cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
NADWA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 1 (2018): Islamic Education and Peace" : 20 Documents clear
Upaya Pengembangan Kurikulum Prodi S.2 Manajemen Pendidikan Islam (MPI) UIN Walisongo Semarang Muslih, Muslih
Nadwa Vol 12, No 1 (2018): Islamic Education and Peace
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2018.12.1.2466

Abstract

This article presents a discussion of Curriculum Development Effort of S.2 Management of Islamic Education (MPI) UIN Walisongo Semarang especially related to input fom users or ekesternal stakeholders, which include graduate and alumni users. Data collection methods used were open questionnaires, in-depth interviews and documentation. The findings of the research mentioned that the effort of curriculum development of Study Program S.2 Management of Islamic Education UIN Walisongo Semarang has two strategies. First: a bottom up strategy that reactive to market needs with indicators that graduate users have been satisfied and responsive to the needs of the graduates themselves. While the second stretegi is top down, following the National Standards of Higher Education Curriculum based on National Qualifiers Framework Indonesia (KKNI). Therefore, it can be said that in the effort of curriculum development, a joint effort is made between stakeholders' inputs and government standards.AbstrakArtikel ini menyajikan pembahasan mengenai Upaya Pengembangan Kurikulum Prodi S.2 Manajemen Pendidikan Islam (MPI) UIN Walisongo Semarang khususnya yang berhubungan dengan masukan users atau stakehoders ektsternal yang meliputi pengguna lulusan dan alumni. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner terbuka, wawancara mendalam dan dokumentasi. Temuan penelitian menyebutkan bahwa Upaya pengembangan kurikulum Program Studi S.2 Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Walisongo Semarang telah menempuh dua strategi. Yaitu bottom up yang responsive terhadap kebutuhan pasar dengan indikator bahwa pengguna lulusan telah merasa puas dan responsive dengan kebutuhan lulusan itu sendiri. Sedangkan stretegi kedua dengan top down  berdasarkan standart Nasional Kurikulum Pendidikan Tinggi barbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam upaya pengembangan kurikulum, ditempuh upaya gabungan antara masukan stakeholders dan standar pemerintah.
Puasa Dan Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun Manusia Penaka “Tuhan”: Tinjauan Kritis Terhadap Sisi Epistemologik Dan Aksiologik (Pembelajaran) Pendidikan Agama Islam Umiarso, Umiarso; Makhful, Makhful
Nadwa Vol 12, No 1 (2018): Islamic Education and Peace
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2018.12.1.2362

Abstract

The focus of the study lies in the relation of fasting with the epistemological and axiologicalside of Islamic religious education. This research used a qualitative approach which focuses on literature study (library research). The result found that fasting is a medium for developing human beings with humanity and divinity potential. This became the foundation of the humanist learning paradigm that made the subject and object of Islamic religious education into human learners; as well as using their learning outcomes for the welfare of mankind and the environment (khalifah) as a form of their devotion to God (abdullah). This human model tends to orient their life to transcendental values (divinity) without ignoring the profane (humanitarian) values; or otherwise take a profane oriented action on values that are transcendentalistic. This is what the humans “duplicate” God.Abstrak:Fokus kajian ini terletak pada relasi puasa dengan sisi epistemologik dan aksiologik pendidikan agama Islam. Riset ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi pustaka (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa puasa merupakan medium untuk membangun manusia yang memiliki potensi kemanusiaan dan ketuhanan. Hal ini menjadi landasan memunculkan paradigma pembelajaran humanis yang meletakkan subjek dan objek pendidikan agama Islam menjadi manusia pembelajar. Serta menggunakan hasil pembelajaran bagi kesejahteraan umat manusia dan lingkungannya (khalifah) sebagai bentuk pengabdian dirinya kepada Tuhan (abdullah). Model manusia ini cenderung mengorientasikan hidupnya pada nilai-nilai transendental (ketuhanan) tanpa melepaskan nilai-nilai profanistik (kemanusiaan); atau sebaliknya melakukan tindakan yang bersifat profanistik diorientasikan (niatkan) pada nilai-nilai yang bersifat transendentalistik. Inilah yang dikatakan sebagai manusia penaka Tuhan.
Fenomenologi Hukuman di Pesantren : Analisis Tata Tertib Santri Pondok Pesantren Daruttaqwa Gresik Ma`arif, Muhammad Anas; Kartiko, Ari
Nadwa Vol 12, No 1 (2018): Islamic Education and Peace
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2018.12.1.1862

Abstract

This study aims to identify and describe the pattern of punishment in Daruttaqwa Gresik Pesantren. This research method uses phenomenological study about the meaning and value of punishment given to santri. The findings of the study indicate that First, the pattern of punishment for the offenders of discipline is with, reprimand and advice, administrative punishment, educational punishment, social punishment, material punishment, physical punishment. Secondly, there are rules for educators who will apply the punishment that is not in a hurry, should not hit when in a state of anger, should avoid sensitive limbs and do not hit the child in under 10 years . Third, in the students is instilled the consciousness in the santri that punishment given to him is a just and educational punishment. By conditioning the three elements above, then punishment will be effective in educating children. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan pola hukuman di Pesantren Daruttaqwa Gresik. Metode penelitian ini menggunakan studi fenomenologis tentang makna dan nilai hukuman yang diberikan kepada santri. Temuan penelitian menunjukkan bahwa satu, pola  pemberian hukuman bagi pelanggar tata tertib santri adalah dengan, teguran dan nasehat, hukuman administrasi, hukuman yang mendidik, hukuman bersifat sosial, hukuman materi, hukuman bersifat fisik. Kedua, Terdapat aturan bagi pendidik yang akan menerapkan hukuman antara lain :  tidak terburu-buru, tidak boleh memukul ketika dalam keadaan marah, hendaknya menghindari anggota badan yang peka, dan tidak memukul anak di bawah 10 tahun.. Ketiga, pada diri anak didik ditanamkan kesadaran dalam diri santri bahwa hukuman yang diberikan kepadanya merupakan hukuman yang adil dan mendidik. Dengan mengkondisikan tiga elemen diatas, maka hukuman akan efektif dalam mendidik anak. 
Analisis Manajemen Pemasaran Jasa Lembaga Pendidikan Islam : Pondok Pesantren Amtsilati Darul Falah Bangsri Jepara Mustaqim, Mustaqim
Nadwa Vol 12, No 1 (2018): Islamic Education and Peace
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2018.12.1.2465

Abstract

The purpose of this study is to find out how the marketing strategy and marketing services and how its implementation in marketing education services MI, MTS, MA in Pondok Pesantren Darul Falah Bangsri Jepara. This research approach is qualitative with analytic descriptive type. The results of this study found that: The leadership of Darul Falah boarding school (boarding school Amtsilati) perform three strategies. first; analyzing the real needs of santri as potential service users in the form of products / books that are really needed. They find it difficult to understand the yellow book. second: compose a book khulasah (summary) Alfiyah which then called Amtsilati. The number of ba'it (Nazam) is 184, which is the "core" of 1000 ba'it Alfiyah book, Third: using amtsitai as branding in permitting Islamic educational institutions with the advantage of easy to understand the science of nahwu and sharaf in a short time.AbstrakTujuan Penelitian ini untuk mengetahui, bagaimana strategi dan teknik pemasaran jasa pendidikan dan bagaimana implementasinya dalam pemasaran jasa pendidikan  MI, MTS, MA di Pondok Pesantren Darul Falah Bangsri Jepara. Pendekatan penelitian ini kualitatif dengan jenis deskriptif analitik. Hasil penelitian ini menemukan bahwa: Pimpinan pondok pesantren Darul Falah ( pondok pesantren Amtsilati) melakukan tiga strategi.  pertama ; menganalisis kebutuhan riil santri sebagai calon pengguna jasa berupa produk /kitab yang benar-benar dibutuhkan. Mereka mengalami kesulitan untuk memahami kitab kuning. kedua : menyusun buku khulasah (ringkasan) Alfiyah yang kemudian disebut Amtsilati. Jumlah ba'it (Nazam) nya 184, yang merupakan “inti” dari 1000 ba'it kitab Alfiyah,  Ketiga : menggunakan  amtsitai sebagai branding dalam memperkenakan lembaga pendidikan Islam dengan keunggulan berupa mudah memahami ilmu nahwu dan sharaf dalam waktu yang singkat. 
Transformation Of Pesantren Traditions In Face The Globalization Era Suradi, A
Nadwa Vol 12, No 1 (2018): Islamic Education and Peace
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2018.12.1.2464

Abstract

AbstractThe phenomenon of Pesantren has been adopting common knowledge but still retaining the teaching classic books that attempts to the main purpose of the institution..The effort to improve the quality of education in the global era, the pesantren needs to do the transformation. Research method using library research. Result of research indicate that there are three things should be done by pesantren in doing transformation include : First. Pesantren must use practical purposes that  producing a generation of Islam. not only a smart serve smart vertically but also horizontally. Second: Pesantren must use ideological purposes it should be pesantren as main pillars of  aqidah who ruled the General Science. Third : Pesantren make changes to the format, shape, orientation and method of education with no change the vision, mission and spirit of boarding, but the change only on the outside only, while on the side in the still retained  AbstrakFenomena Pesantren telah mengadopsi pengetahuan umum tetapi tetap mempertahankan pengajaran buku-buku klasik sebagai upaya untuk meneruskan tujuan utama dari lembaga, yaitu untuk mendidik para  ulama. Dalam upaya melakukan peningkatan kualitas pendidikan di era global, maka pesantren perlu melakukan transformasi. Metode penellitian menggunakan library research. Hasil penelitian menunjukkan ada tiga hal yang seharusnya dilakukan oleh pesantren dalam melakukan transformasi meliputi : Pertama. Pesantren  harus memiliki tujuan praktis yang menghasilkan satu generasi Islam tidak hanya pintar melayani secara vertikal tetapi juga secara horizontal. Kedua: Pesantren harus memiliki tujuan ideologis, seharusnya pesantren sebagai pilar utama pembentukan aqidah yang menguasai Ilmu Pengetahuan Umum; ketiga: Pesantren melakukan perubahan pada format, bentuk, orientasi dan metode pendidikan tanpa mengubah visi, misi dan semangat pesantren, tetapi perubahan hanya di luar saja, sementara di sisi dalam masih dipertahankan
Model Perkuliahan Pendidikan Agama Islam Yang Damai, Moderat, dan Toleran Rahmat, Munawar
Nadwa Vol 12, No 1 (2018): Islamic Education and Peace
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2018.12.1.2180

Abstract

The study aims to describe the model of Islamic Religious Education (PAI) lectures that are peaceful, moderate, and tolerant in Indonesia University of Education (UPI). The research method used is descriptive-qualitative. The study found that the peaceful, moderate, and tolerant model of Islamic Education is to use open-ended lecture models that include the openness of lecturers, materials and methods. The openness of the lecturer is shown by the attitude and the thinking of the lecturer who sees the difference of understand, madzhab and religion as necessity and not exclusive, material disclosure is shown by substantive and inclusive material selection, while method openness is demonstrated by the use of an argumentative dialogical learning method consisting of ushul study cross-mazhab method, methodology of madhahab typhology  and method of study of religions. AbstrakPenelitian bertujuan mendeskripsikan model perkuliahan PAI yang damai, moderat, dan toleransi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Metode penelitian yang digunakan deskriptif-kualitatif. Penelitian menemukan bahwa Model Pendidikan Agama Islam yang damai, moderat, dan toleran yaitu menggunakan model perkuliahan yang terbuka yang meliputi keterbukaan dosen, materi dan metode. Keterbukaan dosen ditunjukkan dengan sikap dan pemikiran dosen yang melihat perbedaan paham, mazhab dan agama sebagai keniscayaan dan tidak bersifat eksklusif; keterbukaan materi ditunjukkan dengan pemilihan materi secara substantive dan inklusif,sedangkan keterbukaan metode ditunjukkan dengan penggunaan metode pembelajaran yang dialogis argumentatif yang terdiri dari metode studi ushul lintas mazhab, metode tipologi mazhab dan metode studi agama-agama.
Model of Islamic Religion Education 435 Based on Islam Nusantara on College Zulfa, Umi
Nadwa Vol 12, No 1 (2018): Islamic Education and Peace
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2018.12.1.2462

Abstract

This paper aims to provide an alternative model of Islamic Religion Education Based on Islam Nusantara on College, that make students able to emerge as wise leaders in the midst of Indonesian society and far from being exclusive. This research used qualitative approach with type of research library.  The result sawn that Islamic Religion Education model of Islam Nusantara in college is built from 435 Islam Nusantara concept that is a model consisting of four (4) character, they are spirit of religious education process. Namely: ruuhuddin (religious spirit), nationalism, ruuhudta'addudiyah (spirit of diversity) and ruuhul insaniyyah (spirit of humanity), built on 3 main pillars:  thought (fikrah), movement (harakah), real action (amaliyyah), and with 5 markers, namely islakhiyyah, tawazunniyah, tatawwuniyah, akhlaqiyah, and tasamuh.. Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk memberikan model alternatif Pendidikan Agama Islam Berbasis Islam Nusantara di Perguruan Tinggi, yang membuat siswa mampu tampil sebagai pemimpin yang bijaksana di tengah masyarakat Indonesia dan jauh dari eksklusif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis perpustakaan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Pendidikan Agama Islam Islam Nusantara di perguruan tinggi dibangun dari 435 konsep Islam Nusantara yaitu model yang terdiri dari empat (4) karakter, yaitu semangat proses pendidikan agama. Yakni: ruuhuddin (semangat agama), nasionalisme, ruuhudta'addudiyah (spirit of diversity) dan ruuhul insaniyyah (semangat kemanusiaan), dibangun di atas 3 pilar utama: pemikiran (fikrah), gerakan (harakah), aksi nyata (amaliyyah), dan dengan 5 penanda, yaitu islakhiyyah, tawazunniyah, tatawwuniyah, akhlaqiyah, dan tasamuh.
Menangkal Radikalisme Atas Nama Agama Melalui Pendidikan Islam Substantif Susanto, Nanang Hasan
Nadwa Vol 12, No 1 (2018): Islamic Education and Peace
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2018.12.1.2151

Abstract

The increase of Islamic radicalism in Indonesia are the fact on social reality in Indonesia at present day. Therefore it is necessary to trace the basic substance of Islamic education. Through literature study and descriptive analysis, this study concludes that Islamic radicalism can be prevent by understanding the basis fundamental of islamic education in the form of 3 main points, namely: First, not mistaken in interpreting the Holy Qur'an, Second, not be trapped in the formalization of religion. The efforts of religion groups to establish the Khilafah Islamiyah (Islamic Empire) which is often triggered violence’s in making it happen are categorized as a trapped on the formalization of religion. Third, implement a religious life with Hanif, that is to implement a religious life with a right attitude, Sincere and passionate truth, in accordance with what is exemplified by Prophet Ibrahim as the father of monotheis, and in accordance with the content of QS Ar-Rum verse 30.Abstrak.Menguatnya gerakan Islam radikal  merupakan  fakta yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menelusuri substansi mendasar pendidikan Islam. Melalui studi pustaka dan analisis deskriptif, penelitian ini menawarkan sebuah gagasan, bahwa radikalisme atas nama agama dapat ditangkal dengan memahami substansi mendasar pendidikan agama Islam berupa 3 hal pokok, yakni Pertama, tidak salah dalam menafsirkan kitab suci Al-Qur’an, Kedua, beragama tidak terjebak pada formalisasi agama. Upaya berbagai kelompok untuk mendirikan Khilafah Islamiyah yang seringkali disertai kekerasan dalam mewujudkannya, dikategorikan sebagai bentuk keterjebakan pada formalisasi agama. Ketiga, menjalankan kehidupan beragama dengan hanif, yakni menjalankan kehidupan beragama dengan sikap yang lurus, tulus dan bersemangat kebenaran, sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi Ibrahim sebagai bapak monotheis, dan sesuai dengan kandungan Q.S. ar-Rum ayat 30.
The Leadership of the Head Madrasah Based Quality wahyudi, wahyudi; Sugiharto, DYP; Masrukhi, Masrukhi; Rifai Rc, Ahmad
Nadwa Vol 12, No 1 (2018): Islamic Education and Peace
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2018.12.1.2450

Abstract

The research focus is to discuss about a leadership of the head madrasah-based quality in Madrasah Aliyah Al Mukmin Muhammadiyah, Tembarak, Temanggung, Central Java. It was used qualitative research. The result shown that the head of the madrasah had a strong desire to realize the vision and mission of the madrasah. He strongly built the quality culture of madrasah based on five principles. There are (1). always being a mukmin and Muslim everywhere and anytime. (2). always friendly in service. (3). having a high professionalism in carrying out administrative duties and adoring the work. (4). creative, dynamic, and innovative in scientific development, and (5). Behave and trustworthy manner, akhlaqul karimah and be role model to other academic community.Abstrak Fokus penelitian adalah untuk membahas tentang kualitas kepemimpinan kepala madrasah di Madrasah Aliyah Al Mukmin Muhammadiyah, Tembarak, Temanggung, Jawa Tengah. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa kepala madrasah memiliki keinginan yang kuat untuk mewujudkan visi dan misi madrasah. Dia sangat membangun budaya kualitas madrasah berdasarkan lima prinsip. (1). selalu menjadi seorang mukmin dan Muslim di mana saja dan kapan saja. (2). selalu ramah dalam pelayanan. (3). memiliki profesionalisme yang tinggi dalam menjalankan tugas-tugas administrasi dan mengagumi pekerjaan. (4). kreatif, dinamis, dan inovatif dalam pengembangan keilmuan, dan (5). berperilaku dan dapat dipercaya, akhlaqul karimah dan menjadi teladan bagi komunitas akademis lainnya. 
Model Pendidikan Akhlaq Santri di Pesantren dalam Meningkatkan Akhlaq Siswa Di Kabupaten Bireuen Rizal, Muhammad; Iqbal, Muhammad; MA, Najmuddin
Nadwa Vol 12, No 1 (2018): Islamic Education and Peace
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2018.12.1.2232

Abstract

 The research was conducted begins on government policy on implementation of Islamic sharia in Aceh. Pesantren’s education pattern has emphasized more on strengthen professional fields simultanously and strengthenIislamic scope dan akhlakul karimah (character education). Qualitative method was used in this study with descriptive approach. Result showed that curriculum currently used in pesantren is refer to dayah salafi (traditional pesantren) in Aceh, which used Kitab as main source of knowledge in teaching process. While media used in teaching process were Arab’s Kitab, video, playback of religious lectures, and wall magazines. The methode used in teaching process were advice, teacher exemplary, teaching and counseling, habituation of religious practice, motivation straightening, coordination with santri’s parents, and coordination with dayah’s stakeholder, morals coaching output, and reward and punishment methods.AbstrakPenelitian dilakukan berawal dari kebijakan Pemerintah terhadap implementasi syariat Islam di Aceh. Pola pendidikan pesantren memiliki tradisi dan kultur akademik yang lebih menekankan pada penguatan bidang profesional secarasi simultan, serta penguatan pada bidang-bidang keislaman dan pendidikan akhlakul karimah. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurikulum yang berlaku di pesantren semuanya mengacu kepada kurikulum dayah salafi di Aceh dengan menjadikan kitab sebagai sumber utama dalam proses belajar mengajar. Media yang digunakan pada proses pembelajaran adalah kitab-kitab Arab, tayangan vidio, pemutaran ceramah agama dan pemanfaatan madding. Sedangkan metode yang digunakan meliputi metode nasehat, keteladanan guru, bimbingan dan pendampingan, praktek dan pembiasaan amalan ibadah, pelurusan motivasi, koordinasi dengan wali santri, koordinasi dengan stakeholder dayah, out put pembinaan akhlak dan reward serta punisment. 

Page 1 of 2 | Total Record : 20