cover
Contact Name
Suharto
Contact Email
suharto@mail.unnes.ac.id
Phone
+628122853530
Journal Mail Official
suharto@mail.unnes.ac.id
Editorial Address
Gedung B2 Lt.1 Kampus Sekarang Gunungpati Semarang 50229
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Harmonia: Journal of Research and Education
ISSN : 25412426     EISSN : -     DOI : 10.15294
Core Subject : Education, Art,
Harmonia: Journal of Arts Research and Education is published by Departement of Drama, Dance, and Music, Faculty of Language and Arts, Universitas Negeri Semarang in cooperation with Asosiasi Profesi Pendidik Sendratasik Indonesia (AP2SENI)/The Association of Profession for Indonesian Sendratasik Educators, two times a years. The journal has focus: Research, comprises scholarly reports that enhance knowledge regarding art in general, performing art, and art education. This may include articles that report results of quantitative or qualitative research studies.
Articles 6 Documents
Search results for , issue " Vol 4, No 3 (2003)" : 6 Documents clear
TEORI DAN MASALAH PENJELMAN SENI DALAM PERSPEKTIF SOSIO­KULTURAL (Theory and Problem of Art Research in Socio­cultural Perspective) Wadiyo, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 4, No 3 (2003)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v4i3.727

Abstract

Perumusan masalah penelitian selalu menjadi problematik utama dalam penelitian seni.   Problematik   ini   biasanya   datang   dari   peneliti   sendiri   karena   mereka merumuskan   masalah   penelitian   berangkat   dari   judul   penelitian.   Setelah   judul penelitian   ditentukan   lalu   peneliti   mencari   latar   belakang   masalah   dan merumuskan   masalah   penelitiannya.   Cara seperti   ini   menurut   perspektif   sosio­kultural, yang dalam hal ini kesenian mestinya juga masuk di dalamnya sangat mengacaukan  gerak  langkah   berikutnya. Semestinya judul  penelitian ditentukan dari masalah penelitian. yang masalah penelitian itu sendiri harus berpijak pada teori   tertentu   yang   akan   digunakan   untuk   menjawab   dan   menjelaskan   masalah penelitian yang diangkatnya. Dengan demikian begitu masalah penelitian selesai ditentukan   akan   begitu   mudah   menentukan   judul   yang   tepat   sesuai   masalah penelitiannya   itu   dan   peneliti   tidak   perlu   bingung­bingung   mencari   teori   yang akan digunakan untuk menjawab dan menjelaskan masalah penelitiannya.Kata kunci: teori, masalah, penelitian seni, sosio­kultural, tekstual, kontekstual
TARI BEDHAYA KRATON SURAKARTA KAJIAN SECARA SIMBOLIK (Bedhaya Kraton Surakartas Dance on Simbolic Perspective) Setyastuti, Budi 
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 4, No 3 (2003)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v4i3.728

Abstract

Tan   Bedhaya   merupakan   salah   satu   bentuk   budaya   kraton   yang dilatarbelakangi oleh konsep kenegaraan Dewa Raja. Pengembangan budaya kraton pada dasarnya merupakan usaha untuk memperkuat dan mempertinggi kemuliaan guna memperkokoh kekuasaan raja hingga pada keturunannya. Tari Bedhaya   penuh   dengan   simbol­simbol,   terutama   pada   sesaji,   tempat pergelaran,   gerak   tati,  hingga  jumlah  penarinya. Dengan   mendudukkan   tari Bedhaya   sebagai   tarian   keramat   yang   sarat   dengan   makna   simbolis,   maka kepemilikan dan kewenangan raja akan memperkokoh dan mengangkat citra dirinya sebagai sosok yang sakit. Sebagai titisan Dewa yang memiliki daya linuwih.   Tari   Bedhaya   dianggap   memiliki   nilai­nilai   ajaran   hidup   untuk mencapai   kasampurnaning   urip,   5   sekaligus   juga   akan   berarti   bagi   strategi pengembangan   adat   istiadat   dan   budaya   kraton   secara   terintegrasi.   Tari Bedhaya  kemudian  berperan   sebagai   kekuatan   politik,   sistem  pemerintahan dan kenegaraan kraton.Kata Kunci: Tari Bedhaya, Simbolisme, Kraton Surakarta.
PLOT WAYANG KULIT PURWA DAN  PANDANGAN HIDUP ORANG JAWA (The Shadow Puppet Plot and Javanese Way of Life) Sudarko, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 4, No 3 (2003)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v4i3.729

Abstract

Plot wayang kulit purwa berhubungan erat dengan pandangan hidup orang Jawa. Plot dapat dilihat pada pembagian gendhing atas tiga pathet di dalam pertunjukan wayang   yakni  pathet  nem,  sanga  dan  manyura  yang   berhubungan   dengan pandangan hidup orang Jawa tentang paham manusia dalam satu putaran hidup (Jw: manungsa sauripan) dan paham sangkan paraning dumadi.Perang kembang disajikan   hampir   setiap   pertunjukan   wayang   kulit   purwa.  Perang   kembang  ini sering   tidak   ada   hubungannya   dengan   alur   cerita   dan   ini   merupakan   peristiwa yang   tiba­tiba   muncul.   Konsep   ketidaksengajaan   ini   merupakan   adanya   sesuatu yang ada di luar kemampuan manusia. Alur irama pada pertunjukan wayang kulit purwa seoagai simbol salah satu sikap hidup orang Jawa yakni kendho­kenceng.Kata kunci: Wayang Kulit Purwa, Plot, pandangan hidup.
PENGEMBANGAN PRIBADI DAN MASYARAKAT  MELALUI PENDIDIKAN MUSIK DI SEKOLAH (Personal and Social Development through Music Education at Schools) F., Totok Sumaryanto
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 4, No 3 (2003)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v4i3.731

Abstract

Pengembangan manusia Indonesia seutuhnya melalui pendidikan mencakup: (1) pribadi   yang   seimbang,   berkembang   sepenuhnya,   (2)   menjadi   diri   sendiri;   (3) pembinaan   hubungan   pribadi   dengan   masyarakatnya;   (4)   dengan   bangsa   dan negaranya;   dan   (5)   pembinaan   pribadi   dengan   Tuhan   Yang   Maha   Esa. Pembentukan   pribadi   terdiri   dan   pendidikan keagamaan,   kesusilaa,   kecerdasan, dan   keindahan   (estetik).   Pendidikan   seni   musik   mengandung   dua   sisi:   (1) berhubungan   dengan   penyelenggaraan   pendidikan   untuk   menumbuhkan   seni musik   itu   sendiri;   dan   (2)   berkenaan   dengan   pendidikan   (formal,   non­formal, informal) untuk umum agar memiliki kesadaran dan apresiasi terhadap seni musik agar benar­benar diwadahi oleh masyarakatnyaKata Kunci: pengembangan; pribadi; masyarakat; pendidikan musik; sekolah
SEKILAS TENTANG TARI KLASIK  GAYA SURAKARTA (Introduction to the Style of Surakarta Dance) Sriyadi, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 4, No 3 (2003)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v4i3.732

Abstract

Tari klasik gaya Surakarta memiliki karakter yang khas, tari klasik semula meniru gerak alam semesta dan pertanda seperti mbanyu mili (sesuai dengan letak arah mengalirnya), posisi   gerak   tari   seperti   tanjak   ndoran   tinangi,   angranakung, singkal,   mager   timun.   Pada   susunan   kembangan   sekaran)   tari   terdapat   nama ngranggeh lung,   merak  kesimpir,  gajah  ngoling,   menthokan, mucang   kanginan, banteng   nggambul.   ombak   banyu,   ngalap   sari.   Berbagai   gerak   alam   di   stilir menjadi ragam gerak tari yang dilakukan oleh tubuh. Dasar gerak tari klasik gaya Surakarta   berpegang   pada   dua   aspek   yaitu   adeg   dan   solah.   Untuk   mencapai tingkat gerak yang berkualitas (estetik) diperlukan suatu metode latihan tari yang efektif, di dalam istilah tari gaya Surakarta disebut Rantaya yang meliputi pola dasar adeg, pola dasar lumaksana, susunan kembangan atau sekaran. Filosofi tari klasik   gaya   Surakarta   adalan   menggunakan   konsep   Dewa   Raja   Jejer,   sedang mitosnya adalah kiblat papat lima pancer.Kata Kunci: Klasik, Ragam gerak, Filosofi, Mitologi
PROSES EVOLUSI MULTILINIER WAYANG KULIT DAN WAYANG SADAT (Multilinier Evolotion Proces Puppetry and Sadat) Masturoh, Titin
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 4, No 3 (2003)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v4i3.734

Abstract

Wayang Sadat merupakan seni pertunjukan wayang kulit yang berisi tentang ajaran agama Islam. Wayang Sadat diciptakan sebagai evolusi dan wayang sebelumnya yaitu, wayang kulit, wayang gedog, wayang beber, yang ada sejakjaman Hindu dan jaman Islam di Jawa. Bentuk pertunjukan yang berdurasi empjam, lakon atau isi cerita berasal dan sejarah Islam, media wayang Sadat menggunakan kulit yang dimodivikasi sesuai dengan nafas Islam, seperti padakayon, karakter tokoh­tokoh, dan iringannya menggunakan seperangkat gamelaslendro dan pelog dengan bentuk vokal yang terinspirasi dari surat­surat dalamayat suci AI­Quran, sedang antawacana menggunakan bahasa Jawa. Semua penyaji ternasuk dalang, pengrawit. sinden, menggunakan pakaian yang bernuansakan Islam. Wayang Sadat muncul di Klaten pada tahun 1986, kemudiaberkembang hingga sekarang.Kata Kunci: Sadat, Wayang, Evolusi, Islam

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2003 2003


Filter By Issues
All Issue Vol 23, No 1 (2023): June 2023 Vol 22, No 2 (2022): December 2022 Vol 22, No 1 (2022): June 2022 Vol 21, No 2 (2021): December 2021 Vol 21, No 1 (2021): June 2021 Vol 20, No 2 (2020): December 2020 Vol 20, No 1 (2020): June 2020 Vol 19, No 2 (2019): December 2019 Vol 19, No 1 (2019): June 2019 Vol 18, No 2 (2018): December 2018 Vol 18, No 1 (2018): June 2018 Vol 17, No 2 (2017): December 2017 Vol 17, No 1 (2017): June 2017 Vol 16, No 2 (2016): (Nationally Accredited, December 2016) Vol 16, No 2 (2016): December 2016 Vol 16, No 1 (2016): June 2016 Vol 16, No 1 (2016): (Nationally Accredited, June 2016) Vol 15, No 2 (2015): December 2015 Vol 15, No 2 (2015): (EBSCO, DOAJ & DOI Indexed, December 2015) Vol 15, No 1 (2015): June 2015 Vol 15, No 1 (2015): (EBSCO, DOAJ & DOI Indexed, June 2015) Vol 14, No 2 (2014): (EBSCO, DOAJ & DOI Indexed, December 2014) Vol 14, No 2 (2014): December 2014 Vol 14, No 1 (2014): June 2014 Vol 14, No 1 (2014): (DOI & DOAJ Indexed, June 2014) Vol 13, No 2 (2013): (DOI & DOAJ Indexed, December 2013) Vol 13, No 2 (2013): December 2013 Vol 13, No 1 (2013): June 2013 Vol 13, No 1 (2013): (DOI & DOAJ Indexed, June 2013) Vol 12, No 2 (2012) Vol 12, No 2 (2012) Vol 12, No 1 (2012) Vol 12, No 1 (2012) Vol 11, No 2 (2011) Vol 11, No 2 (2011) Vol 11, No 1 (2011) Vol 11, No 1 (2011) Vol 10, No 2 (2010) Vol 10, No 2 (2010) Vol 10, No 1 (2010) Vol 10, No 1 (2010) Vol 9, No 2 (2009) Vol 9, No 2 (2009) Vol 9, No 1 (2009) Vol 9, No 1 (2009) Vol 8, No 3 (2007) Vol 8, No 3 (2007) Vol 8, No 2 (2007) Vol 8, No 2 (2007) Vol 8, No 1 (2007) Vol 8, No 1 (2007) Vol 7, No 3 (2006) Vol 7, No 3 (2006) Vol 7, No 2 (2006) Vol 7, No 2 (2006) Vol 7, No 1 (2006) Vol 7, No 1 (2006) Vol 6, No 3 (2005) Vol 6, No 3 (2005) Vol 6, No 2 (2005) Vol 6, No 2 (2005) Vol 5, No 3 (2004) Vol 5, No 3 (2004) Vol 5, No 1 (2004) Vol 5, No 1 (2004) Vol 4, No 3 (2003) Vol 4, No 3 (2003) Vol 4, No 2 (2003) Vol 4, No 2 (2003) Vol 4, No 1 (2003) Vol 4, No 1 (2003) Vol 3, No 2 (2002) Vol 3, No 2 (2002) Vol 2, No 3 (2001) Vol 2, No 3 (2001) Vol 2, No 2 (2001) Vol 2, No 2 (2001) Vol 1, No 2 (2000) Vol 1, No 2 (2000) Vol 1, No 1 (2000) Vol 1, No 1 (2000) More Issue