p-Index From 2019 - 2024
0.562
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal TAMBORA
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

LAWAS SAMAWA DALAM PROSESI PERKAWINAN TRADISIONAL ETNIK SAMAWA Haryanti, Eka
Jurnal TAMBORA Vol 1 No 3 (2016): EDISI 2
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (938.764 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) memberikan wawasan dalam bidang ilmu budaya, dan bahasa khususnya budaya Sumbawa, (2) upaya pelestarian budaya dalam tahapan perkawinan Samawa dan mengungkap budaya yang terkandung di dalamnya agar dapat menjadi pedoman tingkah laku masyarakat, khususnya masyarakat Sumbawa sehingga sesuai dengan ajaran kearifan dari leluhur dan sesuai dengan tingkah laku yang didasarkan pada adat-istiadat, Al-Quran serta Hadist. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian etnografi. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) bentuk leksikon dalam lawas Samawa mencerminkan dinamika komunikasi dan sosial masyarakatnya, (2) teknik penyajian syair-syair lawas Samawa dimanfaatkan sebagai strategi kesantunan, di karenakan bahasa Sumbawa tidak memiliki tingkatan bahasa, (3) pandangan hidup masyarakat Samawa masih berpegang teguh pada sistem adat istiadat dan kepercayaan yang telah lama dijalani sejak zaman kesultanan Sumbawa.
KARAKTERISTIK KOSA KATA PANTUN KELAS V SEKOLAH DASAR DAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN GONCANG KALENG Haryanti, Eka
Jurnal TAMBORA Vol 3 No 1 (2019): EDISI 6
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.013 KB)

Abstract

Pengajaran apresiasi sastra sudah harus dimulai sejak SD. Misalnya, dengan membaca puisi atau pantun, sehingga siswa dapat belajar dan berlatih dalam hal menulis sendiri pantun atau puisi dengan berbagai tema. Puisi atau pantun itu diparafrasekan dalam jalinan cerita lisan yang sederhana ditopang oleh pendramatisasian sedemikian rupa. Puisi atau pantun juga diciptakan dengan kata-kata yang kuat, kaya, serta imajinatif (Sarumpaet, 2010: 26). Oleh karena itu kualitas pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia perlu ditingkatkan secara terus menerus. Dalam proses pembelajaran diharapkan memenuhi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang terdapat pada Kurikulum 2013. Salah satu komponen dalam kegiatan pembelajaran, adalah guru memiliki posisi yang menentukan keberhasilan dalam pembelajaran, karena guru berperan sebagai pendorong, motivator agar motif-motif yang positif dibangkitkan atau ditingkatkan dalam diri siswa.  Ada dua jenis motivasi, yaitu (1) motivasi dari dalam diri anak (intrinsik), dan (2) motivasi dari luar diri anak (ekstrinsik) (Semiawan dkk, 1992:10).Untuk menumbuhkan kecintaan,ketertarikan, dan manfaat dari pantun serta budaya melalui model Goncang Kaleng. Pembelajaran yang mengacu kepada teori kooperatif lebih menfokuskan pada kesuksesan dan kerjasama siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka dengan bermakna. Dengan kata lain, siswa belajar dengan menyenangkan dan mengalami sendiri apa yang dipelajari. Model Goncang Kaleng  tersebut merupakan penggabungan dari Golongkan, Cari, Angkut, Kantongi dan Lengkapi, yang merupakan adaptasi dari pembelajaran kooperatif suatu model pembelajaran yang menggunakan sistem pengelompokan, semangat gotong royong dan penataan ruang kelas. Goncang Kaleng merupakan sebuah nama dalam permainan anak rakyat Riau
PENGGUNAAN BAHASA DALAM PERSPEKTIF TINDAK TUTUR DAN IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN LITERASI Haryanti, Eka
Jurnal TAMBORA Vol 3 No 1 (2019): EDISI 6
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.825 KB)

Abstract

Penggunaan bahasa merupakan realita komunikasi yang berlangsung dalam interaksi sosial, karena pada prinsipnya, percakapan tersebut menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam interaksi sosial. Oleh sebab itu, bahasa tidak lepas dari pengaruh sosial budaya. Bahasa menjadi bagian penting yang dipakai dalam berkomunikasi dan mengembangkan kebudayaan dari satu generasi dan kegenerasi berikutnya.Bahasa dikaji pula dalam berbagai perspektif, seperti telaah linguistik fungsional yang mengkaji penggunaan bahasa sebagai sarana komunikasi, telaah sosiolinguistik yang mengkaji bahasa dalam masyarakat sebagai kelompok sosial dengan berbagai variabel sosialnya, telaah psikolinguistik yang mengkaji penggunaan bahasa dan proses perkembangan bahasa, telaah linguistik terapan yang dimanfaatkan untuk kepentingan terjemahan dan pengajaran bahasa, kemudian berbagai telaah tekstual dan kewacanaan. Tindak tutur atau dalam bahasa Inggris disebut speech act merupakan aktivitas mengujarkan atau menuturkan tuturan dengan maksud tertentu. Austin dan Searle dalam Schiffrin (1994:63) mengatakan bahwa tindak tutur digunakan untuk melakukan tindakan sehingga bahasa dihubungkan dengan makna dan tindakan. Rasionalitas munculnya istilah tindak tutur adalah penutur tidak semata-mata mengatakan sesuatu dengan mengucapkan ekspresi saja. Dalam pengucapan ekspresi itu penutur juga melakukan tindakan sesuatu.Literasi memerlukan setidaknya sebuah kepekaan yang tak terucap tentang hubungan-hubungan antara konvensi-konvensi tekstual dan konteks penggunaanya serta idealnya kemampuan untuk berefleksi secara kritis tentang hubungan-hubungan itu. Karena peka dengan maksud dan tujuan, literasi itu bersifat dinamis, tidak statis, dan dapat bervariasi di antara komunitas dan kultur wacana.
COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN SASTRA (MENGENAL TEKS PUISI) Haryanti, Eka
Jurnal TAMBORA Vol 3 No 1 (2019): EDISI 6
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.525 KB)

Abstract

Cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif, dan tidak peduli dengan orang lain. Model cooperative learning akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yang memiliki ciri, yaitu (a) memudahkan siswa belajar se-suatu yang bermanfaat dan (b) pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai. Dalam cooperative learning, terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan, di antaranya: (a) Jigsaw, (b) Think-Pair-Share, (c) STAD (Stu­dent Team Achievement Division), (d) Group Investigation, (e) Two Stay Two Stray, (f) Make a Match, (g) Listening Team, (h) Bamboo Dancing, (i) Inside-Out­side Circle, dan (j) The Power of Two. Think-pair-share yang merupakan variasi model pembelajaran cooperative learning dapat digunakan untuk membantu peserta didik dalam memproduksi karya sastra, khusunya puisi, secara lebih baik. Unsur utama pada model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share adalah tiga tahap utama yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran, yaitu tahap think (berpikir secara individual), pair (berpasangan dengan teman), dan share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas).