cover
Contact Name
Anisa Anisa
Contact Email
anisa@ftumj.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.nalars@ftumj.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
NALARs
ISSN : 14123266     EISSN : 25496832     DOI : -
Core Subject : Engineering,
NALARs is an architecture journal which presents articles based on architectural research in micro, mezo and macro. Published articles cover all subjects as follow: architectural behaviour, space and place, traditional architecture, digital architecture, urban planning and urban design, building technology and building science.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 18, No 2 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 2 Juli 2019" : 8 Documents clear
REKONSTRUKSI BENTUK ARSITEKTUR CANDI PADANG ROCO DI KABUPATEN DHARMASRAYA SUMATERA BARAT Ardi Ardiansyah Daniardi; Ricky Ravsyan; Ria Dwi Putri
NALARs Vol 18, No 2 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 2 Juli 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.2.105-118

Abstract

Abstrak. Penelitian rekonstruksi bentuk Candi di Sumatera perlu dilakukan dikarenakan Candi di Sumatera umumnya hanya tersisa bagian kaki,  sehingga penelitian mengenai langgam dan terkait budaya sulit dilakukan. Selain itu kajian pemaknaan bentuk dan perumusan langgam arsitektur candi perlu dilakukan kajian morfologi terlebih dahulu. Permasalahan yang dijumpai pada situs percandian di Sumatera adalah tidak semua candi di Sumatera memiliki bentuk yang utuh melainkan mayoritas hanya menyisakan bagian dasar candi dan paling lengkap hanya badan candi, hal ini apabila dibiarkan maka masalah ini akan tetap mengambang tanpa ada solusi ke depan. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan kajian tafsiran bentuk candi secara utuh. Dari beberapa penelitian umumnya menggunakan metode komparasi dengan melihat bangunan-bangunan candi di Indonesia akan tetapi metode  urutan rekonstruksi bentuk tidak begitu rinci, di dalam  penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan bersifat penelitian lapangan. Adapun analisis data yang dilakukan menggunakan analisis morfologi dan komparasi, data hasil pengukuran candi Padang Roco dirumuskan angka perbandingannya. Berdasarkan hasil rekonstruksi ditemukan bahwa bentuk  Candi Padang Roco memiliki gaya arsitektur yang berbeda dari candi di Indonesia pada umumnya mulai dari bentuk punden berundak seperti tipe candi di Indo-Cina. Bentuk candi ini juga serupa dengan keberadaan struktur kuno yang berbentuk punden berundak yang ditemukan di Lampung dan memiliki analogi dengan perabotan tradisional di Palembang juga serupa dengan punden berundak.Kata Kunci : Rekonstruksi, Bentuk, Proporsi, Candi ABSTRACT. Research on the reconstruction of temple form in Sumatera needs to be done because the temples in Sumatera generally only left with the base of the temple, so research on culture and culture-related is difficult. Besides that, the study of the meaning of the form and formulation of the temple architectural style needs to be carried out morphological study first. The problem encountered in the ensemble site in Sumatera is that not all of them have a complete form, but the majority only leaves the leg and most complete only the body parts of the temple. This problem will remain floating without any future solutions. Based on these problems, the researchers tried to begin by enlightening the study of how the interpretation of the temple form, which left the foot of the temple became the appearance of the temple as a whole. From several studies generally using the comparative method by looking at temple buildings in Indonesia but the purpose of explanation of the order of the reconstruction process is not very detailed, in this study the method used is qualitative and is field research. As for the data analysis carried out using morphological and comparative analysis, the data from the measurement of Padang Roco temple were compared. Based on the result of the reconstruction it was found that the shape of the Padang Roco temple had a different architectural style from the temples in Indonesia, in general, ranging from the form of Punden terraces such as the type of temple in Indo-China. The shape of the temple is also similar to the existence of ancient structure in the form of Punden terrace found in Lampung and have an analogy with traditional furniture in Palembang which is also identical to Punden form.Keywords : Reconstruction, Form, Proportion, Candi
PENINGKATAN KUALITAS VISUAL LANSKAPJALAN DI SEMPADAN SETU BABAKAN PADA AREA WISATA SETU BABAKAN Daisy Radnawati; Sitti Wardiningsih
NALARs Vol 18, No 2 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 2 Juli 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.2.119-130

Abstract

ABSTRAK.  Perkampungan Budaya Betawi (PBB) merupakan satu kawasan dengan komunitas yang ditumbuhkembangkan dengan Budaya Betawi meliputi hasil gagasan dan karya baik fisik maupun nonfisik yaitu kesenian, adat istiadat, foklor, kesasteraan, bahasa, tanaman dan bangunan yang bercirikan keBetawian. Batasan area penelitian ini adalah  Perencanaan Lanskap jalan di sempadan Setu Babakan dan pulau jalan yang ada sebagai pusat wisata dalam kawasan PBB Setu Babakan. Secara visual Setu Babakan bisa dikatakan sejuk dan asri, terlihat dari adanya pohon-pohon existing yang mengelilingi bantaran Setu Babakan yang memberikan fungsi ekologis pada suatu kawasan. Pohon  tersebut juga menghasilkan bayangan pada air Setu, sehingga seperti bercermin dan memberikan estetika visual yang baik. Namun beberapa area komersial dan parkir yang yang berada di sebelah barat dan timur memberikan dampak yang kurang baik. Metode pada penelitian ini menggunakan pendekatan J. Simonds (1983). Penelitian ini bertujuan untuk membuat perencanaan lanskap jalan di sempadan Setu Babakan yang dapat memberikan  identitas kawasan Setu Babakan sebagai area wisata, dan  dapat memberikan nilai tambah bagi kawasan tersebut. Selain itu dapat meningkatkan kualitas visual pada kawasan Setu Babakan serta memberikan pelayanan bagi seluruh pengguna jalan yang nyaman, aman dan memperhatikan kelestarian lingkungan di sekitarnya.  Kata kunci: Perencanaan Lanskap, Ornamen Betawi, Wisata Setu Babakan ABSTRACT. The Betawi Cultural Village (PBB) is an area with a community that is cultivated with Betawi Culture which includes the results of ideas and works both physical and non-physical, namely art, customs, folklore, literature, language, plants, and buildings characterized by Brethren. The boundary of this research area is the Landscape Planning road in the border of Setu Babakan and the island of the street that exists as a tourist center in the Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan region. Visually, Setu Babakan can be said to be relaxed and beautiful, as seen from the existing trees surrounding the banks of Setu Babakan which provide ecological functions in an area. The tree also produces shadows on Setu water, so it looks like a mirror and offers good visual aesthetics. However, some commercial and parking spaces which are in the west and east have an adverse impact. The method J. Simonds (1983) approach includes design planning in the stages of preliminary activity, inventory, analysis, synthesis, construction, concepts, and designs. This study aims to make a road landscape planning in the Setu Babakan border that can provide the identity of the Setu Babakan area as a tourist area, and can provide added value to the district. Besides, it can improve the visual quality of the Setu Babakan area ludes design planning in the area and offer services to all road users who are comfortable, safe and pay attention to the preservation of the surrounding environment.Keywords: Landscape Planning, Betawi Ornaments, Setu Babakan Tourism
MODEL REVITALISASI RETROFITTING PADA KAWASAN WISATA KAMPUNG MADRAS MEDAN Dwi Lindarto; Devin Defriza Harisdani
NALARs Vol 18, No 2 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 2 Juli 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.2.85-92

Abstract

ABSTRAK. Aglomerasi kawasan budidaya ditandai terkelompoknya kegiatan wisata kota, yang pada kenyataannya justru menurunkan daya tarik wisata kota itu sendiri. Kampung Madras di Kota Medan termasuk salah satu wilayah wisata kota lama yang mengalami penurunan vitalitas wisata berupa degradasi penampilan dan sedikitnya aktivitas wisata. Penelitian ini bertujuan menyusun model revitalisasi kawasan wisata berbasis retrofitting sub-urban. Metode Kualitatif Deskriptif dilakukan untuk mengungkap potensi genius loci sebagai unsur revitalisasi menjadikan Kampung Madras sebagai kawasan wisata Little Indian District kota Medan. Model revitalisasi Kampung Madras sebagai Cultural District City dapat diterapkan melalui 3 (tiga) cara antara lain: (1) melalui penataan fasada bangunan yang dibuat bercorak khas, dynamic skyline serta penataan pedestrian menjadi 3 jalur (window shopping lane, circulation lane, amenity lane) (2) Indian bridge and street carnival (3) Foodcourt Pagaruyung. Model revitalisasi ini memerlukan dukungan dan partisipasi para stake holder terutama masyarakat Tamil setempat berupa kegiatan culinary, occasion dan event khas meningkatkan vitalitas ekonomi dan pembentukan suasana Hindustan Kampung Madras. Kata kunci: Kampung Madras, Revitalisasi, Retrofitting, Wisata Kota ABSTRACT. Agglomeration cultivation area is centralized city tourism activities, which in fact worsened the city tourist attraction itself. Kampung Madras in Medan, one of the old town tourist area decreased vitality in an example, degradation of appearance and minimal tourist activity. This research aims to develop a revitalization model of the tourist area based on the sub-urban retrofitting concept. Qualitative Methods Descriptive conducted to revealed the genius loci potential as an element of revitalization to make Kampung Madras be a tourist area Little Indian District of Medan. Revitalization model of Kampung Madras as the Cultural District City can be applied through three ways, among others: (1) through the arrangement of buildings facade typical patterned, dynamic skyline and pedestrian (window shopping lane, circulation lane, amenities lane) (2) Indian bridge and street carnival (3)Pagaruyung foodcourt. These revitalization models require the support and participation of stakeholders, especially the local Tamil community in the act of culinary activity, occasion and event that increase economic vitality and the establishment of Kampung Madras Hindustan atmosphere. Keywords: Kampung Madras, Revitalization, Retrofitting, City Tourism
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP BENTUK RUMAH PADA PERMUKIMAN TEPIAN SUGAI KOTA BANJARMASIN Amar Rizqi Afdholy; Lisa Dwi Wulandari; Sri Utami
NALARs Vol 18, No 2 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 2 Juli 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.2.143-152

Abstract

ABSTRAK. Kota Banjarmasin merupakan kota yang dipengaruhi oleh lingkungan sungai. Keberadaan sungai berperan terhadap pembentukan karakteristik identitas Kota Banjarmasin yang dapat dilihat dari permukiman tepian sungainya. Salah satu permukiman tepian sungai yang masih memiliki unsur kelokalan dan kebudayaan sungai yang kuat, yaitu pada permukiman tepian Delta Pulau Bromo. Lingkungan sungai sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan aktivitas masyarakat pada permukiman ini. Aktivitas masyarakat yang banyak dilakukan di sungai membuat masyarakat cenderung membangun hunian atau tempat tinggalnya di tepian sungai, hal ini dilakukan agar memudahkan akses untuk melakukan aktivitas di sungai. Rumah-rumah masyarakat dibangun dengan menyesuaikan dan beradaptasi dengan lingkungannya. Penggunaan jenis struktur, konstruksi dan material pembentuk rumah menjadi pertimbangan dalam membangun rumah. Metode yang dipakai untuk melihat pengaruh lingkungan terhadap bentukan rumah pada permukiman tepian sungai ini memakai metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini didapati bahwa, konstruksi kayu dengan material alam, serta struktur pondasi panggung atau terapung menjadi pilihan pada rumah tepian sungai untuk merespon lingkungannya. Selain itu terdapat pula elemen penunjang pada rumah, seperti titian, batang, dermaga dan jamban yang menjadi akses penghubung penghuni untuk berinteraksi dengan lingkungan sungai.   Kata kunci: Rumah Tepian Sungai, Lingkungan Sungai, Kota Banjarmasin ABSTRACT. Banjarmasin is the city that has been influenced by the environment of the river. The existence of the river plays a role to establish the identity of Banjarmasin that can be seen from the riverside settlements. One of the places which still have the local-wisdom element and dominant river cultures is Bromo Island Delta. The environment of the river is very influential in the lives and activities of the community in the settlement. The activities at the riverside make the community tend to build a residence on it, and this is done to facilitate access to have an activity on the riverside. The community houses built by adjusting and adapting to its environment. The use of structures, constructions, and material forming of the house is considered in creating them. The method that used to see the influence of the environment to the house in the riverside settlement was a qualitative descriptive method. The result of this research found that the wood construction with natural materials and the structure of the foundation stage or floated are the choice of the river house as a community respond to its environment. Besides, there are also supporting elements at home, such as terrace, logs, piers, and toilet which are being accessed connecting residents to interact with the environment of the river. Keywords: Riverside Settlement House, River Environment, Banjarmasin
IDENTIFIKASI POTENSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM DANAU PICUNG DITINJAU DARI ASPEK PRODUK WISATA DI MUARA AMAN PROVINSI BENGKULU Ria Dwi Putri; Ardiansyah Ardiansyah; Abdurrachman Arief
NALARs Vol 18, No 2 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 2 Juli 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.2.93-98

Abstract

ABSTRAK. Danau Picung merupakan objek wisata alam yang terletak di Muara Aman Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu yang memiliki potensi dan keindahan alam yang sangat menarik. Objek wisata alam danau Picung dilihat dari produk wisata ( atraksi, amenitas, aksesibilitas ) masih belum berkembang dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari pola penataan fasilitas sarana dan prasarana belum tertata dengan baik serta jumlah nya masih sangat sedikit sehingga kunjungan wisatawan belum maksimal. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity, theart). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi obyek wisata alam danau Picung ditinjau dari aspek produk wisata, menganalisis strategi pengembangan obyek wisata alam danau Picung terkait aspek produk wisata, dan mengetahui rencana  pengembangan dan arahan desain zonasi kawasan objek wisata alam Danau Picung. Potensi yang bisa dikembangkan di danau Picung adalah sebagai wisata alam dan rekreasi yang memiliki perbedaan keindahan dan keunikan dari objek wisata yang lainnya. Strategi pengembangan kawasan wisata alam danau Picung dengan peningkatan atraksi budaya, atraksi buatan, dan atraksi alam serta amenitas yang memiliki potensi keaslian dan keunikan yang menarik, serta peningkatan SDM di daerah sekitar kawasan objek wisata dengan memberikan pembinaan dan pelatihan sehingga bisa meningkatkan kompetensi. Program pengembangan produk wisata adalah pengembangan atraksi wisata agro, wisata fauna (Kebun binatang, kolam pemancingan), outbond, waterpark, taman hiburan, taman bunga, atraksi kereta gantung, perahu bebek, festival budaya, kesenian dan kerajinan khas ( souvenir ). Pengembangan amenitas hotel/ resort terapung, restoran terapung, pusat informasi wisatawan, toilet, mushola, kios souvenir,  gazebo, loket.  Peningkatan kualitas aksesibilitas dengan menjaga kondisi jalan dan dibuat sarana transportasi umum. Kata kunci: Produk Wisata, Potensi Wisata Alam, Danau Picung ABSTRACT. Lake Picung is a natural tourist attraction located in Muara Aman Rejang Lebong District Province Bengkulu which has the potential and natural beauty that is very interesting. Lake Picung's natural attractions seen from tourism products (attractions, amenities, accessibility) are still not well developed. This condition can be seen from the arrangement of facilities and infrastructure facilities that have not been well organized, and the amount is still minimal so that tourist visits have not been maximum. This research uses a qualitative descriptive method. The analysis used in this research is a SWOT analysis (strength, weakness, opportunity, threat). This research aims to determine the potential of Lake Picung's natural attractions in terms of aspects of tourism products, analyzing the strategy of developing Lake Picung's natural attractions in terms of tourism products and find out about the development plan and direction of zoning design in the area of Lake Picung's natural tourism. The potential that can be developed in Lake Picung is as a natural and recreation tourism that has differences in the beauty and uniqueness of other tourist objects. The strategy for improving the natural tourist area of Lake Picung with the increase of cultural attractions, human-made attractions, and natural attractions and amenities that have the potential for authentic and exciting uniqueness, and increasing human resources in the area around the tourist attraction area by providing coaching and training so that it can improve competence. Tourism product development programs are the development of agro-tourism attractions, fauna tourism (zoos, fishing ponds), outbound, waterpark, recreation park, flower garden, attractions of cable cars, duck boats, cultural festivals, distinctive arts and crafts (souvenirs). Development of hotel/resort amenities, floating restaurants, tourist information centers, toilets, prayer rooms, gazebos, the place to buy an entrance ticket. They are improving accessibility quality by maintaining road conditions dan making public transportation facilities.Keywords: Tourism Product, Nature Tourism Potential, Lake Picung
TINJAUAN KRITIS: METHODS FOR INVESTIGATING LOCALS’ PERCEPTIONS OF A CULTURAL HERITAGE PRODUCT FOR TOURISM LESSONS FROM BOTSWANA-SUSAN KEITUMETSE Ari Widyati Purwantiasning
NALARs Vol 18, No 2 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 2 Juli 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.2.99-104

Abstract

ABSTRAK.  Dalam sebuah penelitian kualitatif, dikenal banyak sekali metode pendekatannya, salah satu metode pendekatan dalam penelitian kualitatif adalah pendekatan etnografi di mana di dalamnya menggunakan visualisasi. Tulisan ini merupakan sebuah ulasan dan tinjauan mengenai bagaimana pendekatan etnografi dalam hal ini penggunakan metode visualisasi digunakan dalam menggali data-data dari masyarakat langsung. Tulisan Susan Keitumetse dengan judul “Methods for Investigating Local’s Perceptions of a Cultural Heritage Product for Tourism: Lessons from Botswana”, merupakan salah satu paparan dari penelitian yang dilakukan Susan Keitumetse dalam menggali informasi dari masyarakat dengan menggunakan pendekatan etnografi dengan visualisasi. Susan menggunakan pendekatan ini untuk menggali informasi seberapa jauh peran masyarakat dalam kegiatan pariwisata berbasis cultural heritage. Banyaknya kendala yang ditemui dalam penggalian data dengan menggunakan metode ini, tentunya justru dapat menjadi catatan penting bagi penelitian lainnya yang sejenis yang menggunakan pendekatan etnografi.  Kata Kunci: Cagar Budaya, Botswana, Persepsi Masyarakat, Metode Investigasi ABSTRACT. In the qualitative research, there are many approach method; one of the approaches in qualitative research is an ethnography approach which uses visualization as a tool. This paper is a review of how an ethnography approach, particularly in using visualization method, is using to digging up information from local’s community directly. Paper of Susan Keitumetse titled “Methods for investigating Local’s Perception of a Cultural Heritage Product for Tourism: Lessons from Botswana,” is one of a discussion from research which has been done by her to digging up the information from the local community by using ethnography approach with visualization. Susan has used this approach to digging up how far the role of society in the activity of tourism based on cultural heritage. Many challenges have been met for sure in using this approach, but these challenges will become an essential note for the next another research which using this ethnography approach.   Keywords: Cultural Heritage, Botswana, Local’s Perception, Methods for Investigating
DESAIN PARAMETRIK PADA PERANCANGAN DESAIN STUDI BENTUK BANGUNAN BERTINGKAT BANYAK Hendro Trieddiantoro Putro; Luhur Sapto Pamungkas
NALARs Vol 18, No 2 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 2 Juli 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.2.153-158

Abstract

ABSTRAK. Melalui penelitian ini, peneliti menggunakan metode Desain Parametrik untuk studi bentuk bangunan bertingkat banyak. Rhinoceros dan Grasshopper digunakan sebagai alat studi bentuk bangunan bertingkat banyak. Desain parametrik dilakukan dengan parameter, yaitu berupa bentuk lantai dasar, jumlah lantai, ketebalan lantai, jarak antar lantai, derajat putar, dan olah bentuk. Eksperimen ditunjukkan dengan jumlah alternatif yang dihasilkan dari mengolah nilai parameter. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran proses mendesain bangunan berlantai banyak menggunakan metode desain parametrik. Hasil penelitian menunjukkan kreativitas dalam mengolah bentuk dasar menjadi bentuk bangunan bertingkat banyak.Kata kunci: Desain Parametrik, Software Rhinoceros dan Grasshopper, Bangunan Bertingkat Banyak ABSTRACT. The researcher has used the Parametric Design method to do form studies of a multi-story building. The Rhinoceros and Grasshopper software have been used as a design tool.  Design parameters were ground floor shapes, number of floors, the thickness of the story, the distance between levels, degree of rotation, and graph mapper. The experimental results are indicated by the number of alternatives generated from processing parameter values. The purpose of this study is to get a description of the process of designing many-story buildings using parametric design methods. The results of the study showed that creativity in processing basic forms into multi-story buildings. Keywords: Parametric Design, Rhinoceros and Grasshopper Software, Multi-storey Buildings
PENGARUH GEJALA “PARIWISATANISASI” REVITALISASI TEPIAN SUNGAI SEKANAK KHUSUSNYA TERHADAP KARAKTERISTIK BANGUNAN DAN KAWASAN HERITAGE SEKANAK SEBAGAI POTENSI URBAN HERITAGE TOURISM DI PALEMBANG Rizka Drastiani
NALARs Vol 18, No 2 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 2 Juli 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.2.131-142

Abstract

ABSTRAK. Wisata sejarah saat ini merupakan segmen pertumbuhan potensial untuk pariwisata perkotaan. Sejak beberapa tahun belakangan wisata sejarah menjadi salah satu cara untuk meningkatkan ekonomi kembali sebuah kota yang tentunya dengan tidak lupa mengangkat nilai-nilai lokal untuk diikutsertakan dalam perkembangan wisata sejarah tersebut. Sekanak yang merupakan salah satu kawasan bersejarah di kota Palembang berada tepat di tepian sungai Musi, kawasan bersejarah Sekanak khususnya di sepanjang sungai Sekanak dilakukan perubahan tema lansekap dengan konsep yaitu mewarnai bangunan dan elemen hardscape di sepanjang koridor sungai Sekanak. Apabila disesuaikan dengan kaidah dasar pelestarian kawasan bersejarah. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pengecatan warna warni bangunan dan bantaran sungai Sekanak terhadap karakteristik kawasan Sekanak Palembang.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan data-data primer melalui observasi dan data sekunder dari studi literatur dan studi dokumen. Analisis yang dilakukan adalah dengan melihat elemen variabel standar bangunan dan kawasan yang masuk dalam syarat teori pelestarian sehingga dapat dinyatakan bangunan dan kawasan tersebut merupakan kawasan heritage kemudian akan dilakukan studi mengenai kesesuaian pengecatan kawasan tepian sungai Sekanak dengan karakteristik kawasan yang telah diperoleh sebelumnya. Kata kunci: Wisata, Kota, Pariwisata, Sejarah, Sekanak. ABSTRACT. Historical tourism is a potential growth segment for urban tourism. Since the past few years, historical tourism has become one of the ways to improve the economy of a city, of course by not forgetting to raise local values to be included in the development of historical tourism. Sekanak which is one of the historical areas of the city is located right on the banks of the Musi River, the historic neighborhood along the Sekanak river is done by changing the landscape with a concept made by studying buildings and hardscape elements along the Sekanak river. It is a fundamental principle of preserving the historic area. This research aimed at examining the characteristics of buildings and the banks of the characters of the Palembang area. The research method used by collecting primary data through collection and secondary data from literature studies and document studies. The inheritance area and surveys will be carried out on a standard variable. The inheritance area and studies had been carried out based on the suitability of the Sekanak river bank with the preservation area previously obtained.Keywords: Tour, City, Tourism, Heriage, Sekanak

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 22, No 2 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 2 Juli 2023 Vol 22, No 1 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 1 Januari 2023 Vol 21, No 2 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 2 Juli 2022 Vol 21, No 1 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 1 Januari 2022 Vol 20, No 2 (2021): NALARs Volume 20 Nomor 2 Juli 2021 Vol 20, No 1 (2021): NALARs Volume 20 Nomor 1 Januari 2021 Vol 19, No 2 (2020): NALARs Volume 19 Nomor 2 Juli 2020 Vol 19, No 1 (2020): NALARs Volume 19 Nomor 1 Januari 2020 Vol 18, No 2 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 2 Juli 2019 Vol 18, No 1 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 1 Januari 2019 Vol 17, No 2 (2018): NALARs Volume 17 Nomor 2 Juli 2018 Vol 17, No 1 (2018): NALARs Volume 17 Nomor 1 Januari 2018 Vol 16, No 2 (2017): NALARs Volume 16 Nomor 2 Juli 2017 Vol 16, No 1 (2017): NALARs Vol 16 No 1 Januari 2017 Vol 15, No 2 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 2 Juli 2016 Vol 15, No 2 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 2 Juli 2016 Vol 15, No 1 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 1 Januari 2016 Vol 15, No 1 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 1 Januari 2016 Vol 14, No 2 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 2 Juli 2015 Vol 14, No 2 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 2 Juli 2015 Vol 14, No 1 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 1 Januari 2015 Vol 14, No 1 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 1 Januari 2015 Vol 13, No 2 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 2 Juli 2014 Vol 13, No 2 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 2 Juli 2014 Vol 13, No 1 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 1 Januari 2014 Vol 13, No 1 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 1 Januari 2014 Vol 13, No 2 (2014): Jurnal Arsitektur NALARs Volume 13 Nomor 2 Vol 12, No 2 (2013): Nalars Volume 12 Nomor 2 Juli 2013 Vol 12, No 2 (2013): Nalars Volume 12 Nomor 2 Juli 2013 Vol 12, No 1 (2013): NALARs Volume 12 Nomor 1 Januari 2013 Vol 12, No 1 (2013): NALARs Volume 12 Nomor 1 Januari 2013 Vol 11, No 2 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 2 Juli 2012 Vol 11, No 2 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 2 Juli 2012 Vol 11, No 1 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 1 Januari 2012 Vol 11, No 1 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 1 Januari 2012 Vol 10, No 2 (2011): NaLARs Volume 10 Nomor 2 Juli 2011 Vol 10, No 2 (2011): NaLARs Volume 10 Nomor 2 Juli 2011 Vol 10, No 1 (2011): NALARs Volume 10 Nomor 1 Januari 2011 Vol 10, No 1 (2011): NALARs Volume 10 Nomor 1 Januari 2011 Vol 9, No 2 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 2 Juli 2010 Vol 9, No 2 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 2 Juli 2010 Vol 9, No 1 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 1 Januari 2010 Vol 9, No 1 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 1 Januari 2010 Vol 8, No 2 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 2 Juli 2009 Vol 8, No 2 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 2 Juli 2009 Vol 8, No 1 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 1 Januari 2009 Vol 8, No 1 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 1 Januari 2009 More Issue