Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Penentuan Produk Unggulan Perikanan dan Pengembangannya di Pulau Terdepan Indonesia (Kasus di Kabupaten Natuna) Triyono, Triyono; Ramadona, Tomi
Techno-Fish Vol 2, No 2 (2018): JURNAL TECHNO-FISH
Publisher : Universitas Dr. Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.363 KB) | DOI: 10.25139/tf.v2i2.1015

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan produk unggulan perikanan serta strategi pengembangannya di Kabupaten Natuna. Daerah ini merupakan pintu gerbang utara Negara Indonesia dengan lokasi yang strategis berada di jalur internasional dan kaya potensi sumberdaya perikanan. Metode yang digunakan yaitu studi kasus. Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis daya tarik dan daya saing serta analisis MDS. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2016. Melalui rangkaian proses analisis diperoleh hasil produk unggulan perikanan Kabupaten Natuna berdasarkan skoring yaitu kerupuk ikan (6,83), ikan salai (6,50) dan kernas (6,33). Berdasarkan hasil MDS diperoleh nilai indeks multidimensi 53,81 yang artinya berada dalam kategori cukup berkelanjutan. Namun, kondisi ini memerlukan perbaikan beberapa atribut sensitif melalui revitalisasi pengembangan ekonomi lokal. Produk unggulan perikanan di Kabupaten Natuna ditetapkan yaitu kerupuk ikan. Strategi pengembangannya yaitu melalui revitalisasi pengembangan ekonomi lokal dengan memperbaiki  faktor kunci: Promosi produk UKM, Fasilitas pemodalan,  Peningkatan Teknologi, Manajemen dan Kelembagaan Lokal serta Peluang kerjasama dalam industri sejenis maupun industri hulu-hilir.
MODEL PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH DAN KELEMBAGAAN USAHA PERIKANAN KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI Rengi, Pareng; Ramadona, Tomi
Techno-Fish Vol 2, No 2 (2018): JURNAL TECHNO-FISH
Publisher : Universitas Dr. Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.058 KB) | DOI: 10.25139/tf.v2i2.984

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi status keberlanjutan pengembangan ekonomi perikanan serta menentukan model pengembangan ekonomi wilayah dan kelembagaan usaha perikanan di Kabupaten Kepulauan Meranti. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode survei. Analisis data menggunakan analisis keberlanjutan Rafed (Rapid Assessment Techniques for Fisheries Economic Development) dan analisis prospektif. Status keberlanjutan pengembangan ekonomi perikanan di Kabupaten Kepulauan Meranti secara multidimensi termasuk kategori cukup berkelanjutan dengan skor (54,29). Dalam rangka penyusunan model pengembangan ekonomi wilayah dan kelembagaan usaha perikanan ditemukan 7 faktor kunci. Model pengembangan (P) pada ekonomi wilayah dan kelembagaan usaha perikanan merupakan interaksi antara Pengembangan komunitas (k), Kerjasama dalam industri sejenis maupun industri hulu-hilir (i), Kontribusi pengembangan ekonomi perikanan terhadap peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat lokal (e), Faktor kebijakan pemerintah (r), Ketersediaan SDM (s), Sarana dan prasarana perikanan (n), serta  Pendapatan masyarakat (y) yang dapat digambarkan dalam hubungan fungsi P = f (k, i, e, r, s, n, y).
STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF BAGI MASYARAKAT NELAYAN DESA SADAI PROVINSI BANGKA BELITUNG DEVELOPMENT STRATEGY OF ALTERNATIVE INCOME-GENERATING FOR FISHERMAN COMMUNITIES IN SADAI VILLAGE BANGKA BELITUNG PROVINCE Septya, Fanny; Ngesti, Sri Mumpuni; Ramadona, Tomi
Techno-Fish Vol 4, No 1 (2020): Techno-Fish
Publisher : Techno-Fish

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (886.447 KB) | DOI: 10.25139/tf.v4i1.2584

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi potensi sumberdaya dan Mata Pencaharian Alternatif (MPA) serta strategi pengembangannya dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat nelayan dengan tetap mempertimbangkan faktor keberlanjutan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan, observasi dan survey. Analisis data meliputi analisis deskriptif, analisis rating scale dan Analisis Hirarki Proses (AHP). Hasil penelitian menunjukkan mata pencaharian alternatif Prioritas 1 adalah usaha olahan berbahan ikan. Sedangkan Prioritas 2 adalah kerajinan hasil laut. Strategi pengembangan mata pencaharian alternatif dengan mempertimbangkan aspek kelakan teknis dan faktor keberlanjutan mencakup; (1) Fasilitasi sumber pembiayaan produktif, (2) Penguatan jaringan pemasaran, (3) program pendampingan yang berkesinambungan, (4) Intensifikasi program peningkatan kapasitas SDM. (5) Fasilitasi produksi ramah lingkungan
MODEL PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH DAN KELEMBAGAAN USAHA PERIKANAN KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI Rengi, Pareng; Ramadona, Tomi
Techno-Fish Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Dr Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/tf.v2i2.984

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi status keberlanjutan pengembangan ekonomi perikanan serta menentukan model pengembangan ekonomi wilayah dan kelembagaan usaha perikanan di Kabupaten Kepulauan Meranti. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode survei. Analisis data menggunakan analisis keberlanjutan Rafed (Rapid Assessment Techniques for Fisheries Economic Development) dan analisis prospektif. Status keberlanjutan pengembangan ekonomi perikanan di Kabupaten Kepulauan Meranti secara multidimensi termasuk kategori cukup berkelanjutan dengan skor (54,29). Dalam rangka penyusunan model pengembangan ekonomi wilayah dan kelembagaan usaha perikanan ditemukan 7 faktor kunci. Model pengembangan (P) pada ekonomi wilayah dan kelembagaan usaha perikanan merupakan interaksi antara Pengembangan komunitas (k), Kerjasama dalam industri sejenis maupun industri hulu-hilir (i), Kontribusi pengembangan ekonomi perikanan terhadap peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat lokal (e), Faktor kebijakan pemerintah (r), Ketersediaan SDM (s), Sarana dan prasarana perikanan (n), serta  Pendapatan masyarakat (y) yang dapat digambarkan dalam hubungan fungsi P = f (k, i, e, r, s, n, y).
Penentuan Produk Unggulan Perikanan dan Pengembangannya di Pulau Terdepan Indonesia (Kasus di Kabupaten Natuna) Triyono, Triyono; Ramadona, Tomi
Techno-Fish Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Dr Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/tf.v2i2.1015

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan produk unggulan perikanan serta strategi pengembangannya di Kabupaten Natuna. Daerah ini merupakan pintu gerbang utara Negara Indonesia dengan lokasi yang strategis berada di jalur internasional dan kaya potensi sumberdaya perikanan. Metode yang digunakan yaitu studi kasus. Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis daya tarik dan daya saing serta analisis MDS. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2016. Melalui rangkaian proses analisis diperoleh hasil produk unggulan perikanan Kabupaten Natuna berdasarkan skoring yaitu kerupuk ikan (6,83), ikan salai (6,50) dan kernas (6,33). Berdasarkan hasil MDS diperoleh nilai indeks multidimensi 53,81 yang artinya berada dalam kategori cukup berkelanjutan. Namun, kondisi ini memerlukan perbaikan beberapa atribut sensitif melalui revitalisasi pengembangan ekonomi lokal. Produk unggulan perikanan di Kabupaten Natuna ditetapkan yaitu kerupuk ikan. Strategi pengembangannya yaitu melalui revitalisasi pengembangan ekonomi lokal dengan memperbaiki  faktor kunci: Promosi produk UKM, Fasilitas pemodalan,  Peningkatan Teknologi, Manajemen dan Kelembagaan Lokal serta Peluang kerjasama dalam industri sejenis maupun industri hulu-hilir.
STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF BAGI MASYARAKAT NELAYAN DESA SADAI PROVINSI BANGKA BELITUNG Septya, Fanny; Ngesti, Sri Mumpuni; Ramadona, Tomi
Techno-Fish Vol 4 No 1 (2020): Techno-Fish
Publisher : Universitas Dr Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/tf.v4i1.2584

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi potensi sumberdaya dan Mata Pencaharian Alternatif (MPA) serta strategi pengembangannya dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat nelayan dengan tetap mempertimbangkan faktor keberlanjutan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan, observasi dan survey. Analisis data meliputi analisis deskriptif, analisis rating scale dan Analisis Hirarki Proses (AHP). Hasil penelitian menunjukkan mata pencaharian alternatif Prioritas 1 adalah usaha olahan berbahan ikan. Sedangkan Prioritas 2 adalah kerajinan hasil laut. Strategi pengembangan mata pencaharian alternatif dengan mempertimbangkan aspek kelakan teknis dan faktor keberlanjutan mencakup; (1) Fasilitasi sumber pembiayaan produktif, (2) Penguatan jaringan pemasaran, (3) program pendampingan yang berkesinambungan, (4) Intensifikasi program peningkatan kapasitas SDM. (5) Fasilitasi produksi ramah lingkungan
Management Strategy of Mangrove Ecosystem in Siak Regency, Riau Province, Indonesia Trisla Warningsih; Kusai Kusai; Lamun Bathara; Zulkarnain Zulkarnain; Tomi Ramadona; Deviasari Deviasari
ECSOFiM (Economic and Social of Fisheries and Marine Journal) Vol 9, No 1 (2021): ECSOFiM October 2021
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ecsofim.2021.009.01.05

Abstract

Coastal ecosystems on small islands have a large enough pressure to be inversely proportional to a large island due to various resource capabilities and limited supporting factors. Mangrove is one of the ecosystems on the coast of a small island that is susceptible to disturbance because it is close to human activities. This study aimed to determine the mangrove ecosystem management strategy on the coast of the Siak Regency. The research was conducted from July to August 2020 using survey and interview methods. Data analysis used the Analytical Hierarchy Process to determine the mangrove management strategy. The results showed that community involvement is a priority for managing sustainable mangrove ecosystems with the assistance of the Government and NGOs. Management priority factors, namely ecology, while still paying attention to economic, social, institutional, and technological concerns.
PEMETAAN FAKTOR KUNCI PENGEMBANGAN EKONOMI PERIKANAN: STUDI KOMPARATIF PADA TIGA KABUPATEN DI PROVINSI RIAU Tomi Ramadona; Pareng Rengi; Fanny Septya
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 14, No 2 (2019): DESEMBER 2019
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.339 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v14i2.7098

Abstract

Provinsi Riau memiliki potensi perikanan berupa perikanan tangkap dan budi daya yang tersebar pada seluruh kabupaten. Sehingga, diperlukan perencanaan dengan mempertimbangkan faktor kunci pengembangan ekonomi perikanan berbasis wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan faktor kunci Pengembangan Ekonomi Perikanan PEP pada tiga (3) kabupaten di Provinsi Riau yaitu Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Kampar. Penelitian ini menggunakan metode survei. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder yang diperoleh baik secara langsung di lapangan maupun studi literatur. Penentuan responden dilakukan secara purposive terhadap tokoh kunci setiap daerah. Analisis data yang digunakan yaitu analisis Multi Dimensional Scaling (MDS) dengan teknik Rafed dan analisis kebijakan dengan teknik prospektif dan gabungan. Hasil analisis menunjukkan karakteristik lokasi, potensi sumber daya dan kultur masyarakat menyebabkan faktor kunci pengembangan ekonomi perikanan pada masing-masing daerah secara umum relatif berbeda. Faktor kunci PEP Kabupaten Indragiri Hilir yaitu: (1) kebijakan pengembangan komunitas; (2) kerjasama dalam industri sejenis maupun industri hulu-hilir; (3) kontribusi pengembangan ekonomi perikanan terhadap peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat lokal; (4) faktor kebijakan pemerintah; (5) Ketersediaan sumber daya manusia (SDM), dan; (6) sarana dan prasarana perikanan. Faktor kunci PEP Kabupaten Bengkalis yaitu: (1) peluang kerjasama dalam industri sejenis maupun industri hulu-hilir; (2) kontribusi pengembangan ekonomi perikanan terhadap peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat lokal; (3) sinkronisasi lintas sektoral dan spasial dalam perencanaan PEP; (4) faktor kebijakan pemerintah, dan; (5) ketersediaan SDM. Faktor kunci PEP Kabupaten Kampar yaitu: (1) pusat layanan investasi; (2) jumlah lembaga keuangan lokal; (3) status asosiasi industri komoditi/ forum bisnis; (4) ketersediaan SDM, dan; (5) sarana dan prasarana perikanan. Dalam rangka optimalisasi kontribusi sektor perikanan maka diperlukan kebijakan penguatan seluruh faktor kunci PEP pada masing-masing daerah melalui implementasi program pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.Tilte: Mapping of Key Factors for Fisheries Economic Development:   A Comparative Study in Three District in Riau Province Riau Province has potential capture fisheries and aquaculture spread throughout the district. So it is necessary to plan the development of regional fisheries economic. This research aims to map the key factors of Fisheries Economic Development (FED) in 3 district of Riau Province, they are Indragiri Hilir, Bengkalis and Kampar. This research used a survey method. It collected primary and secondary data through interviews and literature studies. The respondents were purposive sampling of key persons in each region. Data were analyzed using Multi Dimensional Scaling (MDS) analysis by Rafed technique, while prospective and combine techniques were used to policy analysis. The analysis resulting in the differentiation of the key factors to the economic fisheries which are specific to location, potential resources, and social culture. The key factors of FED in Indragiri Hilir District are: (1) community development policies; (2) cooperation among similar industries and upstream-downstream industries; (3) contribution of fisheries economic development to the improvement of life quality and welfare of the local communities; (4) government policy; 5) Availability of HR, and; (6) fisheries facilities and infrastructure. The key factor of FED in Bengkalis District are: (1) cooperation opportunity among similar industries and upstream-downstream industries; (2) contribution of fisheries economic development to the improvement of life quality and welfare of the local communities; (3) cross-sectoral and spatial synchronization in FED planning; (4) government policy, and; (5)availability of HR. The key factor of FED in Kampar District is: (1) investment service center;(2) number of local financial institutions; (3) status of the commodity industry association / business forum; (4) availability of HR, and; (5) fisheries facilities and infrastructures. It is necessary to reinforce all the key factors of FED in each districts by implementing relevant local government programs in order to optimize the contribution of fisheries sector.
Pengolahan Sirup Buah Pedada (Sonneratia caseolaris) dan Keripik Daun Jeruju (Acanthus ilicifolius) di Desa Teluk Pambang Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Trisla Warningsih; Kusai Kusai; Andarini Diharmi; Tomi Ramadona; Chicka Willy Yanti; Deviasari Deviasari
Unri Conference Series: Community Engagement Vol 3 (2021): Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/unricsce.3.92-97

Abstract

Community service activities are making processed products as various food products based on the potential of local plants by utilizing the fruit and leaves of mangroves (Sonneratia caseolaris) and (Acanthus ilicifolius) in Teluk Pambang Village. This activity has the aim of developing the business of processing pedada fruit syrup and jeruju leaf chips using mangrove raw materials from local potential with the objectives of: a) technological innovation of processing mangrove leaves and fruit as product raw materials; b) utilization of processed mangroves for food products that have economic value; c) manufacture of processed mangrove products as an altervative to increase people’s income; d) products packaging; and e) increasing the capacity of business management and marketing of processed products from mangroves. The method used is counseling and practice of processing pedada fruit syrup and jeruju leaf chips. The target community in this activity is the mother of the KPM BELUKAP group in Teluk Pambang Village. The results of the activity show that the community strongly agrees with this activity, being involved in practicing the processing of pedada fruit syrup and jeruju leaf chips as an alternative to increase income. Economic analysis of processed pedada fruit syrup is IDR252,000.00,- and jeruju leaf chips are IDR622,400.00,-. After is this service activity shows that there is a culinary business opportunity that is made from mangroves and can be used by the Teluk Pambang Village community to develop mangroves which were originally only for the tourism sector, as well as to cultivate and preserve mangroves.