cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
INTEGRALISTIK
ISSN : 08537208     EISSN : 25495011     DOI : -
Core Subject :
Integralistik is a peer reviewed journal that covers the fields of scientific knowledge or academic that civics education studies. The Integralistik is a academic journal that centered in citizenship studies i.e. civic education (curriculum, teaching, instructional media, and evaluation), political education, law education, moral education, and multicultural education.
Arjuna Subject : -
Articles 180 Documents
MODEL PEMBINAAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PASCA SERTIFIKASI DI KOTA SEMARANG Nagbiyanto, Nagbiyanto
INTEGRALISTIK Vol 22, No 1 (2011): INTEGRALISTIK
Publisher : INTEGRALISTIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Kebijakan sertifikasi pendidik bertujuan meningkatkan kualitas guru danmutu pendidikan. Untuk mengetahui sejauh mana upaya ini berhasil, maka perlu suatupenelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pembinaanprofesionalisme guru pasca sertifikasi guru dalam jabatan dan model pembinaannya.Metode penelitian yang digunakan adalah metode research and development (R&D).Hasil penelitian menunjukkan kompetensi guru PKn SMP/SMA/SMK Negeri KotaSemarang yang dinilai tinggi adalah : Pertama, kompetensi paedagogik, meliputi : (a)menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (b)mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu, dan (c)menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. Kedua, kompetensi kepribadian,meliputi: menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku,adat istiadat, daerah, asal, dan gender. Ketiga, kompetensi sosial, meliputi: beradaptasidengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektifitas sebagaipendidik. Keempat, kompetensi profesional, meliputi: (a) menguasai standarkompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, dan (b)mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. Kompetensi guruyang dinilai rendah : Pertama, kompetensi paedagogik, meliputi: (a) memfasilitasipengembangan potensi anak didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yangdimiliki. Kedua, kompetensi kepribadian, meliputi: (a) bekerja mandiri secaraprofesional. Ketiga, kompetensi sosial, meliputi: (a) berkomunikasi dengan temansejawat dan komunitas ilmiah secara santun, empatik, dan efektif. Keempat,kompetensi profesional: (a) mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutandengan melakukan tindakan reflektif, dan (b) memanfaatkan teknologi informasi dankomunikasi untuk mengembangkan diri.Kata kunci: model pembinaan, profesionalisme, sertifikasi
ORIENTASI POLITIK YANG MEMPENGARUHI PEMILIH PEMULA DALAM MENGGUNAKAN HAK PILIHNYA PADA PEMILIHAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2010 (Studi Kasus Pemilih Pemula Di Kota Semarang) Setiajid, Setiajid
INTEGRALISTIK Vol 22, No 1 (2011): INTEGRALISTIK
Publisher : INTEGRALISTIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemilih pemula dalam kategori politik adalah kelompok yang baru pertamakali menggunakan hak pilihnya. Orientasi politik pemilih pemula ini selalu dinamisdan akan berubah-ubah mengikuti kondisi yang ada dan faktor-faktor yangmempengaruhinya. Termasuk juga yang terjadi dengan orientasi politik pemilihpemula dalam pemilihan Walikota Semarang tahun 2010. Penelitian ini bertujuanmendiskripsikan orientasi politik pemilih pemula dalam pemilihan walikota semarangtahun 2010, faktor-faktor yang mempengaruhinya serta faktor dominan yangmempengaruhi pemilih pemula menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan walikotasemarang tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang didukungdengan data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yangmempengaruhi pemilih pemula dalam menggunakan hak pilihnya pada pemilihanWalikota Semarang 2010 adalah faktor pengaruh orang tua, faktor pilihan sendiri,faktor media massa, partai politik dan iklan politik, dan faktor teman sepergaulan.Faktor yang dominan yang mempengaruhi pemilih pemula dalam menggunakan hakpilihnya pada pemilihan walikota Semarang 2010 adalah faktor pengaruh dari pilihansendiri (40%) dan orang tua (32%). Orientasi politik pemilih pemula dalammenggunakan hak pilihnya pada pemilihan Walikota Semarang 2010 baik itu meliputiorientasi kognitif, afektif maupun evaluatif sudah mengarah pada tataran orientasipositif dimana yaitu orientasi yang ditunjukkan dengan tingkat pengetahuan danfrekuensi kesadaran yang tinggi, perasaan dan evaluasi positif terhadap obyek politik.Kata Kunci : Orientasi Politik, Partisipasi Politik dan Budaya Politik.
PARTISIPASI POLITIK MASYRAKAT SUMATERA BARAT PADA PEMILU DAN PILKADA Junaidi, Junaidi
INTEGRALISTIK Vol 22, No 1 (2011): INTEGRALISTIK
Publisher : INTEGRALISTIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ada dua hal yang menarik untuk dicermati dari pemilukada di SumateraBarat, pertama menyangkut tingkat partisipasi warga dalam memilih, dan kedua dasarpertimbangan warga pemilih dalam memutuskan calon kepala daerah. Partisipasimereka kian menurun, dan dalam memilih calon kepala daerah lebih dominan denganmempertimbangkan unsur famili dan kesamaan daerah asal.
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI MAHASISWA PADA MATA KULIAH HUKUM PERDATA Sumarto, Slamet
INTEGRALISTIK Vol 22, No 1 (2011): INTEGRALISTIK
Publisher : INTEGRALISTIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Belajar mandiri tidak sama dengan belajar sendiri. Dalam konsep belajarmandiri lebih menunjuk kepada kemandirian, yaitu sesuatu yang menandakan padaketidaktergantungan pada pengajar dalam pengambilan keputusan, penilaian,pendapat, dan pertanggungjawaban. Untuk mewujudkan kemandirian belajarmahasiswa dapat dilakukan dengan menciptakan situasi belajar mengajar yangmemungkinkan mahasiswa belajar secara mandiri. Salah satu upaya untukmenumbuhkan belajar mandiri mahasiswa dapat dilakukan melalui modelpembelajaran Problem Posing. Secara kuantitas, model ini dapat menumbuhkanketerlibatan secara aktif dalam menggunakan peluangnya untuk mengungkap kembalipermasalahan/bertanya maupun mengemukakan gagasannya, meskipun baru 25,5%dari jumlah mahasiswa peserta perkuliahan.Kata kunci: proble posing, belajar mandiri, permasalahan
UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU MELALUI KULTUR SEKOLAH Srinatun, Srinatun
INTEGRALISTIK Vol 22, No 1 (2011): INTEGRALISTIK
Publisher : INTEGRALISTIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perbaikan mutu sekolah perlu memahami kultur sekolah yangbersangkutan. Melalui pemahaman kultur sekolah, berfungsinya sekolah dapatdipahami, aneka permasalahan dapat diketahui, dan pengalaman-pengalamannya dapatdirefleksikan. Oleh sebab itu, dengan memahami ciri-ciri kultur sekolah akan dapatdiusahakan tindakan nyata untuk peningkatan kualitas sekolah. Adapun masalahpenulisan ini adalah (1) Apa dan bagaimana kultur sekolah yang kondusif? (2) Aspekaspekbudaya (culture) apa saja yang bersifat positif dan negarif di SMA Negeri 4Semarang? (3) Bagaimana rancangan tindakan pengembangan kultur sekolah yangdapat ditempuh oleh sekolah untuk meningkatkan kualitas sekolah? Tujuanpenulisan ini adalah (1) menjelaskan konsep dasar kultur sekolah, komponen kultursekolah, karakteristik kultur sekolah yang kondusif dan proses pengembangannya. (2)mengetahui aspek-aspek budaya (culture) apa saja yang bersifat positif maupunnegatif di SMA Negeri 4 Semarang. (3) mengeneralisasikan aspek-aspek budaya(culture) SMA Negeri 4 Semarang yang bersifat positif maupun negatifmemungkinkan untuk dikembangkan. (4) menjelaskan bagaimana rancangan tindakanpengembangan kultur sekolah yang dapat ditempuh oleh warga sekolah bagipengembangan sekolah. Kultur sekolah yang kondusif adalah keseluruhan latar fisik,lingkungan, suasana, rasa, sifat, dan iklim sekolah yang secara produktif mampumemberikan pengalaman baik bagi tumbuh kembangnya siswa yang diharapkan.Aspek-aspek budaya (culture) positif dengan skor rata-rata > 3,5 yang dimiliki SMANegeri 4 Semarang antara lain adalah aspek akademik yang meliputi prestasi guru,interaksi kepala sekolah dengan guru untuk aspek sosial, interaksi walikelas atau gurudengan orang tua siswa, interaksi guru dengan siswa untuk aspek sosial, interaksikepala sekolah dengan komite sekolah atau orang tua siswa, dan interaksi kepalasekolah dengan staf tata usaha untuk aspek akademik. Selain aspek-aspek positif yangtersebut di atas SMA Negeri 4 Semarang juga mempunyai kultur senyum, salam, sapa,semangat, sopan santun, dan sportif. Aspek-aspek negatif kultur sekolah di atas SMANegeri 4 Semarang masih perlu ditingkatkan antara lain kultur atau budaya membaca,disiplin dan efisiensi, dan bersih. Dalam pengembangan kultur sekolah, perlumemperhatikan saran semua pihak dan dibentuk tim pengembang kultur sekolahdengan harapan kultur yang terbentuk merupakan hasil kerja semua warga sekolahyang harus ditaati dan dikembangkan oleh semua warga sekolah. Bagi Pengawas danDinas Pendidikan sebagai pengambil kebijakan, sangat diharapkan dalammengembangkan kultur sekolah terutama aspek akademik di SMA Negeri 4 Semarangdengan mengembangkan perpustakaan dan laboratorium. Untuk melakukanpengembangan kultur sekolah perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikutpertama adalah memotret kultur sekolah sehingga diketahui kecenderungan kultursekolah yang bersifat positif dan negatif. Setelah itu, baru menentukan indikatorindikatoryang mempengaruhi kultur tersebut. Langkah berikutnya adalahmemonitoring dan mengevaluasi perubahan yang dilakukan untuk kemudian membuatlaporan dan memberikan tindak lanjut.Kata kunci: kinerja guru, kultur sekolah
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI TELAAH BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA PEMBELAJARAN PKN DI KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI 12 SEMARANG Salamah, Siti Umi
INTEGRALISTIK Vol 22, No 1 (2011): INTEGRALISTIK
Publisher : INTEGRALISTIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seorang guru PKn harus bersungguh-sungguh melaksanakan tugas pokoknyadalam kegiatan pembelajaran mulai dari penyusunan program pembelajaran hinggamengadakan penilaian hasil belajar siswa. Salah satu kegiatan penilaian tersebut adalahUlangan Harian yang dilaksanakan minimal tiga kali dalam satu semester. Ulanganharian dapat berfungsi untuk mengetahui dan memacu prestasi belajar siswa.Mengingat fungsinya yang sangat penting, maka butir soal ulangan harian haruslahberkualitas. Oleh karena itu, butir soal ulangan harian perlu ditelaah seperti butir soalulangan akhir semester dan soal ujian sekolah atau ujian nasional. Apabila butir-butirsoal ulangan harian sudah ditelaah kualitasnya menjadi lebih baik dan dapatdipertanggung jawabkan, karena sudah sesuai dengan kaidah penulisan soal sehinggabetul-betul dapat difungsikan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. UlanganHarian PKn di kelas XII IPS2 SMA Negeri 12 Kota Semarang yang dilaksanakan padatanggal 4 Agustus 2010 tidak diadakan telaah terhadap butir soal, dan setelah dikoreksihasil rata-rata nilai yang diperoleh siswa kelas XII IPS2 adalah 69,05 dengan tuntasbelajar 86,3% atau masih kurang memuaskan. Berbeda hasilnya, setelah butir-butirsoalnya ditelaah, diketemukan beberapa soal yang harus diperbaiki, kemudian dibuatkisi-kisi dan diadakan perbaikan sehingga semua butir soal sesuai dengan kriteriapenelaahan. Pada tanggal 18 Agustus 2010 butir soal yang sudah ditelaah diteskan lagidi kelas XII IPS 2 SMA Negeri 12 Semarang, dan setelah dikoreksi lagi terbukti bahwahasil rata-rata nilainya mencapai 78,67dengan tuntas belajar 93,26% lebih baik darisemula, bahkan nilai ulangan akhir semester I rata-rata nilainya mencapai 80,20 dengantuntas belajar 98,22%.Kata Kunci : Prestasi belajar, pembelajaran PKn, telaah butir soal
ESENSI, EKSISTENSI, DAN PROSPEK HUKUM ISLAM DI INDONESIA Makmuri, Makmuri
INTEGRALISTIK Vol 22, No 1 (2011): INTEGRALISTIK
Publisher : INTEGRALISTIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

kedudukan Hukum Islam di Indonesia tercermin pada pembukaanUUD 1945 dan sila Pancasila, sehingga berdampak kepada esensi, eksistensi,pelembagaan, pembaharuan, pengembangan dan prospek penerapannya di NegaraIndonesia terhadap rakyat Indonesia yang memeluk Agama Islam. UUD 1945 sebagailandasan konstitusional serta Pancasila sebagai landasan Ideal Negara Indonesiamemberikan jaminan kepada para pemeluk agama untuk menjalankan agamanya,khususnya Agama Islam.Kata kunci : Esensi, Eksistensi, Prospek
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PELAYANAN KONSELING Wijayanto, Galuh
INTEGRALISTIK Vol 22, No 1 (2011): INTEGRALISTIK
Publisher : INTEGRALISTIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring dengan kemajuan bangsa Indonesia, semakin tampak bahwapendidikan karakter menjadi kebutuhan nyata dan mendesak dalam pembangunanpendidikan nasional. Satuan pendidikan merupakan pilar dalam mengemban misinasional pengembangan karakter. Peranan satuan pendidikan diharapkan dapatmenjadi leading sector, memanfaatkan dan memberdayakan semua komponen untukmenginisiasi, memperbaiki, menguatkan dan menyempurnakan secara terus meneruspendidikan karakter, Pelayanan konseling sebagai salah satu komponen dari satuanpendidikan secara fungsional memiliki arti strategis, apabila dikelola secara baik akandapat memberi kontribusi yang signifikan pada pembentukan karakter peserta didik.Pendidikan karakter dalam pelayanan konselmg mengembangkan aspek kehidupanpribadi, sosial, belajar dan karir peserta didik melalui kegiatan individual, kelompok,klasikal, lapangan dan pendekatan khusus. Strategi pendidikan dilakukan melaluiintervensi dan habituasi secara terprogram, rutin, spontan maupun keteladanan.Dengan intervensi dan habituasi tersebut akan mampu mendorong peserta didikmembiasakan diri berperilaku sesuai nilai dan menjadikan perangkat nilai untukdiinternalisasikan sebagai karakter. Diharapkan melalui pendidikan karakter dalampelayanan konseling, dapat mengembangkan potensi dan membentuk perilakupositifpeserta didik.Kata kunci: Pendidikan Karakter, Pelayanan Konseling
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BATAKO JUMBO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI GLOBALISASI BAGI SISWA KELAS IXF SMP NEGERI 1 SAYUNG SEMESTER GENAP TAHUN 2015/2016 Untari, Sri
Integralistik Vol 28, No 2 (2017): Juli 2017
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/integralistik.v28i2.13736

Abstract

Implementasi kurikulum 2006 meniscayakan pelaksanaan pembelajaran yang mengadopsi prinsip pembelajaran abad 21, yaitu Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation yang dikenal dengan 4C. Penerapan model pembelajaran Batako Jumbo dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IXF SMP Negeri 1 Sayung dalam mempelajari materi globalisasi semester genap tahun 2015/2016, dengan bukti adanya peningkatan dari pra siklus, siklus I sampai siklus II. Penerapan model pembelajaran Batako Jumbo juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IXF SMP Negeri 1 Sayung dalam mempelajari materi globalisasi semester genap tahun 2015/2016. Dampak yang teramati bahwa Pembelajaran Batako Jumbo meningkatkan aktivitas siswa yang semakin bermakna terutama dalam mengembangkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif, komunikatif, kolaboratif, serta berfikir kritis dan pemecahan masalah.
PENERAPAN MIND MAP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PERADILAN SEMU UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKN) Winarno, Winarno
Integralistik Vol 28, No 1 (2017): Januari 2017
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/integralistik.v28i1.11816

Abstract

Masalah pembelajaran merupakan masalah kompleks yang dihadapi mulai dari sekolah tingkat dasar sampai dengan tingkat perguruan tinggi. Permasalahan yang kompleks tersebut dapat dilihat dari motivasi belajar siswa saat mengikuti pembelajaran, salah satunya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Pada kenyataannya jika peserta didik sedang menerima materi tentang Pendidikan Kewarganegaraan khususnya materi tentang hukum, peserta didik akan  merasa jemu, merasa bosan yang pada akhirnya dapat menurunkan semangat belajar peserta didik. Sangat ironi bahwasanya materi tentang konsep hukum adalah materi dasar tentang bagimana caranya menjadi warga negara yang baik dan cerdas (smartgood citizen) namun semangat belajarnya kurang. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).Dalam upaya mengatasi permasalahan pembelajaran yang semakin kompleks pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, khususnya materi tentang hukum, diperlukan sebuah solusi yang tepat dan cermat, sehingga pembelajaran akan semakin menyenangkan dan tidak menjenuhkan. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah melalui penggunaan media Mind Map (peta pikiran). Media Mind Map  ini dalam penggunaannya dapat dipadukan dengan model simulasi peradilan semu dalam penyampaian materi hukum khususnya sistem dan peranan lembaga peradilan nasional. Dengan demikian, melalui penggunaan media mind map mampu  menarik perhatian siswa agar lebih fokus terhadap materi pembelajaran. Hal ini karena penggunaan media Mind Map mampu: (1) meningkatkan motivasi belajar siswa; (2) meningkatkan hasil belajar siswa; (3) siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan khususnya materi yang berkenaan dengan hukum dan lembaga peradilan; dan (4) guru merasa terantang untk lebih inovatif dan kreatif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Page 1 of 18 | Total Record : 180