cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
NADWA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 27 Documents
Search results for , issue "Vol 14, No 1 (2020): Islamic Education and Radicalism" : 27 Documents clear
The Refinement on Character education to Strengthening Islamic Education in Industrial Era 4.0 priyanto, Adun
Nadwa Vol 14, No 1 (2020): Islamic Education and Radicalism
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2020.14.1.5563

Abstract

The research is to know the strengthening of Islamic educations in accordance with the need for the Industrial era 4.0 industrial era (turbulence era). Within those advancements, character education has become an oasis in the middle of morality decadences of millennial generation in the present society and a fort to prevent the destruction of a nation. The research method uses literature study by collecting data from documentation using the descriptive-analysis method. The results of the study concluded, Islamic education transformation is greatly required to gain solutions by strengthening Islamic educational management, Islamic educational leadership, and educational policy on character educations. Character education in Islamic Education does not only teach right or wrong but also teaches students to commit to doing the right thing. The character emphasizes practice in the students’ daily lives such as the implementation of, honest (Siddiq), trustworthy (Amanah), smart (fathonah) and conveys the truth (tabligh), in relationship, a good citizen attitude.   AbstrakMasyarakat Islam harus melakukan modernisasi pendidikan Islam dalam segala aspek pendidikan, kurikulum, tata kelola institusi, model dan strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan era industri 4.0 (era turbulensi). Dalam kemajuan tersebut, pendidikan karakter telah menjadi oase di tengah dekadensi moralitas generasi milenial di masyarakat saat ini dan benteng pencegah kehancuran suatu bangsa. Metode penelitian menggunakan studi pustaka dengan mengumpulkan data dari dokumentasi menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan, transformasi pendidikan Islam sangat diperlukan untuk mendapatkan solusi dengan memperkuat manajemen pendidikan Islam, kepemimpinan pendidikan Islam, dan kebijakan pendidikan pada pendidikan karakter. Pendidikan karakter dalam Pendidikan Islam tidak mengajarkan benar atau salah, tetapi juga mengajarkan siswa untuk berkomitmen melakukan hal yang benar. Karakter tersebut menekankan pada praktik dalam kehidupan sehari-hari siswa seperti pelaksanaan, jujur (siddiq), amanah (amanah), cerdas (fathonah) dan menyampaikan kebenaran (tabligh), dalam menjalin hubungan, sikap warga negara yang baik. 
Is Online Learning Accessible During COVID-19 Pandemic? Voices and Experiences of UIN Sunan Kalijaga Students with Disabilities Ro'fah, Ro'fah; Hanjarwati, Astri; Suprihatiningrum, Jamil
Nadwa Vol 14, No 1 (2020): Islamic Education and Radicalism
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2020.14.1.5672

Abstract

The study seeks to examine the voices and experiences of students with disabilities in navigating online learning during the COVID-19. Based on in-depth interviews with thirty-four students with various disabilities of UIN Sunan Kalijaga, this study attempts to answer how these students experiencing online learning, what challenges they encounter, and what strategies they are using to navigate this new way of learning. Results show most students prefer conventional face-to-face learning, compared to the online learning one. Students reported various challenges they experienced, the most important of which is the high cost of internet access. Other challenges include the inaccessibility of the e-learning system with respect to the platform of online learning and the learning activities. Students also concerned with the absence of supports that they normally received from the university’s disability office (Pusat Layanan Difabel/ PLD). These challenges have encouraged students to seek help from family members, peers, and lecturers.Abstrak Studi ini berupaya untuk mengevaluasi pendapat dan pengalaman siswa penyandang cacat dalam menavigasi pembelajaran online selama COVID-19. Berdasarkan wawancara mendalam dengan tigapuluh empat mahasiswa dengan berbagai kecacatan di UIN Sunan Kalijaga, penelitian ini mencoba menjawab bagaimana para siswa ini mengalami pembelajaran online, tantangan apa yang mereka hadapi, dan strategi apa yang mereka gunakan untuk menavigasi cara belajar baru ini. Hasil menunjukkan sebagian besar siswa lebih suka pembelajaran tatap muka konvensional, dibandingkan dengan pembelajaran online. Siswa melaporkan berbagai tantangan yang mereka alami, yang terpenting adalah tingginya biaya akses internet. Tantangan lain termasuk tidak dapat diaksesnya sistem e-learning sehubungan dengan platform pembelajaran online dan kegiatan pembelajaran. Siswa juga khawatir dengan tidak adanya dukungan yang biasanya mereka terima dari Pusat Layanan Difabel (PLD) universitas. Tantangan-tantangan ini telah mendorong siswa untuk mencari bantuan dari anggota keluarga, teman sebaya, dan dosen
The Effect of Academic Background and Religious Orientation to Religious Fundamentalism among University Students Fihris, Fihris
Nadwa Vol 14, No 1 (2020): Islamic Education and Radicalism
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2020.14.1.6118

Abstract

This paper discusses influence of the religious orientation and educational background of students to fundamentalism. This study involved 291 students of the UIN Walisongo and Diponegoro University (UNDIP). Data were collected using a Likert scale questionnaire and analyzed by multiple regression. The results showed that religious orientation significantly affected student religious fundamentalism with value of f = 17.523. On the other hand, educational background does not significantly affect student religious fundamentalism with a value of f = 2.430. Likewise, the interaction of religious orientation and educational background did not significantly affect student religious fundamentalism with a value of f = 10.010. AbstrakPenelitian ini membahas pengaruh orientasi agama dan latar belakang pendidikan mahasiswa terhadap fundamentalisme agama. Penelitian ini melibatkan 291 mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo dan Universitas Diponegoro (UNDIP). Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner skala likert dan dianalisis dengan regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi keagamaan signifikan mempengaruhi fundamentalisme agama pada mahasiswa dengan nilai f = 17,523. Sebaliknya latar belakang pendidikan tidak signifikan mempengaruhi fundamentalisme agama pada mahasiswa dengan nilai f = 2,430. Demikian juga interaksi orientasi keagamanan dan latar belakang pendidikan tidak signifikan mempengaruhi  fundamentalisme agama pada mahasiswa  dengan nilai f = 10,010.
The Peaceful Teaching Method of Datok Sulaiman in Spreading Islam in Tana Luwu, Indonesia. Bulu, Bulu; Nuryani, Nuryani; Karim, Abdul Rahim
Nadwa Vol 14, No 1 (2020): Islamic Education and Radicalism
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2020.14.1.5215

Abstract

This study discusses the teaching method of Datok Sulaiman in spreading Islam in Tana Luwu, South Sulawesi, Indonesia. This study employed historical and sociological approaches to unpack those research aims. The research findings show that the teachings of Islam transmitted throughout the Tana Luwu region used a peaceful approach without involving any violence with the support of Datok Luwu. Datok Sulaiman mostly used dialogue, Sufistic, and supernatural approaches to spread Islam. Therefore, he could successfully spread Islam in Tana Luwu, including the conversion of XV King Luwu in 1603 which influenced the rapid conversion of Islam in the area.AbstrakStudi ini membahas metode pembelajaran Datok Sulaiman dalam menyebarkan Islam di Tana Luwu. Sulawesi Selatan, Indonesia. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan historis dan sosiologis. Analisis yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hassil penelitian menunjukkan bahwa ajaran Islam berkembang pesat di seluruh wilayah Tana Luwu secara damai tanpa kekerasan berkat peran Datok Sulaiman. Metode pengajaran Islam damai yang digunakan oleh Datok Sulaiman adalah dialog, pembelajran sufisme, dan supranatural. Hal ini berdampak pada adanya dukungan Raja Luwu XV pada 1603 M, sehingga agama Islam berkembang dengan cepat
De-Radicalization through Prophetic Education in High School Solikhin, Mat
Nadwa Vol 14, No 1 (2020): Islamic Education and Radicalism
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2020.14.1.5707

Abstract

This research analyze the management of de-radicalization through the prophetic education, case study in State Senior High School (SMAN 1) and State Islamic High School (MAN 1) Kendal, Jawa Tengah, Indonesia. The research used qualitative method. Data collection technique in this research are observation, interview and documentation. The results showed; 1) the humanizing human beings is the key in organizing the radicalism ideological movement in prophetic education in Indonesia. Meanwhile, in the relationship between religious values and national culture, it must provide space for pluralism and multiculturalism 2) the process of de-radicalization in prophetic education in Indonesia through prophetic values in Islamic Civilization History (Sejarah Kebudayaan Islam, SKI), Al-Qur'an, Hadith, Akidah Akhlaq, and various extra-curricular activities. Based on the evaluation conducted most of students are already good in showing anti-radicalism attitude.AbstrakPenelitian ini menganalisis pengelolaan de-radikalisasi melalui pendidikan kenabian, study kasus di Sekolah Menengan Atas 1 (SMAN 1) dan Madrasah Aliyah Negeri 1 (MAN 1) Kendal, Jawa Tengah, Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan; 1) bahwa memanusiakan manusia adalah kunci dalam menata gerakan ideologi radikalisme dalam pendidikan profetik di Indonesia. Sedangkan dalam relasi antara nilai-nilai agama dan budaya bangsa maka harus memberi ruang pada pluralisme dan multikulturalisme. 2) proses deradikalisasi dalam pendidikan kenabian di Indonesia melalui nilai-nilai kenabian dalam SKI, Al-Qur'an, Hadits, Akidah Akhlaq, dan berbagai kegiatan ekstra kurikuler. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, sebagian besar siswa sudah bagus dalam menunjukan sikap anti radikalisme.
The Relevance of Self-efficacy, Perception, ICT Ability and Teacher Performance (Study on Islamic Teachers in Semarang, Indonesia) ikhrom, ikhrom
Nadwa Vol 14, No 1 (2020): Islamic Education and Radicalism
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2020.14.1.5146

Abstract

The paper aimed to investigate the influence of teacher's self-efficacy and perception on his or her job to performance through ICT ability. The research is a quantitative description using path analysis methods. The population is 1500. They are the Islamic religious teachers in Semarang, Central Java. The researcher used Isaac & Michael's table to determine the number of samples. Based on the table, the samples are 290. The Findings are the teachers’ self-efficacy and perception greatly affect to their performance, while perception is also being the critical factor influences teachers to use ICT in the classroom, but self-efficacy is not the vital thing for teachers' ability to use ICT. The finding recommends that self-efficacy and perception of Islamic teachers are vital aspects of the quality of performance. The use of ICT in the classroom is the critical variable for the quality of  teacher performance. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self-efficacy dan persepsi guru pada pekerjaannya terhadap kinerja melalui kemampuan TIK. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan metode analisis jalur (path analysis). Populasinya 1500 orang. Mereka adalah para guru Pendidikan Agama Islam di Semarang, Indonesia. Peneliti menggunakan tabel Isaac & Michael untuk menentukan jumlah sampel. Berdasarkan tabel tersebut, sampelnya adalah 290. Temuannya adalah self-efficacy dan persepsi guru sangat berpengaruh terhadap kinerja mereka, sedangkan persepsi juga menjadi faktor kritis yang mempengaruhi guru untuk menggunakan TIK di kelas, tetapi self-efficacy bukan hal yang vital bagi kemampuan guru menggunakan TIK. Temuan ini merekomendasikan bahwa self-efficacy dan persepsi guru Islam merupakan aspek penting dari kualitas kinerja. Penggunaan TIK di kelas merupakan variabel penting untuk kualitas kinerja guru. 
Islamic Education and Da’wah Strategies Based on Culture in the Ilir-ilir Song of Sunan Kalijaga Mulyono, Mulyono
Nadwa Vol 14, No 1 (2020): Islamic Education and Radicalism
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2020.14.1.5881

Abstract

The purpose of this study is to examine the educational and da’wah strategies based on the culture in the Song Ilir-ilir Sunan Kalijaga. By using library research methods and content analysis techniques, the results as follows: 1) With a cultural approach, Sunan Kalijaga invites and educates the public to embrace Islam as a new religion that came to Java around the 13-15 century AD. 2).  Persuasively, Sunan Kalijaga made people aware of Islam by carrying out the five pillars of Islam while leaving all beliefs and deeds prohibited by Islam. 3) With the metaphor of Blimbing (star fruit).  Sunan Kalijaga assures people that whoever obeys the commands of Islam, will find peace and happiness in living in this world and the hereafter. Educators and preachers in various events create the Ilir-ilir Song as a cultural-based educational and da’wah strategy that remains popular in the millennial era. AbstrakTujuan penelitian ini untuk mengkaji strategi pendidikan dan dakwah Islam berbasis kultural dalam lagu Ilir-ilir Sunan Kalijaga. Dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dan teknik analisis isi (content analisys), maka hasilnya dapat disimpulkan berikut: 1) Dengan pendekatan kultural, Sunan Kalijaga mengajak dan mendidik masyarakat untuk memeluk Islam sebagai agama baru yang datang ke tanah Jawa sekitar abad 13-15 M. 2) Secara persuasif, Sunan Kalijaga menyadarkan masyarakat untuk memeluk Islam dengan melaksanakan rukun Islam yang lima seraya meninggalkan segala keyakinan dan perbuatan yang dilarang Islam; 3) Dengan metafora buah blimbing, Sunan Kalijaga menyakinkan masyarakat bahwa barangsiapa yang taat menjalankan perintah Islam, kelak mendapatkan ketentraman dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Para pendidik maupun juru dakwah dalam berbagai event mengkreasi lagu Ilir-ilir sebagai strategi pendidikan dan dakwah berbasis kultural yang tetap populer di era millineal.   
Learning Innovation with Mobile Devices ICT In Majlis Ta’lim Raudhotun Nisa Jakarta, Indonesia Nuraeni, Heni Ani
Nadwa Vol 14, No 1 (2020): Islamic Education and Radicalism
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2020.14.1.5979

Abstract

Information Communication Technology (ICT) is a public demand in the industrial era 4.0. This study examines the use of mobile devices (ICT) in learning at the Majlis Ta’lim Raudhatun Nisa, Jakarta, Indonesia. Majlis ta'lim is a conventional Islamic educational institution for studying and practicing religious knowledge. The results of the study found that the majlis ta'lim Raudhotun Nisa was quickly responds to the demands of the times by making basic learning innovations. Learning does not only use conventional media but has used mobile devices in the form of projectors, laptops, and smartphones including WhatsApp, Facebook, and Instagram. Although most of the participants are elderly people who are not tech-savvy yet, the use of mobile devices has served as a means of socialization and communication and an effective means of modern learning. Abstrak: Teknologi Komunikasi Informasi (TIK) merupakan tuntutan masyarakat di era industri 4.0. Penelitian ini mengkaji pemanfaatan perangkat seluler (TIK) dalam pembelajaran di Majlis Ta'lim Raudhatun Nisa, Jakarta, Indonesia. Majlis ta'lim adalah lembaga pendidikan Islam konvensional untuk mempelajari dan mengamalkan ilmu agama. Hasil penelitian menemukan bahwa majelis ta'lim Raudhotun Nisa dengan cepat merespon tuntutan zaman dengan membuat inovasi pembelajaran dasar. Pembelajaran tidak hanya menggunakan media konvensional tetapi telah menggunakan perangkat mobile berupa proyektor, laptop, dan smartphone termasuk WhatsApp, Facebook, dan Instagram. Meski sebagian besar pesertanya adalah lansia yang belum paham teknologi, penggunaan perangkat seluler telah berfungsi sebagai sarana sosialisasi dan komunikasi serta sarana pembelajaran modern yang efektif.
Religious Moderation as a New Approach to Learning Islamic Religious Education in Schools Husna, Ulfatul; Thohir, Muhammad
Nadwa Vol 14, No 1 (2020): Islamic Education and Radicalism
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2020.14.1.5766

Abstract

Islam as a religion with a slogan that brings grace to the universe, however historically not all religious articulations are compatible. One example is extreme attitudes in religion. The most important element in realizing the peace mission in schools is learning Islamic Religious Education (PAI). This study was conducted to reveal how to maintain religious moderation in schools in preventing extremism. This field study at SMA Negeri 1 (Senior High School) Krembung, East Java, Indonesia uses a qualitative descriptive method. The results showed that school moderation uses three main principles, namely tawassuth, ta'adul and tawazun. These principles are able to create a moderate situation, create a school of peace, progress, and form a generation with moderate views. Abstrak Islam sebagai agama dengan semboyan pembawa rahmat bagi alam semesta, namun secara historis tidak semua artikulasi agama itu cocok. Salah satu contohnya adalah sikap ekstrim dalam beragama. Elemen terpenting dalam mewujudkan misi perdamaian tersebut di sekolah adalah pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Studi ini dilakukan untuk mengungkap bagaimana mempertahankan moderasi beragama di sekolah dalam mencegah ekstrimisme. Studi lapangan di SMA Negeri 1 Krembung, Jawa Timur, Indonesia ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa moderasi beragama sekolah menggunakan tiga prinsip utama yaitu tawassuth, ta’adul dan tawazun. Prinsip-prinsip ini mampu menciptakan situasi yang moderat dan  mewujudkan sekolah damai, berkemajuan dan membentuk generasi yang berpandangan moderat.
De-Radicalization through Prophetic Education in High School Solikhin, Mat
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 14, No 1 (2020): Islamic Education and Radicalism
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2020.14.1.5707

Abstract

This research analyze the management of de-radicalization through the prophetic education, case study in State Senior High School (SMAN 1) and State Islamic High School (MAN 1) Kendal, Jawa Tengah, Indonesia. The research used qualitative method. Data collection technique in this research are observation, interview and documentation. The results showed; 1) the humanizing human beings is the key in organizing the radicalism ideological movement in prophetic education in Indonesia. Meanwhile, in the relationship between religious values and national culture, it must provide space for pluralism and multiculturalism 2) the process of de-radicalization in prophetic education in Indonesia through prophetic values in Islamic Civilization History (Sejarah Kebudayaan Islam, SKI), Al-Qur'an, Hadith, Akidah Akhlaq, and various extra-curricular activities. Based on the evaluation conducted most of students are already good in showing anti-radicalism attitude.AbstrakPenelitian ini menganalisis pengelolaan de-radikalisasi melalui pendidikan kenabian, study kasus di Sekolah Menengan Atas 1 (SMAN 1) dan Madrasah Aliyah Negeri 1 (MAN 1) Kendal, Jawa Tengah, Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan; 1) bahwa memanusiakan manusia adalah kunci dalam menata gerakan ideologi radikalisme dalam pendidikan profetik di Indonesia. Sedangkan dalam relasi antara nilai-nilai agama dan budaya bangsa maka harus memberi ruang pada pluralisme dan multikulturalisme. 2) proses deradikalisasi dalam pendidikan kenabian di Indonesia melalui nilai-nilai kenabian dalam SKI, Al-Qur'an, Hadits, Akidah Akhlaq, dan berbagai kegiatan ekstra kurikuler. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, sebagian besar siswa sudah bagus dalam menunjukan sikap anti radikalisme.

Page 1 of 3 | Total Record : 27