cover
Contact Name
Anisa Anisa
Contact Email
anisa@ftumj.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.nalars@ftumj.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
NALARs
ISSN : 14123266     EISSN : 25496832     DOI : -
Core Subject : Engineering,
NALARs is an architecture journal which presents articles based on architectural research in micro, mezo and macro. Published articles cover all subjects as follow: architectural behaviour, space and place, traditional architecture, digital architecture, urban planning and urban design, building technology and building science.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 22, No 1 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 1 Januari 2023" : 8 Documents clear
PERAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PELESTARIAN CAGAR BUDAYA SITUS GOA GAJAH DI GIANYAR, BALI Sathya Dharma IPSD; Ngakan Ketut Acwin Dwijendra
NALARs Vol 22, No 1 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 1 Januari 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.22.1.9-16

Abstract

ABSTRAK. Pusaka atau warisan di Indonesia terdiri atas pusaka tangible (benda) dan intangible (tak benda). Goa Gajah ialah pusaka tangible (benda) yang terletak di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali. Pemerintah mempunyai peran yang sangat penting didalam mengelola maupun melestarikan cagar budaya situs Goa Gajah selain adanya dukungan dari masyarakat sekitar. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus (case study) di situs Goa Gajah. Dengan strategi studi kasus mengenai peran pemerintah dalam upaya pelestarian Cagar Budaya di situs Goa Gajah. Teknik observasi lapangan dan wawancara yang digunakan dalam pengumpulan data primer di situs Goa Gajah. Peran pemerintah dalam upaya pelestarian Cagar Budaya tidaklah terlepas dari kebijakan pemerintah. Dalam mengeluarkan peraturan atau payung hukum berupa peraturan daerah, dan undang-undang. Pemda Kabupaten Gianyar dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Bali (BPCB) sebagai pemegang peran penting dari pemerintah dalam pelestarian situs Goa Gajah. Perlindungan dilakukan dengan ditetapkannya situs Goa Gajah sebagai Cagar Budaya dengan No. SK 131/M/1998 yang ditetapkan pada tanggal 9 Juni 1998. Upaya perlindungan dalam pelaksanaan konservasi tersebut dilaksanakan oleh BPCB Bali. Pemanfaatan dan pengembangan situs Goa Gajah, sebagai cagar budaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar. Kata kunci: Goa Gajah, Peran Pemerintah, Pelestarian, Cagar Budaya ABSTRACT. Heritage in Indonesia consists of tangible and intangible heritage. Goa Gajah is a tangible heritage (object) located in Bedulu Village, Blahbatuh District, Gianyar Regency, Bali. The government has a significant role in managing and preserving the cultural heritage of Goa Gajah. This research uses a qualitative method with a case study at the Goa Gajah site. With a case study strategy regarding the government's role in preserving the Cultural Conservation at the Goa Gajah. The government's role in preserving Cultural Conservation is to issue regulations or legal umbrellas in the form of regional regulations and laws. The local government of Gianyar Regency and the Bali Provincial Cultural Heritage Preservation Center (BPCB) as the holders of essential roles in the government in preserving the Goa Gajah site. Protection is carried out by stipulating the Goa Gajah as a Cultural Conservation with No. SK 131/M/1998, which was enacted on June 9, 1998. BPCB Bali carries out efforts to protect the conservation implementation. The government carries out the utilization and development of the Goa Gajah as a cultural heritage. The role of the Gianyar Regency Tourism is to make Goa Gajah a destination. Keywords: Goa Gajah, Government Role, Conservation, Cultural Heritage
Identifikasi Klimatik Tropis Arsitektur Tradisional Rumah Tinggal Suku Melayu Terhadap Kenyamanan Termal Zairin Zain; Muhammad Arshy Oktafiansyah
NALARs Vol 22, No 1 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 1 Januari 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.22.1.1-8

Abstract

ABSTRAK. Rumah Melayu adalah bentuk arsitektur yang sangat penting bagi semua orang Melayu, dan bangunan itu mewujudkan tanggung jawab keluarga untuk memberikan kenyamanan bagi keluarga. Rumah tinggal melayu umumnya dipengaruhi oleh ajaran Islam, adat  Melayu Pontianak, dan Keraton Kadariyah Pontianak. Pengaruh iklim terhadap arsitektur bangunan terlihat dalam beberapa aspek, Dalam perancangan arsitektur harus memperhatikan keserasian antara kebutuhan manusia dengan lingkungan, alam, serta kondisi  cuaca dan iklim setempat. Bangunan rumah tradisional Melayu  sangat baik dalam merespon iklim tropis, Suhu dianggap hangat dan nyaman di daerah iklim tropis yaitu 25,8°C-27,1 °C. Studi ini dilakukan dengan metode observasi pengukuran terhadap kenyamanan termal. Variabel dalam penelitian ini adalah pencahayaan, suhu dan kelembapan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kenyamanan termal, respon bangunan terhadap iklim, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi objek dalam pencapaian standar dari kenyamanan termal terkait kelembaban dan suhu di ruangan pada rumah tersebut. Penelitian ini menggunakan alat pengukur termal selama pengukuran termal di lapangan yang kemudian data–data hasil tabulasi tersebut dianalisis menggunakan metode CFD untuk melihat simulasi hasil dari pengukuran di lapangan untuk mengetahui apakah bangunan tersebut mencapai kenyamanan termal. Dikarenakan adanya faktor bukaan yang mempengaruhi rumah tersebut yang tidak memiliki ventilasi pada rumah tersebut yang hanya mengandalkan sirkulasi udara dari lantai panggung. Nilai-nilai temperatur pada titik ukur yang diperoleh pada simulasi komputer kemungkinan sama persis dengan yang diperoleh pada pengukuran hygrometer sangatlah sulit. namun terdapat persamaan kecenderungan yang terjadi, di antaranya nilai temperatur mencapai titik tertinggi pada area ruangan yang berhubungan dengan area luar dan cenderung menurun pada area ruangan dalam. Kata kunci: Rumah Melayu, Iklim Tropis, Kenyamanan Termal, Computating Fluid Dynamic (CFD) ABSTRACT. The Malay house is a significant architectural form for all Malays, and the building embodies the family's responsibility to provide comfort. Islamic teachings, Pontianak Malay customs, and the Pontianak Kadariyah Palace generally influence Malay houses. The influence of climate on building architecture can be seen in several aspects. It is necessary to pay attention to the harmony between human needs and the environment, nature, and local weather and climate conditions in architectural design. Traditional Malay house buildings are outstanding in responding to the tropical climate. The temperature is considered warm and comfortable in tropical climates, 25.8 ° C - 27.1 ° C. This study carried out the method of observation measurement of thermal comfort. The variables in this study are lighting, temperature, and humidity, the purpose of knowing the level of thermal comfort, building responses to the climate, and resistant factors that comfort the occupants. The variables in this study are lighting, temperature, and humidity, to know the level of thermal comfort, the response of the building to the climate, and what factors affect thermal comfort. This study uses a thermal measuring device during thermal measurements in the field. Then the tabulated data are analyzed using the CFD method to see the simulation results from measurements in the area to determine whether the building achieves thermal comfort. This study aims to identify objects in achieving standards from thermal comfort related to humidity and temperature in the room in the house. Due to the opening factor that affects the house, which does not have ventilation, and only relies on air circulation from the stage floor. Temperature values at measuring points obtained in computer simulations are likely to be the same as those obtained in hygrometer measurements are very difficult. However, similar trends occur, including the temperature value reaching the highest point in the area of the room that is related to the outside area and tends to decrease in the indoor area. Keywords: Malay House, Tropical Climate, Thermal Comfort, Computating Fluid Dynamic (CFD)
TELAAH HERITAGE TRAIL SEBAGAI SARANA EDUKASI STUDI PRESEDEN: HONG KONG HERITAGE TRAIL Ari Widyati Purwantiasning; saeful bahri
NALARs Vol 22, No 1 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 1 Januari 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.22.1.49-62

Abstract

ABSTRAK.  Paparan ini merupakan bagian dari studi literatur dan kajian mengenai apa itu heritage trail dan bagaimana heritage trail memiliki andil besar dalam upaya pelestarian Kawasan bersejarah. Beberapa teori tentang heritage trail akan dipaparkan dalam tulisan ini dan sebuah studi preseden akan dikaji mendalam sebagai sebuah contoh penerapan kegiatan atau konsep heritage trail yang dianggap berhasil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelaah bagaimana sebuah konsep heritage trail dapat diterapkan sebagai sarana edukasi terutama yang berkaitan dengan Kawasan bersejarah, pelestarian cagar budaya, peninggalan bangunan-bangunan cagar budaya dan tentunya sejarah dari masing-masing bangunan cagar budaya tersebut. Tinjauan yang dilakukan terhadap sebuah studi preseden yaitu Hong Kong Heritage Trail yang diangkat dalam tulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif naratif, dimana Saya mencoba memaparkan studi preseden tersebut dengan mengulasnya melalui pendekatan eksplorasi, observasi langsung dan melakukan pengamatan dan pengalaman ruang arsitektur secara langsung. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan wacana lebih luas bagi semua kalangan sehingga dapat lebih memahami bahwa kegiatan heritage trail tidak hanya berkaitan dengan bidang ilmu sejarah atau budaya saja, namun juga dapat bersinggungan dengan bidang arsitektur terutama yang berkaitan dengan pengalaman ruang arsitektur. Kata Kunci: Kawasan bersejarah, heritage trail, Hong Kong, arsitektur, cagar budaya
POLA PERUBAHAN KAWASAN DAN FUNGSI BANGUNAN EKS PABRIK GULA COLOMADU KARTASURA Dita Ayu Rani Natalia
NALARs Vol 22, No 1 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 1 Januari 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.22.1.17-26

Abstract

ABSTRAK. Pabrik gula di pulau Jawa mengalami perkembangan yang pesat pada awal abad ke-18 ketika Belanda menerapkan kebijakan tanam paksa perkebunan tebu. Perubahan dinamika politik dan perubahan dalam pengelolaan berdampak juga berdampak pada penutupan pabrik gula. Pemerintah melalui kementerian BUMN kemudian melakukan revitalisasi pada beberapa pabrik gula yang sudah tidak beroperasi. Hal ini dilakukan untuk melestarikan bangunan bersejarah dan juga memberikan nilai tambah bagi bangunan. Revitalisasi dilakukan dengan cara merubah fungsi bangunan menjadi obyek wisata dengan melakukan beberapa perubahan pada kawasan pabrik gula untuk mendukung kegiatan tersebut salah satunya adalah Pabrik Gula Colomadu. Perubahan fungsi pabrik gula tersebut menyebabkan adanya perubahan spasial pada bangunan dan lingkungan termasuk pada kawasan emplasement. Metode yang digunakan bersifat kualitatif dalam upaya untuk mengkaji secara mendalam mengenai perubahan pola spasial pabrik gula yang telah mengalami revitalisasi sebagai upaya meningkatkan nilai dan visual bangunan. Hasil penelitian ini untuk mengetahui dinamika perubahan kawasan dan fungsi bangunan pabrik gula yang mengalami revitalisasi dengan adaptive reuse. Kata kunci:pola perubahan kawasan, perubahan fungsi bangunan, Eks Pabrik Gula Colomadu ABSTRACT. Sugar factories in Java Island experienced rapid development in the early 18th century when the Dutch implemented a forced labor policy at the sugarcane plantation. Dynamics in political and managerial changes caused the closure of sugar factories. Through the Ministry of State-Owned Enterprises, the government revitalized several sugar factories that were no longer operating. The revitalization was carried out to preserve historic buildings and provide added value to them. This plan was carried out by changing the function of the building into a tourist attraction and making several changes to the sugar factories. One of the revitalized sugar factories is the Colomadu Sugar Factory. The difference in the function of the sugar factory causes spatial differences in the building and the environment, including the emplacement area. The method used is qualitative to examine in depth the changes in the sugar factory's spatial pattern, which has undergone revitalization as an effort to increase the value and visuals of the building. The results of this study are to examine the dynamics of changes in the area and function of the sugar factory, which was revitalized through adaptive reuse. Keywords: area change pattern, change of building function, former Colomadu Sugar Factory
INTERPRETASI RUPA BERENDO PADA RUMAH PANGGUNG MELAYU – REJANG DI KOTA BENGKULU Panji Anom Ramawangsa; Atik Prihatiningrum
NALARs Vol 22, No 1 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 1 Januari 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.22.1.27-34

Abstract

ABSTRAK. Rumah menjadi kebutuhan primer sebagai tempat berlindung serta membina dalam keluarga. Mayoritas rumah panggung Melayu-Rejang di kota Bengkulu memiliki teras dengan nama lokal yaitu berendo. Berendo difungsikan sebagai tempat interaksi penghuni rumah dengan tetangga sekitar serta bersifat multifungsi untuk kegiatan lain yang dibutuhkan oleh pemilik rumah. Tujuan penelitian ini adalah menjadi pengembangan pendidikan budaya lokal di Bengkulu terutama pengetahuan arsitektur nusantara yang telah bertahan eksistensinya hingga sekarang. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan cara observasi di kota Bengkulu. Pengumpulan data menggunakan alat Geographic Information System (GIS) untuk mendapatkan informasi yang akan dituangkan ke dalam bentuk peta. Hasil penelitian ini didapatkan yaitu jumlah berendo panggung kombinasi kayu dan beton tipe 1 sebanyak 15 unit rumah, berendo panggung kombinasi kayu dan beton tipe 1 sebanyak 47 unit rumah, berendo panggung kayu dengan tangga tengah sebanyak 21 unit, berendo panggung kombinasi kayu dan beton tipe 3 sebanyak 29 unit rumah, berendo panggung kombinasi kayu dan beton tipe 4 sebanyak 30 unit rumah, berendo panggung kayu sebanyak 18 unit rumah. Kesimpulan di dapat yaitu rupa bentuk berendo di rumah panggung Melayu-Rejang kota Bengkulu memiliki aneka ragam bentuk yang dipengaruhi oleh minat dan keinginan oleh pemilik rumah. Kata kunci: Bengkulu, berendo, Melayu – Rejang, vernakular ABSTRACT. The house is a primary need for shelter and fostering in the family. Most Malay-Rejang stilt houses in Bengkulu city have a terrace with a local name, namely Berendo. Berendo functioned as a place of interaction between residents of the house with neighbors and is multifunctional for other activities needed by the homeowner. This research aims to develop local cultural education in Bengkulu, especially knowledge of archipelago architecture, which has survived its existence until now. The method used is a descriptive analysis using observation in the city of Bengkulu, collecting data using Geographic Information System (GIS) tools to obtain information that will be poured into map form. The results of this study received the number of stage combinations of wood and concrete type 1 as many as 15 units of houses, stage combinations of wood and concrete type 1 as many as 47 units of houses, as many as 21 units of wooden stilts with a central staircase, stage combinations of wood and concrete type 3 as many as 29 units of houses, 30 units of wooden and concrete stilt combinations of type 4, 18 units of wooden stilts. The conclusion obtained is that the shape of the Berendo in the Malay-Rejang stilt house in Bengkulu city has various forms which are influenced by the interests and desires of the homeowner. Keywords: Bengkulu, berendo, Melayu – Rejang, vernacular
KAJIAN STUDI ALTERNATIF DESAIN BANGUNAN TERHADAP BEBAN LATERAL PADA BANGUNAN TINGGI Efa Suriani
NALARs Vol 22, No 1 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 1 Januari 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.22.1.35-48

Abstract

ABSTRAK. Kondisi tektonik Indonesia terletak pada pertemuan lempeng besar dunia dan kecil, sehingga memberi dampak bahwa wilayah tersebut berpotensi akan sering terjadi gempa. Kota Surabaya dikategorikan sebagai ibukota yang cukup padat, sehingga potensi terjadinya bahaya gempa bumi yang berasal dari sesar Kendeng terbukti aktif serta melakukan pergerakan 5 milimeter per tahun. Menyadari fenomena tersebut merupakan hal yang mutlak sebagai bahan pertimbangan dalam mendisain dan membangun bangunan di wilayah seluruh Indonesia. Sebagai usaha memperkuat pembelajaran terutama pengenalan desain seismik pada mahasiswa Arsitektur, sehingga perlu diteliti prinsip (faktor) yang mempengaruhi desain seismik dengan studi kasus adalah gedung perpustakaan kampus I UINSA, sebagai kajian studi alternatif desain bangunan terhadap ketahanan gedung akibat beban lateral. Metode penelitian adalah deskriptif kuantitatif selanjutnya dianalisis menggunakan software Resist 4,0. Prinsip atau faktor desain seismik yang mempengaruhi pada bangunan bertingkat yaitu, informasi detail konstruksi gedung, rencana lantai (bentuk denah), data seismik (peta wilayah gempa), beban angin, jenis perkuatan struktur dan material yang digunakan baik pada arah X maupun Y, dan informasi terkait konstruksi pondasi. Alternatif pilihan desain seismik terdapat 132 pilihan kombinasi yang dapat digunakan terhadap 12 pilihan jenis perkuatan untuk lateral struktur pada arah X dan Y yang tidak sama masing-masing pada kedua arah tersebut. Pilihan tersebut dapat digunakan pada bangunan studi kasus. Hasil analisis sebagai struktur awal (pembelajaran) yang dapat digunakan oleh mahasiswa Arsitektur maupun Teknik sipil dan hasilnya tidak diperkenankan sebagai hasil desain akhir pada bangunan dilapangan. Kata kunci: beban lateral, gedung bertingkat, desain seismik, tahap awal ABSTRACT. Indonesia's tectonic conditions are located at the confluence of the world's large and small plates, thus giving the impact that the region has the potential for frequent earthquakes. Surabaya is categorized as a relatively dense capital city, so the potential for earthquake hazards from the Kendeng fault is proven active and moves 5 millimeters per year. Realizing this phenomenon is an absolute thing as a material consideration in designing and constructing buildings throughout Indonesia. To strengthen learning, especially the introduction of seismic design to Architecture students, it is necessary to examine the principles (factors) that influence seismic design with a case study of the I UINSA campus library building as an alternative study of building design against building resistance due to lateral loads. The research method is descriptive and quantitative, then analyzed using Resist 4.0 software. Seismic design principles or factors that affect high-rise buildings are detailed information on building construction, floor plans (plan form), seismic data (earthquake area maps), wind loads, types of structural reinforcement, and materials used in both the X and Y directions and information related to foundation construction. Alternative seismic design options 132 combination options can be used against 12 choices of reinforcement types for lateral structures in the X and Y directions, which are not the same in both directions. These options can be used in case study buildings. The results of the analysis as an initial structure (learning) that can be used by students of Architecture and Civil Engineering, and the results are not allowed as the result of the final design of the building in the field. Keywords: lateral load, high rise building, design seismic, preeliminary
ANALISIS KENYAMANAN BERJALAN MAHASISWA PADA JALUR PEDESTRIAN DI KOTA BANDARLAMPUNG Lia Mardalena; Haris Murwadi
NALARs Vol 22, No 1 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 1 Januari 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.22.1.63-72

Abstract

Berjalan kaki merupakan salah satu moda transportasi yang sangat sederhana, murah, dan popular pada sepanjang Jalan Zainal Abidin Pagar Alam (selanjutnya disebut Jalan ZAPA). Sepanjang Jalan ZAPA ini terdapat banyak perguruan tinggi dengan berbagai aktivitas mahasiswa, namun kondisi trotoar yang tersedia terlihat kurang memadai. Kondisi trotoar yang kurang memadai tersebut berpotensi menurunkan minat mahasiswa untuk melakukan kegiatan di sekitar kampus dengan menggunakan jalur pedestrian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kenyamanan mahasiswa dalam menggunakan jalur pedestrian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif berupa penggunakan teknik observasi lapangan guna mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan serta penyebarkan kuesioner kepada mahasiswa. Hasil penelitian diketahui bahwa indeks tingkat kenyamanan para mahasiswa terhadap jalur pedestrian yang tersedia masih dirasa kurang. Untuk memberikan kenyamanan bagi mahasiwa dalam menggunakan jalur pedestrian, maka pembangunan jalur pedestrian seharusnya lebih diperhatikan dengan mempertimbangkan kondisi di lapangan kualitas struktur, permukaan harus rata, elevasi yang landai, ketersediaan ram. Tersedianya jalur pedestrian yang layak diharapkan akan mampu meningkatkan motivasi para mahasiswa untuk berjalan kaki.
KAJIAN PENGHAWAAN ALAMI PADA BUKAAN RUMAH TINGGAL DIPERMUKIMAN PADAT PENDUDUK Jundi Jundullah Afgani
NALARs Vol 22, No 1 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 1 Januari 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.22.1.73-80

Abstract

Penghawaan alami merupakan kebutuhan penting bagi sebuah bangunan, maupun pengguna dari bangunan tersebut. Dengan menggunakan penghawaan alami dan system ventilasi udara yang baik akan berdampak pada kenyamanan termal didalam ruang dan membuat sebuah ruang menjadi lebih sehat karena pergerakan udara didalam ruang berjalan dengan baik, untuk memberikan kenyamanan bagi ruang-ruang di dalam rumah saat ini penghawaan alami sering dianggap tidak penting karena dapat ditanggulangi oleh penghawaan buatan, sehingga banyak sekali rumah-rumah yang ada sangat tergantung pada penghawaan buatan seperti kipas, Air Condition (AC) dan lain-lain,. tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kondisi penghawaan alami pada rumah tinggal di permukiman padat penduduk dan  memberikan solusi agar penghawaan alami pada rumah tinggal di permukiman padat penduduk bisa maksimal sesuai dengan ketentuan standart SNI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif yang didalamnya terdapat studi literature guna mendapatkan referensi sebagai dasar yang ada, selain itu penelitian ini juga menggunakan metode observasi secara langsung guna mendapatkan data-data yang ada seperti jenis dan ukuran dari jendela maupun ventilasi udara. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi-dimensi dari jendela maupun ventilasi pada rumah tinggal masih belum memenuhi standart SNI, sehingga perlu adanya penambahan jumlah jendela dan ventilasi untuk memenuhi kebutuhan penghawaan alami pada rumah tinggal, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi atau dapat menjadi acuan untuk rumah-rumah yang ada.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2023 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 23, No 1 (2024): NALARs Vol 23 No 1 Januari 2024 Vol 22, No 2 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 2 Juli 2023 Vol 22, No 1 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 1 Januari 2023 Vol 21, No 2 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 2 Juli 2022 Vol 21, No 1 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 1 Januari 2022 Vol 20, No 2 (2021): NALARs Volume 20 Nomor 2 Juli 2021 Vol 20, No 1 (2021): NALARs Volume 20 Nomor 1 Januari 2021 Vol 19, No 2 (2020): NALARs Volume 19 Nomor 2 Juli 2020 Vol 19, No 1 (2020): NALARs Volume 19 Nomor 1 Januari 2020 Vol 18, No 2 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 2 Juli 2019 Vol 18, No 1 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 1 Januari 2019 Vol 17, No 2 (2018): NALARs Volume 17 Nomor 2 Juli 2018 Vol 17, No 1 (2018): NALARs Volume 17 Nomor 1 Januari 2018 Vol 16, No 2 (2017): NALARs Volume 16 Nomor 2 Juli 2017 Vol 16, No 1 (2017): NALARs Vol 16 No 1 Januari 2017 Vol 15, No 2 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 2 Juli 2016 Vol 15, No 2 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 2 Juli 2016 Vol 15, No 1 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 1 Januari 2016 Vol 15, No 1 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 1 Januari 2016 Vol 14, No 2 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 2 Juli 2015 Vol 14, No 2 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 2 Juli 2015 Vol 14, No 1 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 1 Januari 2015 Vol 14, No 1 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 1 Januari 2015 Vol 13, No 2 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 2 Juli 2014 Vol 13, No 2 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 2 Juli 2014 Vol 13, No 1 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 1 Januari 2014 Vol 13, No 1 (2014): NALARs Volume 13 Nomor 1 Januari 2014 Vol 13, No 2 (2014): Jurnal Arsitektur NALARs Volume 13 Nomor 2 Vol 12, No 2 (2013): Nalars Volume 12 Nomor 2 Juli 2013 Vol 12, No 2 (2013): Nalars Volume 12 Nomor 2 Juli 2013 Vol 12, No 1 (2013): NALARs Volume 12 Nomor 1 Januari 2013 Vol 12, No 1 (2013): NALARs Volume 12 Nomor 1 Januari 2013 Vol 11, No 2 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 2 Juli 2012 Vol 11, No 2 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 2 Juli 2012 Vol 11, No 1 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 1 Januari 2012 Vol 11, No 1 (2012): NALARs Volume 11 Nomor 1 Januari 2012 Vol 10, No 2 (2011): NaLARs Volume 10 Nomor 2 Juli 2011 Vol 10, No 2 (2011): NaLARs Volume 10 Nomor 2 Juli 2011 Vol 10, No 1 (2011): NALARs Volume 10 Nomor 1 Januari 2011 Vol 10, No 1 (2011): NALARs Volume 10 Nomor 1 Januari 2011 Vol 9, No 2 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 2 Juli 2010 Vol 9, No 2 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 2 Juli 2010 Vol 9, No 1 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 1 Januari 2010 Vol 9, No 1 (2010): NALARs Volume 9 Nomor 1 Januari 2010 Vol 8, No 2 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 2 Juli 2009 Vol 8, No 2 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 2 Juli 2009 Vol 8, No 1 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 1 Januari 2009 Vol 8, No 1 (2009): NALARs Volume 8 Nomor 1 Januari 2009 More Issue