Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

STRATEGI COPING DALAM FILM “FREE GUY” UNTUK PENGEMBANGAN KARAKTER DIRI Nur Rohaeni Fuadi; Rufus Goang Swaradesy
Waskita: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter Vol 6, No 1 (2022): WASKITA: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter
Publisher : PUSAT MPK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.waskita.2022.006.01.9

Abstract

Strategi Coping dalam Film “Free Guy” untuk Pengembangan Karakter Diri. Perkembangan teknologi yang pesat mampu mempengaruhi aktivitas manusia. Teknologi mampu mendorong manusia untuk tetap beradaptasi pada segala kondisi, hal tersebut tercermin pada film berjudul Free Guy. Film Free Guy representasi dari realita yang terjadi saat ini, mengingat teknologi dijadikan budaya baru yang berdampak besar terhadap aktivitas dan pola pikir manusia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur kepustakaan dan analisis film. Sumber data primer dari film berjudul Free Guy. Analisis menggunakan deskriptif kualitatif meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan verifikasi. Penelitian ini menghasilkan cerminan penceritaan dalam film layaknya fenomena tekanan yang dihadapi manusia pada kehidupan nyata. Pengalaman dan tantangan yang dihadapi tokoh film Free Guy dapat dijadikan contoh bagaimana membangun karakter melalui strategi coping yang dilakukan.
KONSEP KEBERSIHAN MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DALAM PERSPEKTIF ECO-PHILOSOPHY Rufus Goang Swaradesy
Waskita: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : PUSAT MPK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.191 KB) | DOI: 10.21776/ub.waskita.2020.004.01.3

Abstract

Masyarakat Kampung Naga merupakan contoh masyarakat adat yang senantiasa menjalin hubungan harmonis antar manusia, alam, dan leluhur. Keharmonisan akan trilogi kehidupan (manusia, alam, dan leluhur) tercermin dalam konsep pembagian kawasan Kampung Naga menjadi tiga kawasan yakni kawasan suci, kawasan bersih, dan kawasan kotor. Tulisan ini merupakan tulisan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah anggota masyarakat Kampung Naga yang masih memegang teguh adat istiadat. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik sampling purposeful. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui Eco-philosophy terlihat ada hubungan yang mendasar pada manusia berkaitan dengan alam di Kampung Naga. Manusia merupakan pusat dari ketiga kawasan ini karena manusia sebagai penggerak sekaligus penjaga keharmonisan. Kebersihan dijadikan sarana relasi antar ketiga kawasan dan lebih dari itu, kebersihan menjadi pusat relasi manusia bahkan sebagai amanah yang senantiasa diturunkan ke generasi selanjutnya.
HOAX DAN LOGIKA BAHASA: FENOMENA NIAT BAIK DIMANFAATKAN UNTUK TIPU MUSLIHAT Rufus Goang Swaradesy
Waskita: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : PUSAT MPK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.806 KB) | DOI: 10.21776/ub.waskita.2018.002.01.4

Abstract

In this paper, the author tries to analyze the phenomenon of hoax associated with language logic. A hoax is a deceit that can influence the negative perceptions. Negatif perception will cause emergence of the negative impact of other. The hoax is a way of thinking problem and logic used to solve it. The results, good logic is a weapons to ward off hoax.
Pemaknaan Permainan Rakyat Pada Ritual Kematian Rambu Solo’ Di Kampung Adat Ke’Te’ Kesu’ Kabupaten Toraja Utara Provinsi Sulawesi Selatan Iip Sarip Hidayana; Rufus Goang Swaradesy
PANGGUNG Vol 31, No 2 (2021): Estetika Dalam Keberagaman Fungsi, Makna, dan Nilai Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (719.538 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i2.1574

Abstract

Masyarakat adat merupakan salah satu kelompok masyarakat yang masih kuat menjaga sistem nilai tradisional dalam berbagai aspek kehidupan. Hal tersebut menjadikan masyarakat adat memiliki kekhasan nilai –nilai budaya. Salah satu kekhasan tersebut dapat ditemukan di masyarakat adat Kete’Kesu’ Toraja Utara dalam keragaman permainan rakyat. Permainan rakyat lahir dari upacara ritual masyarakat adat sebagai upaya penanaman karakter bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menginventarisasi permainan rakyat yang ada di masyarakat adat Kete’ Kesu’ untuk selanjutnya dicari makna nilai yang terkandung dalam permainan rakyat tersebut. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung ke lapangan dan melakukan wawancara tokoh adat dan anggota masyarakat Kete’Kesu’. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan paradigma teori fungsionalisme Bronislaw Malinowski. Hasil dari penelitian ini ditemukan adanya sejumlah permainan rakyat di Kete’ Kesu’ yakni Kalungkung tedong, Mapasilaga tedong, Ma’Timba, Palok’, dan Pali’. Adapun makna dari permainan rakyat yang ada di masyarakat adat Ke’te’ Kesu’ tersebut dapat digunakan untuk penguatan nilai-nilai karakter di masyarakat.Kata Kunci: Masyarakat Adat, Permainan Rakyat Kete’Kesu’, Teori Fungsionalisme Malinoswki
Edukasi Tourism Branding Berbasis Kearifan Lokal di SMA N 1 Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat Rufus Goang Swaradesy; Winna Shafanissa; Martien Roos Nagara; Annisa Fitra
Indonesia Berdaya Vol 2, No 2: July 2021
Publisher : Utan Kayu Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/ib.2021106

Abstract

This research aims to help the community in the Pangandaran region solve problems to developing and promoting cultural tourism based on local wisdom as well as nature tourism. This place of community service is located at SMA N 1 Pangandaran as well as Batu Kalde site in Babakan village, Pangandaran District, Pangandaran Regency, West Java. The students involved are grade X and XI students. The problem in Pangandaran tourism is the focus on natural attractions in the form of beaches, whereas many cultural sites are found in Pangandaran such as batu kalde, Goa Jepang, Lingga Kencana, and others. This is compounded by most students do not yet know the existence of such cultural sites. The purpose of this community service is to help introduce cultural tourism in Pangandaran by providing some tourism branding solutions to facilitate tourism promotion. The cultural tourism promotion solution provided is to introduce several cultural sites, provide documenting materials in the form of photos and videos and provide editing training using gadgets owned to further create branding or tourism icons as a medium of promotion of cultural tourism in Pangandaran.  Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam kegiatan pengabdian keapda masyarakat supaya membantu masyarakat di wilayah Pangandaran memecahkan masalah berkaitan kepariwisataan supaya di samping mengembangkan dan mempromosikan wisata alam, dikembangkan juga wisata budaya berdasarkan kearifan lokal. Tempat kegiatan pengabdian masyarakat ini berada di SMA N 1 Pangandaran serta situs kepurbakalan Batu Kalde di desa Babakan, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Siswa yang dilibatkan adalah siswa kelas X dan XI. Permasalahan di pariwisata Pangandaran adalah terfokusnya pada objek wisata alam berupa pantai, padahal banyak situs budaya yang terdapat di Pangandaran seperti situs Batu kalde, Goa Jepang, Lingga Kencana, dan lain-lain. Hal ini diperparah dengan Sebagian besar siswa belum tau keberadaan situs budaya tersebut. Tujuan diadakan pengabdian masyarakat ini adalah membantu memperkenalkan wisata budaya di Pangandaran dengan memberikan beberapa solusi branding kepariwisataan untuk mempermudah dalam hal promosi wisata. Solusi promosi wisata budaya yang diberikan yaitu dengan mengenalkan beberapa wisata budaya, memberikan materi pendokumentasian baik berupa foto dan video serta memberikan pelatihan edit menggunakan gadget yang dimiliki untuk selanjutnya membuat branding atau ikon pariwisata sebagai media promosi pariwisata budaya di Pangandaran.
HUBUNGAN MANUSIA DAN TEKNOLOGI DALAM TINJAUAN FILSAFAT TEKNOLOGI DON IHDE (Studi Film Say Hello To Yellow Karya BW Purba Negara) Rufus Goang Swaradesy
LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam Vol 8, No 1 (2021): Konstruksi dan Rekonstruksi Potret Kehidupan dalam Beragam Karya Film dan Media
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/layar.v8i1.1920

Abstract

The short film titled Say hello to Yellow by B. W. Purba Negara is one of the films that raises the relationship of technology in human life. there is a connection between the human,world, and technology. The perceiving of human to the world is evident in the scenes in the movie Say hello to Yellow. This paper is a descriptive qualitative. The main data source is a short film titled Say hello to Yellow by B. W. Purba Negara. The analysis knife used is Don Ihde's technological philosophy theory about human relationship with technology. The results of this study showed that in the film Say Hello to Yellow there are characters (risma friends) who are able to maintain their existence as human beings and there are characters (Risma) whose existence as a human being is affected by the existence of technology.
SRIKANDI IN THE DOCUMENTARY FILM: NUSANTARA DOCUMENTARY ASSOCIATION’S REKAM PANDEMI Dara Bunga Rembulan; Rufus Goang Swaradesy
Capture : Jurnal Seni Media Rekam Vol 13, No 2 (2022)
Publisher : Jurusan Seni Media Rekam, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia (ISI) Sur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/capture.v13i2.4084

Abstract

Gender inequality persists in the documentary film genre. It is assumed that women in the documentary field face so many obstacles that it contributes to the shortage of female documentary filmmakers. This research aims to examine the potentials of female filmmakers in the TVRI's Pandemic Recording program. This study is qualitative descriptive research. The research subjects were female filmmakers who participated in the TVRI's Pandemic Recording program and selected a purposive sampling technique. The data collection techniques relied on structured interviews. The analysis was carried out through data reduction, data presentation, conclusion, and verification. The findings indicate that the selection of female filmmakers in TVRI's Pandemic Recording Omnibus program reflects the achievements and potentials of female filmmakers, including "multitasking," a more feminist perspective, feeling and instinct, and a connection to the subject at hand. 
Penguatan Pendidikan Karakter di “TAMSISKU”(Perspektif Filsafat Pendidikan Progresivisme) Annas Fitria Saadah; Rufus Goang Swaradesy; Danang Prasetyo
JURNAL EDUSCIENCE (JES) Vol 9, No 2 (2022): Jurnal Eduscience (JES)
Publisher : Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jes.v9i2.3022

Abstract

AbstractIt is very important to instill character education from an early age. Strengthening character education can be done in various ways. One of the media in the formation of a child's character is Tamsisku. Tamsisku which means Taman Sinau Kulon Progo Students is a place for tutoring for elementary and junior high school children in Kulon Progo Regency, Yogyakarta. This study aims to explain the concept built through Tamsisku in the formation of children's values and character with the perspective of the philosophy of progressivism education. The method used in this research is descriptive qualitative research. Data were obtained through interviews with teachers or mentors, parents, and students at Tamsisku. Analysis of the qualitative data was carried out using philosophical methods, including: induction and deduction, description and reflection. The results of this study indicate that from the tutoring program implemented in Tamsisku there are religious, disciplined, honest, creative, friendly, and environmental values that can be internalized to students as an effort to form character.Keywords: character education, philosophy of progressivism, self-paced learning AbstrakPendidikan karakter sangat penting ditanamkan sejak dini. Penguatan pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu media dalam pembentukan karakter seorang anak adalah Tamsisku. Tamsisku yang berarti Taman Sinau Siswa Kulon Progo ini merupakan tempat bimbingan belajar bagi anak-anak Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang berada di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konsep yang dibangun melalui Tamsisku dalam pembentukan nilai dan karakter anak dengan perspektif filsafat pendidikan progresivisme. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penelitian deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara dengan pengajar atau mentor, orangtua murid, dan murid di Tamsisku. Analisis terhadap data kualitatif tersebut dilakukan dengan menggunakan metode filosofis, antara lain: induksi dan deduksi, deskripsi dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari program bimbingan belajar yang diterapkan di Tamsisku terdapat nilai religius, disiplin, jujur, kreatif, bersahabat, dan peduli lingkungan yang dapat diinternalisasikan kepada peserta didik sebagai upaya untuk membentuk karakter.Kata kunci: pendidikan karakter, filsafat progresivisme, self paced learning
PERSEPSI MANUSIA TERHADAP TEKNOLOGI DALAM FILM BLACK MIRROR SERIES 3 BERJUDUL NOSEDIVE (KAJIAN MANUSIA SATU DIMENSI HERBERT MARCUSE) Meylfin Ridona; Rufus Goang Swaradesy
LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam Vol 9, No 2 (2022): NILAI, ISU, DAN KREATIVITAS DALAM KARYA AUDIOVISUAL
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/layar.v9i2.2417

Abstract

ABSTRACT Human who controls information and media, then they will be able to control the world because the development of information media technology can reduce the various dimensions that exist in human life and society. This research uses descriptive qualitative methods. The primary data source in this study is the Black Mirror series 3 film titled Nosedive. Data collection techniques are carried out by reviewing films and then analyzing the data obtained. This analysis knife uses the one-dimensional man Herbert Marcuse. The result of this research is that the power of media and consumption shown in the Black Mirror 3 film titled Nosedive, can shape and transform human reality into a popular reality based on ratings (stars) alone. Technology in the form of media provides a view that progress is always close to the anxiety caused. Marcuse reminded that it is important for humans to continue to place the ability of ratio and conscience to keep from being human beings who see from one dimension only. ABSTRAK Manusia yang menguasai informasi dan media, maka ia akan dapat mengendalikan dunia. Pernyataan ini bukan tanpa dasar, karena perkembangan teknologi media informasi dapat mereduksi berbagai dimensi yang ada dalam kehidupan manusia dan kemasyarakatannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah film Black Mirror series 3 berjudul Nosedive. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan review film dan selanjutnya dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh. Pisau analisisnya menggunakan manusia satu dimensi Herbert Marcuse. Hasil dari penelitian ini adalah kekuatan media dan konsumsi yang ditunjukkan dalam film Black Mirror 3 berjudul Nosedive, dapat membentuk dan mengubah realitas manusia menjadi realitas populer berdasarkan rating (bintang) semata. Teknologi dalam wujud media memberikan sebuah pandangan bahwa kemajuannya selalu berdekatan dengan kegelisahan yang ditimbulkan. Marcuse mengingatkan bahwa penting bagi manusia untuk terus menempatkan kemampuan rasio dan hati nurani untuk menjaga supaya tidak menjadi manusia yang melihat dari satu dimensi saja (one dimensional man).
Eksistensi Sineas Perempuan dalam Ekosistem Perfilman di Bandung Rembulan, Dara Bunga; Swaradesy, Rufus Goang
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 39 No 2 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v39i2.2289

Abstract

The art of filmmaking is a creative process that involves collaboration from various parties and aspects. This also inspired women filmmakers to create their own works. Many women filmmakers have successfully addressed important issues through their films. The number of women filmmakers in Bandung is still relatively low. Based on data obtained from film communities in Bandung, women filmmakers account for only about one-third of the total number. However, women filmmakers have achieved various notable accomplishments on both national and international levels. This research was conducted to understand the presence of women filmmakers in Bandung within the scope of the national film. Data were obtained in collaboration with Bandung Film Commission (BFC). The informants were women filmmakers who are originally from Bandung and have made contributions to the national film industry. This paper represents a qualitative descriptive study. The research subjects were women filmmakers in Bandung, and the selection of informants was done using purposive sampling techniques. The results of the research indicate that the presence of women filmmakers does not happen instantly. There are internal and external factors that support the development of skills in filmmaking. The level of filmmaking activity in the region is crucial, making the presence of film communities in Bandung highly supportive of the emergence of women filmmakers on the national stage. The existence of women filmmakers is marked by their works, attitudes, and professions. To sustain the existence of women filmmakers, harmony between the realms of education, the professional world, and film associations is essential.