan Allah atas dasar hati yang murni. Hati yang murni menjadi sebuah persembahan terbaik di hadapan Allah ketika berdoa daripada doa yang diucapkan dengan lantang. Kedua, Melalui doa, manusia tetap menjaga kemurnian hati dengan mengampuni sesama sebagai pra-syarat doa. Ketiga, manusia dapat menyampaikan keinginannya kepada Tuhan atas kehendak Tuhan. Ketiga hal ini bertujuan untuk menjelaskan secara lengkap arti doa dari St. Afrahat.Kata-kata kunci: Doa; Persembahan; hati; mengampuni; Afrahat
Doktrin Keutamaan Kristus Dalam Surat Ibrani Bagi Dedikasi Iman Orang Percaya Yovianus Epan; Joseph Christ Santo
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v3i2.403

Abstract

Kristologi merupakan doktrin yang secara khusus mempelajari mengenai Kristus. Kitab Ibrani juga secara utuh memotret Kristus yang paling utama di antara segala yang dibandingkan dengan-Nya, bahwasanya Ia lebih unggul dari nabi-nabi, malaikat, imam-imam, ritual, dan korban. Kristologi dalam bingkai biblikal ini memiliki tiga nilai paling penting, yaitu hubungan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kekuasaan tertinggi Kristus, dan signifikansi pragmatik. Secara umum surat Ibrani memiliki nilai Kristologi yang kental dan sangat tinggi sehingga menjadi keutamaan bagi isi surat. Doktrin ini merupakan dasar yang paling fundamental dalam ajaran kekristenan, dan begitu penting bagi iman Kristen. Pemahaman doktrin Kristologi berperan penting dalam membangun dedikasi iman, dan kontribusi doktrin tersebut secara pragmatis dalam kehidupan orang percaya memberikan pemahaman iman yang berdedikasi dalam pengorbanan, pikiran, tenaga, dan waktu yang tertuju kepada Kristus.
Religiositas Pelayan Perjamuan Kudus Pada Masa Pandemi Covid-19 Joseph Christ Santo; Ary Prasetyo
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v3i2.405

Abstract

Peristiwa pandemi Covid-19 yang mulai melanda dunia sejak akhir 2019 tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia. Peraturan pemerintah di berbagai negara termasuk Indonesia untuk membatasi kegiatan masyarakat telah memberikan dampak sosial lainnya. Pembatasan kegiatan ibadah sedikit banyak berpengaruh terhadap religiositas seseorang, tidak menutup kemungkinan religiositas pelayan perjamuan kudus GBIS Kepunton juga terdampak. Penelitian ini berusaha menjawab bagaimana aktivitas religius pelayan-pelayan perjamuan kudus GBIS Kepunton selama pembatasan kegiatan ibadah, dan bagaimana religiositas pelayan-pelayan perjamuan kudus GBIS Kepunton pada masa pandemi Covid-19. Dengan pendekatan fenomenologi, penelitian ini mengambil data primer berupa hasil wawancara 8 orang dari 20 orang pelayan perjamuan kudus GBIS Kepunton. Fokus penelitian ini adalah religiositas para pelayan perjamuan kudus GBIS Kepunton, dengan sub-fokus pada empat dimensinya, yaitu keyakinan religius, praktik religius, pengalaman religius, dan pengetahuan religius. Kesimpulan dari penelitian ini adalah aktivitas religius yang dilakukan para pelayan perjamuan kudus GBIS Kepunton selama pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat adalah mengikuti ibadah secara daring. Aktivitas ini menunjukkan bahwa para pelayan perjamuan kudus menjaga religiositas mereka.

Page 1 of 1 | Total Record : 7