cover
Contact Name
Suharto
Contact Email
suharto@mail.unnes.ac.id
Phone
+628122853530
Journal Mail Official
suharto@mail.unnes.ac.id
Editorial Address
Gedung B2 Lt.1 Kampus Sekarang Gunungpati Semarang 50229
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Harmonia: Journal of Research and Education
ISSN : 25412426     EISSN : -     DOI : 10.15294
Core Subject : Education, Art,
Harmonia: Journal of Arts Research and Education is published by Departement of Drama, Dance, and Music, Faculty of Language and Arts, Universitas Negeri Semarang in cooperation with Asosiasi Profesi Pendidik Sendratasik Indonesia (AP2SENI)/The Association of Profession for Indonesian Sendratasik Educators, two times a years. The journal has focus: Research, comprises scholarly reports that enhance knowledge regarding art in general, performing art, and art education. This may include articles that report results of quantitative or qualitative research studies.
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 2, No 3 (2001)" : 8 Documents clear
TUGAS ILMU PENGETAHUAN DAN SENI DALAM ERA INFORMASI (The Duties of Science and Art in the Information era) Sunarto, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 2, No 3 (2001)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v2i3.856

Abstract

Pada hakekatnya argumentasi-argumentasi tentang ilmu pengetahuan dan seni berikut tugas-tugasnya dapat di dasarkan pada perdebatan metafisika dalam filsafat dalam filsafat Perdebatan ini selalu berlangsung tanpa ada habisnya. Perdebatan antara "apa"dan "apa yang dilihat", antara "ide"dan "image", antara "realitas" dan "penampakan" mewabah pada segala bidang filsafat dan juga pada seni. Apalagi di era informasi ini, antara memesis dan abstraksi, antara persepsi data langsung seperti pada seni dialektika materialis dan bentuk idealisme pada seni konstruktivis, masih membutuhkan diskusi dan bahasan tersendiri. Kata Kunci : Filsafat, Ilmu pengetahuan, Seni, Era Informasi.
USAHA MENUJU INTERNALISASI SENI TARI MELALUI KETEPATAN ALAT UKUR KETRAMPILAN SENI TARI (Efforts to Internalise Dancing Througt the Creation of Appropriate/Valitd Dancing Skills Measuring/Evaluation Instruments ) Lestari, Wahyu
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 2, No 3 (2001)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v2i3.857

Abstract

Setiap proses pembelajaran akan menyiapkan anak dalam proses peningkatan intelektual (kognitif) sikap serta nilai (afektif), dan ketrampilan (psikomotor). Ketiganya sangat diperlukan dalam penilaian ketrampilan seni tari, sesuai tujuan pembelajarannya, yaitu agar anak tidak saja bisa menari, tetapi bisa mengetahui bagaimana menari. Bagaimana menari memerlukan pemahaman mendalam serta kecerdasan mendemonstrasikan ketrampilan tari. Siswa yang trampil menari, berarti dapat memainkan kaidah-kaidah seni tari, sehingga diharapkan tercapai internalisasi seni tarinya. Perubahan sikap, kepekaan rasa akan muncul dengan sendirinya apabila tujuan pembelajaran ketrampilan seni tari dipenuhi. Alat ukuryang baik adalah yang dapat mengukur apa yang akan diukur, menghindari subjetivitas, menegagkan objectivitas. Mengukur ketrampilan seni tari ditentukan oleh beberapa indikator antara lain pengambil/petugas pengukur, waktu, tempat (apakah memenuhi syarat) serta alat yang dipergunakan untuk pengukuran. Internalisasi seni tari tercapai apabila usaha menanamkan sikap kepada siswa dilaksanakan, yaitu dengan menggunakan alat ukur yang valid dan realibel. Kata Kunci:      Internalisasi, Seni Tari, Alat Ukur, Ketrampilan.  
MASALAH KEAKTORAN DALAM TEATER MODERN (The Problem of Being an Actor in Modern Theater) Doyin, Muh
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 2, No 3 (2001)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v2i3.858

Abstract

Aktor adalah unsuryang memegang peran penting dalam teater modern. Perbedaan utama antara aktor dalam teater modem dan dalam teater tradisional terletak pada pertanggungjawabannya atas naskah atau teks yang menjadi sumber pementasan. Dalam teater tradisional, pertanggungjawaban aktor terhadap naskah tidak begitu ketat –bahkan  boleh dikatakan sangat longgar, sementara dalam teater modern sangat ketat. Hal ini disebabkan oleh adanya tuntutan yang berat bagi seorang  aktor teater modern, yaitu kemampuan menempatkan dirinya pada tokoh yang diperaninya dan kemampuan mengomunikasikan apa yang  dipahaminya itu melalui permainannya di panggung. Melihat kondisi seperti ini, seorang aktor memang harus rajin berlatih (pernafasan, vokal, ekspresi,  gesture, dan interpretasi naskah) dan senantiasa mengikuti perkembangan  teater. Pelajaran Richard Boleslavsky dengan demikian juga menjadi  penting, sehingga seorang aktor mampu bermain dan tahapan yang paling  rendah sampai pada akhirnya dapat bermain secara sempurna. Ukuran keberhasilan permainan seorang aktor dapat dilihat dengan kriteria lima  tingkatan, yaitu tahap memerankan, tahap sebagai, tahap menjadi, tahap  adalah, dan tahap sempurna. Semakin tinggi tahap yang dapat dicapai oleh  seorang aktor, semakin tinggi pula nilai permainannya. Kata Kunci: aktor, pelajaran Richard Boleslavsky, pelatihan dasar
TARI BEDHAYA KETAWANG LEGIMITASI KEKUASAAN RAJA SURAKARTA (The Legitimization of Power of the King of Surakarta in the Bedhaya Ketawang Dance) Dewi, Nora Kustantina
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 2, No 3 (2001)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v2i3.859

Abstract

Kehadiran tari Bedhaya Ketawang di Karaton Kasunanan Surakarta mempunyai fungsi utama, yaitu sebagai legitimasi kekuasaan .Raja dianggap absah sebagai pewaris keturunan Kerajaan Mataram Baru yang mempunyai keajegan kekuatan gaib yang terpancar dalam tari Bedhaya Ketawang.Hal ini sangat erat hubungannya dengan cita pikiran tentang kedudukan raja yang dipercaya bersifat dewa dan berkuasa di atas segalanya. Semua hasil karya seni, penciptaannya dikembalikan kepada raja Mitos yang berlaku di Lingkungan masyarakat tradisional Jawa, tari Bedhaya Ketawang yang disakralkan merupakan pelestarian hubungan mistik keturunan Panembahan Senapati sebagai raja Mataram Baru yang pertama dengan penguasa Laut Selatan yaitu Kanjeng Ratu Kencana Sari. Mitos yang tertuang di da/am Babad Tanah Djawi menggambarkan pernyataan takluknya Kanjeng Ratu Kencana Sari beserta bala tentaranya terhadap kekuatan supranatural Panembahan Senopati, dan akan selalu membantu serta dilanjutkan dengan saling menjalin percintaan. Kata Kunci: Bedhaya Ketawang, mistis, legitimasi kekuasaan.
WARNA, GARIS, DAN BENTUK RAGAM HIAS DALAM TATA RIAS DAN TATA BUSANA WAYANG WONG SRI WEDARI SURAKARTA SEBAGAI SARANA EKSPRESI (The Coloring, Lines and Shape of Ornamental varieties in the Costume make Up of the Sriwedari Folk Opera “Wayang Wong” of Sura Sumarni, Nanik Sri
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 2, No 3 (2001)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v2i3.860

Abstract

Wayang Wong Sriwedari Surakarta merupakan sebuah seni profesional yang telah lama hidup di tengah masyarakat kota Surakarta Berbagai hambatan dilalui dan beberapa lembaga telah mengelolanya sejak berdirinya pada tahun 1901 hingga sekarang. Pengaruh pola seni tradisi gaya Surakarta relarif kuat dalam seni pertunjukan ini terutama pada bentuk gerak, dialog/antawacana, tembang, tata rias dan tata busananya. Untuk mewujudkan ekspresi suatu karakter tokoh didukung pula dengan tata rias wajah, tata rias busana. Kehadiran tata rias wajah dan tata rias busananya berhubungan erat dengan pilihan seniman terhadap warna, garis dan ragam hias. Warna yang menyala, garis yang tegas ragam hias dengan corak yang besar biasanya digunakan untuk tata rias wajah dan tata rias busana bagi tokoh yang berkarakter gagah, seperti Bima. Sebaliknya warna yang lembut, garis tumpul dan ragam hias yang cenderung bermotif kecil digunakan untuk tata rias wajah dan tata busana bagi tokoh yang berkarakter halus seperti Arjuna dan sebagian besar tokoh wanita seperti Bratajaya, Durpadi. Kata kunci : Warna, Garis dan Ragam hias, Wayang Wong, Ekspresi
PERUBAHAN GARAP PEDHALANGAN WAYANG KULIT PURWA GAYA SURAKARTA DEWASA INI (The Present Change in the Arrangement of Classical Leather Pupperty “the Surakarta Style) Randyo, M
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 2, No 3 (2001)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v2i3.861

Abstract

Pertunjukan wayang kulit purwa gaya Surakarta dewasa ini ternyata mengalami perubahan, baik yang menyangkut bentuk pertunjukkan, perlengkapan yang digunakan, maupun susunan atau tata panggung. Perubahan-perubahan yang terjadi meliputi: penataan panggung, penambahan jumlah instrumen, garap catur meliputi dialog wayang, janturan dan pocapan, sabet meliputi gerak-gerak wayang, iringan meliputi gendhing-gendhing karya baru, boneka wayang meliputi bentuk-bentuk desain  wayang baru. Terjadinya perubahan dalam pertunjukkan wayang dikarenakan adanya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal pada urnumnya datang selalu ingin mendapat tanggapan, karena mereka hidupnya mengandalkan dari hasil pentas, sehingga bentuk pekelirannya selalu melayani selera penonton. Selain itu bahwa seniman dalang sebagai makhluk individu ingin selalu mengaktualisasikan dirinya, maka terdapat kecenderungan dalam pekeliran terdapat inovasi-inovasi yang menyimpang dari tradisi. Faktor eksternal pengaruh dari perubahan teknologi, perubahan sistem sosialdan perubahan sistem nilai. KataKunci: Faktor Perubahan, Garap Wayang kulit
MANFAAT OLAH TUBUH BAGI SEORANG PENARI (The Benefits of Calisthenics for a Dancer) Bisri, M Hasan
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 2, No 3 (2001)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v2i3.862

Abstract

Aktifitas manusia yang dilakukan daam kehidupan sehari-hari, merupakan kegiatan rutinitas yang di dalamnya bertumpu pada kemampuan tubuh manusia itu sendiri untuk melakukan gerakan-gerakan, baik gerakan yang alami/naluriah maupun gerakan-gerakan yang terkontrol. Melalui gerakan-gerakan fisik yang menempati ruang dan waktu inilah manusia menyalurkan aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Gerakan tubuh dalam kehidupan memiliki art; penting, hal ini dapat dirasakan ketika seseorang dapat melakukan aktifitasnya dengan lancar dan mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan. Selain itu gerakan tubuh semakin terasa penting ketika salah satu dari organ tubuh kita mengalami gangguan (sakit) sehingga pada bagian yang sakit itu tidak mampu melakukan gerakan dan bahkan seluruh tubuh terasa dampaknya. Sadar akan semua ini maka gerakan organ tubuh manusia sangat vital dalam kehidupan. Tidak jauh dari permasalahan gerak tubuh manusia, satu sisi budaya manusia dalam hal ini seni tari yang notabene menggunakan gerak tubuh sebagai media ungkap estetik, bertumpu juga pada kemampuan fisik/tubuh manusia. Ini menjadi satu hal yang mendasar dalam mempersiapkan tubuh untuk dapat digunakan sebagai media ungkap dalam seni tari. Kata Kunci:     Tubuh Manusia, Olah Tubuh, Gerak, Tari.
AKULTURASI KESENIAN REBANA (The acculturization of The Art of Rebana) Sinaga, Syahrul Syah
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 2, No 3 (2001)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v2i3.863

Abstract

Kesenian tradisional rebana sebagai salah satu bentuk kesenian di Indonesia, kadang mengundang pembicaraan yang cukup sengit di kalangan para ulama sejak dahuiu. Di antara mereka ada yang membuka telinganya lebar-lebar untuk mendengar segala macam jenis musik dan nyanyian karena beranggapan bahwa nyanyian atau jenis musik halal. sementara ada yang berpendapat bahwa nyanyian itu hukumnya haram. Kesenian rebana yang berkembang di masyarakat akan mengalami perubahan seperti berkembangnya kebudayaan lain yang ada di masyarakat pendukung dan pelestarinya. Perkembangan kesenian rebana bisa melalui kontak-kontak budaya baik melalui bentuk permainan musiknya, penampilan lirik atau syairlagu, maupun alat-alat musik yang digunakannya. Kontak-kontak budaya akan terjadi baik melalui proses akulturasi, maupun penetrasi kebudayaan. Masalah-masalah akibat akulturasi akan berpengaruh baik positif maupun negatif, seperti terjadi masalah adisi, sinkretisme, substitusi, dekulturasi maupun rejeksi Kata kunci: Rebana, duf, akulturasi, Sholawatan, genjring, kempling, kompangan, terbang, kasidah, barzanji.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2001 2001


Filter By Issues
All Issue Vol 23, No 1 (2023): June 2023 Vol 22, No 2 (2022): December 2022 Vol 22, No 1 (2022): June 2022 Vol 21, No 2 (2021): December 2021 Vol 21, No 1 (2021): June 2021 Vol 20, No 2 (2020): December 2020 Vol 20, No 1 (2020): June 2020 Vol 19, No 2 (2019): December 2019 Vol 19, No 1 (2019): June 2019 Vol 18, No 2 (2018): December 2018 Vol 18, No 1 (2018): June 2018 Vol 17, No 2 (2017): December 2017 Vol 17, No 1 (2017): June 2017 Vol 16, No 2 (2016): December 2016 Vol 16, No 2 (2016): (Nationally Accredited, December 2016) Vol 16, No 1 (2016): June 2016 Vol 16, No 1 (2016): (Nationally Accredited, June 2016) Vol 15, No 2 (2015): December 2015 Vol 15, No 2 (2015): (EBSCO, DOAJ & DOI Indexed, December 2015) Vol 15, No 1 (2015): June 2015 Vol 15, No 1 (2015): (EBSCO, DOAJ & DOI Indexed, June 2015) Vol 14, No 2 (2014): (EBSCO, DOAJ & DOI Indexed, December 2014) Vol 14, No 2 (2014): December 2014 Vol 14, No 1 (2014): June 2014 Vol 14, No 1 (2014): (DOI & DOAJ Indexed, June 2014) Vol 13, No 2 (2013): (DOI & DOAJ Indexed, December 2013) Vol 13, No 2 (2013): December 2013 Vol 13, No 1 (2013): June 2013 Vol 13, No 1 (2013): (DOI & DOAJ Indexed, June 2013) Vol 12, No 2 (2012) Vol 12, No 2 (2012) Vol 12, No 1 (2012) Vol 12, No 1 (2012) Vol 11, No 2 (2011) Vol 11, No 2 (2011) Vol 11, No 1 (2011) Vol 11, No 1 (2011) Vol 10, No 2 (2010) Vol 10, No 2 (2010) Vol 10, No 1 (2010) Vol 10, No 1 (2010) Vol 9, No 2 (2009) Vol 9, No 2 (2009) Vol 9, No 1 (2009) Vol 9, No 1 (2009) Vol 8, No 3 (2007) Vol 8, No 3 (2007) Vol 8, No 2 (2007) Vol 8, No 2 (2007) Vol 8, No 1 (2007) Vol 8, No 1 (2007) Vol 7, No 3 (2006) Vol 7, No 3 (2006) Vol 7, No 2 (2006) Vol 7, No 2 (2006) Vol 7, No 1 (2006) Vol 7, No 1 (2006) Vol 6, No 3 (2005) Vol 6, No 3 (2005) Vol 6, No 2 (2005) Vol 6, No 2 (2005) Vol 5, No 3 (2004) Vol 5, No 3 (2004) Vol 5, No 1 (2004) Vol 5, No 1 (2004) Vol 4, No 3 (2003) Vol 4, No 3 (2003) Vol 4, No 2 (2003) Vol 4, No 2 (2003) Vol 4, No 1 (2003) Vol 4, No 1 (2003) Vol 3, No 2 (2002) Vol 3, No 2 (2002) Vol 2, No 3 (2001) Vol 2, No 3 (2001) Vol 2, No 2 (2001) Vol 2, No 2 (2001) Vol 1, No 2 (2000) Vol 1, No 2 (2000) Vol 1, No 1 (2000) Vol 1, No 1 (2000) More Issue