Wuryandari, Nurni Wahyu
Chinese Studies Program, Faculty Of Humanities, Universitas Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGHADIRAN SUARA PEREMPUAN DALAM ALIH WAHANA NOVEL KE FILM SABTU BERSAMA BAPAK (2016) Leona Dwi Untari; Nurni Wahyu Wuryandari
Kelasa Vol 17, No 1 (2022): Kelasa
Publisher : Kantor Bahasa Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/kelasa.v17i1.308

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian alih wahana dengan korpus novel Sabtu Bersama Bapak karya Adhitya Mulya tahun 2014 dan film Sabtu Bersama Bapak karya Monty Tiwa tahun 2016. Penelitian ini menggunakan konsep heteroglossia Bakhtin dan konsep gender Butler untuk mengungkap bagaimana suara perempuan dimunculkan melalui narasi yang terdapat pada novel dan film Sabtu Bersama Bapak. Penelitian ini menemukan bahwa penghadiran suara perempuan dalam karya sastra baik novel maupun film dapat dipengaruhi oleh adanya sudut pandang, fokalisator dan media yang dipergunakan untuk menarasikan cerita. Suara perempuan dalam novel tidak dikemukakan dengan jelas karena terbatas oleh narrator orang ketiga serba tahu, sedangkan dalam film, para tokoh menjadi narator untuk dirinya sendiri, termasuk kedua tokoh perempuan tersebut. Pemunculan suara-suara perempuan dalam film Sabtu Bersama Bapak (2016) dapat dimaknai sebagai upaya menggaungkan kesetaraan gender.
Kearifan Lokal dan Potensi Romantisasi dalam Film Godzilla vs Kong (2021) Leona Dwi Untari; Nurni Wahyu Wuryandari
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 17, No 2: Mei 2022
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nusa.17.2.68-82

Abstract

This literary research employs analytical descriptive method to use the film Godzilla vs Kong as a corpus The film, which was released in 2021 and directed by Adam Wingard, narrates a war between two non-human entities that is masterminded by the humans behind a technology company called Apex Cybernetics. To cope with the disasters caused by Apex Cybernetics, local wisdom is narrated as the main weapon and a solution to environmental problems. This study employs an eco-critical approach, using Wildcat’s theory of local wisdom to analyze how the film uses local wisdom as an effort to prevent environmental damage and the potential of romanticization of local wisdom within the film.  This study groups the characters into two camps, namely the empirical group and the experiential group to produce the finding that local wisdom represented by the experiential can be used to prevent natural damage. The conclusion of this study is that romanticization describes local wisdom as the only way to save the environment, even though it requires a combination of empirical knowledge (based on structured research) and based on life experience (experiential) to overcome environmental problems to overcome environmental problems, as well as a tool to prevent natural damage. Penelitian ini adalah penelitian sastra dengan metode deskriptif analitis menggunakan korpus film Godzilla vs Kong yang terbit pada tahun 2021 dan disutradarai oleh Adam Wingard. Film tersebut menarasikan peperangan antara dua entitas non-manusia yang dirancang oleh manusia-manusia di balik perusahaan teknologi bernama Apex Cybernetics. Untuk menanggulangi bencana yang terjadi akibat ulah Apex Cybernetics, kearifan lokal dinarasikan sebagai senjata utama dan menjadi sebuah solusi permasalahan lingkungan. Untuk menganalisis kearifan lokal yang terdapat pada film tersebut sebagai upaya pencegahan kerusakan lingkungan dan potensi romantisasi kearifan lokal, penelitian ini menggunakan pendekatan ekokritik dengan konsep dan teori kearifan lokal dari Wildcat. Penelitian ini mengelompokkan tokoh ke dalam dua buah kubu, yakni kelompok empirikal dan kelompok eksperiensial hingga menghasilkan temuan bahwa kearifan lokal yang diwakili oleh kaum eksperiensial dapat dipergunakan untuk mencegah kerusakan alam. Simpulan penelitian ini adalah romantisasi menggambarkan kearifan lokal sebagai satu-satunya cara untuk menyelamatkan lingkungan, padahal diperlukan kombinasi pengetahuan secara empiris (berdasarkan penelitian terstruktur) dan berdasar pada pengalaman hidup (eksperiensial) untuk menanggulangi permasalahan lingkungan yang juga dapat dipergunakan sebagai alat pencegah kerusakan alam. 
THE VIEW OF FAMILY MEMORY IN THE MOVIE COMING HOME (2014) Aulia Meidiska; Nurni Wahyu Wuryandari
Pujangga: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 9, No 1 (2023): Volume 9 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47313/pujangga.v9i1.2474

Abstract

This paper explores the view of family memory in the movie Coming Home (2014) to underline the importance of family memory in maintaining the family wholeness. This paper is a qualitative study with sociological approach focusing on the concept of family memory by Halbwachs. The results of this paper demonstrate that the presence of family memories determines one’s perception and action toward other family members and helps family members to encounter challenges that occur within the family or in the society. Meanwhile, the absence of family memory makes someone care less to other family members and get easily influenced by external factors outside the family. Family memory is concurrently possible to maintain cultural tradition within a family and even a nation, thus family memory between family members goes beyond family affair, not only strengthen and unite a family but also a nation.