cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota jambi,
Jambi
INDONESIA
Jurnal Sosio Ekonomika Bisnis
Published by Universitas Jambi
ISSN : 14128241     EISSN : 26211246     DOI : -
Core Subject : Economy,
Jurnal Ilmiah Sosio-ekonomika BIsnis -In english translate to Journal Agriculture of economy is a scientific journal that publishes various original research articles and review (by invitation) about n socio economy, including agribusiness and food information and regulation. This journal is an official publication of Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Jambi Agricultural University Indonesia, published since 2010. It is published regularly 2 times a year (in January, and July).
Arjuna Subject : -
Articles 234 Documents
TINJAUAN SOSIOLOGI LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN ADAT DI DESA BARU PANGKALAN JAMBU KABUPATEN MERANGIN PROPINSI JAMBI Idris Sardi
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 13 No. 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.928 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v13i1.288

Abstract

Dewasa ini, pembahasan masalah-masalah lingkungan cukup mendominasi diskusi-diskusi dari berbagai kalangan yang kemudian dikait-kaitkan dengan masalah kerusakan hutan. Hal ini kemudian mendorong munculnya berbagai pemikiran yang melahirkan berbagai macam konsep pengelolaan hutan, termasuk mengadopsi praktek-praktek pengelolaan hutan oleh masyarakat desa terutama yang bermukim di sekitar hutan. Tulisan ini mencoba menyajikan potret pengelolaan hutan oleh masyarakat desa melalui pendekatan sosiologi lingkungan yang mencakup dimensi material, ideologi, dan praktek pengelolaan hutan adat. Dimensi material pengelolaan hutan adat terpola dari enam macam kebutuhan masyarakat terhadap hutan, yaitu : kebutuhan terhadap hasil hutan untuk bahan dasar pembuatan kincir, kebutuhan terhadap hutan untuk akses perluasan lahan pertanian, kebutuhan terhadap hasil hutan untuk bahan dasar meramu obat-obatan tradisional, kebutuhan hasil hutan untuk dijadikan bahan dasar bangunan, kebutuhan terhadap hasil untuk pemenuhan kebutuhan bahan bakar (kayu bakar), dan kebutuhan terhadap hasil hutan utuk dikonsumsi dan dijual. Kerangka ideologis yang dikembangkan dalam pengelolaan hutan adat merupakan perwujudan dari nilai-nilai konservatif dan nilai-nilai religius serta nilai-nilai ekonomis dalam melihat keberadaan sumberdaya hutan. Kerangka ideologis pengelolaan hutan di Desa Baru Pangkalan Jambu lebih didominasi oleh perwujudan nilai-nilai ekonomis. Jika ditelusuri ke belakang, kerangka ideologis ini telah mengalami pergeseran dari mekanisme pengelolaan kawasan hutan seperti yang telah dilakukan sebelum kemunculan hutan adat. Pada tatanan praktek, masyarakat sudah membentuk organisasi pengelola, membangun jaringan pengelolaan, dan merumuskan beberapa aktivitas pengelolaan yang mencakup aspek pengaturan, perlindungan, dan pelestarian.
STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN BERBASIS WEBSITE Tri Suratno
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 13 No. 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.112 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v13i1.289

Abstract

Media informasi terdahulu yang menggunakan buku, brosur, spanduk, maupun famplet untuk mempromosikan suatu lembaga ataupun organisasi. Hal ini kurang efektif dalam menarik minat masyarakat, baik masyarakat umum maupun masyarakat ilmiah, untuk itu dirasakan perlunya sebuah informasi media yang mampu memberikan fasilitas yang memadai dari penyebaran sebuah informasi. Dengan adanya kemajuan dan kecanggihan teknologi saat ini media informasi dapat dikembangkan dengan mudah, apalagi dalam dunia informasi atau telekomunikasi dikenal dengan nama internet, yang di dalamnya memuat banyak informasi dalam bentuk web site atau home page, sehingga pengunjung dapat melihat dan mencari lebih detail lagi tentang informasi. Dengan pengembangan sistem informasi pertanian berbasis website diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih detail dan mampu menjawab persoalan yang ada dalam transfer informasi pertanian.
PEMAKNAAN KREDIBILITAS KOMUNIKATOR ( Kasus pada Fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari) Fuad Muchlis
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 13 No. 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.424 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v13i1.291

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengungkap makna kredibilitas fasilitator (dalam hal ini sebagai komunikator) menurut perspektif partisipan dan pelaku program pada implementasi PNPM MPd di lokasi penelitian. Paradigma yang dipilih dalam penelitian ini adalah paradigma kontruktivis. Lokasi penelitian berada di Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari. Waktu penelitian dilaksanakan sejak tanggal 11 Maret 2009 sampai dengan tanggal 30 Juli 2009. Data dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif. Analisis data kualitatif adalah upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Analisis data dalam penelitian ini berlangsung bersamaan dengan proses pengumpulan data, meliputi tiga jalur, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa   kredibilitas fasilitator perspektif masyarakat penerima program (partisipan) dimaknai sebagai sosok yang memiliki kompetensi, berkarakter, karismatik; dan adaftif. Sementara itu dari perspektif pelaku PNPM MPd dapat disimpulkan bahwa kredibilitas fasilitator  menurun jika dibandingkan dengan program sebelumnya (PPK). Hal ini disebabkan oleh (1) semakin longgarnya syarat rekruitment calon fasilitator PNPM MPd jika dibandingkan dengan PPK. dan (2) PPK memberikan pelatihan pra tugas yang relatif cukup bagi calon fasilitator sebelum diturunkan ke lapangan dibandingkan pada PNPM MPd sehingga praktis pelatihan hanya mampu memberikan materi teknis. Kredibilitas yang cenderung menurun ini dikhawatirkan akan berdampak pada tidak efektifnya peran fasilitator dalam menjalankan dan mengawal program bervisi pemberdayaan.
ANALISIS TATA HUBUNGAN KERJA PENGELOLAAN AREAL EKS HPH DALAM KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN (KPH) DI PROVINSI JAMBI Fazriyas Fazriyas; Elwamendri Elwamendri
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 13 No. 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.666 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v13i1.293

Abstract

Act (Act) No. 41, 1999 concerning state forestry forests is one determinant of life supporting systems and sources of welfare. During the first 20 years of forest management by concessions have many negative issues, especially forest destruction and many concession holders who cease to operate before the time runs out. They argument there are potential for wood that has been exhausted, and some of them not extend the operating license for the second time becouse forests have been heavily damaged and its potential continues to decline.Under these conditions, the Government in this case the Ministry of Forestry tried to look for the new format and issue a wide range of policies to create an optimal model of forest management. One of the policies issued by the government is the establishment of Forest Management Unit (FMU) in every function of forest area. Hereinafter abbreviated Forest Management Unit (FMU) is the smallest unit of forest management according to the principal functions , which can be managed efficiently and sustainably.Scientific papers about the analysis of governance relationships of ex HPH areas management in Jambi Province namely as a guide for local governments for implementation of a good institutional relationship that is consistent and harmonious between KPHP and IUPHHK units. While the goal of scientific writing in order to formulate a governance relationship between IUPHHK and KPHP units.In the implementation of sustainable production forest management, organization of production forest area is the Unitary Production Forest Management (KPHP) while for protected area is KPHL and for conservation areas is KPHK. In the former concession areas that do not have the license holder, KPHP duty are: (1) conduct forest management ex-concession area. (2) describe the national forest policy, provincial and district forestry sector to be implemented in the management of the former concession area in units of KPH. (3) implement forest management activities in their areas ranging from planning, organizing, implementation and supervision and control. (4) carry out monitoring and evaluation of the implementation of forest management activities in the areas of ex-HPH. (5) investment opportunities in the former concession area in order to support the achievement of objectives of forest management and (6) social construction in the community around KPH.
FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI KEPUTUSAN PETANI DALAM MENGUSAHAKAN KOMODITI KARET DI DESA PASAR TERUSAN KECAMATAN MUARA BULIAN Pera Nurfathiyah; Deny Denmar; Teri Prasakti
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 13 No. 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.724 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v13i1.298

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor (harapan pendapatan, pengetahuan dan lahan) yang melatarbelangi keputusan petani dalam mengusahakan karet. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan tanggal 20 April 2007 sampai dengan tanggal 20 Mei 2007 di Desa Pasar Terusan Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. Pemilihan desa Simpang terusan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan memiliki produksi tertinggi dan areal tanaman yang menghasilkan yang terluas dari desa lainnya yang ada di Kecamatan Muara Bulian.Tahapan pelaksanaan penelitian terlebih dahulu dilakukan sortasi dan editing kemudian analisis hasil penelitian dengan menggunakan analisis deskriptif melalui tabel distribusi frekuensi dan persentase. Petani sebagai responden terdiri dari 2 populasi yaitu petani yang baru mengusahakan komoditi karet diambil sampel sebanyak 30 kk dan petani yang telah berhasil mengusahakan komoditi karet diambil sampel sebanyak 20 kk sebagai pembanding (cross check).Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor harapan pendapatan, pengetahuan petani dan lahan sangat melatarbelakangi keputusan petani dan keberhasilannya dalam mengusahakan komoditi karet di desa Pasar Terusan
PERANAN KUPEM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI KENTANG DI KABUPATEN KERINCI Saad Murdy
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 13 No. 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.292 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v13i1.299

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui perbedaan tingkat produksi dan pendapatan usahatani kentang yang memanfaatkan kredit dan tanpa kredit. (2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produksi usahatani kentang di Kabupaten Kerinci.Sampel diambil secara purposive sampling yakni petani yang mengusahakan tanaman kentang dengan menggunakan kredit dan tanpa kredit. Jumlah sampel sebanyak 32 orang yang terdiri dari 17 orang petani yang memanfaatkan kredit dan 15 orang yang tidak memanfaatkan kredit.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat produksi usahatani dengan bantuan kredit (15.770 kg/ha) lebih tinggi daripada usahatani tanpa kredit (10.390 kg/ha). Pada usahatani kentang dengan kredit diperoleh R/C ratio sebesar 1,43 sedangkan usahatani kentang tanpa kredit hanya sebesar 1,34. serta nilai B/C ratio sebesar 1,65. Artinya pendapat usahatani kentang dengan kredit lebih besar dari pada tanpa kredit. Hasil sidik ragam dari fungsi produksi Cobb-Douglas menunjukkan bahwa produksi usahatani kentang per hektar, secara bersama—sama dipengaruhi oleh jumlah bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja yang digunakan, status lahan yang digarap serta pemanfaatan kredit. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap jumlah produksi kentang per hektar adalah jumlah bibit, pupuk NPK, pupuk SP36 dan pestisida serta pemanfaatan kredit.
HUBUNGAN UNSUR-UNSUR SOSIAL BUDAYA DENGAN PENGELOLAAN USAHATANI PADI SAWAH (Studi Kasus di Desa Semurung Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun) Wildan Mukholadun; . Rosyani; Emy Kernalis
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 15 No. 1 (2012): Januari 2012
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.339 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v15i1.2737

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan usahatani, unsur-unsur sosial budaya yang dikategorikan nilai sosial, norma sosial, dan tingkat pendidikan dalam pengelolaan usahatani padi sawah, dan hubungan unsur-unsur sosial budaya yang dikategorikan nilai sosial, norma sosial dan tingkat pendidikan dengan pengelolaan usahatani padi sawah di Desa Semurung. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan yang dimulai pada 12 Mei sampai dengan 12 Juni 2012 yang dilakukan dengan metode observasi dan wawancara. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampling purposive yakni dengan pertimbangan tertentu dan pemilihan daerah penelitian secara purposive di  Desa Semurung dengan pertimbangan bahwa desa tersebut merupakan desa yang memiliki produktivitas yang tinggi dengan luas panen rendah bila dibandingkan dengan desa yang lain dan desa ini juga masih menerapkan kebiasaan-kebiasaan lokal dalam mengelola usahataninya. Hubungan unsur-unsur sosial budaya yang dikategorikan norma sosial, nilai sosial dan tingkat pendidikan petani dengan pengelolaan usahatani padi sawah menggunakan uji Chi Square dengan kontingensi 2 x 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan usahatani padi sawah  dengan menerapkan kebiasaan dahulu atau diyakini berhubungan nyata dengan  pengelolaan usahatani itu sendiri sehingga dapat meningkatkan hasil dari usahataninya. Unsur-unsur sosial budaya yang dikategorikan nilai sosial, norma sosial dan tingkat pendidikan masih tergolong tinggi  dan unsur-unsur tersebut memiliki hubungan dengan pengelolaan usahatani padi sawah. Dengan penerapan budaya-budaya lokal atau kebiasaan yang diyakini, maka hal ini dapat mempertahankan budaya dahulu dan juga dapat menumbukan rasa persaudaraan, kebersamaan, dan saling menolong antar sesama.   Kata Kunci : Unsur Sosial Budaya Nilai Sosial, Norma Sosial, Tingkat Pendidikan, Usahatani Padi Sawah
PERUBAHAN SOSIAL SISTEM PEMERINTAHAN DESA DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA ( Studi Kasus di Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci) . Rahma; . Suandi; Fendria Sativa
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 15 No. 1 (2012): Januari 2012
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.898 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v15i1.2738

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang perubahan sosial sistem pemerintahan desa dalam pembangunan masyarakat desa di Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci. Tujuan Penelitian yaitu untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada masyarakat desa terkait dengan  perubahan sistem pemerintahan adat menjadi sistem pemerintahan desa  dalam pembangunan masyarakat.  Perubahan sosial yang dilihat meliputi dimensi struktural, dimensi kultural, dan Interaksional. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Juni 2012 sampai dengan 11 Juli 2012 di Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci. Pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Untuk mendapatkan data lebih mendalam dilakukan wawancara mendalam ( In-depht interview) dan Focus Group Discussion (FGD). Untuk mengetahui perubahan sosial di daerah penelitian dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan metode yang digunakan, hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya perubahan sosial dari perubahan sistem pemerintahan, terkait dengan perubahan sistem pemerintahan adat menjadi sistem pemerintahan desa. Perubahan sosial yang terjadi terhadap dapat dilihat dari dimensi struktural, dimensi kultural dan interaksional. Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat berupa perubahan kearah positif maupun perubahan kearah negatif, dan seiring dengan adanya sistem pemerintahan desa, sistem pemerintahan adat masih tetap berjalan didalam lingkungan masyarakat. Antara sistem pemerintahan adat dengan sistem pemerintahan desa memiliki hubungan kerja sama dan hubungan saling membutuhkan antar sesama dalam lingkungan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan masyarakat desa. Untuk itu, kebudayaan lokal yang sudah ada perlu dipertahankan dan peran lembaga adat perlu ditingkatkan lagi, karena peran lembaga adat sangat membawa pengaruh yang besar dalam masyarakat dalam mempertahankan kebudayaan asli daerah. Selain itu, antara sistem pemerintahan adat dan sistem pemerintahan desa harus tetap saling berhubungan dan harus tetap sejalan demi mewujudkan pembangunan masyarakat desa.
MOTIVASI PETANI DALAM KERAGAAN TEKNOLOGI SISTEM USAHA TANI PADI SAWAH DI KECAMATAN PENGABUAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT . Ibrahim; . Jamaluddin
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 15 No. 1 (2012): Januari 2012
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.913 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v15i1.2739

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi petani dalam keragaan teknologi sistem usaha tani  padi sawah di Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, mengetahui tingkat penerapan keragaan teknologi sistem usaha tani  padi sawah dan mengetahui hubungan motivasi petani dengan penerapan keragaan teknologi sistem usaha tani  padi sawah di Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purpossive). Populasi penelitian ini adalah petani padi sawah yang menerapkan keragaan teknologi sistem usaha tani padi sawah. Penelitian ini dilakukan di dua desa yaitu : Desa Teluk Nilau dan Desa Mekar Jati dengan pertimbangan, bahwa desa tersebut sebagian besar petani berusaha tani padi sawah dengan keragaan teknologi sistem usaha tani. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 60 orang. Data di peroleh dari hasil wawancara dengan petani sampel dan dibantu dengan quisioner. Data yang diperoleh dari petani sampel disederhanakan dalam tabel kontingensi kemudian dianalisis secara deskriptif melalui skoring dan persentase, sedangkan untuk mengetahui hubungan motivasi petani dengan keragaan teknologi sistem usaha tani  padi sawah di digunakan analisis uji Chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Motivasi Petani dalam keragaan teknologi sistem usaha tani  padi sawah daerah penelitian di dasarkan atas kebutuhan akan kemajuan 79,44 persen, kebutuhan akan afiliasi 77,56 persen, dan kebutuhan akan keberadaan 74,80 persen. Tingkat penerapan keragaan teknologi sistem usaha tani  padi sawah tergolong tinggi, dimana dari 11 komponen keragaan teknologi sistem usaha tani  padi sawah telah diterapkan oleh petani dengan baik. Motivasi petani dalam pelaksanaan program pengelolaan tanaman terpadu berhubungan nyata dengan tingkat penerapan keragaan teknologi sistem usaha tani  padi sawah. Kata Kunci : Motivasi, Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah
ANALSIS DETERMINASI MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN MUARO JAMBI Azmi Aziar; Adlaida Malik; Yanuar Fitri
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 15 No. 1 (2012): Januari 2012
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.917 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v15i1.2740

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh antara modal sendiri dan modal pinjaman terhadap SHU KUD. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Muaro Jambi. Data yang dikumpulakan adalah KUD yang aktif melakukan Rapat Anggota Tahunan dari tahun 2008-2010. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan uji statistik F. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah SHU dan variabel independennya adalah modal sendiri dan modal pinjaman.Dari hasil penelitian didapat nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel pada taraf kepercayaan 95% yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara modal sendiri dan modal pinjama terhadap SHU KUD. Nilai R2 adalah 0,359 yang artinya perubahan variasi variabel SHU sebagai variabel dependen dapat dijelaskan oleh perubahan variasi variabel modal sendiri dan modal pinjaman sebagai variabel independen sebesar 35,9%. Uji lanjut, uji t menunjukkan bahwa secara parsial modal sendiri dan modal pinjaman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap SHU. Dari hasil regresi memperlihatkan bahwa modal sendiri memiliki pengaruh yang positif sedangkan modal pinjaman memiliki pengaruh yang negatif terhadap SHU. Kata kunci : Modal, SHU, KUD

Page 1 of 24 | Total Record : 234