cover
Contact Name
Anisa Anisa
Contact Email
anisa@ftumj.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.nalars@ftumj.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
NALARs
ISSN : 14123266     EISSN : 25496832     DOI : -
Core Subject : Engineering,
NALARs is an architecture journal which presents articles based on architectural research in micro, mezo and macro. Published articles cover all subjects as follow: architectural behaviour, space and place, traditional architecture, digital architecture, urban planning and urban design, building technology and building science.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 18, No 1 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 1 Januari 2019" : 8 Documents clear
EVALUASI PURNA HUNI DI PERUMAHAN CONDONGCATUR DITINJAU DARI ASPEK PENGGUNAAN DAN PERUBAHAAN RUANG Dita Ayu Rani Natalia; Endah Tisnawati
NALARs Vol 18, No 1 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 1 Januari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.1.35-44

Abstract

ABSTRAK. Perumahan merupakan hunian massal yang bersifat komoditi dengan bentuk bangunan yang tipikal dan dibangun untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi masyarakat. Bangunan akan mengalami perubahan ketika tidak dapat memenuhi kebutuhan penghuni atau mengalami kerusakan. Proses atau cara yang digunakan oleh penghuni atau pengguna untuk melakukan perubahan pada bangunan untuk mencapai kenyamanan dan kebutuhan pengguna adalah berbeda-beda. Hubungan antara pengguna lingkungan hunian yang terbangun dengan perilaku penghuni tersebut menyebabkan adanya upaya evaluasi untuk mengetahui keterkaitan pengguna bangunan terhadap performa bangunan termasuk fasilitas dan fungsinya. Proses evaluasi untuk penggunaan bangunan dalam mencapai hal tersebut disebut dengan Evaluasi Pasca Huni (EPH). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek-aspek Evaluasi Purna Huni yang terjadi di Perumahan Condongcatur dari aspek Evaluasi Purna Huni yang terkait dengan penggunaan dan perubahan ruang. Metode penelitian yang digunakan adalah kualititaif dengan analisis Post Occupancy Evaluation (POE) atau Evaluasi Purna Huni (EPH). Hasil penelitian yang telah dilakukan menujukkan bahwa adanya perubahan fungsi pada bangunan sebagai ruang usaha maupun ruang lain. Acara komunitas juga mempengaruhi penggunaan dan perubahan ruang. Perubahan pada bangunan dilakukan secara horisontal maupun vertikal dengan adanya penambahan konstruksi. Faktor yang mempengaruhi penggunaan dan perubahan ruang disebabkan adanya perkembangan kawasan, kebutuhan ruang, penambahan anggota keluarga serta keamanan dan keselamatan bangunan. Kata kunci: evaluasi purna huni, perumahan, ruang ABSTRACT. Housing is a commodity mass residences that have a typical building and is built to meet residential needs for the community. Buildings will experience changes when they cannot meet the needs of residents or are damaged. The method used by residents or users to make changes to the building to achieve user comfort and needs are different. The relationship between the user of the residential built environment and the behavior of the occupants led to an evaluation effort to determine the relationship of building’s users to the performance of the building including its facilities and functions. The evaluation process for building’s use in achieving this is called the Post-Occupational Evaluation (EPH). This study aims to identify aspects of the Post-Occupational Evaluation that occur in Condongcatur Housing from the Post Evaluation aspect related to space use and change. The research method used is qualitative with the Post-Occupancy Evaluation (POE) analysis. The results of the research show that there is a change in the function of the building as a business space or other space. Community events also affect the use and replace the space. Changes in buildings are carried out horizontally and vertically with the addition of construction. Factors that influence the use and modification of space are due to the development of the area, space requirements, the acquisition of family members and the security and safety of buildings. Keywords: post-occupational evaluation, housing, space
INFLITRASI NILAI KEMUHAMMADIYAHAN PADA STRUKTUR KAWASAN DAN DESAIN BANGUNAN KOTA DI SULAWESI SELATAN KHILDA WILDANA NUR
NALARs Vol 18, No 1 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 1 Januari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.1.9-22

Abstract

ABSTRAK. Penelitian ini menjabarkan eksistensi nilai Kemuhammadiyahan yang mempengaruhi aspek fisik dan non fisik kawasan kota, baik dalam bentuk tata ruang (spatial) maupun pada bangunan kepemilikan Muhammadiyah. Substansi penelitian diharapkan dapat membuka cakrawala dan pemikiran bahwa keterkaitan masa lalu dalam ajaran murni Islam yang telah berkembang sebelum era perancangan kota dan arsitektur modern. Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah dan fenomenologi dengan jenis penelitian kualitatif-eksploratif. Teknik pengumpulan data dilakukan dari data primer, data sekunder dimana pengambilan populasi melalui purposive sampling dan random sampling. Metode analisa yang digunakan antara lain metode fenomenologi dan sejarah dengan teknik sikronik dan diakronik reading serta memadukan metode urban morfologi dan tipologi. Kajian ini akan memberikan aplikasi penciptaan lingkungan yang terbangun berdasarkan pengamalan amal makruf nahi mungkar yang menjadi tujuan pendirian Muhammadiyah. Kata kunci: Bangunan, Kawasan, Mamminasata, Muhammadiyah, Tipologi ABSTRACT. This study describes the existence of the value of Kemuhammadiyahan which affects the physical and non-physical aspects of the city area, both in spatial form and in the ownership of Muhammadiyah’s buildings. The substance of research is expected to be able to open knowledge and thoughts that the past linkages in the pure understanding of Islam which have developed before the era of urban design and modern architecture. This study uses a historical and phenomenological approach with a type of qualitative-explorative research. Data collection techniques were carried out from primary data, secondary data where the population was collected through purposive sampling and random sampling. The analytical methods used phenomenology and history methods with synchronous and diachronic reading techniques and integrating urban morphology and typology methods. This study will provide an application for the creation of an environment that is built based on the practice of charitable and moral merit which is the aim of the establishment of Muhammadiyah. Keywords: Buildings, Regions, Mamminasata, Muhammadiyah, Typology
MODEL RANCANGAN DESAIN REVITALISASI KAWASAN NIAGA (Studi Kasus : Pasar Petisah Medan) Dwi Lindarto; Devin Defriza Harisdani
NALARs Vol 18, No 1 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 1 Januari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.1.1-8

Abstract

ABSTRAK.  Ketimpangan pembangunan kawasan komersial pusat kota menunjukkan perwajahan urban economics berindikasi urban sprawl. Kawasan Niaga Pasar Petisah di Kecamatan Medan Petisah dimanfaatkan sebagai mix-use land use, minimalisasi ruang publik dan in-efisiensi pemanfaatan ruang luar menjadikan degradasi fungsi kawasan publik kota. Ketimpangan pemanfaatan ruang publik tersebut memerlukan upaya revitalisasi kawasan. Berdasarkan analisis awal konsep revitalisasi urban linkage berbasis kearifan lokal, maka dilakukan perencanaan model desain revitalisasi Kawasan Petisah dengan pendekatan retrofitting urban antara linkage visual, struktural, unsur tata guna lahan, arsitektur lokal, sirkulasi, ruang terbuka publik, aktifitas khas lokal. Keluaran penelitian berupa model rancangan desain revitalisasi kawasan niaga dalam wujud gambaran pra-rencana arsitektural zonasi, sirkulasi, pedestrian, ruang publik, parkir dan model tempat berdagang portabel. Model ini merupakan acuan / guide lines bagi revitalisasi kawasan niaga untuk peningkatan dan pemerataan pembangunan ekonomi di pusat kota Medan Kata-kunci : Model Rancangan Desain,  Revitalisasi, Kearifan Lokal, Pasar Petisah Medan. ABSTRACT. Inequality in the development of downtown commercial areas shows that urban economics indicates to become urban sprawl. The commercial area of Pasar Petisah in Medan Petisah District is used as mix-use land use, the minimization of public space and the inefficiency of the use of outer space, making the function of the open area of the city degraded. This imbalance in the use of public space requires efforts in the revitalization of the area. Based on the preliminary analysis of the revitalization concept of urban linkage based on local wisdom, then it will be appropriate to plan the design model for revitalization of the Petisah Area. This design was carried out using an urban retrofitting approach between visual linkage, structural linkage, land use elements, local architecture, circulation, public open space, as well as local special activities. The research output is a design model for the revitalization of the commercial area in the preliminary design of architectural zoning, circulation, pedestrian ways, public space, parking, and portable trading place design. This model is become a guideline for the revitalization of the commercial area to increase and equalize economic development in downtown Medan. Keywords: Design Model, Revitalization, Local Wisdom, Pasar Petisah Medan
PERENCANAAN RTH SEMPADAN SUNGAI CILIWUNG D I KAWASAN KAMPUNG PULO DAN BUKIT DURI JAKARTA Sitti Wardiningsih; Banni Fuadi Salam
NALARs Vol 18, No 1 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 1 Januari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.1.65-74

Abstract

ABSTRAK. Sungai merupakan salah  satu bentuk alur air permukaan yang harus dikelola  secara menyeluruh dengan mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk kebutuhan masyarakat. Dengan demikian untuk  mewujudkan  kemanfaatan  sungai  serta  mengendalikan  kerusakan  sungai,  perlu  ditetapkan  garis sempadan sungai, yaitu garis batas perlindungan sungai. Garis sempadan sungai ini selanjutnya akan menjadi acuan pokok dalam kegiatan pemanfaatan dan perlindungan sungai serta sebagai batas permukiman di wilayah sepanjang sungai. Sempadan sungai merupakan salah satu klasifikasi ruang terbuka hijau yang berada di kawasan tertentu sepanjang kiri-kanan sungai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian  fungsi  sungai.  Sungai  Ciliwung  merupakan  sungai  terpanjang  yang  melintas  di  tengah  Kota Jakarta. Usaha untuk menata dan mengembangkan sungai Ciliwung menemui banyak kendala, terutama terkait dengan kekumuhan. Penyebabnya adalah adanya perubahan penggunaan lahan menjadi pemukiman yang berdampak negatif pada kondisi fisik lingkungan, kualitas air sungai, dan kualitas estetika lingkungan sungai. Perencanaan tata hijau merupakan penggunaan  tanaman sesuai dengan  fungsi tanaman yang mendukung terbentuknya ruang fungsional. Metode dengan Pendekatan J.O.Simonds tahun 1987, meliputi perencanaan desain diawa;li dari tahapan-tahapan kegiatan pendahuluan,  inventarisasi,  analisis, sintesis, konstruksi , konsep dan desain. Tujuan Penatailangkan an tata hijau tidak lepas bahwa sempadan sungai merupakan salah satu bentuk RTH (ruang terbuka hijau), dalam kasus ini RTH yang dikembangkan memiliki manfaat diantaranya memperbaiki iklim mikro, menjaga dan memperbaiki kualitas udara, struktur tanah dan resapan air, sebagai area konservasi, dan meningkatkan kualitas visual. Kata kunci: ekologi, konsep perencanaan, konservasi, RTH, sempadan, Sungai Ciliwung ABSTRACT. A river is one form of surface water flow that must be managed thoroughly by realizing sustainable use of water resources for the needs of the community. Thus to understand the benefits of the river and control the damage, it is necessary to establish a river borderline, which is known as the river protection boundary line. The river borderline will then become the primary reference in river utilization and protection activities as well as settlement boundaries in areas along the river. The river boundary line is one of the classifications of green open space in certain areas along the bank of the river which have essential benefits to maintain the sustainability of river functions. Sungai Ciliwung is the longest river that crosses in the middle of Jakarta City. Efforts to organize and develop the Sungai Ciliwung encountered many obstacles, primarily related to slums. The cause is a change in land use into a settlement that has a negative impact on the physical condition of the environment, the quality of river water, and the aesthetic quality of the river environment. One of the green open space planning is the use of plants following plant functions that support the formation of functional space. The method with the J.O.Simonds approach in 1987, includes design planning in the stages of preliminary activities, inventory, analysis, synthesis, construction, concepts, and designs. The purpose of greening is that the river borderline is one form of green open space, in this case, the green open space developed has benefits including improving the microclimate, maintaining and improving air quality, soil structure, and water absorption, as a conservation area, and improve visual quality. Keywords: ecology, planning concept, conservation, green open space, borderline, Sungai Ciliwung
IDENTIFIKASI IKLIM MIKRO DAN KENYAMAN TERMAL RUANG TERBUKA HIJAU DI KENDARI Santi Santi; Siti Belinda; Hapsa Rianty
NALARs Vol 18, No 1 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 1 Januari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.1.23-34

Abstract

ABSTRAK. Fenomena UHI (Urban Heat Island) mengakibatkan suhu udara perkotaan menjadi tinggi, sehingga menurunkan kualitas lingkungan kota. Untuk dapat meningkatkan kualitas kota dan mengimbangi pertumbuhan kota, maka pemerintah menggalakkan pengembangan infrastruktur hijau perkotaan melalui pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Kota Kendari memiliki beberapa ruang terbuka yang beberapa diantaranya merupakan pusat aktifitas dan interaksi masyarakat kota, diantaranya Taman Walikota dan Pelataran Tugu Religi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengetahui kondisi iklim mikro dan kenyamanan termal ruang terbuka. Data-data yang dikumpulkan berupa karakteristik dan nilai indikator iklim mikro yang meliputi suhu udara, kelembaban relatif, dan kecepatan angin pada sejumlah titik ukur pada siang hari. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan uji Statistik Independent T Test untuk mengetahui perbedaan iklim mikro antara kedua lokasi dan analisis Temperature Humidity Index (THI) untuk mengetahui tingkat kenyamanannya. Hasil dari uji statistik menunjukkan tingkat perbedaan yang tidak sigifikan antara kedua lokasi, meliputi suhu udara (sig.=0,283); kelembaban relatif (sig.=0,115); dan kecepatan angin (sig.=0,105). Sementara itu, melalui analisia THI menunjukkan nilai index tidak nyaman hampir terjadi pada keseluruhan titik ukur. Nilai THI tertinggi pada lokasi Taman Walikota terletak pada titik A5 (THI=31,9), yaitu pada daerah memiliki kecepatan angin rendah karena posisinya pada bagian tengah kawasan. Sedangkan pada lokasi pelataran Tugu Religi, nilai terendah THI diperoleh pada titik B9 (THI=33,12), yakni titik yang sebagian besar material permukaan lahannya berupa aspal. Kata kunci: ruang terbuka, temperatur, angin, kelembaban relatif, Temperature Humidity Index ABSTRACT. The UHI (Urban Heat Island) phenomenon affected urban air temperatures become high, which decreases the quality of the city environment. To be able to improve the quality of the city and to balance the growth of the city, the government promotes the development of urban green infrastructure through the development of Green Open Space (RTH). Kendari City has several open spaces, some of which are the center of the activities and interactions of urban communities, including the Taman Walikota and the Pelataran Tugu Religi. This research is a descriptive study to determine the microclimate conditions and thermal comfort of open spaces. The data collected is in the form of characteristics and values of microclimate indicators which include air temperature, relative humidity, and wind speed at some measuring points during the day. The collected data were analyzed using the Independent T-Test Statistic Test to determine the differences in microclimate between the two locations and the Temperature Humidity Index (THI) analysis to determine the level of comfort. The results of the statistical tests show a significant level of difference between the two locations, including air temperature (sig. = 0.283); relative humidity (sig. = 0.115); and wind speed (sig. = 0.105). Meanwhile, through THI analysis, the uncomfortable index value almost occurs at the whole measuring point. The highest THI value in the location of the Taman Walikota is located at point A5 (THI = 31.9), which is in the area with low wind speed because of its position in the central part of the city. Whereas in the location of the Pelataran Tugu Religi, the lowest value of THI is obtained at point B9 (THI = 33.12), which is the point where most of the surface material in the land is asphalt. Keywords: open space, temperature, wind, relative humidity, Temperature Humidity Index 
PERMEABILITAS KAWASAN JALAN MH. THAMRIN TERHADAP AKSES PEJALAN KAKI MENUJU STASIUN MRT BUNDARAN HI JAKARTA Wafirul Aqli; Lily Mauliani; Anisa Anisa
NALARs Vol 18, No 1 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 1 Januari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.1.75-84

Abstract

ABSTRAK. Kawasan jalan MH. Thamrin Jakarta Pusat merupakan kawasan perkantoran yang berdampingan dengan kawasan permukiman serta pusat perbelanjaan dengan skala sosial-ekonominya yang beragam. Keberadaan fasilitas MRT Jakarta dengan stasiun MRT Bundaran HI yang berdiri di kawasan tersebut menjadi faktor tarikan terhadap pergerakan pejalan kaki di sekitarnya, terutama yang berasal dari permukiman (bangkitan pergerakan). Dengan akses ruang jalan yang eksisting, blok perkantoran dan pusat perbelanjaan yang ada perlu dikaji kemampuan permeabilitasnya untuk mempermudah pejalan kaki untuk menuju faktor tarikan di kawasan tersebut. Latar belakang tersebut mendasari permasalahan yang diangkat, agar ditemukan solusi aksesibilitas dan kemampuan permeabilitas yang lebih baik sehingga keberadaan fasilitas MRT dapat lebih terjangkau dari kawasan sekitarnya. Dalam teori tentang aktivitas berjalan kaki, pengurangan waktu tempuh atau peningkatan mobilitas dapat diperoleh dari tingkat permeabilitas lingkungan yang baik terhadap pelaku pejalan kaki/pedemstrian-nya. Konektivitas dan aksesibilitas adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam menciptakan lingkungan yang permeabel. Penelitian ini bertujuan untuk; Mengidentifikasi kondisi aksesibilitas di kawasan Jl. MH. Thamrin Jakarta Pusat terkait keberadaan fasilitas MRT di area tersebut. Selain itu, penelitian ini juga ditujukan untuk menemukan potensi permeabilitas lingkungan untuk menyediakan akses fasilitas MRT melalui kawasan perkantoran yang ada. Obyek dalam penelitian ini adalah jaringan jalan di sekitar akses masuk stasiun MRT Bundaran HI Jakarta, dengan menggunakan teknik simulasi sintaksis ruang (Space Syntax). Kata kunci: Akses MRT, Permeabilitas, Sintaksis Ruang ABSTRACT.  The Area of Jalan MH Thamrin in Central Jakarta is an office area adjacent to residential areas and shopping centers with diverse socio-economic scales. The existence of the Jakarta MRT facility with the Bundaran HI MRT station that stands in the area has become a pull factor towards the movement of pedestrians in the vicinity, especially those from settlements (trip generation). With access to existing road space, existing office blocks, and shopping centers, permeability capabilities are needed to facilitate pedestrians to get to the attraction factors in the region. This background underlies the issues raised so that accessibility solutions and better permeability capabilities can be found so that the presence of MRT facilities can be more affordable from the surrounding area. In theory about walking activities, reducing travel time or increasing mobility can be obtained from a good level of environmental permeability towards pedestrians. Connectivity and accessibility are influential factors in creating a permeable environment. This research aims to; Identify accessibility conditions in the area Jl. MH. Thamrin Central Jakarta related to the existence of MRT facilities in the area. Besides, this research also aims at discovering the potential of environmental permeability to provide access to MRT facilities through existing office areas. The object of this research is the road network around the entrance of the Bundaran HI Jakarta MRT station, using space syntax simulation techniques. Keywords: Access of MRT, permeability, space syntaxntax
KAJIAN PERILAKU PADA RUANG TERBUKA PUBLIK Dedi Hantono
NALARs Vol 18, No 1 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 1 Januari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.1.45-56

Abstract

ABSTRAK. Ruang terbuka publik merupakan elemen kota yang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan suatu kota. Aksesibilitas yang tinggi menjadikan ruang ini menjadi tempat bertemunya bermacam aktivitas dari berbagai pengguna. Dalam interaksinya para pengguna menghadirkan aspek perilaku yang beragam. Untuk melihat aspek tersebut maka dilakukan penelitian berdasarkan teori dan penelitian yang sudah ada dan pernah dilakukan sebelumnya. Metode yang digunakan berupa content analysis yang didukung dengan teori dan literatur lainnya. Dari hasil yang didapat terbukti bahwa teori yang digunakan membuktikan penelitian-penelitian mengenai perilaku pengguna di ruang terbuka publik. Selain itu ada juga temuan bahwa ada atribut perilaku lain yang berperan, yaitu: kepercayaan dan jenis kelamin. Kata kunci: arsitektur, ruang terbuka publik, perilaku ABSTRACT. Public open space is one of an element of the city that cannot be separated from the development of a city. High accessibility makes this space become a meeting place for various activities from various users. In their interactions, the users present diverse behavioral aspects. To discover these aspects, this research conducted based on existing theory and previous research that had been done before. The method used is a content analysis which is supported by theory and other literature. From the results obtained it showed that the approach used proves studies regarding user behavior in public open space. Besides, there are also findings that there are other behavioral attributes that play a role: believe and gender. Keywords: architecture, public open space, behavior
POTENSI BUDAYA PADA KAWASAN PERMUKIMAN TEPIAN SUNGAI STUDI KASUS KELURAHAN SEBERANG MESJID fitri wulandari; noor aina; humairoh razak
NALARs Vol 18, No 1 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 1 Januari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.1.57-64

Abstract

ABSTRAK. Kota Banjarmasin yang pada tahun 2018 berumur ke 492 tahun merupakan anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). Sebagai Kota berbasis sungai, sejak dulu kehidupan masyarakatnya bergantung dengan aliran sungai yang ditandai permukiman di tepian sungai, persimpangan sungai atau muara sungai. Di kawasan tepian sungai ini pula terjadi ekspansi kekuasaan, kontak agama dan kebudayaan serta kontak perdagangan. Perkembangan di bidang teknologi material, pengetahuan berhuni, dan perkembangan infrastruktur kota secara tidak langsung berdampak pada pudarnya identitas lokal, yaitu budaya sungai pada fisik permukiman dan lingkungan permukiman di tepi sungai.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya sungai pada kawasan permukiman tepian sungai di Kota Banjarmasin. Lokasi Penelitian adalah kelurahan Seberang Mesjid yang terletak di tepian sungai Martapura dan persimpangan antara Sungai Martapura dan Sungai Kuin. Objek penelitian adalah unsur budaya pada kawasan tepian sungai. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian terhadap identifikasi budaya di Kelurahan Seberang Mesjid menunjukkan, kawasan ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi wisata belanja dan wisata edukasi berbasis pada budaya sungai. Kata kunci: Banjarmasin, budaya, permukiman, tepian sungai ABSTRACT. The city of Banjarmasin, which was 492 years old in 2018, is a member of the Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). As a river-based city, the life of the people depends on the river flow which is characterized by settlements on the banks of rivers, crossing rivers or estuaries. In this area of the river, there was also an expansion of power, religious and cultural contacts and trade contacts as well. The developments in the field of material technology inhabited knowledge and the development of urban infrastructure indirectly have an impact on the fading of local identities, such as river culture on physical settlements and settlement’s environments on the banks of rivers. This study aims to determine river culture in riverbank settlement areas in the city of Banjarmasin. The research location is the Seberang Mesjid village which is located on the banks of the Sungai Martapura and the intersection between the Sungai Martapura and Sungai Kuin. The object of research is the cultural element in the river bank. The method used is descriptive qualitative. The results of the study on cultural identification in Seberang Mesjid Village indicate that this area has the potential to be developed into shopping and educational tourism based on river culture. Keywords: Banjarmasin, culture, settlements, river banks

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 23, No 1 (2024): NALARs Vol 23 No 1 Januari 2024 Vol 22, No 2 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 2 Juli 2023 Vol 22, No 1 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 1 Januari 2023 Vol 21, No 2 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 2 Juli 2022 Vol 21, No 1 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 1 Januari 2022 Vol 20, No 2 (2021): NALARs Volume 20 Nomor 2 Juli 2021 Vol 20, No 1 (2021): NALARs Volume 20 Nomor 1 Januari 2021 Vol 19, No 2 (2020): NALARs Volume 19 Nomor 2 Juli 2020 Vol 19, No 1 (2020): NALARs Volume 19 Nomor 1 Januari 2020 Vol 18, No 2 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 2 Juli 2019 Vol 18, No 1 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 1 Januari 2019 Vol 17, No 2 (2018): NALARs Volume 17 Nomor 2 Juli 2018 Vol 17, No 1 (2018): NALARs Volume 17 Nomor 1 Januari 2018 Vol 16, No 2 (2017): NALARs Volume 16 Nomor 2 Juli 2017 Vol 16, No 1 (2017): NALARs Vol 16 No 1 Januari 2017 Vol 15, No 2 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 2 Juli 2016 Vol 15, No 2 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 2 Juli 2016 Vol 15, No 1 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 1 Januari 2016 Vol 15, No 1 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 1 Januari 2016 Vol 14, No 2 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 2 Juli 2015 Vol 14, No 2 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 2 Juli 2015 Vol 14, No 1 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 1 Januari 2015 Vol 14, No 1 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 1 Januari 2015 Vol 13, No 2 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 2 Juli 2014 Vol 13, No 2 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 2 Juli 2014 Vol 13, No 1 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 1 Januari 2014 Vol 13, No 1 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 1 Januari 2014 Vol 13, No 2 (2014): Jurnal Arsitektur NALARs Volume 13 Nomor 2 Vol 12, No 2 (2013): Nalars Volume 12 Nomor 2 Juli 2013 Vol 12, No 2 (2013): Nalars Volume 12 Nomor 2 Juli 2013 Vol 12, No 1 (2013): NALARs Volume 12 Nomor 1 Januari 2013 Vol 12, No 1 (2013): NALARs Volume 12 Nomor 1 Januari 2013 Vol 11, No 2 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 2 Juli 2012 Vol 11, No 2 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 2 Juli 2012 Vol 11, No 1 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 1 Januari 2012 Vol 11, No 1 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 1 Januari 2012 Vol 10, No 2 (2011): NaLARs Volume 10 Nomor 2 Juli 2011 Vol 10, No 2 (2011): NaLARs Volume 10 Nomor 2 Juli 2011 Vol 10, No 1 (2011): NALARs Volume 10 Nomor 1 Januari 2011 Vol 10, No 1 (2011): NALARs Volume 10 Nomor 1 Januari 2011 Vol 9, No 2 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 2 Juli 2010 Vol 9, No 2 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 2 Juli 2010 Vol 9, No 1 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 1 Januari 2010 Vol 9, No 1 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 1 Januari 2010 Vol 8, No 2 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 2 Juli 2009 Vol 8, No 2 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 2 Juli 2009 Vol 8, No 1 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 1 Januari 2009 Vol 8, No 1 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 1 Januari 2009 More Issue