cover
Contact Name
Sayono
Contact Email
say.epid@gmail.com
Phone
+628122545186
Journal Mail Official
say.epid@gmail.com
Editorial Address
Ruang 408 Lantai 4 Gedung Laboratorium Kesehatan Terpadu Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kedungmudu Raya No.18 Semarang, 50273
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia
ISSN : 16933443     EISSN : 26139219     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia publishes scientific articles of research results in the field of public health in scope: Health policy and administration Public health nutrition Environmental health Occupational health and safety Health promotion Reproductive health Maternal and child health Other related articles in public health
Articles 227 Documents
GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA TAMBAL BAN DI PINGGIRAN JALAN KOTA SEMARANG Diki Bima Prasetio; Sika Widya Mustika
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 12. No. 2. Tahun 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.847 KB)

Abstract

Latar belakang: Pekerja tambal ban merupakan pekerja yang rentan mengalami gangguan fungsi paru. Hal ini diakibatkan oleh paparan risiko yang ditimbulkan dari proses penambalan ban, diantaranya debu jalanan dan gas hasil pembakaran karet ban.Metode: Jenis penelitian diskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel pekerja tambal ban di jalan raya. Teknik penghitungan sampel menggunakan total sampling, dimana populasi dijadikan sampel secara keseluruhan yaitu sebanyak 201 sampel.Hasil: Jenis kelamin laki-laki mengalami gangguan fungsi paru yaitu sebanyak 96.5%.Ada 98.4% dengan kategori umur >40 tahun yang mengalami gangguan fungsi paru, Masa kerja >10 tahun menunjukkan sebanyak 97.8% ada gangguan fungsi paru, Lama kerja >40 jam sebanyak 98.8% ada gangguan fungsi paru. Responden yang tidak menggunakan masker dan ada gangguan fungsi paru ada sebanyak 96.4%. Status gizi tidak baik sebanyak 98.6% mengalami gangguan fungsi paru. Kebiasaan merokok ada sebanyak 96.9% responden merokok dan ada gangguan fungsi paru. Responden dengan kategori kebiasaan tidak melakukan olahraga dan ada gangguan fungsi paru ada sebanyak 96.4%. Responden dengan kategori mengalami riwayat penyakit dan ada gangguan fungsi paru ada sebanyak 95.7%.Kesimpulan: Ada 194 (96,52%) pekerja tambal ban di pinggiran jalan Kota Semarang yang mengalami gangguan fungsi paru. Kata kunci: gangguan fungsi paru, tamban ban, semarang
HUBUNGAN TOLERANSI STRES, SHIFT KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN PADA PERAWAT IGD DAN ICU (STUDI DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG) Saadatul Maghfiroh; Mifbakhuddin M
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 10. No. 2. Tahun 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.491 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.v10i2.2384

Abstract

Background: Mental and physical workload occurred in the ER and ICU Nurses was so high, thus allowing nurses were stress occurs. It was going to effect in healthy so that they got exhauted. besides stress, shiftwork and nutrition status can also causes fatigue. The aim of this research was to know the correlation between tolerance of stress, shiftwork and nutrition status with fatigue. Method: The research was an analytic with approach retrieval datain cross-sectionaltechnique.The study was conducted in RSI Sultan Agung Semarang with 44 population and 34 sample was consist of 17 ER nurse and 17 ICU nurse, and the technique with purporsive sampling.The variable in this resecrhinclude the independent variablesthat was tolerance of stres, workshift dan nutrition status.denpendent variable that was fatigue and disturber variable that was history of sick. hypothesis test with person product moment, rank-spearmen and chi-square. Result: (a) the majority of Nurses has good tolerance of stress within the percentage 79,4%; (b) the Nurses on afternoon shiftwork has the highest percentage that was 35,3%; (c) 61,8% of Nurses has normal nutrition;(d) the Nurses being mild fatigueon highest percentagethat was 64,7%; (e) there did not corelation between tolerance of stres with fatigue; (f) there did not corelation between work shift with fatigue; (g) there did not corelation between nutrition status with fatigue. Conclusion: there did not corelation between tolerance of stress, work shift and nutrition status with fatigue on nurse in ER and ICU.
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PETANI Marlinda Putri Hartanti; Mifbakhuddin M
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 10. No. 1. Tahun 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.997 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.v10i1.2375

Abstract

Backrground. Hypertension is a major public health problem in Indonesia and other developingcountries. Hypertension prevalence in Indonesia is 6,8 % . Farmersin Ringins Villagesusceptible to hypertension, becauseof smooking behavior,consumption coffee, lessexercise andhadless of sodium intake. Objective. To analysecorelation between age, drinking coffee, smoking habbits, exercise habits ands sodium intakewith hypertension inthe Ringins Village, Rembang . Methods. Explanatory research designewithcross sectional approach. Populationsare35farmersand all of them being sample.The independent variablesis age, drinking coffee, smoking habbits, exercise habbits, and consume ofintake sodium. The dependent variableis hypertension. statistical testused is Pearson correlation and Spearman Ranktest are used is this research. Results: most ofrespondents (62,9%) isin middleaged (41 -60years), 42.9% respondents had the habit of drinking coffee, most of respondents (54.3%) had habbit ofnot smoking, majority of respondentshad a habit ofregularexercise (91.4%), most of respondents (54.3%) had less of sodiumintakeandmost of respondents (62.9%) had hypertension. There is significant corelations between consumption cofee with hypertension ( p= 0,015), there is no significant correlations between smoking ( p= 0,709), exercise habits ( p= 0,262) and natrium intake ( p=0,218 ) with hypertension. Conclusion.: There is significant corelations between age, and consumption coffe with hypertension, but no corelation between smoking, exercise habits and natrium intake with hypertension.
Kontribusi Dosis Kebisingan dan Penggunaan APT Terhadap Kualitas Pendengaran Pekerja Konfeksi Yanur Tri Setyani; Didik Sumanto; Diki Bima Prasetio
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 13. No. 2. Tahun 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.538 KB)

Abstract

Latar Belakang: Konfeksi merupakan salah satu industri rumahan dimana proses produksinya menggunakan mesin jahit dan obras yang dapat menimbulkan kebisingan. Masalah yang ditemukan dalam studi pendahuluan terdapat 2 konfeksi dengan tingkat kebisingan lebih dari 85 dB, lama kerja antara 7-9 jam dan banyak pekerja yang tidak menggunakan APT (Alat Pelindung Telinga). Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas pendengaran pada pekerja konfeksi. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan studi cross setional. Sampel sebanyak 101 pekerja. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Pearson Chisquare. Pengukuran kualitas pendengaran menggunakan alat audiometer, dan kebisingan menggunakan sound level meter. Variabel usia, penggunaan alat pelindung telinga, dan riwayat gangguan pendengaran dilakukan dengan wawancara dan observasi. Hasil: Pekerja yang memiliki dosis kebisingan >100% sebanyak 41,6%, kategori tidak menggunakan APT 98,0% dan kualitas pendengaran kategori ringan 54,5%. Variabel yang berhubungan dengan kualitas pendengaran adalah dosis kebisingan (p value= 0,009), sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah penggunaan APT (p value= 0,790). Kesimpulan: Ada hubungan dosis kebisingan, dengan kualitas pendengaran. Tidak ada hubungan antara penggunaan APT dengan kualitas pendengaran pada pekerja konfeksi di Desa Kedungdowo Kecamatan Kaliwungu Kota Kudus.
MPLEMENTASI KEBIJAKAN KESEHATAN PENYELAM DI KECAMATAN BALAESANG TANJUNG KABUPATEN DONGGALA Jellyta H. Bofe; Ishak Martinus; Nawawi Natsir; Muzakir Tawil
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 13. No. 1. Tahun 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.587 KB)

Abstract

Latar Belakang: Nelayan penyelam di Indonesia sebagian besar nelayan penyelam tradisional. Berdasarkan data terdapat penyakit/kelainan akibat penyelaman dan hiperbarik antara lain penyakit pada penyelaman adalah Barotrauma, dan penyakit Dekompresi. Kondisi dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat nelayan khususnya penyelam adalah rendahnya pengetahuan tentang cara penyelaman yang baik dan minimnya peralatan. Implementasi Permenkes RI No 61 Tahun 2013 tentang Kesehatan Matra yang didalamnya termaktub kesehatan penyelaman, menjadi masalah tersendiri bagi pemerintah daerah Provinsi Sulawesi. Tujuan penelitian untuk mengetahui implementasi kebijakan kesehatan matra bagi peselam di Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang diperkuat dengan indepth interview ini dilakukan terhadap 8 informan, meliputi 2 orang korban peselam, dan peselam tradisional, 1 orang kepala desa, 1 0rang kepala puskesmas, 1 orang sekretaris kecamatan dan 1 orang pengambil kebijakan tingkat kabupaten Hasil: salah satu hasil wawancara dengan informan “...selaku korban maupun sebagai profesi penyelam kami sangat mengharapkan perlindungan kesehatan matra, dan penyuluhan-penyuluhan yang bersifat teknik menyelam….”Kesimpulan: Implementasi Kebijakan Permenkes RI No. 61 Tahun 2013 tentang Kesehatan Matra di Kecamatan Balesang Tanjung Kabupaten Donggala, belum terlaksana dengan baik Kata Kunci:  Implementasi, permenkes, penyelam
KORELASI KADAR RATA-RATA GLUKOSA DARAH PUASA DAN 2 JAM POST PRONDIAL TIGA BULAN TERAKHIR DENGAN NILAI HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS PROLANIS BPJS KABUPATEN KEDIRI PERIODE MEI-AGUSTUS 2017 Acivrida Mega Charisma
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 12. No. 2. Tahun 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.436 KB)

Abstract

Latar Belakang : Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prondial merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus. Namun hasil pemeriksaan glukosa darah puasa dan 2 jam post prondial  pasien saja tidak cukup menggambarkan kondisi glukosa darah pasien secara tepat dan pasti, karena pada kedua pemeriksaan kadar glukosa tersebut dipengaruhi oleh gaya hidup jangka pendek pasien ( pengaturan diet dan aktifitas fisik) sehingga diperlukan pemeriksaan lain yang tidak dipengaruhi oleh faktor tersebut  yaitu dengan pemeriksaan HbA1c. Tujuan : Untuk menganalisis korelasi antara rata – rata kadar glukosa darah puasa dan glukosa 2 jam post prondial 3 bulan terakhir terhadap nilai HbA1c. Metode : Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah pasien diabetes mellitus dalam paguyuban prolanis bpjs kabupaten kediri yang rutin melakukan pemeriksaan glukosa puasa dan glukosa 2 jam post prondial rutin setiap bulan dari bulan Mei sampai Agustus 2017 di Laboratorium Klinik Brata Medika Pare Kediri. Dengan metode purposive sampling, diperoleh 100 orang sampel penelitian. Diperoleh kadar rara-rata glukosa darah puasa tiga bulan terakhir tidak normal sebanyak 79 (79,0%) dan normal sebesar 21 (21,0%), dan kadar rara-rata glukosa darah 2 jam post prondial tiga bulan terakhir diperoleh yang tidak normal sebanyak 70 (70,0%) dan normal sebesar 30 (30,0%). Perbandingan antara laki-laki dengan perempuan adalah 1,12:1. Rerata ± simpangan baku kadar rata-rata glukosa darah puasa tiga bulan terakhir, kadar rata-rata glukosa darah 2 jam post prondial dan nilai HbA1c berturut-turut adalah 176,5 ± 68,6 mg/dl ,250,5 ± 89,5 mg/dl dan 8,68± 2,03%. Hasil : Tabulasi silang antara kadar rata-rata glukosa darah puasa tiga bulan terakhir  dan nilai HbA1c menunjukkan bahwa pada subjek penelitian yang memiliki kadar rata-rata glukosa darah puasa  tidak normal, diperoleh sebanyak 10(10,0%) orang memiliki nilai HbA1c normal dan 69(69,0%) orang memiliki nilai HbA1c tidak normal. Begitu pula pada  Hasil tabulasi silang antara kadar rata-rata glukosa darah 2 jam post prondial  tiga bulan terakhir  dan nilai HbA1c menunjukkan bahwa pada subjek penelitian yang memiliki kadar rata-rata glukosa darah 2 jam post prondial   tidak normal, diperoleh sebanyak 7(7,0%) orang memiliki nilai HbA1c normal dan 63(63,0%) orang memiliki nilai HbA1c tidak normal. Terdapat korelasi yang kuat antara kadar rata-rata glukosa darah puasa dan 2 jam postprandial dengan nilai HbA1c (r=0,615 dan r=0,634 ; p=0,0005).
HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN, MASA KERJA DAN LAMA KERJA DENGAN KETAJAMAN PENGLIHATAN Agus Suherman; Ulfa Nurullita
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 10. No. 2. Tahun 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.094 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.v10i2.2380

Abstract

Background: Lighting in the workplace is necessary for workers especially for jobs that require precision, but if lighting in the work place is bad it will affect the visual acuity. The factors that cause visual acuity are such as age, length of employment, years of employment, light intensity, medications, illness, vitamin A, contrast. Luminensi Objectives: To investigate the relationship illumination intensity, long service life and working with visual acuity. Methods: This type of the analytic is an observational research with cross sectional approach. The independent variable is the intensity of illumination, long service life and work and the dependent variable is visual acuity. The sample of the research is the traditional weavers of workers belonging to Mr. Haji Usman and Ansor in Wanarejan village, Taman district, Pemalang regency consists of 40 people. Statistical analysis is Chi-square test. Results: Most of the intensity of illumination in the workplace including the bad category are 34 persons (85,5%), length of employment > 3 years were 29 persons (72,5%), and respondents working time ? 8 hours / days as many as 33 persons (82, 5%) and abnormal sharpness respondents were 35 persons (87,5%), whereas the normal 5 persons (12,5%).. Conclusion: There is a significant correlation between the intensity of illumination with visual acuity in the traditional weavers (p = 0,018), there is no significant correlation between long working life and working with visual acuity in the traditional weavers with values respectively (p = 1,000) and (p = 0,565).
Hubungan Sumber Air Minum dengan Kandungan Total Coliform dalam Air Minum Rumah Tangga Lia Arsyina; Bambang Wispriyono; Iqbal Ardiansyah; Laura Dwi Pratiwi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 14. No. 2. Tahun 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.54 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.14.2.2019.18-23

Abstract

Latar Belakang: Air minum dapat secara langsung mempengaruhi kesehatan manusia, sehingga harus terjamin kualitasnya. Di Indonesia, air minum harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan pada Permenkes No. 492/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Pada peraturan tersebut disebutkan bahwa tidak boleh ditemukan total coliform dalam air minum karena keberadaannya menandakan telah terjadi kontaminasi, sehingga tidak aman untuk diminum. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan sumber air minum dengan kandungan total coliform dalam air minum rumah tangga. Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional yang dilakukan di Kecamatan Bojongsari pada bulan Agustus 2019. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 110 rumah tangga. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara menggunakan kuesioner dan uji laboratorium sampel air minum dengan teknik Total Plate Count (TPC). Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 92,7% dari seluruh sampel air minum rumah tangga yang diuji positif mengandung total coliform dengan kisaran 1-300 CFU/100 mL. Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan proporsi kandungan total coliform pada sumber air minum yang berasal dari air sumur dan air isi ulang/kemasan (p = 0,720) dengan nilai OR = 1,541 [CI 95%: 0,350-6,790]. Kesimpulan: Hampir seluruh air minum rumah tangga yang menjadi sampel tidak memenuhi syarat mikrobiologis dan tidak dapat dinyatakan air minum yang berasal dari sumur atau air minum yang berasal dari DAMIU/kemasan lebih baik kualitasnya
RISIKO BAHAYA ERGONOMI PETUGAS KEBERSIHAN OUTSOURCING DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SLEMAN Diki Bima Prasetio
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 10. No. 1. Tahun 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.906 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.v10i1.2372

Abstract

Background: The cleaning service have special physical demands of each to do his job, the most significant risk factors associated with physical work load is static, repetitive motion and muscle strength requires high in doing his job. Purpose:Analyze the risk of ergonomic hazard cleaning service outsourcing in Sleman Hospital.Methods:A descriptive case study with the study design a holistic single case design. Key informants consists of two cleaning service, director, head of sanitary installations and secretary of the committee occupational safety and health.Results:Cleaning Service at risk of harm caused by ergonomic factors such as disease, musculoskeletal disorders. The absence of support from hospital management of occupational safety and health cleaning service because all responsibility has been given to the providers of laborConclusions:The hospital management has not given the same opportunity to the cleaning service as other hospital employees about occupational safety and healthto obtain ergonomic hazards that have long-term effects of the disease musculoskeletal disorders.
EFEKTIVITAS GRADASI WARNA KUNING SEBAGAI ATRAKTAN FLY GRILL Happy Budi Lestari; David Laksamana Caesar
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 14. No. 1. Tahun 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.004 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.v14i1.4793

Abstract

Latar Belakang: Beberapa jenis spesies lalat berperan dalam masalah kesehatan lingkungan dan kesehatan manusia yang salah satunya berupa diare. Lalat tidak dapat diberantas habis tetapi dapat dikendalikan sampai dengan batas yang tidak membahayakan atau menimbulkan masalah bagi kesehatan masyarakat. Cara yang paling mudah dan cepat untuk mengukur tingkat kepadatan lalat yaitu dengan menggunakan fly grill. Fly grill merupakan alat berupa potongan kayu yang disusun untuk melakukan survei kepadatan lalat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas warna kuning fly grill dalam menarik lalat. Metode: Penelitian ini dilakukan di TPS Pasar Jepang. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain Posttest Only Design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh yang artinya semua anggota populasi dijadikan sampel. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji One Way Annova.  Hasil: Persentase lalat yang hinggap pada warna kuning muda sebanyak 15,16%, warna kuning kenari sebanyak 46,87% dan warna kuning tua sebanyak 37,96%. Berdasarkan uji statistik menunjukan terdapat perbedaan efektivitas warna kuning fly grill dalam menarik lalat (p=0.0001). Kesimpulan: Fly grill warna kuning kenari efektif dalam menarik lalat karena mampu menarik lalat untuk hinggap sebanyak 46,87%.

Page 1 of 23 | Total Record : 227