cover
Contact Name
Suharto
Contact Email
suharto@mail.unnes.ac.id
Phone
+628122853530
Journal Mail Official
suharto@mail.unnes.ac.id
Editorial Address
Gedung B2 Lt.1 Kampus Sekarang Gunungpati Semarang 50229
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Harmonia: Journal of Research and Education
ISSN : 25412426     EISSN : -     DOI : 10.15294
Core Subject : Education, Art,
Harmonia: Journal of Arts Research and Education is published by Departement of Drama, Dance, and Music, Faculty of Language and Arts, Universitas Negeri Semarang in cooperation with Asosiasi Profesi Pendidik Sendratasik Indonesia (AP2SENI)/The Association of Profession for Indonesian Sendratasik Educators, two times a years. The journal has focus: Research, comprises scholarly reports that enhance knowledge regarding art in general, performing art, and art education. This may include articles that report results of quantitative or qualitative research studies.
Articles 10 Documents
Search results for , issue " Vol 6, No 3 (2005)" : 10 Documents clear
Mandala Pendidikan Seni (The Mandala of Art Education) Jazuli, Maria
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 6, No 3 (2005)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v6i3.808

Abstract

Pendidikan seni memiliki peranan krusial dalam membantu pendewasaan pesertadidik, dalam kerangka The values of Education in the context of Nation and CharacterBuilding. Pendidikan seni merupakan pendidikan nilai yang berdimensi mental(moral), analisis, dan sistesis sehingga dapat membantu kecerdasan emosional danintelektual, menghargai pluralitas budaya dan alam semesta, menumbuhkan dayaimajinasi, motivasi dan harmonisasi peserta didik dalam menyiasari dan menanggapisetiap fenomena sosial budaya yang muncul ke permukaan. Atas dasar itulah,pendidikan seni mempunyai tujuan seperri halnya tujuan pendidikan umumnya,pengembangan pribadi secara utuh. Perbedaannya di dalam tujuan pendidikan senihal-hal yang berkaitan dengan norma dan sistem nilai tidak bisa diamari secaralangsung (intangible). Gejala rohani dan sistem nilai hanya dapat direfleksikan secarafilosofis, dalam arti dapat ditangkap makna simbolisnya berdasarkan aktualisasi sikapdan perilaku lahiriah. Untuk itu, pendekatan teoreris dan metodologik mandalamenjadi strategi pilihan guna memetakan dan mendekonstruksi khasanah pendidikanseni.Kata kunci: pendidikan seni, pendidikan nilai, pengembangan pribadi.
Spiritualitas dan Seni Islam menurut Sayyed Hossein Nasr (Spirituality and Islamic Art according to Sayyed Hossein Nasr) AZ, Siti Binti
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 6, No 3 (2005)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v6i3.809

Abstract

Seni bukan untuk seni sendiri. Tidak ada istilah Iart pour Iart. Karya seni, bagi Nasrharus digali dan mengekspresikan dimensi-dimensi spiritual, merefleksikan prinsipprinsiptauhid, sehingga ia mampu mengingatkan dan menuntun manusia untukkembali kepada Tuhan. Inilah ciri khas pemikiran Nasr yang perennial. Seni Islam,juga berdasarkan hikmah, yakni pengetahuan yang diilhami oleh nilai-nilai spiritual.Seni Islam mewujudkan realitas-realitas yang ada dalam Pembendaharaan Ghaib(khazain alghaib) lewat bantuan ilmu pengetahuan tentang dunia batin (hikmah). SeniIslam adalah buah dari spiritualitas Islam, merupakan hasil dari pengejawantahankeesaan pada bidang keragaman. la merefleksikan kandungan Prinsip Keesaan Ilahi,kebergantungan seluruh keanekaragaman kepada Yang Esa, kesementaraan duniadan kualitas-kualitas positif dari eksistensi kosmos. Sumber seni Islam harus dicari didalam realitas-realitas batin (haqaiq) Al-Quran yang merupakan realitas-realitas dasarkosmos dan realitas spkitual substansi nabawi yang mengalirkan barakahmuhammadiyah (Al-Barakah Al-Muhammadiyah). Aspek-aspek batin dan barakahNabi inilah yang merupakan sumber seni Islam, yang tanpa keduanya tidak akanmuncul seni Islam.Kata kunci: Islam, Spiritualitas, Seni, Estetika
Penerapan Management Seni Pertunjukan pada Teater Koma (Management Aplication of Performing Art in Teater Koma ) Haryono, Sutarno
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 6, No 3 (2005)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v6i3.810

Abstract

Teater Koma merupakan salah satu komunitas seni teater di Indonesia yang kreatif danproduktif, pencarian bentukbentuk inovatif yang selalu dilakukan, dan kerja keras dariseluruh para anggota. Kreativitas sangat mewarnai pada setiap hasil karya dan mencirikandengan gaya bahasa, gerak, musik, penjiwaan pada setiap karakter, dan tema yang diangkatbetorientasi pada kehidupan budaya keseharian. Kecermatan dalam usahanya mengangkattema menjadi perhatian utama melalui proses yang panjang dan melibatkan para aktormaupun aktris untuk terjun langsung di lingkungan sosial masyarakat yang menjadi objek.Semua proses dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa pembelajaran maupunpembentukan diri menjadi aktor maupun aktris yang berhasil (berkualitas) perlu adanyapeleburan diri ke berbagai kehidupan sosial masyarakat. Peran utama seorang manajeryang sekaligus sebagai sutradara sangat menentukan, tampak adanya usahausaha untukkarya seninya. Manajer ahli dalam mengatur sebuah komunitas (Teater Koma) agar tetapeksis, satu visi, kebersamaan, keutuhan, satu tekat yang bulat. Sifat keterbukaan, caramemenegemen tentang; produksi, pemsaran, dan pergelaran menjadi bagian utamakehidupan organisasi.Kata Kunci: Seni, Managemen, Produksi, Pemasaran, Pergelaran
Estetika Ketidaksadaran: Konsep Seni menurut Psikoanalisis Sigmund Freud (1856-1939) (Aesthetics of Unconsciousness: Art Concept according Sigmund Freud Psychoanalysis) Zaenuri, Ahmad
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 6, No 3 (2005)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v6i3.811

Abstract

Psikoanalisis Sigmund Freud mendasarkan pemikirannya pada ketidaksadaran sebagaianalisis ilmiah. Ketidaksadaran dalam perilaku digambatkan sebagai kesalahan-kesalahanperilaku, keseleo lidah, kelupaan, imajinasi, fantasi dan mimpi yang disebabkankarena dorongan psikis tidak sadat yang disebut sebagai libido. Libido, dalampsikoanalisis merupakan energi psikis yang mendasari segala perilaku manusia sejakkeberadaan manusia di dunia. Libido sebagai energi yang paling dalam pada individubersifat naluriah, instinktif dan primitif yang mendorong makhluk hidup untuk bertahanhidup, memiliki hasrat seksual dan naluri kematian. Libido (id), mendorongmanusia untuk melakukan segala sesuatu yang berprinsip pada kesenangan, namundorongan ini dibatasi oleh ego yang berprinsip pada realitas sehingga perilaku yangdimunculkan adalah super ego. Dorongan yang terpendam karena represi menekanpsikis sehingga muncul perilaku tidak sadar sebagai manifestasinya. Ketidaksadaran,oleh seniman Surealisme bermanfaat sebagai ide untuk menciptakan karya seni yangimajinatif dan fantastik. Seni Surealisme merupakan bentuk estetika ketidaksadarandalam kesadaran manusia yang menggambarkan mimpi-mimpi sebagai produk fantasidari dorongan energi psikis yang direpresi. Surealisme adalah otomatisme murni dariperilaku yang terlepas dari kontrol kesadaran dan masuk dalam permainan pikiran.Kata kunci: Psikoanalisis, Seni, Surealisme, Esatetika
Telaah Karakterisasi Tari Randai Ilau di Nagari Saningbakar Sumatera Barat (Characteristic Review of Randai llau Dance in Nagari Saningbakar, West Sumatera) Daryusti, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 6, No 3 (2005)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v6i3.812

Abstract

Tulisan ini mengungkapkan dan mengkaji karakterisasi Tari Randai Ilau dalambudaya masyarakat Nagari Saningbakar Sumatera Barat. Hal yang menarik pada TariRandai Ilau ialah karakterisasi tari ini sampai saat sekarang tidak terjadiperubahan karakter. Walaupun tari tersebut telah diperlajari di Perguruan Tinggidan pada masyarakat lainnya. Karakterisasi Tari Randai Ilau dapat dilihat dari segiruang, waktu, tenaga, dan busana. Karakter ruang yang dimiliki tari ini bervolumebesar. Karakter waktu menggunakan rampak simultan yaitu gerak sama dalamwaktu yang sama. Tenaga yang dimiliki Tari Randai Ilau yaitu intensitas geraknyasedang. Busana yang dikenakan secara visual memiliki busana flowing, decoration,historical form, dan attribut. Maka dengan itu Tari Randai Ilau dapat dikatakanmemiliki karakter pria gagah yang bersifat maskulin dan jantan.Kata kunci: Karakterisasi, Tari Randai Ilau, Sumatera Barat
Lakon Anoman Duta Garap Padat: Sebuah Penelitian Singkat (The Condensed Creativity of Anoman Duta : A Short Study) Subandi, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 6, No 3 (2005)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v6i3.813

Abstract

Anoman Duta merupakan lakon wayang yang bersumber dari salah satu episode dalamRamayana versi pedalangan Jawa. Berbagai bentuk seni pertunjukan wayang digarapoleh para seniman tradisi untuk melestarikan nilainilai luhur yang terkandungdidalamnya. Lakon Anoman Duta dipergelarkan dalam bentuk seni pertunjukan wayangkulit Purwo oleh seniman dalang biasanya memakan durasi waktu sekitar enam jam. Padapementasan yang berujud Sendratari, Lakon Anoman Duta digarap ringkas dengandurasi waktu sekitar dua jam. Bentuk pertunjukan dengan konsep padat digarap dalamwaktu sekitar 30 menit. Lakon Anoman Duta digarap padat dalam pengertian konsep,isi dan ekspresi estetis oleh Padepokan Sarotama di Surakarta. Penghilangan berbagairagam gerak yang diulangulang, catur yang tidak perlu dengan iringan musik tradisi yangmenyatu menunjukkan lakon Anoman Duta dengan garap padat tetap berbobot dan lebihmenarik serta memberikan kepuasan baru bagi para penikmat seni yang relatifmemerlukan waktu terbatas untuk dapat melihat secara keseluruhan isi dan makna yangdisajikan dalam pertunjukan. Dengan bentuk pertunjukan Anoman Duta garap padatpelestarian seni tradisi melalui garap lakon berlangsung dengan berbagai variasi.Kata kunci: Wayang, Anoman Duta, Garap Padat
Konsep "Badar" Dalam Lakon Carangan Pewayangan Tradisi Yogyakarta (he Concept of "Badar" in Yogyakarta Pupettry Tradition Branch Story) Prasetya, Hanggar Budi
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 6, No 3 (2005)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v6i3.814

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk (1) Memahami lakonlakon Semar dalam pewayangantradisi Yogyakarta dan keterkaitannya dengan peristiwa Baratayuda dan (2) Memahamikonsep "badar" dalam pewayangan tradisi Yogyakarta. Wayang, seperti halnya jenisfolklor yang lain memiliki logika tersendiri yang berbeda dengan logika umum. Salahsatu logika itu terlihat dari munculnya konsep"badar" dalam hampir seluruh ceritapewayangan, terutama pada lakonlakon carangan. Konsep "badar" ini berasal darimitologi Jawa, bahwa seseorang yang memiliki ilmu dapat berubah menjadi bentuklain, dan pada saatnya bisa kembali atau badar seperri aslinya. Biasanya "badar"mengakhiri sebuah pertunjukan wayang.Kata Kunci: konsep badar, lakon carangan, lakon Semar
Seni Postmodern dalam Wujud Konkretnya (Postmodern Art in a Concrete Form) Malarsih, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 6, No 3 (2005)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v6i3.815

Abstract

Seni Postmodern lebih tampak secara konkret sebagai seni adonan, namun bukanadonan dalam tataran kolaborasi. Adonan dalam corak postmodernisme selalumenonjolkan kelokalannya dan bahkan kelokalan itu digunakan sebagai ciriutamanya. Sebagai seni adonan, sekalipun kelokalannya ditonjolkan sebagai ciri,tetap saja kehilangan jiwa yang terdalam yang terdapat pada aslinya. Jiwa yangterdalam dari yang asli berbaur dengan seni massa yang dijadikan bahan dasar untukmewujudkan seni postmodern. Seni postmodern dapat populer karena dukunganmedia massa. Dalam banyak perbincangan dikatakan, seni postmodern ibarat wanitacantik namun kecantikannya hanya ada di wajah. la cantik karena bergincukan senimassa. Jiwanya tetap rapuh, nuraninya terbelenggu kefanaan, berseri namun tanpakedalaman makna.Kata kunci: postmodernisme, budaya massa, seni lokal, modern
Analisis Struktur Lirik Lagu "Indonesia Raya" Ciptaan W.R. Supratman (Structure Analysis of the Lyrics of the Song "Indonesia Raya" Composed by W.R. Supratman) Nugroho HP., F.X. -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 6, No 3 (2005)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v6i3.816

Abstract

Lirik lagu " Indonesia Raya", karya komponis W.R. Supratman, juga merupakankarya sastra. Sebagai karya satra, ia memiliki struktur atau sistem dan tanda yangbermakna. Strukturnya, terdiri atas beberapa fenemena dan elemen, seperti:ponologi, morpologi, sintaktsis, semantik, dan semiotik, tetapi mereka mempunyairelasi dengan total makna dalam lirik. Vokal /u/ diulang tiga kali, sebagai contoh,merupakan relasi dengan kata-kata: "Negriku yang Kucinta", "aku", "kita","bersatu", "Indonesia", dan "Raya". Kemudian repetasi dan koneksi adalah tandakesatuan dari masyarakat Indonesia sebagai dasar jiwa yang cinta dan kebenaran daripersahabatan seluruh peradaban daerah "Indonesia Raya". Artikel ini memuat tigastruktur analisis lagu, yaitu lirik, struktur, dan makna.Kata Kunci: Lirik, Struktur, makna
Inkulturasi Musik Gereja di Batak Toba dan Simalungun (Inculturation of Church Music in Batak Toba and Batak Simalungun) Adimurti, Juanita Theresia
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 6, No 3 (2005)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v6i3.817

Abstract

Musik ibadat Gereja sangat besar peranannya untuk mendukung terciptanya suasanaperibadatan. Nyanyian musik ibadat Gereja menjadi bersuasana lebih khidmat, terutamamembantu umat dalam berdoa, karena dengan nyanyian, doa dapat diungkapkan secara lebihmendalam. Penelitian ini mengetengahkan analisis hasil Lokakarya Musik Liturgi sebagaiproses Inkulturasi Musik Gereja di Batak Toba dan Simalungun dalam suatu kajian pustakapada tahun 1986 sampai tahun 1995, dengan tujuan realisasi dinamis dari kepentingan musikLiturgi dan suatu perembesan hidup Katolik ke dalam unsur-unsur budaya musik Batak Tobadan Simalungun pada khususnya serta untuk memperkaya musik Gereja Katolik. Penyesuaianmusik Gereja terhadap unsur musik daerah Batak Toba dan Simalungun terlihat jelas padahasil Lokakarya Musik Liturgi tersebut. Musik Batak Toba pada umumnya bersifat kuat danmegah. Musik Batak Simalungun bersifat tenang, mengalir. Maka dua corak musik Batak inidapat memperkaya khasanah musik Gereja.Kata kunci: Inkulturasi, Musik Gereja

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2005 2005


Filter By Issues
All Issue Vol 23, No 1 (2023): June 2023 Vol 22, No 2 (2022): December 2022 Vol 22, No 1 (2022): June 2022 Vol 21, No 2 (2021): December 2021 Vol 21, No 1 (2021): June 2021 Vol 20, No 2 (2020): December 2020 Vol 20, No 1 (2020): June 2020 Vol 19, No 2 (2019): December 2019 Vol 19, No 1 (2019): June 2019 Vol 18, No 2 (2018): December 2018 Vol 18, No 1 (2018): June 2018 Vol 17, No 2 (2017): December 2017 Vol 17, No 1 (2017): June 2017 Vol 16, No 2 (2016): December 2016 Vol 16, No 2 (2016): (Nationally Accredited, December 2016) Vol 16, No 1 (2016): June 2016 Vol 16, No 1 (2016): (Nationally Accredited, June 2016) Vol 15, No 2 (2015): December 2015 Vol 15, No 2 (2015): (EBSCO, DOAJ & DOI Indexed, December 2015) Vol 15, No 1 (2015): June 2015 Vol 15, No 1 (2015): (EBSCO, DOAJ & DOI Indexed, June 2015) Vol 14, No 2 (2014): December 2014 Vol 14, No 2 (2014): (EBSCO, DOAJ & DOI Indexed, December 2014) Vol 14, No 1 (2014): June 2014 Vol 14, No 1 (2014): (DOI & DOAJ Indexed, June 2014) Vol 13, No 2 (2013): (DOI & DOAJ Indexed, December 2013) Vol 13, No 2 (2013): December 2013 Vol 13, No 1 (2013): June 2013 Vol 13, No 1 (2013): (DOI & DOAJ Indexed, June 2013) Vol 12, No 2 (2012) Vol 12, No 2 (2012) Vol 12, No 1 (2012) Vol 12, No 1 (2012) Vol 11, No 2 (2011) Vol 11, No 2 (2011) Vol 11, No 1 (2011) Vol 11, No 1 (2011) Vol 10, No 2 (2010) Vol 10, No 2 (2010) Vol 10, No 1 (2010) Vol 10, No 1 (2010) Vol 9, No 2 (2009) Vol 9, No 2 (2009) Vol 9, No 1 (2009) Vol 9, No 1 (2009) Vol 8, No 3 (2007) Vol 8, No 3 (2007) Vol 8, No 2 (2007) Vol 8, No 2 (2007) Vol 8, No 1 (2007) Vol 8, No 1 (2007) Vol 7, No 3 (2006) Vol 7, No 3 (2006) Vol 7, No 2 (2006) Vol 7, No 2 (2006) Vol 7, No 1 (2006) Vol 7, No 1 (2006) Vol 6, No 3 (2005) Vol 6, No 3 (2005) Vol 6, No 2 (2005) Vol 6, No 2 (2005) Vol 5, No 3 (2004) Vol 5, No 3 (2004) Vol 5, No 1 (2004) Vol 5, No 1 (2004) Vol 4, No 3 (2003) Vol 4, No 3 (2003) Vol 4, No 2 (2003) Vol 4, No 2 (2003) Vol 4, No 1 (2003) Vol 4, No 1 (2003) Vol 3, No 2 (2002) Vol 3, No 2 (2002) Vol 2, No 3 (2001) Vol 2, No 3 (2001) Vol 2, No 2 (2001) Vol 2, No 2 (2001) Vol 1, No 2 (2000) Vol 1, No 2 (2000) Vol 1, No 1 (2000) Vol 1, No 1 (2000) More Issue