cover
Contact Name
Suharto
Contact Email
suharto@mail.unnes.ac.id
Phone
+628122853530
Journal Mail Official
suharto@mail.unnes.ac.id
Editorial Address
Gedung B2 Lt.1 Kampus Sekarang Gunungpati Semarang 50229
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Harmonia: Journal of Research and Education
ISSN : 25412426     EISSN : -     DOI : 10.15294
Core Subject : Education, Art,
Harmonia: Journal of Arts Research and Education is published by Departement of Drama, Dance, and Music, Faculty of Language and Arts, Universitas Negeri Semarang in cooperation with Asosiasi Profesi Pendidik Sendratasik Indonesia (AP2SENI)/The Association of Profession for Indonesian Sendratasik Educators, two times a years. The journal has focus: Research, comprises scholarly reports that enhance knowledge regarding art in general, performing art, and art education. This may include articles that report results of quantitative or qualitative research studies.
Articles 12 Documents
Search results for , issue " Vol 8, No 2 (2007)" : 12 Documents clear
KEMAMPUAN GURU SD/MI DALAM MENTERJEMAHKAN MATA FELAJARAN (SBK) SENI BUDAYA DAN KERAJINAN (The Ability of Elementary School Teacher in Translating Art Culture and Craft Subject) Hartono, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i2.782

Abstract

Konsep pendidikan seni berbasis kompetensi untuk SD/MI, telahdiaktualisasikan dalam bentuk desain kurikulum pendidikan seni SD/MIdan telah diterbitkan oleh Pusat Kurikulum - Badan Penelitian danPengembangan Departemen Pendidikan Nasional. Harapan yang sangatbesar dengan dimunculkannya kurikulum tersebut. Selanjutnya dengandimunculkannya kurikulum tingkat satuan pendidikan pada mata pelajaranseni budaya dan kerajinan ini dipandang perlu untuk mengetahui sejauh manakemungkinan optimalisasi penerapannya dalam pembelajaran seni di SD/MIyang dapat mendorong creative thinking siswa, member! bekal life-skillskepada siswa, dan menciptakan suasana belajar siswa yang menyenangkan(jayfull learning) dengan memperhatikan kemampuan guru dalammenterjemahkan isi kurikulum berbasis kompetensi mata pelajaran (SBK)seni budaya dan kerajinan.Kata kunci: KTSP, SBK, Konsep Mata Pelajaran Seni
JEJAK CAMPURSARI (The History of Campursari) Wiyoso, Joko
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i2.783

Abstract

Seiring popularitas campursari, berkembang pula pertanyaan siapasebenarnya penggagas ataupun penemu campursari tersebut Seiring puladengan semakin merosotnya popularitas campursari, pertanyaan tersebutbelum mendapat jawaban yang pasti. Berangkat dari pertanyaan tersebut,penulis berusaha mencari jawaban tentang jejak campursari denganharapan dapat member! kepastian tentang awal-mula atau asal-usulcapursari tersebut, Berdasar penelusuran yang penulis lakukan,campursari diperkenalkan pertama kali oleh para seniman RRI Semarangyang dipelopori oleh R.M Samsi yang tergabung dalam kelompokCampursari RRI Semarang pada tahun 1953-an. Sejak diperkenalkanpertama hingga kurun waktu tahun 70-an, tidak banyak aktivitas yangdilakukan kelompok ini kecuali secara rutin mengisi siaran RRISemarang setiap Rabu malam. Memasuki tahun 70-an, kelompok inibekerja sama dengan perusahaan rekaman swasta Ira Rekord, berhasilmenyelesaikan 9 album casset rekaman campursari. Biarpun sudahmenelorkan 9 album, ternyata tidak berpengaruh banyak terhadapeksistensi Campursari RRI Semarang. Keberadaannya hanya bersifatlokal dan tidak dikenal secara luas oleh masyarakat Memasuki tahun 90-an,berkat sentuhan tangan kreativ Manthous, campursari muncul kembalidenagn format yang berbeda dengan Campursari RRI Semarang.Kemunculan campursari pada era ini ternyata mendapat sambutan yangluar biasa dari masyarakat, dan akhirnya campursari ini dikenal secaraluas tidak hanya bersifat lokal, tetapi lebih luas lagi yakni nasional danbahkan dunia.Kata kunci: campursari, jejak.
PROFIL PURA MANGKUNAGARAN DALAM STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGELOLAAN ORGANISASISENI (Mangkunegaran Profile in Organisation Structure and Art Organisation Management) Malarsih, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i2.784

Abstract

Pura Mangkunagaran adalah eks pusat pemerintagan Kadipaten atas pembagiankekuasaan dari Kasunanan Surakarta yang hingga kini tetap menjaga kelestarian budayaleluhur dengan membentuk struktur organisasi dan mengelolanya dengan modelmanajemen khusus. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini berkait denganstruktur organisasi dan pengelolaan organisasi seni di Pura Mangkunagaran.. Metodepenelitian yang diterapkan adalah kualitatif. Lokasi Penelitian, Pura Mangkunagaran.Teknik pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.Langkah analisis data bergerak dari saat pengambilan data, penyajian data, reduksi data,dan verifikasi sebagai suatu siklus sampai temuan penelitian oleh peneliti diyakinikebenarannya. Teknik keabsahan data dilakukan dengan triangulasi, yakni mencocokkandata hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan: srtukturorganisasi Pura Mangkunagaran dibuat sedemikian rupa yang menjadikan budayaMangkunagaran tetap terpelihara. Ada empat bagian yang dominan dalam strukturorganisasi di Pura Mangkunagaran, yakni bagian Sekretariat, Kabupaten MandraKumara, Reksa Budaya, dan Kawedanan satria. Keempat bagian tersebut saling fungsionaldengan bagian yang lain hingga menjadikan struktur organisasi itu dapat menjagakelestarian budaya Mangkunagaran. Pengeloaan organisasi seni secara khususdiberikan pada sub bagian Langen Praja dibawah bagian Reksa Budaya. Kepercayaanpenuh untuk mengelola organisasi seni yang menjadi milik Mangkunagaran kepada subbagian Langen Praja menjadikan seni budaya Mangkunagaran tetap eksis di masyarakatsekalipun yang menonjol utamanya hanyalah seni tail.Kata kunci : organisasi, struktur organisasi, Pengelolaan organisasi, organisasi seni.
Kethoprak Humor: Kajian Kerja Sama dalam Dialog Antarpemain dalam Membentuk Cerita Ketoprak Gobyok H.M. Syakirun Lakon "Jaka Kendhil" (Humour Ketoprak: Joint Reseachn in Inter Player Dialogue in Forming Kethoprak Gebyok H.M Syakiran Tittle "Joko Kendil") Lanjari, Restu
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i2.785

Abstract

Di tengah maraknya jenis hiburan modern seperti sinetron, ketoprak sebagai salah satubentuk kesenian tradisional tak pelak harus bersaing dengan jenis hiburan moderntersebut untuk memperoleh perhatian di hati masyarakat. Terutama karena adanyaperubahan selera masyarakat terhadap kesenian tradisional semacam ketoprak Keseniantradisional memang harus berkompromi dan beradaptasi agar bisa bertahan. Ketoprak Humor,Ketoprak Canda, Ketoprak Jampi Stres, atau Ketoprak Plesetan relatif berhasil melakukannyamelalui televisi. Agar tontonan ini tidak cepat membosankan, maka pihaknyamembalutnya dengan humor segar. Apa yang dilakukan Kethoprak Humor ini menjadiinspirasi bagi Kethoprak Gobyok pimpinan H.M. Syakirun, yakni mengemas kethoprakdengan menonjolkan sisi humor, hanya saja Kethoprak Gobyok masih memakai bahasaJawa sebagai media penyampai pesannya. Kethoprak sebagai sebuah teater tradisionalterikat oleh hukum panggung. Hukum panggung ini menyangkut bagaimana akting diahirsecara baik dan bagaimana dialog mampu menjadi sarana untuk menyampaikan lakonkepada penonton. Agar dialog dapat benar-benar hadir secara baik sehingga penontondapat menikmati cerita secara uttth perlu ada kerjasama yang baik antarpemain. Namundemikian pada praktiknya Prinsip Kerja Sama yang terjaUn bagus dalam kethoprak padaumumnya, dalam konteks kethoprak humor justru sering dilanggar. Hal ini dilakukanuntuk menciptakan efek humor, penciptaan efek humor ini dilakukan dengan caramelanggar kebenaran dan melanggar kelaziman. Namun demikian, meski menonjolkansisi humor, Kethoprak Gobyok masih berusaha menjaga agar alur cerita tidakmenyimpang, dan humor yang dilontarkan tidak mengganggu dialog antarpemain. Hal inimembuktikan bahwa kerjasama sangat penting untuk dipatuhi dalam membentuk ceritakethoprak, sementara itu pelanggaran dilakukan untuk memberi sentuhan-senUihan humordalam rangka menarik minat penonton.Kata Kunci: dialog, kethoprak gobyok, pelanggaran, pematuhan, prinsip kerja sama
KOMPETENSI KOREOGRAFER PENDIDIKAN BERBASIS IMTAK DAN IPTEKS ( Competence On Educational Choreography Based on Science Technologi and Spritual) Triani, Dinny Devi
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i2.786

Abstract

Koreografer merupakan salah satu profesi yang" mulai diminati mahasiswa maupunalumni luhisan perguruan tinggi kependidikan. Sebagai koreografer yang lahir dariLPTK seharusnya memiliki idealisme dengan memperhatikan nilai-nilai pendidikandalam setiap karya tarinya. Pada perkembangannya "keharusan" dan "kenyataan" ini tidakmenjadi perhatian bagi koreografer pendidikan, sehingga orientasi terhadap moral danintelektual tidak lagi menjadi pertimbangan dalam berkarya tari. Untuk menjawabkesenjangan ini maka penulis mencoba menguraikan kompetensi yang harus dimilikikoreografer di lingkungan akademis , sehingga diharapkan dapat menyadarkankoreografer pendidikan untuk terus berkarya sesuai dengan gelar akademiknya yaitusarjana pendidikan, khususnya bagi mahasiswa yang memilih karya tari sebagaipenyelesaian tugas akhir.Kata Kunci : koreografer pendidikan, "nilai", imtak dan ipteks, etika, estetilka,kreatifivitas, "kebebasan".
DAMPAK TAYANGAN LAGU ANAK-ANAK DI TELEVISI PADA PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH (The Effect of Children Song Show on Television Toward Art Education in School) Kusrina, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i2.787

Abstract

Pendidikan tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal, tetapi juga dari pendidikaninformal dan nonformal. Sekolah menentukan hasil pendidikan yang dicapai oleh parasiswa, namun demikian hasil pendidikan dari sekolah tersebut juga dipengaruhi olehlingkungan sosial yang lain. Lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat juga ikutandil besar dalam menentukan hasil pendidikan siswa. Saat ini lingkungan budaya fisikseperti benda hasil teknologi beserta perangkat penggeraknya juga sangat luar biasapengaruhnya bagi pendidikan anak. Kegiatan bermusik dan atau berlagu atau bernyanyipara siswa sekolah yang diwadahi dalam mata pelajaran kesenian, juga banyakdipengaruhi oleh tayangan lagu-lagu di televisi. Siswa tidak hanya bisa berapresiasi danberkreasi yang luar biasa, yang didapat dari pembelajaran luar sekolah seperti keluarga,masyarakat, terlebih lagi televisi. Utamanya pengaruh televisi disinyalir sangat luarbiasa dampaknya pada kegiatan bermusik/ berlagu/ bernyanyi anak. Untuk itudiperlukan pengarahan untuk menuju tercapainya pendidikan seni diharapkan olehsekolah secara optimal.Kata kunci: Pendidikan seni, menyanyi, lagu, televisi, apresiasi, kreasi.
REOG KEMASAN SEBAG AIASET PARIWISATA UNGGULAN KABUPATEN PONOROGO (The Packes Reog as the high tourism ofPonorogo residence) Maryono, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i2.788

Abstract

Reog merupakan kesenian rakyat Ponorogo yang berkembang di beberapa wilayah terutamadi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Daerah khusus ibukota Jakarta. Reog sebagai seni kemasanpariwisata mulai digelar pada festival Reog tingkat Nasional dalam serangkaian GrebegSuro pada tahun 1980 di Ponorogo. Reog dikemas secara ringkas dan padat agar dalamwaktu pementasan yang singkat, gerak dimodifikasi, kualitas mutunya tetap terjamin dapatmemuaskan selera wisatawan. Seluruh penari Reog menjadi pemegang peran, sehinggadapat menarik penonton. Tari Warok, Dhadhak Merak, Bujangganong, Jathtt dan KlanaTopeng melakukan kreatifitas gerak tari sesuai dengan keahlian senimannya, sehinggamemberikan nuansa baru. Sebagai seni kemasan Reog merupakan tiruan dari aslinya, relatifkaya gerak dan singkat dalam arti waktu pertunjukan relatif pendek, penuh variasi,mengesampingkan nilai sakral, magis serta simbolis dan relatif murah harganya.Kata kunci: Pariwisata, kemasan, Reog Ponorogo.
TARI PENDET SEBAGAI TARI BALIH-BALIHAN ( Kajian Koreografi) (Pendet Dance as Welcome Dance Coreography Research) Astini, Siluh Made; Utina, Usrek Tani
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i2.789

Abstract

Tari Pendet merupakan salah satu jenis tari putri yang biasa ditarikan secaraberkelompok dan atau berpasangan, dengan menggunakan properti berupa bokor.Pendet termasuk jenis tarian Bali yang memiliki susunan gerak yang simpeL Padaawahiya tari Pendet tergolong ke dalam jenis tari Wali ( tarian sakral ), dengan cirikesederhanaa penggarapan koreografinya. Sifat kesederhanaan muncul padasusunan gerak yang selalu berjalan beriringan dengan penggunaan ruang danwaktu serta tata rias dan busana. Terjadinya perubahan koreografi tari Pendetdisebabkan pula oleh adanya penyesuaian terhadap kepentingan pemenuhankebutuhan akan hiburan, hal ini menuntut seniman Bali untuk dapat kerkreasi padatataran yang lebih tinggi, sesuai dengan perubahan fungsinya dari tari Wali( sakral) menjadi tari balih-balihan (tarian hiburan atau tarian ucapan selamatdatang).Kata Kunci: Tari Pendet, koreografi, Tari Balih-balihan
FUNGSI MITOS DALAM KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PENDUKUNGNYA (The Function of Myth in Social Cultural Life of Its Supporting Community) Iswidayanti, Sri
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i2.790

Abstract

Kebudayaan sebagai abstraksi pengalaman manusia bersifat dinamis dan cenderunguntuk berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat pendukungnya, di sisilain mitos juga mencerminkan kebudayaan dan cenderung menyampaikan pesanpesanyang bersifat transformative, yang terpadu dalam satu mitos, ataupun bisaterwujud dalam versi baru dalam mitos yang sama. Fungsi mitos dalam kehidupansosial budaya masyarakat pendukungnya adalah: (1) untuk mengembangkan simbolsimbolyang penuh makna serta menjelaskan fenomena lingkungan yang merekahadapi; (2) sebagai pegangan bagi masyarakat pendukungnya untuk membinakesetiakawanan sosial di antara para anggota agar ia dapat saling membedakanantara komunitas yang satu dan yang lain ; dan (3) sebagai sarana pendidikan yangpaling efektif terutama untuk mengukuhkan dan menanamkan nilai-nilai budaya,norma-norma sosial dan keyakinan tertentu. Pada umumnya mitos-mitosdikembangkan untuk menanamkan dan mengukuhkan nilai-nilai budaya, pemikiranmaupun pengetahuan tertentu, yang berfungsi untuk merangsang perkembangankreativitas dalam berpikir.Kata Kunci : mitos, pesan terselubung, budaya, kreatifitas berpikir
SENI PERTUNJUKAN KHAS B ANYUMAS (Calung and Lengger The Performance Art ofBanyumas) PW, Supriyadi
Harmonia: Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gamelan Calung merupakan pendukung utama karawitan Banyumas yang perludikembangkan dan dilestarikan keberadaannya. Dalam penyajiannya biasanya terkait denganLengger. Penyajian Calung merupakan suatu pertunjukan tersendiri dan menarik untuk ditonton. Halini dapat dilihat dari senggakkan maupun gerak pemusik dalam memainkan Calung. Upayauntuk melestarikan dan mengembangkan salah satunya dengan memperbanyak ataupunmemproduksi gamelan Calung itu sendirL Adapun usaha tersebut dimulai dari persiapan alat-alatyang akan dipergunakan, pemilihan dan pemotongan bahan, pengawetan bahan, pembuatan bilah,pelarasan, pembuatan rancakan dan perakitan bilah.Kata Kunci: Calung, Lengger, Banyumas

Page 1 of 2 | Total Record : 12


Filter by Year

2007 2007


Filter By Issues
All Issue Vol 23, No 1 (2023): June 2023 Vol 22, No 2 (2022): December 2022 Vol 22, No 1 (2022): June 2022 Vol 21, No 2 (2021): December 2021 Vol 21, No 1 (2021): June 2021 Vol 20, No 2 (2020): December 2020 Vol 20, No 1 (2020): June 2020 Vol 19, No 2 (2019): December 2019 Vol 19, No 1 (2019): June 2019 Vol 18, No 2 (2018): December 2018 Vol 18, No 1 (2018): June 2018 Vol 17, No 2 (2017): December 2017 Vol 17, No 1 (2017): June 2017 Vol 16, No 2 (2016): December 2016 Vol 16, No 2 (2016): (Nationally Accredited, December 2016) Vol 16, No 1 (2016): June 2016 Vol 16, No 1 (2016): (Nationally Accredited, June 2016) Vol 15, No 2 (2015): (EBSCO, DOAJ & DOI Indexed, December 2015) Vol 15, No 2 (2015): December 2015 Vol 15, No 1 (2015): June 2015 Vol 15, No 1 (2015): (EBSCO, DOAJ & DOI Indexed, June 2015) Vol 14, No 2 (2014): (EBSCO, DOAJ & DOI Indexed, December 2014) Vol 14, No 2 (2014): December 2014 Vol 14, No 1 (2014): (DOI & DOAJ Indexed, June 2014) Vol 14, No 1 (2014): June 2014 Vol 13, No 2 (2013): December 2013 Vol 13, No 2 (2013): (DOI & DOAJ Indexed, December 2013) Vol 13, No 1 (2013): (DOI & DOAJ Indexed, June 2013) Vol 13, No 1 (2013): June 2013 Vol 12, No 2 (2012) Vol 12, No 2 (2012) Vol 12, No 1 (2012) Vol 12, No 1 (2012) Vol 11, No 2 (2011) Vol 11, No 2 (2011) Vol 11, No 1 (2011) Vol 11, No 1 (2011) Vol 10, No 2 (2010) Vol 10, No 2 (2010) Vol 10, No 1 (2010) Vol 10, No 1 (2010) Vol 9, No 2 (2009) Vol 9, No 2 (2009) Vol 9, No 1 (2009) Vol 9, No 1 (2009) Vol 8, No 3 (2007) Vol 8, No 3 (2007) Vol 8, No 2 (2007) Vol 8, No 2 (2007) Vol 8, No 1 (2007) Vol 8, No 1 (2007) Vol 7, No 3 (2006) Vol 7, No 3 (2006) Vol 7, No 2 (2006) Vol 7, No 2 (2006) Vol 7, No 1 (2006) Vol 7, No 1 (2006) Vol 6, No 3 (2005) Vol 6, No 3 (2005) Vol 6, No 2 (2005) Vol 6, No 2 (2005) Vol 5, No 3 (2004) Vol 5, No 3 (2004) Vol 5, No 1 (2004) Vol 5, No 1 (2004) Vol 4, No 3 (2003) Vol 4, No 3 (2003) Vol 4, No 2 (2003) Vol 4, No 2 (2003) Vol 4, No 1 (2003) Vol 4, No 1 (2003) Vol 3, No 2 (2002) Vol 3, No 2 (2002) Vol 2, No 3 (2001) Vol 2, No 3 (2001) Vol 2, No 2 (2001) Vol 2, No 2 (2001) Vol 1, No 2 (2000) Vol 1, No 2 (2000) Vol 1, No 1 (2000) Vol 1, No 1 (2000) More Issue