cover
Contact Name
Verdinand Robertua
Contact Email
verdinand.robertua@gmail.com
Phone
+6221-8009190
Journal Mail Official
sp@uki.ac.id
Editorial Address
Sekretariat Fisipol UKI, Jl. Mayjen Sutoyo 2, Cawang, Jakarta 13630
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Sociae Polites: Majalah Ilmiah Sosial-Politik
ISSN : 14103745     EISSN : 26204975     DOI : https://doi.org/10.33541/sp.v21i3.2245
Core Subject : Social,
Sociae Polites has the vision to be the leading journal in the issue of Sustainable Development Goals
Articles 139 Documents
ANALISIS KEPENTINGAN INDONESIA DALAM MERATIFIKASI PIAGAM ASEAN (ASEAN CHARTER) Muh Kadarisman
Sociae Polites Vol. 15 No. 1 (2014): Januari - Juni
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v15i1.437

Abstract

Abstracts: The research question is what is Indonesia’s interest in ratifying ASEAN Charter? Theresearch purpose is to understand and analyse factors that become beackground of the Indonesiangovernment to ratify ASEAN Charter. Method: analytical descriptive, making description in systematic,factual and acurate way on facts, characteristics and relation among phenomenon that have beenresearched to get complete information about the important of Indonesian government in ratifiyingASEAN Charter. Technique of data collection is by library research. Data is analysed qualitatively byconnecting factors and phenomenon related to the research, to have result and answer which compatiblewith the research purpose. The result of research are firstly the interest of Indonesia to ratify ASEANCharter is closely connected with the development of relations among nations in the world, which need tomake adjustments toward its foreign policies to guarantee Indonesia national interest based on stronglegality. Secondly, the area cooperation in the initial formation of ASEAN is still functional which are inthe field of economics, social, knowledge and technology. The present development of internationalpolitics is increasing the awareness of members of ASEAN countries to conduct collective cooperation toencourage the process of regional integration either in economics, politics or sociocultural and toreduce all obstacles in creating regional integration and stability so that ASEAN cooperation becomesmore solid.Key Words: National Interest, ASEAN Integration Abstrak: Permasalahan penelitian: Apa kepentingan Indonesia dalam meratifikasi Piagam ASEAN?Tujuan penelitian: Untuk memahami dan menganalisis hal-hal yang melatarbelakangi PemerintahIndonesia meratifikasi Piagam ASEAN. Metode penelitian: menggunakan deskriptif analitis, yaitumembuat suatu gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat sertahubungan antar fenomena yang diteliti, sehingga mendapatkan informasi menyeluruh tentang pentingnyapemerintah Indonesia meratifikasi Piagam ASEAN. Teknik pengumpulan data, dengan studi kepustakaan.Analisis data, menggunakan analisis kualitatif yaitu menghubungkan faktor-faktor dan gejala-gejalayang terkait dengan penelitian, sehingga didapatkan hasil atau jawaban sesuai dengan tujuan penelitian.Hasil penelitian ini adalah pertama, kepentingan Indonesia dalam meratifikasi Piagam ASEAN, eratkaitannya dengan semakin berkembangnya hubungan antar bangsa-bangsa di dunia, yang membutuhkanpenyesuaian-penyesuaian terhadap kebijakan politik luar negeri demi terjaminnya kepentingan nasionalIndonesia atas dasar hukum yang kuat (legal personality). Kedua,lingkup kerja sama awal terbentuknyaASEAN adalah masih bersifat fungsional, yaitu di bidang ekonomi, sosial, ilmu pengetahuan danteknologi. Perkembangan politik internasional kini menumbuhkan kesadaran negara Anggota ASEANguna melakukan kerja sama kolektif dalam mendorong proses integrasi regional lebih luas baik di bidangekonomi, politik maupun sosial budaya, serta menghilangkan segala hambatan guna terciptanyaintegrasi dan stabilitas regional, sehingga menjadikan kerja sama ASEAN semakin solid.Kata Kunci: Kepentingan Nasional, Integrasi ASEAN
A COMPARISON OF THE ENFORCEMENT OF CEDAW AND CRC IN MALAYSIA AND INDONESIA Angel Damayanti
Sociae Polites Vol. 15 No. 1 (2014): Januari - Juni
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v15i1.438

Abstract

Abstract: All ASEAN member States have ratified and acceded the Convention on the Elimination of AllForms of Discrimination against Women (CEDAW) and the Convention on the Rights of the Child (CRC).As parties of both conventions, Malaysia and Indonesia should enforce specific mechanism and rules inline with CEDAW and CRC norms and standards. Yet, both countries ask reservation for severalsubstantive and procedural matters on both conventions. This certainly restricts the enforcement on theelimination of all forms of discrimination against women and the protection of the rights of children. Thisis in addition to the Islamic shariah implemented in Malaysia and some regions in Indonesia as well asstereotype of women and men regarding their role in economic, social, and political. This paper willessentially show some hindrances for both governments and therefore should take some steps to reducethe limitation. The analysis will be delivered by examining all reports given by both governments to UNCommission on Women and Children, as well as shadow reports from NGOs.Keywords: CEDAW, CRC, Reservation, Radical Feminism Abstrak: Semua Negara anggota ASEAN (Association of Southeast Asia Nation) telah meratifikasi danmengaksesi Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan(Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women - CEDAW) dan Konvensitentang Hak-hak Anak (Convention on the Rights of the Child - CRC). Sebagai pihak yang meratifikasikedua konvensi tersebut, Malaysia dan Indonesia tentu saja harus tunduk dan mengikuti aturan yangtertera di dalam konvensi tersebut. Sayangnya, Malaysia dan Indonesia mengajukan reservasi terhadapbeberapa aturan dalam konvensi, baik secara substansi maupun prosedur. Hal ini tentu sajamenghambat penghormatan dan pelaksanaan kedua konvensi secara menyeluruh. Hal ini semakindipersulit dengan adanya hukum Islam yang berlaku di Malaysia dan beberapa daerah di Indonesia sertastereotipe mengenai perbedaan peran laki-laki dan perempuan yang diterapkan di dalam masyarakatkedua Negara. Paper ini akan menunjukkan beberapa kendala yang dihadapi oleh pemerintah keduaNegara dalam menerapkan aturan-aturan CEDAW dan CRC secara menyeluruh. Hal ini akan dilakukandengan menganalisa laporan-laporan tertulis yang telah dibuat oleh pemerintah dan NGO keduaNegara.Kata Kunci: CEDAW, CRC, Reservasi, Feminisme Radikal
MEMPERTAHANKAN INTEGRASI NASIONAL DENGAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Suraya Suraya
Sociae Polites Vol. 15 No. 1 (2014): Januari - Juni
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v15i1.439

Abstract

Abstract: Intercultural communication has a role in solving conflicts in Indonesia which has variouscultures. Intercultural communication can enhance national integration through mutual understandingand tolerance among each culture and cultural diversity in society. Indonesian society where nationalidentity as part of nation of Indonesia in the intercultural communication together can create the fabric ofbrotherhood in order to realize the diversity within the unity of Indonesia's National Integration.Keywords: Intercultural Communication, Integration Abstrak: Komunikasi Antar Budaya memiliki peran dalam penyelesaian konflik di Indonesia yangmemiliki budaya masyarakat yang beragam. Komunikasi antar budaya dapat meningkatkan integrasinasional melalui adanya saling pengertian dan toleransi dalam berbagai keragaman budaya yang ada dimasyarakat. Masyarakat Indonesia dengan identitas nasional sebagai bangsa Indonesia, dalamkomunikasi antar budaya bersama-sama menciptakan jalinan persaudaraan dalam rangka mewujudkankeragaman dalam kesatuan Integrasi Nasional IndonesiaKata Kunci: Komunikasi Antar Budaya, Integrasi
HUBUNGAN CUSTOMER SATISFACTION DAN BRAND EXPERIENCE DENGAN BRAND IMAGE TERHADAP CUSTOMER LOYALTY: STUDI KASUS PENGELOLAAN MAL Helen Helen; Emrus Emrus
Sociae Polites Vol. 15 No. 1 (2014): Januari - Juni
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v15i1.441

Abstract

Abstract: The development of department stores or known as malls is growing up significantly from yearsto years and making the tight competition in retail world in Indonesia. The entire malls attempt to winthe customers loyalty by using the appropriate marketing strategy for the targeted consumers. This effortwill be balanced with the good perception towards the brand image that the mall has. Mall X is theresearch object. This research is conducted to measure the influence of customer satisfaction, brandexperience, and brand image toward the customer loyalty of Mall X, which is the brand image is treatedas the intervening variable. The data collection starts with the questionnaires that spreaded among 240respondents and being analyzed with Structural Equation Model (SEM) technique. The result shows fromthe five hypothesizes which had been tested, three of those hypothesizes showing the positive relationship.Key Words: Customer Satisfaction, Brand Experience, Brand Image, Customer Loyalty Abstrak: Pengembangan pusat perbelanjaan atau dikenal dengan mal yang tumbuh secara signifikandari tahun ke tahun, dan membuat persaingan yang ketat di dunia ritel di Indonesia. Seluruh malmencoba untuk memenangkan loyalitas pelanggan dengan menggunakan strategi pemasaran yang tepatuntuk konsumen yang ditargetkan. Upaya ini akan seimbang dengan persepsi yang baik terhadappencitraan yang dimiliki mal tersebut. Objek dalam penelitian ini adalah Mal X. Penelitian ini dilakukanuntuk mengukur pengaruh dari kepuasan pelanggan, pengalaman terhadap merek, dan citra merekterhadap loyalitas pelanggan mal X, dimana citra merek menjadi variabel antara. Pengumpulan datadidapatkan dari kuesioner yang disebarkan kepada 240 responden dan dianalisis dengan teknikStructural Equation Model (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan dari lima hipotesisi yang telah diuji,tiga diantaranya menunujukkan hubungan positif.Kata Kunci: Kepuasan Pelanggan, Pengalaman terhadap Merek, Citra Merek, dan LoyalitasPelanggan
PERSEPSI MAHASISWA FISIP UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MENGENAI NETIKET DI DUNIA MAYA Yovita Sabarina Sitepu
Sociae Polites Vol. 15 No. 1 (2014): Januari - Juni
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v15i1.443

Abstract

Abstract: As an internet user (netizen), we often feel irritated when there is an advertisement posted ontoour wall without any permission or we are tagged into an ads. Otherwise, we always see comments warthat spread into ethnic, religion and certain group issues. What we should/should not do in cyber world isthe same with what we should/should not do in the real life. In Indonesia, Facebookers mostly comesfrom the adolescent aged between 18 to 24 years old. They are not only have a facebook account but alsotwitter and often read online news. This research aims to know the knowledge and the perception ofFISIP USU students about netiquette. Only 47 of 302 have heard about netiquette, and only 37respondents can answer what netiquette is correctly. 185 respondents say “strongly agree” and 113respondents say “agree” that netizen should obey the netiquette. 3 respondents say “not agree” and 1respondent says “strongly not agree”.Key Words: Perception, Netiquette, Netizen, FISIP USU Students Abstrak: Sebagai pengguna internet (netizen), tidak jarang kita merasa kesal saat pengguna lainmentautkan nama kita pada iklan bisnisnya, ataupun beriklan di dinding akun kita. Selain itu, tidakjarang kita menemukan perang komentar di situs berita online yang pada akhirnya merembet ke urusanagama, suku ataupun golongan tertentu. Etiket bergaul di dunia maya tidak ubahnya dengan yang didunia nyata. Di Indonesia, untuk situs jejaring sosial Facebook, penggunanya didominasi remaja usia18-24 tahun. Dan biasanya selain memiliki akun Facebook, mereka juga memiliki akun Twitter dan rajinmembaca berita di situs berita online. Berangkat dari fenomena tersebut, penelitian ini ingin melihatbagaimana pengetahuan dan penerapan Netiket (etiket di dunia maya) pada mahasiswa FISIP USU. Dari302 responden, hanya 47 responden yang pernah mendengar netiket, dan hanya 37 responden yangdapat menjawab dengan benar apa itu netiket. 185 responden menyatakan “sangat setuju” dan 113responden menyatakan “setuju” bahwa netizen harus menerapkan netiket. 3 orang respondenmenyatakan “tidak setuju” dan 1 orang responden menyatakan “sangat tidak setuju”.Kata Kunci: Persepsi, Netiket, Netizen, Mahasiswa FISIP USU
TANTANGAN PERAN BIROKRASI SENTRALISTIK, INTEGRASI POLITIK PEMERINTAHAN DAERAH, PREDIKTOR SISTEM KOMUNIKASI NASIONAL BARU Alex Rumondor
Sociae Polites Vol. 15 No. 1 (2014): Januari - Juni
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v15i1.444

Abstract

Abstract: Indonesia experiences changing from centralized governmental system to be localbased government through autonomy to manage each region. That changing will related to newnational communication system, that are communication condition within government(suprastructure of communication) and communication within society (infrastructure ofcommunication). Communication is understood in its state context with its value system –Pancasila and Constitution 1945, culture and the existing institutions. Within this frameworkbureaucracy communication which is centralistic will face challenge, that is how suprastructurand infrastructure communication can be maintained and operate in the balance way to achievenation-state integration.Keywords: Centralistic Bureaucracy, Regional Government, New National CommunicationSystem Abstrak: Indonesia mengalami perubahan dari sistem pemerintahan sentralisik menjadipemerintah berbasis lokal melalui otonomi untuk mengatur masing-masing daerah. Perubahantersebut akan berkaitan dengan sistem komunikasi nasional baru, yaitu suasana komunikasidalam pemerintahan (suprastruktur komunikasi) dan komunikasi dalam masyarakat(infrastruktur komunikasi). Komunikasi dipahami dalam konteks kenegaraan dengan sistemnilainya Pancasila dan UUD 1945, budaya serta berbagai lembaga yang ada. Dalam kerangkaini komunikasi birokrasi yang masih bersifat sentralistik akan menghadapi tantangan, yaitubagaimana suprastruktur dan infrastruktur komunikasi dapat dipertahankan dan berjalanseimbang untuk mencapai integrasi negara bangsa.Kata Kunci: Birokrasi Sentralistik, Pemerintah Daerah, Sistem Komunikasi Nasional Baru.
THE BLUE FUTURE OF INDONESIA: Mungkinkah Merealisir Visi Ekonomi Indonesia Berbasis Kelautan? Sinta Herindrasti
Sociae Polites Vol. 15 No. 1 (2014): Januari - Juni
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v15i1.445

Abstract

review buku, tidak ada abstrak
PEMANFAATAN MEKANISME ASEAN DALAM PENYELESAIAN MASALAH PERBATASAN THAILAND C.P.F. Luhulima
Sociae Polites Vol. 15 No. 2 (2014): Juli - Desember
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v15i2.453

Abstract

AbstractThailand’s borders with Myanmar, Laos, Cambodiaand Malaysia have been established through amapping process within the framework of theTreaty of Westfalpha. Since the England andFrance left Southeast Asia after World War II,Thailand questioned its borders with itsneighbouring countries and since then the borderissue between Thailand and her neighboursbecame the major issue. The attempts to resolvethe border conflict between Thailand andMyanmar have been conducted through“constructive engagement”, and through her policyof “changing battlefields to market places”. TheASEAN approach has been employed in her borderconflict with Cambodia. Cambodia’s attempt toinvolve the UN Security Council has been respondedby the Council to involve ASEAN in its resolution.The failure of the ASEAN approach made Cambodiato submit the issue to the ICJ in The Hague in April2011. On November 11, 2013 ICJ decided thatPreah Vihear and its surrounding area belong toCambodia. The source of the conflict with Malaysiawas not primarily about border, but it was apolitical complaint. The rebellion at the border areawill thus not terminate until the Thai authoritiesunderstand the complaints of the Muslim-Malaysat the border area. The ASEAN mechanism toresolve the inter-state conflict consists of bilateral,trilateral approaches, through the High Council andthe United Nations. The application of stepsbetween Thailand and its neighbours are thebilateral, trilateral steps and the one through theInternational Courtof Justice in The Hague.Keywords: Thailand, Myanmar, Malaysia, Kamboja,ASEAN, Dispute Settlement Mechanism AbstrakBatas Kerajaan Thailand dengan Myanmar, Laos,Kamboja dan Malaysia dibentuk melalui prosespemetaan di dalam kerangka Traktat Westfalia.Ketika Inggris dan Prancis mengundurkan dirisesudah Perang Dunia II, Thailand mempersoalkanperbatasannya dengan negara-negara tetangganya,sehingga perbatasan menjadi pokokpermasalahan. Sengketa dengan Myanmar diupayakanpenyelesainnya melalui “constructiveengagement”, dan dengan kebijakannya “changingbattlefields to market places”. Pendekatan ASEANdigunakan untuk menyelesaikan konflik denganKamboja. Pelibatan Dewan Keamanan PBB dijawabdengan meminta kedua belah pihak melibatkanASEAN. Kegagalan pendekatan ASEAN menyebabkanKamboja mengajukan kasus ini ke ICJ padaApril 2011. Pada 11 November 2013 MahkamahInternasional di Den Haag memutuskan bahwaCandi Preah Vihear dan wilayah sekitarnya adalahmilik Kamboja. Permasalahan dengan Malaysiabukanlah masalah perbatasan antara keduanegara melainkan keluhan politik, sehinggapemberontakan di perbatasan tidak akan berakhirsampai penguasa Thailand memahami keluhanorang-orang Muslim-Melayu di perbatasan.Mekanisme ASEAN untuk mengatasi sengketaantarnegara anggota terdiri dari langkah bilateral,trilateral, melalui pembentukan Dewan Tinggi danmelalui lembaga hukum PBB. Yang di-terapkandalam kasus sengketa perbatasan antara Thailanddan negara tetangganya ialah pendekatanbilateral dan trilateral serta melalui LembagaPeradilan PBB.Kata kunci: Thailand, Myanmar, Malaysia,Kamboja, ASEAN, Mekanisme PenyelesaianPerselisihan
PERAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOTIKA Gunawan Antiprawiro
Sociae Polites Vol. 15 No. 2 (2014): Juli - Desember
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v15i2.454

Abstract

AbstractThe purpose of this research is to understand thepeoples’ response toward rampaging of narcoticmisuse in Yogyakarta and the existence ofpeoples’ participation of Yogyakarta. Based ondescriptive analysis of data collection throughsome techniques of (a) documentation study, (b)in-depth interview, (c) observation and (d)focused group discussion (FGD) it is exploredthat peoples’ participation has functioned associal energy and has developed as a socialmovement. Values which is rooted from variousresources like religions, ethics and regulation arethe important determinant and binding thepeople’s behavior to achieve success in theimplementation of P4GN (Prevention andElimination of Illegal Circulation and Misuse ofNarcotics). This social movement also showsconsistency and responsibility of the Republic ofIndonesia as a state toward the ASEANagreement and nations in the world to fightagainst misuse and illegal circulation ofnarcotics. The agreement of ASEAN has providedgreat opportunity for the youth and student inthe ASEAN’s countries to exchange information,to do comparative study and workshop amongthe young generation for the implementation ofP4GN.Keywords: People’s role, Elimination, MisuseNarcotics AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuirespon masyarakat terhadap maraknyapenyalahgunaan narkotika di Yogyakarta, daneksistensi partisipasi masyarakat Yogyakarta.Dari analisis deskriptif terhadap data yangdihimpun dengan teknik : (a) studi dokumentasi,(b) wawancara mendalam, (c) observasi, dan (d)diskusi kelompok terarah (FGD) terungkap bahwapartisipasi masyarakat telah berfungsi sebagaienergi sosial dan berkembang sebagai suatugerakan sosial. Nilai dari berbagai agama, etika,serta Peraturan Perundangan merupakandeterminan penting dan mengikat perilakumasyarakat untuk mencapai keberhasilanpenyelengaraan P4GN. Gerakan sosial inimenunjukkan konsistensi danpertanggungjawaban Negara RepublikIndonesia atas kesepakatan ASEAN dan bangsabangsa dunia dalam memerangipenyalahgunaan dan peredaran gelapnarkotika. Kesepakatan Komunitas ASEANmemberikan peluang besar bagi pemuda danmahasiswa di negara negara ASEAN untuksaling tukar informasi, studi banding, danworkshop antar pemuda dan mahasiswa dalampenyelenggaraan P4GN.Kata Kunci: Peran Masyarakat,Penanggulangan, Penyalahgunaan Narkotika
PELANGGARAN HAK CIPTA DALAM BISNIS DAN INDUSTRI MUSIK: SUATU TINJAUAN KOMUNIKASI MASSA Imam Nuraryo
Sociae Polites Vol. 15 No. 2 (2014): Juli - Desember
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v15i2.455

Abstract

AbstractMusic is used as a medium to teach norms andrules that apply in the society. Music isconsidered as a communication medium, it hasrules, ethical and technical guidelines thatshould be considered by the composer.Unfortunately, copyright law which is stillprevailing in Indonesia gives less attention to thecompetition of the creative industries. Copyrightis one of the intellectual property rights that themost vulnerable to breaches and it is alsobecoming more susceptible in accordance withthe development of information technology.Many cases a number of Indonesian artists doplagiarism controversy. Actually the result ofmusic plagiarism sold well in the Indonesianmarket and many Indonesian musiciansadmitted that they deliberately made such musicbased on business reason. Mass communicationstudies contribute to identifying plagiarism inmusic area, and the advancement of technologyand information makes the public easier todetect plagiarism practice.Keywords: Music, Plagiarism, CopyrightInfringement, Mass Communication AbstrakMusik digunakan sebagai media untukmengajarkan norma-norma dan aturan-aturanyang berlaku di tengah masyarakat. Oleh karenamusik dianggap sebagai media komunikasi yangmemiliki kaidah, etika dan rambu-rambu teknistertentu yang harus diperhatikan dan dipatuhioleh composernya. Namun, undang-undang hakcipta yang berlaku di Indonesia dinilai masihkurang memperhatikan persaingan danpesatnya pertumbuhan industri kreatif dunia.Hak cipta merupakan salah satu obyek hakkekayaan intelektual yang paling rentanterhadap pelanggaran yang semakin canggihdilakukan sejalan kecanggihan perkembanganteknologi komputer. Banyak kasus yangmelanda sejumlah musisi di Indonesia karenakontroversi plagiarisme yang telah dilakukan.Musik-musik hasil plagiarisme itu malah lakukeras di pasaran dan banyak juga musisi yangmengaku sengaja membuat musik yang semiripmungkin karena motif bisnis. Kajian komunikasimassa bekontribusi mengidentifikasi plagiarismeyang terjadi di dunia musik, dan kemajuanteknologi dan informasi semakin memudahkankhalayak mendeteksinya.Kata kunci: Musik, Plagiarisme, PelanggaranHak Cipta, Komunikasi Massa

Page 1 of 14 | Total Record : 139