cover
Contact Name
Suharto
Contact Email
suharto@mail.unnes.ac.id
Phone
+628122853530
Journal Mail Official
suharto@mail.unnes.ac.id
Editorial Address
Gedung B2 Lt.1 Kampus Sekarang Gunungpati Semarang 50229
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Harmonia: Journal of Research and Education
ISSN : 25412426     EISSN : -     DOI : 10.15294
Core Subject : Education, Art,
Harmonia: Journal of Arts Research and Education is published by Departement of Drama, Dance, and Music, Faculty of Language and Arts, Universitas Negeri Semarang in cooperation with Asosiasi Profesi Pendidik Sendratasik Indonesia (AP2SENI)/The Association of Profession for Indonesian Sendratasik Educators, two times a years. The journal has focus: Research, comprises scholarly reports that enhance knowledge regarding art in general, performing art, and art education. This may include articles that report results of quantitative or qualitative research studies.
Articles 30 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 2 (2012)" : 30 Documents clear
BIOLA DALAM SENI PERTUNJUKAN GANDRUNG BANYUWANGI Harmono Sejati, Irfanda Rizki
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v12i2.2517

Abstract

Gandrung adalah salah satu seni pertunjukan tradisi yang cukup populer di kalangan masyarakat Banyuwangi Jawa Timur. Bentuk Gandrung merupakan perkembangan dari seni pertunjukan Seblang yang juga terdapat di Banyuwangi. Terdapat beberapa instrumen unsur-unsur gamelan yang digunakan untuk iringan musik Gandrung Banyuwangi, antara lain: kendang, ketuk, kempul, gong, kluncing (triangle), angklung, dan saron. Dalam perkembangannya, instrumen Biola dimasukkan sebagai tambahan musik iringan dalam seni pertunjukan Gandrung bersama dengan masuknya kebudayaan Barat yang dibawa pada masa kolonial  Belanda. Pola permainan instrumen Biola pada iringan Gandrung Banyuwangi mempunyai ciri khas tersendiri yang sangat berbeda dengan pola permainan instrumen biola pada musik barat. Dalam perkembangannya juga, instrumen Biola menjadi salah satu instrumen pokok pada seni karawitan Banyuwangi pada umumnya dan seni pertunjukan Gandrung pada khususnya, sehingga instrumen Biola dianggap penting dalam musik iringan seni pertunjukan Gandrung. Adapun fokus penelitian dalam penulisan ini mengulas instrumen Biola dalam seni pertunjukan Gandrung, antara lain: (1) latar belakang dan bentuk penyajian kesenian Gandrung Banyuwangi, (2) teknis permainan biola pada seni pertunjukan Gandrung Banyuwangi, dan (3) fungsi atau kegunaan pemain biola  pada seni pertunjukan Gandrung Banyuwangi Gandrung is one of popular traditional performance arts among Banyuwangi people at East Java. The form is a modification of Seblang performance art, which is popular at Banyuwangi. Among several musical instruments used in Gandrung include kendang, ketuk, kempul, gong, kluncing (triangle), angklung, and saron. In its following performances, violin was included as additional musical accompaniment in Gandrung along with the incoming western culture brought by the Dutch colonialists. The pattern of violin instrument has its own typical features different from that of western violin musical performance. In the following times, violin becomes one of core instruments in Banyuwangi musical performance in common and Gandrung performance art in particular, so that it is considered being important in Gandrung music accompaniment. The focus of the research includes (1) background and form of Gandrung musical performance at Banyuwangi, (2) techniques of violin performance in Gandrung, Banyuwangi, (3) function or use of violinists in Gandrung performance art, Banyuwangi.
TARI SESAJI PANGENTAS BILAHI SUDRA TINGAL -, Darmasti
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v12i2.2518

Abstract

Tari sesaji Pangentas Bilahi ‘Sudra Tingal’ merupakan garapan baru yang ditarikan oleh sembilan penari putri. Gerak tari sesaji mengacu para tari bedhaya. Struktur tari sesaji dibagi menjadi tiga bagian yaitu maju beksan, beksan, dan mundur beksan.  Pada maju beksan penari bergerak dari pinggir menuju gawang pokok ke tengah Pedhapa Agung dengan pola gerak kapang-kapang, diiringi dengan Pathetan Vokal Putra Laras Pelog Nem  dan iringan beberapa intrumen gamelan berupa gender, rebab, gambang dan suling. Syair cakepan Pathetan digunakan untuk menggambarkan memuja ke agungan yang Maha Kuasa. Beksan pokok terdiri dari tujuh kesatuan gerak dengan berbagai garap iringan musikal seperti penggarapan gendhing Sekaten, Demung  Imbal merupakan penggambaran konflik batin antara situasi dan suasana yang terjadi. Gerak beksan pokok merupakan penggambaran tentang segala usaha manusia dalam mendekatkan diri kepada Sang penguasa Jagad Raya. Mundur beksan penari berjalan perlahan dengan pola gerak kapang-kapang dari Pendhapa Agung keluar arena pentas, dengan iringan gending ladrangan, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tari dipentaskan dalam rangka wisuda sarjana seni dan magister seni Institut seni Indonesia Surakarta yang ke empat puluh enam. Sesaji Pangentas Bilahi Sudra Tingal dance is a new performance, performed by nine female dancers. The movement of Sesaji dance resembles that of Bedhaya dance. The structure of Sesaji dance consists of three parts, namely maju beksan, beksan, and mundur beksan. In maju beksan, the dancers move from the edge to central hurdle to middle Pendhapa Agung (Grand Ballroom) in Kapang-Kapang movement pattern, accompanied by Pathetan Vokal Putra Laras Pelog Nem  and traditional musical instruments such as gender, rebab, gambang and suling (bamboo flute). Cakepan Pathetan lyric is used to express the worship of God Almighty. Beksan Pokok consists of seven movement unity with several musical accompaniments such as gendhing sekaten, demung imbal to portray an inner conflict between outer situation and one’s inner atmosphere. The movement of main beksan is a description about human’s effort in coming closer to God Almighty. In Mundur beksan, dancers walk slowly in Kapang-Kapang movement pattern out of Pendhapa Agung to performance stage, accompanied by ladrangan gending, as a gratitude to God Almighty. The dance is performed in commemoration of the 46th graduation ceremony of Indonesian Arts Institute, Surakarta.
PEMBELAJARAN ANGKLUNG MENGGUNAKAN METODE BELAJAR SAMBIL BERMAIN Kartika Putri, Diah Rizky
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v12i2.2519

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kegiatan pembelajaran angklung untuk anak usia dini di TK Negeri Pembina Kota Tegal yang merupakan hal baru untuk anak usia dini. Oleh karena itu, guru harus memberikan metode pembelajaran yang menarik dan mempermudah anak dalam belajar alat musik tradisional angklung. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui strategi pembelajaran angklung, kemudahan, dan kerugian pengunaan metode belajar sambil bermain dalam pembelajaran angklung untuk anak. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan, menguraikan, dan menggambarkan masalah yang dikaji. Hasil Penelitian menunujukkan bahwa pe-nerapan pembelajaran angklung dengan menggunakan metode belajar sambil bermain adalah strategi yang efektif untuk menarik minat anak usia dini dalam belajar angklung.  This research is based on angklung learning activities for children at Public Kindergarten, Tegal as a new program for kindergarten children. Therefore, teachers should give an interesting and simple learning method to children to learn traditional angklung music. The goal of this research is to find out learning strategies in angklung playing, feasibility, and disadvantages of using the learning method. The approach used in this research is descriptive qualitative approach, by describing and explaining the problems. The finding shows that the use of angklung learning by using this method is an effective strategy to attract children in learning angklung.
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MUSIK UNTUK MENGEMBANGKAN MENTAL DAN PSIKOMOTORIK ANAK PENDERITA DOWN SYNDROM Ardina, Mayliza Defly
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v12i2.2520

Abstract

Pembelajaran musik berfungsi sebagai pembentuk mental dan fisik anak down syndrom di Balai BesarRehabilitasi Sosial Bina Grahita “Kartini” Temanggung.Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui bagaimana implementasi Pembelajaran musik yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi untuk mengembangkan mental dan psikomotorik anak penderita down syndrom di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita “Kartini” Temanggung. (2) Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat apa saja yang ada dalam rangka mengembangkan mental dan psikomotorik anak penderita down syndrom. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik observasi partisipan, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan reduksi data, penyajian data dan kemudian penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran musik mampu mengembangkan mental dan psikomotorik anak penderita down syndrom dengan cara memberikan alat musik ritmis dan memperdengarkan jenis aliran musim beragam seperti pop, rock, jazz, klasik, terutama musik beraliran dangdut yang sangat diminati anak.Music learning has functions to shape mental and physical condition of the children with Down’s syndrome in the rehabilitation center. The goals of this research are (a) to find out how the implementation of music learning includes planning, implementation and evaluation to develop mental and psychomotor aptitude of children with Down’s syndrome in the rehabilitation centre, Temanggung, (2) to find out what supportive and inhibitive factors are existing in order to develop mental and psychomotor aptitude of children with Down’s syndrome.The method used in this research is qualitative method data, which was collected by means of participant’s observation technique, interview, and documentation. The obtained data was analyzed by means of data reduction, data presentation and then conclusion drawing, verification. The finding shows that music learning could enhance mental and psychomotor aptitude of children with Down’s syndrome by giving them rhythmic musical instruments and introducing them with various music genres such as pop, rock, jazz, classic, even more so to dangdut music that attract adults as well as children.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR BEBAS SISWA B1 MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PEMBERIAN MOTIVASI Widiyastuti, Endang
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v12i2.2521

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan strategi pembelajaran ”pemberian motivasi” bercerita/berdialog untuk membangkitkan perhatian dan merangsang lahirnya motif yang dapat dijadikan dasar dalam berkarya; serta strategi pembelajaran ”pemberian motivasi” tiga cara untuk meningkatkan kualitas hasil kemampuan menggambar bebas pada peserta didik. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam 3 siklus. Teknik pengumpulan data dengan observasi partisipasif; wawancara informal secara mendalam terhadap guru; dan kumpulan karya (portofolio kerja) peserta didik. Uji Validitas Data digunakan triangulasi sumber data, triangulasi metode, dan diskusi bersama guru dengan peneliti untuk membahas kemajuan yang telah dicapai. Hasil  penelitian menunjukkan hasil: a). Strategi pembelajaran pemberian motivasi melalui bercerita/berdialog yang dirancang lebih atraktif dan menarik dapat membangkitkan perhatian dan rangsangan lahirnya motif yang dapat dijadikan dasar dalam berkarya (kegiatan menggambar bebas) pada peserta didik. b). Strategi pembelajaran ”pemberian motivasi” dinyatakan dapat meningkatkan penguasaan peserta didik akan teknik, bahan/alat, dan mengenalkan warna dalam kegiatan menggambar bebas, serta meningkatkan kualitas hasil kemampuan menggambar bebas peserta didik. The goals of this research are to find out, identify, and describe learning strategy of “motivation rewarding” in retelling/making dialogs to evoke students’ attention and stimulate their motives for drawing; and to use three ways of “motivation rewarding” to develop their aptitude in a free drawing. The action research was conducted in three cycles. Techniques of collecting data were implemented by participatory observation; a thorough informal interview with teachers; and students’ portofolio. Data validity test used data source triangulation, method triangulation, and discussion with teachers and researchers to evaluate the achieved progress. The findings show: (a) Learning strategy of motivation rewarding through a more attractively designed retelling/making dialogs could evoke students’ attention and stimulate their motives to make free drawings; (b) Learning strategy of motivation rewarding could improve students’ mastery of techniques, materials/tools, and colors in free drawing activity, and enhance the quality of their free drawing aptitude.
PEMBELAJARAN BERBASIS ANAK DALAM PENGEMBANGAN BIDANG SENI (RUPA) DI PAUD BATIK DAN PAUD SABITUL AZMI SIDOARJO Khotimah, Nurul
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v12i2.2522

Abstract

Pembelajarannya berbasis anak adalah pembelajaran yang diterapkan di sekolah berdasarkan kebutuhan anak, berorientasi pada perkembangan anak, bermain sambil belajar, pengajaran berpusat pada anak, PAKEM (Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan). Penelitian ini  menggunakan pendekatan  kualitatif, studi komparatif yaitu studi perbandingan  diusahakan untuk menemukan persamaan dan  perbedaan  kualitas pembelajaran pengembangan bidang seni (rupa) di PAUD Batik dan PAUD Sabitul Azmi Sidoarjo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran di PAUD Batik dan PAUD Sabitul Azmi Sidoarjo berbasis anak, pembelajaran  mengacu pada kurikulum Diknas dan kurikulum Depag yang terintregasi pada menu pembelajaran generik dengan metode BCCT dalam pengembangan bidang seni (rupa) melalui menggambar sederhana, mewarnai sederhana, dan menciptakan sesuatu dengan berbagai media dengan pendekatan ekspresi anak. Kegiatannya dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan menghasilkan karya anak. Kelebihan pembelajaran berbasis Anak di antaranya: mengutamakan kebebasan anak, sesuai ekspresi anak, dan menghasilkan karya sesuai keinginan anak, serta meningkatkan aktivitas anak. Child-based learning is applied at pre-kindergartens based on children’s needs; it is child development-oriented and children-centered, which enables them to play and learn so that it is often referred to one motto PAKEM (an Indonesia abbreviation, which means being active, creative, affective, and fun learning). This research used qualitative approach, comparative study to find out similarity and difference of learning quality in the two pre-kindergartens. The findings show that the learning in the two pre-kindergartens refer to National Education Curriculum and Department of Religion Curriculum integrated in generic learning menu with BCCT method in art development through simple drawing, coloring, and creating a craft with various media for children’s expression. The activity began with planning, implementation, and children’s products. The advantages of this learning method are that this method prioritizes children freedom, enables them to show their expression and increases their creativity.
MODEL PENGEMBANGAN NASKAH AUDIO LAGU UNTUK MELATIH PENCAPAIAN PERKEMBANGAN MUSIK PADA ANAK USIA 4 - 6 TAHUN Wulandari, Rina
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v12i2.2523

Abstract

Masalah dalam penelitian adalah belum adanya model pengembangan media audio untuk melatih pencapaian perkembangan bermain musik di Kelompok Bermain. Berdasarkan masalah yang ada maka rumusan masalah penelitian yaitu bagaimanakah model pengembangan media audio yang dapat melatih pencapaian perkembangan bermain musik anak usia Kelompok Bermain. Tujuan pengembangan ini adalah untuk mengetahui model pengembangan media audio yang dapat melatih pencapaian perkembangan bermain musik anak usia Kelompok Bermain. Model pengembangan produk media dikhususkan untuk menentukan langkah-langkah maupun jenis kegiatan dari analisis kebutuhan, desain, pengembangan, evaluasi, dan implementasi produk penelitian ini. The problem dealt with in this research is the absence of audio media development model used to elicit children’s musical aptitude in a play group. Accordingly, the problem formulated in this research is how the development model of audio media could improve children’s musical aptitude. The goal of this research is to find out how the development model of audio media could improve the children’s musical aptitude. This model is specified to determine stages as well as kinds of activities in terms of need analysis, design, aptitude development, evaluation, and implementation of the research product.
IMPLEMENTASI METODE PENDEKATAN KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN PADUAN SUARA Destiannisa, Ayugi
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v12i2.2524

Abstract

Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran yang diduga berpengaruh terhadap baik buruknya hasil pembelajaran kelak. Peran pembimbing ataupun pelatih dalam suatu kegiatan non formal seperti ekstrakulikuler paduan suara menggunakan pendekatan dalam pembelajaran yang tepat kepada siswa yang mengikuti agar dapat mencapai tujuan secara efektif, efisien, dan kondusif sesuai dengan yang diharapkan. Dalam kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler paduan di SMP N 2 Kendal pelatih menggunakan metode yang efektif yaitu metode pendekatan kognitif. Hasil penelitian menyatakan bahwa penerapan atau aplikasi metode pendekatan kognitif dalam pembelajaran ekstrakulikuler paduan suara di SMP N 2 Kendal adalah melalui tahapan–tahapan seperti, (1) persepsi, (2) perhatian, (3) bahasa, (4) materi pembelajaran ekstrakulikuler paduan suara, (5) ingatan, (6) imajeri, (7) penalaran, dan (8) pemecahan masalah. Learning approach is one of important components in learning process since it will influence on the results of the following learning. The role of supervisor or trainer in a non-formal activity such as extracurricular choirs should take an appropriate learning approach into account so that students would grasp the learning effectively, efficiently, and conducively as it is expected. In the choir extracurricular learning activity at Public Junior High School 2 Kendal, a trainer used a cognitive approach method. The result shows that the use or application of the approach was conducted through stages including (1) Perception, (2) Attention, (3) Language, (4) Choir extracurricular learning material, (5) Memory, (6) Imagery, (7) Reasoning, (8) Problem Solving.
PENGEMBANGAN MODEL KONSERVASI KESENIAN LOKAL SEBAGAI KEMASAN SENI WISATA DI KABUPATEN SEMARANG Putra, Bintang Hanggoro
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v12i2.2525

Abstract

Tujuan  penelitian ini adalah untuk menemukan dan mengembangkan model konservasi kesenian lokal sebagai kemasan seni wisata di kabupaten Semarang. Penelitian ini akan menemukan pengembangan jenis-jenis seni pertunjukan di hotel dan resort and convention di kabupaten Semarang. Penelitian ini dilaksanakan berdasar metode kualitatif dengan pendekatan Eklektif  menggunakan atau memodifikasi desain Penelitian dan Pengembangan (Educational Research & Development). Data dikumpulkan melalui studi pustaka, studi dokumen, wawancara, dan observasi. Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa kabupaten Semarang telah mengembangkan seni pertunjukan wisata melalui hotel dan resort and convention. Adapun jenis kesenian yang dikembangkan adalah tari Gambyong, Kuda Lumping, dan Cokekan meskipun belum optimal karena kesenian yang dipertunjukkan belum benar-benar dikemas untuk kepentingan pariwisata. Bentuk model konservasi kesenian lokal sebagai kemasan seni wisata di Kabupaten Semarang yang dihasilkan adalah berupa tari Semarangan dan tari Bambang Cakil yang selanjutnya dipublikasikan melalui leaflet yang berisi tentang jenis kesenian, deskripsi singkat, penjelasan tentang durasi waktu, fungsi, harga paket kesenian. Leaflet tersebut diujicobakan di Balemong Resort and Convention. The goal of this research is to find out and develop conservation model of local art performance as tourism package in Semarang Regency. This research would identify development of kinds of performance art in hotels and resorts in Semarang regency. This research was conducted based on qualitative method by eclectic approach and used or modified Educational Research and Development design. Data was collected through library study, documentary study, interview, and observation. The findings of the research show that Semarang regency has developed tourism performance art through hotels, resorts, and conventions. The kinds of performance art include Gambyong dance, Kuda Lumping (Horse Dance), and Cokekan though they are not optimal yet since the dances have not yet been packaged for tourism performance. The forms of local conservation model as tourism package in Semarang regency are Semarangan and Bambang Cakil dances, which were later published through leaflets containing the kinds of performance art, brief description, explanation about time duration, function, price of performance art package. The leaflets had been tested in Balemong Resort and Convention.
RAGAM HIAS PADA PENDAPA TERAS CANDI PANATARAN DI BLITAR -, Rustarmadi
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v12i2.2526

Abstract

Sasaran penelitian ini adalah ragam hias Pendapa Teras di kompleks candi Panataran. Tujuan penelitian ini untuk memahami dan memberikan gambaran menyeluruh mengenai perwujudan ragam hias candi pada Pendapa Teras di dalam kompleks candi Panataran, yang meliputi aspek visual, makna simbolik dan nilai-nilai pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan teori yang digunakan adalah teori semiotika Pierce, Roland Bathes dan Saussure, untuk memandang ragam hias candi sebagai tanda-tanda yang terbentuk dari unsur-unsur dan prinsip visual yang memiliki makna secara simbolis serta mengandung nilai-nilai pendidikan.  Hasil penelitian ragam hias candi sebagai berikut: (1) Secara visual ragam hias terdiri dari ragam hias ceritera dan non ceritera, dengan objek manusia, tumbuhan, binatang, serta makhluk-makhluk ajaib, (2) Model penggambarannya dekoratif realistis  dan dekoratif imajinatif, (3) Makna simbolis dari ragam hias melalui ragam hias ceritera, bahwa manusia pada dasarnya sedang melakukan perjalanan, menghadapi banyak rintangan, dan bila rintangan dapat diatasi akan mendapatkan kemuliaan. Kemuliaan ternyata bukan dari pangkat, derajat, dan kekayaan tetapi dari keikhlasan dan kasih sayang.  Nilai-nilai pendidikannya adalah manusia tidak boleh sombong, hidup sederhana, ikhlas dan sabar. Subject of this research are variety of decorative on  pendapa terrace of  Panataran temple complex. Purpose this research are to show and give an overview thorough regarding the embodiment fad ornamental temple on pendapa terrace  inside of Panataran temple complex, covering aspects of visual,  symbolic meaning and education values. This study uses a qualitative approach, while the theory used is the theory of semiotics Pierce, Roland bathes and Saussure, to look decorative temple as the signs are formed from the elements and principles of visual that has a symbolic meaning as well as containing the values of education. The results of temple decorative as follows: (1) Visually, the ornament consisting of a decorative stories and non-stories, with the object of people, plants, animals, and magical beings, (2) Model depiction are decorative realistic and decorative imaginative, (3) the meaning of symbolic ornamentation through ornament story, that people are basically traveling, faces many hurdles, and if the hurdles can be overcome to get the glory. Glory was not of rank, degree, and wealth but of sincerity and affection. Education value is that  man must not be arrogant, living a simple, sincere and patient.

Page 1 of 3 | Total Record : 30


Filter by Year

2012 2012


Filter By Issues
All Issue Vol 23, No 1 (2023): June 2023 Vol 22, No 2 (2022): December 2022 Vol 22, No 1 (2022): June 2022 Vol 21, No 2 (2021): December 2021 Vol 21, No 1 (2021): June 2021 Vol 20, No 2 (2020): December 2020 Vol 20, No 1 (2020): June 2020 Vol 19, No 2 (2019): December 2019 Vol 19, No 1 (2019): June 2019 Vol 18, No 2 (2018): December 2018 Vol 18, No 1 (2018): June 2018 Vol 17, No 2 (2017): December 2017 Vol 17, No 1 (2017): June 2017 Vol 16, No 2 (2016): (Nationally Accredited, December 2016) Vol 16, No 2 (2016): December 2016 Vol 16, No 1 (2016): June 2016 Vol 16, No 1 (2016): (Nationally Accredited, June 2016) Vol 15, No 2 (2015): December 2015 Vol 15, No 2 (2015): (EBSCO, DOAJ & DOI Indexed, December 2015) Vol 15, No 1 (2015): June 2015 Vol 15, No 1 (2015): (EBSCO, DOAJ & DOI Indexed, June 2015) Vol 14, No 2 (2014): (EBSCO, DOAJ & DOI Indexed, December 2014) Vol 14, No 2 (2014): December 2014 Vol 14, No 1 (2014): June 2014 Vol 14, No 1 (2014): (DOI & DOAJ Indexed, June 2014) Vol 13, No 2 (2013): (DOI & DOAJ Indexed, December 2013) Vol 13, No 2 (2013): December 2013 Vol 13, No 1 (2013): June 2013 Vol 13, No 1 (2013): (DOI & DOAJ Indexed, June 2013) Vol 12, No 2 (2012) Vol 12, No 2 (2012) Vol 12, No 1 (2012) Vol 12, No 1 (2012) Vol 11, No 2 (2011) Vol 11, No 2 (2011) Vol 11, No 1 (2011) Vol 11, No 1 (2011) Vol 10, No 2 (2010) Vol 10, No 2 (2010) Vol 10, No 1 (2010) Vol 10, No 1 (2010) Vol 9, No 2 (2009) Vol 9, No 2 (2009) Vol 9, No 1 (2009) Vol 9, No 1 (2009) Vol 8, No 3 (2007) Vol 8, No 3 (2007) Vol 8, No 2 (2007) Vol 8, No 2 (2007) Vol 8, No 1 (2007) Vol 8, No 1 (2007) Vol 7, No 3 (2006) Vol 7, No 3 (2006) Vol 7, No 2 (2006) Vol 7, No 2 (2006) Vol 7, No 1 (2006) Vol 7, No 1 (2006) Vol 6, No 3 (2005) Vol 6, No 3 (2005) Vol 6, No 2 (2005) Vol 6, No 2 (2005) Vol 5, No 3 (2004) Vol 5, No 3 (2004) Vol 5, No 1 (2004) Vol 5, No 1 (2004) Vol 4, No 3 (2003) Vol 4, No 3 (2003) Vol 4, No 2 (2003) Vol 4, No 2 (2003) Vol 4, No 1 (2003) Vol 4, No 1 (2003) Vol 3, No 2 (2002) Vol 3, No 2 (2002) Vol 2, No 3 (2001) Vol 2, No 3 (2001) Vol 2, No 2 (2001) Vol 2, No 2 (2001) Vol 1, No 2 (2000) Vol 1, No 2 (2000) Vol 1, No 1 (2000) Vol 1, No 1 (2000) More Issue