cover
Contact Name
Anisa Anisa
Contact Email
anisa@ftumj.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.nalars@ftumj.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
NALARs
ISSN : 14123266     EISSN : 25496832     DOI : -
Core Subject : Engineering,
NALARs is an architecture journal which presents articles based on architectural research in micro, mezo and macro. Published articles cover all subjects as follow: architectural behaviour, space and place, traditional architecture, digital architecture, urban planning and urban design, building technology and building science.
Arjuna Subject : -
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 1 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 1 Januari 2014" : 13 Documents clear
KAJIAN POLA PERMUKIMAN DUSUN NGIBIKAN YOGYAKARTA DIKAITKAN DENGAN PERILAKU MASYARAKATNYA Alreiga Referendiza Wiraprama; Ari Widyati Purwantiasning
NALARs Vol 13, No 1 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 1 Januari 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.13.1.%p

Abstract

ABSTRAK. Pola permukiman masyarakat desa biasanya dipengaruhi oleh lokasi desa, iklim, serta adat budaya desa tersebut. Di antara adat budaya yang ada, beberapa di antaranya telah melekat kedalam diri masyarakat desa sehinggga membuat sebuah kebiasaan dan perilaku yang tercermin dari bagaimana cara mereka bersosialisasi terhadap sesama. Di sebuah dusun yang terletak di desa Canden, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, kehidupan bermasyarakat dan gotong royong yang turun temurun menjadi sebuah budaya dan kebiasaan dari masyarakat telah membawa dusun ini bangkit dari keterpurukan atas terjadinya bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada tahun 2006. Tak hanya itu, berkat gotong royong dan kerja keras masyarakat membangun desanya kembali, desa ini berhasil masuk dalam nominasi Aga Khan Award pada tahun 2010 di Doha, India. Tentunya atas prakarsa arsitek senior, Eko Prawoto, yang telah menggerakkan hati masyarakat dan membuatkan sebuah desain yang unik untuk merekonstruksi kembali desa itu. Desa ini bernama dusun Ngibikan. Desa yang memiliki warisan leluhur yang tetap dijaga baik, warisan yang membuat desa ini mendapatkan predikat sebagai desa yang memiliki konsep Arsitektur Komunitas di dalamnya, yaitu konsep dimana pembangunan desa berbasis pada kebutuhan dan keinginan komunitas/ masyarakatnya, hal tersebut dikenal dengan warisan hidup bergotong royong. Perilaku masyarakat yang membentuk suatu pola permukiman pedesaan yang indah dan nyaman untuk dihuni.Kata kunci: pola permukiman, dusun ngibikan, perilaku masyarakat ABSTRACT. This research is aimed to analize the relation between patterns of settlement with the behavior of the community within the settlement. A case study of Ngibikan village has been conducted as a significant village within Yogyakarta city which had been destroyed by earthquake in 2006. This village has been nominated in Aga Khan Award 2010 in Doha, India, as a village that known well as a village which had been built by community participation or gotong royong’s concept. This village has a well maintaned heritage, that makes this village has been regarded as a village with a concept of community architecture within it. This concept known as a concept of a rural development based on the needs and desires of the community/ society by implementing the concept of community participation or gotong royong. By applying this concept, hopefully could create a settlement for the community which is comfort and livable.Keywords: pattern of settlement, Ngibikan village, community’s behaviour
STRATEGI PERLINDUNGAN TERHADAP ARSITEKTUR TRADISIONAL UNTUK MENJADI BAGIAN PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DUNIA Zairin Zain
NALARs Vol 13, No 1 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 1 Januari 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.13.1.%p

Abstract

ABSTRAK. Sebagai salah satu benda cagar budaya bersifat kebendaan, arsitektur tradisional perlu dilakukan pelestariannya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Pelestarian adalah upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan Cagar Budaya dan nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkannya. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pelestarian arsitektur tradisional agar dapat diteruskan kepada generasi berikutnya dalam keadaan baik dan tidak berkurang nilainya, bahkan perlu ditingkatkan untuk membentuknya sebagai pusaka pada masa datang. Strategi perlindungan terhadap arsitektur cagar budaya beserta artefaknya perlu dilakukan sebagai upaya pelestarian benda cagar dunia. Strategi pelestarian tidak hanya berorientasi masa lampau, namun pelestarian dan perlindungan terhadap arsitektur cagar budaya beserta artefaknya harus dilakukan dengan visi yang berwawasan dan diperuntukkan bagi kepentingan ke masa kini dan masa depan. Adapun hasil dari strategi pelestarian dan perlindungan ini agar dapat berguna bagi masyararakat harus dengan memperhatikan dan menjaga unsur-unsur penting, yaitu:integritas (integrity), keaslian (authenticity) dan kemanfaatan (sustainability use), baik untuk ilmu pengetahuan, sejarah, agama, jatidiri, kebudayaan, maupun ekonomi melalui pelestarian cagar budaya yang keuntungannya (benefit) dapat dirasakan oleh generasi saat ini. Untuk mencapai tujuan ini, langkah strategis yang harus dilakukan untuk perlindungan dan pelestarian arsitektur tradisional untuk menjadi bagian pelestarian cagar budaya dunia adalah menyusun kebijakan umum untuk perlindungan dan pelestarian, menentukan prioritas untuk artefak yang pantas dimasukan, melakukan langkah-langkah hukum, ilmiah, teknis, administrasi dan keuangan yang memadai, melakukan pembentukan atau pengembangan pusat-pusat kajian ilmiah lokal untuk pelatihan dalam perlindungan dan pelestarian serta memperkuat sinergisitas antara pemerintah dengan lembaga penelitian dan lembaga adat setempat.Kata kunci: Strategi, Perlindungan dan Pelestarian, Arsitektur Tradisional, Cagar BudayaABSTRACT. As one of cultural heritage objects, it had been defined that traditional architecture is necessary to be preserved. According to Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 about Cultural Heritage , Preservation is a dynamic effort to maintain the existence of the cultural heritage and its values in a way to protect , develop , and use it. Therefore, it is important to apply the concept of preservation of traditional architecture. This is not for the present generation but also for the future generations, which is needed to be in good condition and will not degrade the value. Though, it is needed too to be improved for the future heritage.The strategy of preservation in architectural heritage and its artifacts is needed to be done as an effort to preserve the world heritage objects. The strategy of preservation is not only oriented to the past, but the preservation and conservation of architectural heritage and its artifact should be completed by applying the vision which eligible for the present and future. The results of the preservation and conservation strategy could be used for community by considering and keeping the essential elements as follow: integrity, authenticity and sustainability use, either for science, history, religion, identity, culture or economy through preservation of cultural heritage which the benefit of it could be used by present generation. To achieve this goal, there are some strategic steps that could be applied to concerved and preserved the traditional architecture to become part of world cultural heritage preservation. Those strategies are by developing a public policy of conservation and preservation, determining the priority of eligible and appropriate artifact, performing some measurement which include legacy, scientific, technical, adequate financial and administration, performing the establishment or development of local training centers for scientific studies for conservation and preservation as well as by strengthening the synerginity of government and local authority either local research institution or local traditional institution.Keywords: Strategy, Conservation and Revitalization, Traditional Architecture, Cultural Heritage
TERITORI PEDAGANG INFORMAL (Studi Kasus Ruang Antara Pasar Johar dan Pasar Yaik Semarang ) Alin Pradita Agustin
NALARs Vol 13, No 1 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 1 Januari 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.13.1.%p

Abstract

ABSTRACT. An informal trade sector is a part of the informal sector that emerged as a result of the increasing urbanization. The existence of this informal trade sector cannot be separated from urban spatial elements. Johar market is a considerable trade area having high historical value. Informal traders in Johar occupy public spaces and form mutual environment among them.The rapid growth triggers claims of public spaces. Claim of public space is a problem between humans’ behavior and their territories. These claims disrupt the public spaces function.The space between Johar and Yaik market is strategic. This space is the main circulation towards the parking garage from northerly direction and becomes the transitional space between Johar market building and Yaik market building. This strategic feature makes the growth of informal sector traders increases. These traders occupy right and left of the road by placing sign as a physical border to state their territory and as self-image recognition to control and personalizing space. By understanding the territorial behavior, it is expected the territory formation pattern and the factors influencing it can be understood, so the problems related to informal sector traders territorial claims over public space can be coped.Keywords: informal sector traders, territories, claims of spaceABSTRAK. Pedagang sektor informal merupakan bagian dari sektor informal yang muncul sebagai hasil meningkatnya urbanisasi. Keberadaan dari pedagang sektor informal ini tidak dapat dipisahkan dari elemen-elemen ruang kota. Pasar Johar dianggap sebagai kawasan perdagangan yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Pedagang-pedagang informal di pasar Johar menempati ruang-ruang publik dan membentuk ruang baru diantara mereka. Perkembangan yang sangat pesat memicu timbulnya klaim atas ruang-ruang publik tersebut. Pada akhirnya klaim atas ruang-ruang publik tersebut menjadi masalah baru antara perilaku pedagang-pedagang informal tersebut dan teritorinya. Klaim inilah yang menjadi mengganggu dan merubah fungsi asal dari ruang publik tersebut.Ruang antar pasar Johar dan pasar Yaik merupakan lokasi yang strategis. Ruang inilah yang menjadi sirkulasi utama menuju ke area parkir dari arah utara dan menjadi ruang transisi antara bangunan pasar Johar dengan bangunan pasar Yaik. Keberadaan dari ruang strategis inilah yang memicu munculnya dan meningkatnya pedagang-pedagang sektor informal. Pedagang-pedagang tersebut menempati sepanjang jalan baik sisi kanan maupun kiri dengan meletakkan penanda teritori mereka sebagai bukti fisik. Selain itu penanda tersebut dianggap sebagai pengakuan terhadap ruang teritori untuk kontrol dan personalisasi ruang. Dengan memahami perilaku teritori, diharapkan pola pembentukan teritori dan faktor-faktor yang mempengaruhi dapat dipahami, sehingga masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan klaim ruang-ruang publik oleh pedagang-pedagang sektor informal dapat diatasiKata Kunci: pedagang sektor informal, teritori, klaim ruang

Page 2 of 2 | Total Record : 13


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 23, No 1 (2024): NALARs Vol 23 No 1 Januari 2024 Vol 22, No 2 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 2 Juli 2023 Vol 22, No 1 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 1 Januari 2023 Vol 21, No 2 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 2 Juli 2022 Vol 21, No 1 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 1 Januari 2022 Vol 20, No 2 (2021): NALARs Volume 20 Nomor 2 Juli 2021 Vol 20, No 1 (2021): NALARs Volume 20 Nomor 1 Januari 2021 Vol 19, No 2 (2020): NALARs Volume 19 Nomor 2 Juli 2020 Vol 19, No 1 (2020): NALARs Volume 19 Nomor 1 Januari 2020 Vol 18, No 2 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 2 Juli 2019 Vol 18, No 1 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 1 Januari 2019 Vol 17, No 2 (2018): NALARs Volume 17 Nomor 2 Juli 2018 Vol 17, No 1 (2018): NALARs Volume 17 Nomor 1 Januari 2018 Vol 16, No 2 (2017): NALARs Volume 16 Nomor 2 Juli 2017 Vol 16, No 1 (2017): NALARs Vol 16 No 1 Januari 2017 Vol 15, No 2 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 2 Juli 2016 Vol 15, No 2 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 2 Juli 2016 Vol 15, No 1 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 1 Januari 2016 Vol 15, No 1 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 1 Januari 2016 Vol 14, No 2 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 2 Juli 2015 Vol 14, No 2 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 2 Juli 2015 Vol 14, No 1 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 1 Januari 2015 Vol 14, No 1 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 1 Januari 2015 Vol 13, No 2 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 2 Juli 2014 Vol 13, No 2 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 2 Juli 2014 Vol 13, No 1 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 1 Januari 2014 Vol 13, No 1 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 1 Januari 2014 Vol 13, No 2 (2014): Jurnal Arsitektur NALARs Volume 13 Nomor 2 Vol 12, No 2 (2013): Nalars Volume 12 Nomor 2 Juli 2013 Vol 12, No 2 (2013): Nalars Volume 12 Nomor 2 Juli 2013 Vol 12, No 1 (2013): NALARs Volume 12 Nomor 1 Januari 2013 Vol 12, No 1 (2013): NALARs Volume 12 Nomor 1 Januari 2013 Vol 11, No 2 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 2 Juli 2012 Vol 11, No 2 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 2 Juli 2012 Vol 11, No 1 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 1 Januari 2012 Vol 11, No 1 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 1 Januari 2012 Vol 10, No 2 (2011): NaLARs Volume 10 Nomor 2 Juli 2011 Vol 10, No 2 (2011): NaLARs Volume 10 Nomor 2 Juli 2011 Vol 10, No 1 (2011): NALARs Volume 10 Nomor 1 Januari 2011 Vol 10, No 1 (2011): NALARs Volume 10 Nomor 1 Januari 2011 Vol 9, No 2 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 2 Juli 2010 Vol 9, No 2 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 2 Juli 2010 Vol 9, No 1 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 1 Januari 2010 Vol 9, No 1 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 1 Januari 2010 Vol 8, No 2 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 2 Juli 2009 Vol 8, No 2 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 2 Juli 2009 Vol 8, No 1 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 1 Januari 2009 Vol 8, No 1 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 1 Januari 2009 More Issue