Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KERASIONALAN PENGGUNAAN ASIKLOVIR PADA SALAH SATU POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN DI SUMATERA SELATAN Suardi, Muslim; Erjon, .; Khodijah, .
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 3, No 4 (2007)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aim of this study was to observe the rationality of acyclovir use and to provide information in order to improve quality of medical services at a hospital in Sumatera Selatan. A descriptive survey studies was conducted on 77 patients Herpes simplex Virus (HSV), and Varicella zoster Virus (VZV) infections at Ambulatory Clinic of Dermato-Venereology. Data were collected from status cards in medical record installation using systematic sampling method. Data were analyzed quantitatively and qualitatively as well. Results showed that the score of rationalities in drug therapy regarding the appropriateness of indication, drug, and patients, were 100, 89.6, and 100% respectively. While rationalities regarding the appropriateness of: dose, route, time, duration, frequency, and interval of administrations were 49.4, 88.3, 0, 0, 72.7, and 72.7% respectively. As a conclusion, the usage of acyclovir at Ambulatory Clinic of Dermato-Venereology at a hospital in Sumatera Selatan Province hospital were irrational. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerasionalan penggunaan ACV dan diharapkan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di salah satu Rumah Sakit di Provinsi Sumatera Selatan. Satu rancangan penelitian survei deskriptif dilakukan terhadap 77 pasien infeksi Virus Herpes simpleks (VHS), dan Virus Varisela zoster (VVZ) yang berobat di Poliklinik Kulit dan Kelamin. Data diperoleh dari kartu status pasien pada instalasi rekam medik selama tahun 2005. Selanjutnya data ditabulasikan dalam tabel, dianalisis secara kuantitatif maupun kualitiatif dan dipaparkan dalam bentuk grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kerasionalan yang mencakup tepat indikasi, tepat obat, dan tepat penderita, masing-masing adalah, 100; 89,6; dan 100%. Sedangkan penilaian kerasionalan yang mencakup tepat dosis, tepat rute, tepat saat, tepat lama, tepat frekuensi, dan tepat interval pemberian masing-masing adalah: 49,4 ; 88,3; 0; 0; 72,7; dan 72,7%. Sebagai kesimpulan, penggunaan ACV pada Poliklinik Kulit dan Kelamin salah satu Rumah Sakit di Provinsi Sumatera Selatan adalah tidak rasional.
Imunostimulan Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) pada Mencit Putih Jantan Galur Swiss Webster dengan Metode Carbon Clearance Erjon; Elfira Sari; Vika Natasia Rahajeng
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STIFI Bhakti Pertiwi Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah diteliti efek imunostimulan ekstrak etanol daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek imunostimulan dari ekstrak etanol daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) pada mencit putih jantan galur Swiss Webster. Metode pengujian yang digunakan adalah metode bersihan karbon. Hewan uji yang digunakan sebanyak 25 ekor dibagi secara acak menjadi 5 kelompok. Kelompok perlakuan diberi ekstrak etanol daun belimbing wuluh dengan dosis 186 mg/kgbb, 371 mg/kgbb, 742 mg/kgbb, kelompok pembanding diberi ekstrak meniran (Stimuno) dengan dosis 6,5 mg/kgbb, kelompok kontrol diberi tween 80 1% dengan dosis 10 ml/kgbb. Sediaan uji diberikan secara oral satu kali sehari selama 6 hari, pada hari ke-7 diinjeksi dengan suspensi karbon 16% b/v melalui vena ekor dengan dosis 10 ml/kgbb, darah diambil pada menit ke 5 dan 15 melalui retro vena orbital menggunakan pipa kapiler, kemudian sampel darah dilisis dengan 6,4 ml natrium karbonat 1% dan serapan diukur dengan UV-Vis pada panjang gelombang 675 nm. Parameter pengamatan adalah konstanta fagositosis dan waktu paruh. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pemberian dosis ekstrak etanol daun belimbing wuluh dari dosis 186 mg/kgbb, dosis 371 mg/kgbb, dan 742 mg/kgbb memberikan peningkatan konstanta fogosistosis dan menurunkan waktu paruh wuluh eliminasi karbon di dalam plasma. Berdasarkan hasil analisis statistik ekstrak etanol daun belimbing wuluh dengan dosis 742 mg/kgbb diikuti dosis 371 mg/kgbb dan 186 mg/kgbb memiliki sifat sebagai imunostimulan dan efek imunostimulan yang tertinggi diberikan oleh dosis 742 mg/kgbb.
Efek Sedatif Ekstrak Etanol Umbi Wortel (Daucus carota L.) pada Mencit Putih Jantan Galur Swiss-Webster Erjon; Putri Widya Ningsih; Yopi Rikmasari
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi Vol 2 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STIFI Bhakti Pertiwi Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.093 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek sedatif dari ekstrak etanol umbi wortel (Daucus carota L). Ekstrak etanol umbi wortel diperoleh dengan menggunakan metode maserasi. Hewan uji yang digunakan sebanyak 25 ekor dibagi secara acak menjadi 5 kelompok. Kelompok perlakuan diberi ekstrak etanol umbi wortel dosis masing-masing 140 mg/kgbb, 280 mg/kgbb, 560 mg/kgbb, kelompok kontrol diberi tween 80 1% dengan dosis 10 ml/kgbb dan kelompok pembanding diberi diazepam dengan dosis 5 mg/kgbb. Pemberian selama 7 hari dengan dosis tunggal. Efek sedatif diuji pada hari ke-1, ke-4 dan ke-7. Parameter pengamatan meliputi jumlah jengukan pada hole-board dan waktu jatuh pada alat traction test. Hasil pengujian menunjukan jumlah jengukan paling sedikit ditunjukan oleh pembanding, dan diikuti oleh dosis 560 mg/kgbb, 280 mg/kgbb, 140 mg/kgbb dan kontrol. Waktu jatuh terpendek di mulai dari pembanding dan diikuti oleh dosis 560 mg/kgbb, 280 mg/kgbb, 140 mg/kgbb dan kontrol. Data dianalisa menggunakan Two Way ANOVA, uji Duncan dan Pearson Correlation. Hasil uji Two Way ANOVA dan uji Duncan menunjukkan bahwa ekstrak etanol umbi wortel memiliki efek sedatif dan efek sedatif tertinggi terdapat pada dosis 560 mg/kgbb. Hasil uji Pearson Correlation menunjukkan bahwa peningkatan dosis ekstrak etanol umbi wortel memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap peningkatan efek sedatif dan peningkatan lama pemberian ekstrak etanol umbi wortel memiliki hubungan yang lemah terhadap peningkatan efek sedatif.
Efek Analgetik Kombinasi Infusa Daun Sirih (Piper betle L.) dan Infusa Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) terhadap Mencit Putih Jantan Galur Swiss Webster Sari Meisyayati; Jelin Wulandari; Erjon
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STIFI Bhakti Pertiwi Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.861 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian uji efek analgetik kombinasi daun sirih (Piper betle L.) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L.) terhadap mencit putih jantan yang diinduksi dengan asam asetat 1% v/v secara intraperitoneal. Mencit putih jantan galur Swiss Webster umur 2-3 bulan dengan berat 20-30 g dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan. kelompok I sebagai kontrol negatif diberi ssediaan aquadest, kelompok II sebagai kontrol positif diberi sediaan suspensi aspirin, kelompok III diberi sediaan infusa daun kemangi 20%b/v, kelompok IV diberi sediaan daun sirih 40%b/v, kelompok V diberi sediaan kombinasi infusa daun kemangi 10%b/v dan infusa daun sirih 20%b/v, kelompok VI diberi sediaan kombinasi infusa daun kemangi 5%b/v dan infusa daun sirih 10%b/v yang diberikan secara peroral. Pengamatan dilakukan setiap 5 menit selama 1 jam setelah diinduksi dengan asam asetat 1% v/v secara intraperitoneal. Data geliat kumulatif rata-rata dihitung % proteksi. Kemudian data jumlah respon geliat kumulatif yang diperoleh dianalisis dengan uji ANOVA. Hasil penelitian menunjukan bahwa sediaan infusa memiliki efek analgetik terhadap mencit putih jantan, dan adanya efek yang aditif dari kombinasi infusa daun kemangi 10%b/v dan infusa daun sirih 20%b/v.
Uji Aktivitas Antioksidan dan Penetapan Total Fenol Ekstrak Biji Kopi Robusta (Coffea robusta L. ) Hasil Maserasi dan Sokletasi dengan Pereaksi DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) Hilma; Nur Rohmah Agustini; Erjon
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STIFI Bhakti Pertiwi Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.575 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan, nilai efesiensi antiradikal dan total fenol dari ekstrak etanol biji kopi robusta (Coffea robusta L.) yang diekstraksi dengan metode maserasi dan sokletasi. Ekstrak dihitung persen rendemen, dilakukan pengujian aktivivtas antioksidan menggunakan DPPH (1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil), kemudian dilakukan perhitungan nilai efisiensi antiradikal, dan dilanjutkan pengujian kadar total fenol dengan menggunakan metode Follin-Ciocalteu. Hasil ekstraksi memperoleh rendemen ekstrak kental dari metode maserasi adalah 4,88 % b/b dan sokletasi 2,16 % b/b. Nilai IC50 untuk ekstrak hasil maserasi adalah 140,9 ppm dengan kategori antioksidan sedang diikuti nilai AE 7,097232079 x 10-3, sedangkan nilai IC50 untuk ekstrak hasil sokletasi adalah 117,5 ppm dengan kategori antioksidan sedang. Total fenol pada ekstrak hasil maserasi adalah 77,92 mgGAE/gr sampel dan pada ekstrak hasil sokletasi adalah 95,32 mgGAE/gr sampel. Dapat disimpulkan bahwa nilai IC50 dan total fenol yang tertinggi diperoleh dari metode ekstraksi sokletasi.
Perbandingan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.), Bawang Putih Tunggal (Allium sativum var. Solo Garlic) dan Black Garlic dengan Metode DPPH Romsiah; Pina Esa Putri; Erjon
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STIFI Bhakti Pertiwi Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.058 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian perbandingan aktivitas antioksidan pada empat sampel yang berbeda. Sampel pada penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis sampel yaitu sampel segar yang terdiri dari bawang putih dan bawang putih tunggal, serta sampel fermentasi yang terdiri dari black garlic dan solo black garlic. Sampel fermentasi dibuat dengan menggunakan electric rice cooker menggunakan suhu pemanas (warm) 70-800C selama 7 hari. Semua sampel dibuat dalam bentuk ekstrak dengan melalui proses maserasi, kemudian maserat di destilasi vacum dan di rotary evaporator. Metode pengujian aktivitas antioksidan keempat sampel menggunakan metode DPPH dan diukur kadarnya menggunakan alat Spektrofotometri UV-Vis. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan aktivitas antioksidan pada keempat sampel dengan metode DPPH. Hasil penelitian didapatkan bahwa keempat sampel mempunyai aktivitas antioksidan dengan kadar antioksidan ekstrak bawang putih 149,49 ppm, ekstrak bawang putih tunggal 92,42 ppm, ekstrak black garlic 46,61 ppm, dan ekstrak solo black garlic 37,42 ppm. Hasil uji dapat disimpulkan bahwa semua sampel menunjukkan adanya aktivitas antioksidan dan terdapat perbedaan aktivitas antioksidan diantara keempat sampel. Aktivitas antioksidan tertinggi dimiliki oleh ekstrak solo black garlic dan yang terendah dimiliki oleh ekstrak bawang putih.
Pengaruh pemberian ekstrak nanas (Ananas comocus (L.) Merr) terhadap penurunan kadar asam urat pada tikus jantan hiperurisemia Ade Arinia Rasyad; Nurbaya Erjon
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 15 No. 2 (2019): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol15.iss2.art2

Abstract

IntisariLatar belakang: Buah nanas secara empiris digunakan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit asam urat, untuk membuktikan secara ilmiah maka dilakukan penelitian  dengan tujuan untuk mengetahui efek antihiperurisemia ekstrak buah nanas (Ananas comocus (L) Merr) terhadap tikus putih jantan yang diinduksi kalium oksonat dan jus hati ayam.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap. Hewan dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (tween 80 1%), kelompok positif (allopurinol 27 mg/kgBB), kelompok III, IV, V diberi ekstrak buah nanas dengan dosis 125, 250 dan 500 mg/kgBB. Pengukuran kadar asam urat dilakukan pada hari ke-0, 7, 14, dan 21.Hasil: Hasil perlakuan setelah diberikan ekstrak buah nanas selama 21 hari, rata-rata persentase penurunan kadar asam urat pada dosis berturut-turut yaitu 125, 250, dan 500 mg/kgBB  sebesar 18,61%, 27,49%, 34,27% serta pada kontrol positif sebesar 38,16%.Kesimpulan: Tiga dosis pemberian ekstrak tersebut dapat menurunkan kadar asam urat pada tikus hiperurisemia. Dosis ekstrak buah nanas yang optimal dapat menurunkan kadar asam urat adalah dosis 500 mg/kgBB karena sebanding dengan allopurinol dengan nilai signifikansi 0,497.Kata Kunci : Ananas comocus L, antihiperurisemia, kalium oksonat.Analysis of Prednison Content in Uratic Acid Jamu Which is Circulating in Mataram CityAnalysis of Prednison Content in Uratic Acid Jamu Which is Circulating in Mataram CityAbstract Background: Pineapples are empirically used by the society to treat gout, and to scientifically prove it, the research was conducted to examine the anti-hyperuricemic effects of the extract of pineapples (Ananas comics (L) Merr) in white rats induced by potassium oxonate and chicken liver juice.Method: This research was an experimental study with a complete randomized design. Animals were divided into 5 groups: negative control group (1% tween 80), positive group (27 mg/kgBW allopurinol), and group III, IV, V given pineapple extract at doses of 125, 250, and 500 mg/kgBW, respectively. Uric acid levels were measured on days 0, 7, 14, and 21.Results: After the treatment using pineapple extract given for 21 days, the mean percentages of decrease in uric acid levels at doses of 125, 250, and 500 mg/kgBW were 18.61%, 27.49%, and 34.27%, respectively, and the positive control had an average of 38.16%.Conclusion: The findings indicated that the three doses could reduce the uric acid levels in hyperuricemic rats. The optimal dose of pineapple extract that could decrease the uric acid levels was the dose of 500 mg/kgBW because it was equal to allopurinol with a significance value of 0.497. Keywords: Ananas comocus L, antihiperuricemia, potassium oxonate.  
The Effect Javanese Chili Extract (Piper Retrofractum Vahl) Administration On The Increase Of Albino Male Mice Libido Erjon Erjon; Yenni Sriwahyuni; Nilda Lely; Ema Ratna Sari
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 2 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jf.v10i2.2176

Abstract

Libido is a sexual desire that is an important part of adult human life. The main active compound of Javanese chili is piperine. Javanese chili is reported to cause increased libido. The study aimed to evaluate the effect of administration Javanese chili extract (Piper retrofractum Vahl) to increase libido in albino male mice. The doses of Javanese chili extract used is 50 mg/kgbw; 100 mg/kgbw; and 200 mg/kg bw given as a single dose for 9 days. The parameters observed were kissing, mounting latency, and mounting frequency of albino male mice. The results showed that the administration of Javanese chili extract at doses of 50 mg/kgbw, 100 mg/kgbw, and 200 mg/kgbw showed faster kissing and mounting latency and higher mounting frequency and significantly different (p0,05) compared to the control group. Increasing the dose of Javanese chili fruit extract gave a very strong correlation to the reduction in kissing and mounting latency (r = -0,951 and r = -0,933), and increased mounting frequency (r = 0,892). From the research results, it can be concluded that the administration of Javanese chili fruit extract can increase the libido of albino male mice and the increase in the dose of Javanese chili extract gives a very strong correlation to the increase in the libido of albino male mice.
STANDARISASI DAN EFEK ANTIKONVULSI EKSTRAK ETANOL DAUN UBI JALAR PADA MENCIT PUTIH JANTAN Erjon Nazir
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol. 5 No. 2 (2016): jpfi
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Jl. Kamboja Simpang Baru-Panam, Pekanbaru, Riau 28293 Telp. (0761) 588006, Fax. (0761) 588007 e-mail: editor-jpfi@stifar-riau.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.638 KB)

Abstract

ABSTRACT Sweet potato (Ipomoea batatas (L.) lam) leaf has been reported contain flavonoids that can modulate GABAa. It a role in providing anticonvulsant effects. The standarization of extract and anticonvulsant effect of ethanol extract of sweet potato (Ipomoea batatas (L.) lam) leaves with striknin induced seizures in mice at dose levels 200, 400, 800 mg / kgbw an diazepam as comparison has been conducted. The test involved spesific and non spesific parameters according to standarisation method from legitimate literature. Result showed that on extract had a thick form, green-blackish, spesific smell, bitter taste, content of compounds solube in water 57,24%, solube in ethanol 40,11%, water content of 5,11%, ash content 7,84%, ash content solube in acid 5,48%, ash content unsolube in acid 0,72%, and thin layer chromatography profile of extract showed flavonoids, fenols, steroids, and alkaloids. Parameters of observation of anticonvulsion effect used were onset of seizure, recovery time, and death time. Result showed a diference significant, extract of sweet potato (Ipomoea batatas (L.) lam) significantly delayed the onset time of convulsions (314,8±16,27 seconds) and death time (323,8±8,10 seconds) in doses 200 mg/kgbw. The highest anticonvulsant effect was showe by doses 800 mg / kgbw, with onset time of convulsions (555.6 ± 11.63 seconds) and recovery time (83.4 ± 4.66 seconds). Result showed that increasing doses extract of sweet potato (Ipomoea batatas (L.) lam) leaves has a positive correlation to prolong onset time, accelerate the recovery time, and delay the death time. So that it can be concluded that increasing the dose can magnify the effects of anticonvulsant
Efek Imunostimulan Ekstrak Etanol Daun Seledri terhadap Mencit Putih Jantan Erjon Nazir
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol. 9 No. 1 (2020): JPFI
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Jl. Kamboja Simpang Baru-Panam, Pekanbaru, Riau 28293 Telp. (0761) 588006, Fax. (0761) 588007 e-mail: editor-jpfi@stifar-riau.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51887/jpfi.v9i1.788

Abstract

The main active compound of celery is apigenin which is thought to have an immunostimulatory effect. This research aimed to evaluate the immunostimulatory effects of the ethanol extract of the celery leaf (Apium graveolens L.) using carbon clearance methods. The animal models used were albino mice male which were divided into 5 groups. Group I as negative control (tween 80%), group II, III, IV were given ethanol extract of celery leaves at a dose of 125 mg kgbw, 250 mg/kgbw, 500 mg/kgbw, and group V as the positive control (Stimuno Forte®). The dosage is given orally in a single dose for 6 days. The results showed the administration of test preparations with a dose of 125 mg/kgbw, 250 mg/kgbw, 500 mg/kgbw showed the phagocytosis constant value, half-life and leukocyte values ​​were significantly different from negative control (p <0.01). Phagocytosis indices from test preparations with a dose of 125 mg kgbw, 250 mg/kgbw, 500 mg/kgbw also show values ​​greater than 1. It was concluded that the ethanol extract of celery leaves at a dose of 125 mg kgbw, 250 mg/kgbw, 500 mg/kgbw is as immunostimulants.