This Author published in this journals
All Journal Metalurgi
firdiyono, F
Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERILAKU PELARUTAN LOGAM NIKEL DAN BESI DARI BIJIH NIKEL KADAR RENDAH SULAWESI TENGGARA Solihin, Solihin; firdiyono, F
Metalurgi Vol 29, No 2 (2014): Metalurgi Vol.29 No.2 Agustus 2014
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.418 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v29i2.285

Abstract

PERILAKU PELARUTAN LOGAM NIKEL DAN BESI DARI BIJIH NIKEL KADAR RENDAHSULAWESI TENGGARA. Indonesia memiliki cadangan bijih nikel laterit kadar rendah yang besar tetapibelum ada proses pengolahan yang khusus hanya menggunakan bahan baku bijih nikel kadar ini. Kebutuhanlogam nikel yang diperkirakan akan meningkat di masa depan mendorong dilakukannya usaha penelitianpengolahan bijih nikel kadar rendah ini. Salah satu cara pengolahan yang dapat dilakukan adalah pengolahanpada jalur proses hidrometalurgi. Tahap yang penting pada jalur proses ini adalah pelarutan bijih. Dalam tahapanleaching, besi dan nikel diekstrak dari bijihnya melalui pelarutan di dalam media asam. Variabel yang dikajidalam penelitian ini adalah karakteristik bijih, konsentrasi asam dan temperatur proses. Umpan bijih yang lebihkompleks akan menurunkan persen ekstraksi karena memerlukan konsumsi asam yang lebih tinggi. Kenaikankonsentrasi asam meningkatkan persen ekstraksi melalui peningkatan arah reaksi menuju reaksi pelarutan,sementara kenaikan temperatur meningkatkan persen ekstraksi melalui peningkatan koefisien reaksi kimia dandifusi. Pada konsentrasi asam sulfat 30 % dan temperatur proses 90 oC persen ekstraksi besi dan nikel masingmasingadalah sekitar 100 dan 82 %.
PELARUTAN TERAK TIMAH BANGKA MENGGUNAKAN LARUTAN NaOH [Dissolution Of Tin Slag Bangka Using NaOH Solution] Suharyanto, Ariyo; Sulistiyono, Eko; Firdiyono, F
Metalurgi Vol 29, No 3 (2014): Metalurgi Vol.29 NO.3 Desember 2014
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.91 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v29i3.291

Abstract

PELARUTAN TERAK TIMAH BANGKA MENGGUNAKAN LARUTAN NaOH. Terak timah hasil dariproses peleburan konsentrat bijih timah logam timah merupakan produk yang memiliki potensi untukdikembangkan, terutama unsur logam tanah jarang (LTJ). Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui kelarutan mineral sekunder terak timah dalam larutan NaOH. Terak timah diambil dari dua tanuryaitu terak timah I dan terak timah II yang diperoleh dari proses peleburan timah tahap I dan peleburan timahtahap II yang ada di Pulau Bangka. Pada penelitian ini bahan baku yang digunakan adalah terak timah I dan IIyang telah mengalami pemanasan pada temperatur 700°C dan 900°C, dan kemudian dilarutkan denganmenggunakan larutan NaOH. Padatan (residu) yang diperoleh dari percobaan pelarutan dengan NaOH kemudiandianalisa dengan XRD (x-ray diffraction) dan XRF (x-ray fluorescence). Hasil pelarutan menunjukkankandungan terak timah yang terlarut sekitar 10% berat diperoleh dari Terak II, sedangkan dari Terak I terlarutsekitar 5% berat. Hasil XRF mengidentifikasikan bahwa unsur dalam terak timah yang larut dalam larutanNaOH adalah unsur yang bersifat amfoter seperti timah, silika, alumina, titania dan zirkonia. AbstractTin slag from tin ore concentrate smelting process is a product that has the potential to be developed, especially rare earth elements (REE). Therefore, the purpose of this study is to determine the solubility of tin slag secondary minerals in NaOH solution. Tin slag taken from two tin slag furnaces such as tin slag I and II that were obtained from lead smelting process of phase I and  II in Bangka Island.In this study, the raw material used was tin slag I and II, which has been roasted at a temperature of 700°C and 900°C, and then dissolved in NaOH solution. The solids (residue) obtained from dissolution experiments with NaOH were analyzed by XRD (X-ray diffraction) and XRF (x-ray fluorescence). Dissolution results showed that the solubility of tin slag was about 10% and 5 % for tin slag II and I, respectively. XRF results indicated that elements in the tin slag dissolved in NaOH solution were amphoteric elements such as tin, silica, alumina, titania and zirconia. 
PENGARUH MEDIA SUSPENSI TERHADAP PROSES ULTRASONIC MILLING PADA PARTIKEL HYDROMAGNESITE[The Influence of Suspension Media on Ultrasonic Milling Process in Particle Hydromagnesite] Sulistiyono, Eko; Manaf, Azwar; Firdiyono, F
Metalurgi Vol 27, No 2 (2012): Metalurgi Vol. 27 No. 2 Agustus 2012
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.203 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v27i2.148

Abstract

 PENGARUH MEDIA SUSPENSI TERHADAP PROSES ULTRASONIC MILLING PADA PARTIKELHYDROMAGNESITE. Telah dilakukan kegiatan penelitian pembuatan hydromagnesite dengan ukuran butirannanometer dari mineral dolomit, dengan menggunakan media aquabidest, ethanol absolute dan ethylene glycol.Pada penelitian ini bahan baku hydromagnesite diperoleh dari proses ekstraksi dari mineral dolomit melaluiproses kalsinasi parsial, hydrasi dan karbonisasi. Percobaan pertama mencari pengaruh ultrasonik millingterhadap kenaikan temparatur media suspensi dengan tiga media pada konsentrasi 2 % dengan waktu proses 40menit. Hasil percobaan pertama menunjukkan bahwa proses ultrasonic milling yang paling baik adalah denganmedia ethylene glycol . Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kenaikan temperatur dan hasil analisis SEM.Hasil akhir percobaan dapat diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan media ethylene glycol mampumenghasilkan partikel ukuran nano dalam bentuk suspensi. Hasil pengukuran dengan Delsa Nano diperoleh hasilterbaik ukuran butiran (23- 95) nm dengan menggunakan pelarut ethylene glycol dan waktu ultrasonic millingadalah 16 menit.AbstractTHE INFLUENCE OF SUSPENSION MEDIA ON ULTRASONIC MILLING PROCESS IN PARTICLEHYDROMAGNESITE . Research activities have been done to make nano size particles of hydromagnesite fromdolomite mineral with ultrasonic milling equipment in the aquabident media or ethanol abosulte media orethylene glycol media. In the research work the raw material of hydromagnesite was obtained from theextraction process of dolomite mineral with partial calcination, hydrationand carbonization processes. The firststep of the process was runin 40 minute. The first experimental result showed that the best contotion ofultrasonic millingprocesswas in the ethylene glycol media. It can be evidenced from the increasing oftemperature and result of SEM anaslysis. The final result can be concluded that in the ethylene glycol media canproduced nano particle size of hydromagnesite e e e in the suspension. Particle size analysis using Delsa Nanoshown that the process wich will held in ethylene glycol media with 16 minute for run time will produce that bestsize (23 – 95) nm.
OPTIMASI PROSES REDUKSI BIJIH NIKEL LATERIT JENIS LIMONIT SEBAGAI BAHAN BAKU NPI (NICKEL PIG IRON) Prasetyo, Agus Budi; firdiyono, F; Febriana, Eni
Metalurgi Vol 29, No 1 (2014): Metalurgi Vol.29 No.1 April 2014
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.751 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v29i1.266

Abstract

OPTIMASI PROSES REDUKSI BIJIH NIKEL LATERIT JENIS LIMONIT SEBAGAI BAHAN BAKUNPI (NICKEL PIG IRON). Telah dilakukan percobaan reduksi bijih nikel laterit jenis limonit sebagai bahanbaku pembuatan NPI (nickel pig iron) yang berasal dari Sangaji, Halmahera. Percobaan ini dimaksudkan untukmeningkatkan kadar Ni dan Fe. Tahapan percobaan yaitu penggerusan bijih nikel limonit sampai menjadi ukuran–80 mesh, analisa sampel untuk mengetahui kadar Ni dan Fe di dalam bijih, pembuatan pelet, proses reduksi danpemisahan dengan magnetik separator. Dari analisis awal bijih nikel laterit jenis limonit diperoleh kadar NiOsebesar 1,42 % dan Fe2O3 sebesar 69,55 %. Sebagian bijih kemudian dibuat pelet dengan menambahkanbatubara sebagai reduktor dan bentonit sebagai binder. Proses reduksi dilakukan menggunakan muffle furnace.Variabel yang digunakan yaitu perbedaan temperatur 900 °C - 1100 °C, waktu reduksi selama 1 sampai 4 jamserta perbedaan % reduktor batubara sebesar 5 %, 7,5 %, 10 %, 12,5 % dan 15 %. Hasil Reduksi kemudian dikonsentrasi menggunakan magnetik separator. Hasil konsentrasi berupa konsentrat dan tailing kemudiandianalisis dengan AAS (atomic absorption spectroscopy) untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kadar Nidan Fe setelah dilakukan reduksi. Hasil analisis AAS dari konsentrat menunjukkan bahwa semakin tinggitemperatur reduksi akan semakin tinggi kadar Ni dan Fe. Dari hasil percobaan di atas diperoleh data optimumyaitu pada suhu 1100 °C dengan reduktor 7,5 % dan waktu reduksi selama 3 jam.
PROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSI TERAK TIMAH [Dissolution Process Of Sulphate Acid And Hidrochloride Acid In Reduction Tin Slag] Sulistiyono, Eko; firdiyono, F; Suharyanto, Ariyo
Metalurgi Vol 29, No 3 (2014): Metalurgi Vol.29 NO.3 Desember 2014
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.228 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v29i3.292

Abstract

PROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSITERAK TIMAH. Pada penelitian ini dilakukan uji pelarutan asam kuat terhadap terak timah yang telahdireduksi dengan menggunakan karbon pada temperatur 700°C selama dua jam. Variabel percobaan yangdigunakan adalah jenis terak, konsentrasi asam dan jenis asam. Bahan percobaan yang digunakan pada penelitianini adalah terak I yang berasal dari proses peleburan timah tahap pertama dalam tanur I dan terak II berasal dariproses peleburan timah dari terak tanur I yang dilebur dalam tanur II. Pada terak I unsur yang terbanyak adalahtimah dan besi dan terak II unsur yang paling banyak adalah kalsium dan titanium. Proses pelarutan dengan asamkhlorida maupun asam sulfat belum mampu mengambil unsur logam tanah jarang pada terak timah, baik terak Idan terak II. Oleh karena itu untuk mengambil logam tanah jarang dari terak timah diusulkan menggunakanpelarut asam yang lain seperti asam nitrat. abstractIn this research work a strong acid leaching test has been done for tin slag which has been reduced with the use of carbon at temperature of 700°C for two hours. Experimental variables are the type of slag, acid concentration and type of acid. Material experiments which are used in this study are the slag of the first stage of tin smelting process (slag I) and slag II derived from re smelting process of slag I in the second stage furnace. The most elements content in slag I are tin and iron otherwise the most element content in slag II are calcium and titanium. Hydrochloric and sulfuric acid leaching process can’t extract a rare earth metal element from both ofslag I and slag II. Therefore, to extract rare earth metals from tin slag proposed using the other acid such as nitric acid.    
PELINDIAN REDUKTIF BIJIH MANGAN NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN MOLASES DALAM SUASANA ASAM[Reductive Leaching of Manganese Ore from East Nusa Tenggara With Molasses in Sulfuric Acid Solution] Sumardi, Slamet; Mubarok, Mohammad Zaki; Saleh, Nuryadi; Firdiyono, F
Metalurgi Vol 27, No 3 (2012): Metalurgi Vol.27 No.3 Desember 2012
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.517 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v27i3.239

Abstract

PELINDIAN REDUKTIF BIJIH MANGAN NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN MENGGUNAKANMOLASES DALAM SUASANA ASAM . Mangan merupakan logam keempat yang sering digunakan dalamkehidupan sehari-hari selain besi,aluminium dan tembaga. Penggunaan lain dari mangan adalah sebagai bahankimia, desinfektan dan oksidator. Dalam penelitian ini telah dilakukan pengambilan logam mangan dari bijihmangan daerah Kupang Nusa tenggara Timur dengan metode pelindian reduktif dalam suasana asam sulfat.Agen pereduksi yang digunakan berupa limbah pabrik gula tebu yang dinamakan molases. Tujuan penelitian iniadalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asam sulfat, suhu pelindian dan persen solid terhadap persenekstraksi mangan dan persen ekstraksi keterlarutan besi. Penelitian diawali dengan preparasi bijih mangan yaitudengan cara mereduksi ukuran hingga mesh 140 dan dilakukan analisa komposisi kandungan logam sampelbijih dengan menggunakan XRF (x-ray fluorescence). Sejumlah sampel bijih mangan dimasukkan ke dalamreaktor pelindian yang telah berisi asam sulfat dan molases. Variasi percobaan yang digunakan dalam penelitianini adalah konsentrasi reagen pelindi yaitu asam sulfat, suhu pelindian dan persen solid yang digunakan.Pelindian yang bersifat reduktif ini dilakukan selama 6 jam dengan kecepatan pengadukan dibuat tetap yaitu 200rpm. Persen ekstraksi mangan tertinggi untuk percobaan pelindian reduktif bijih mangan dengan molases sebagaiagen pereduksi dalam suasana asam sulfat sebesar 95,33%. Hasil ini dicapai pada konsentrasi asam sulfat 6%,suhu pelindian 70 °C, persen solid 10%, molases yang digunakan 100g/L, kecepatan pengadukan 200 rpm danwaktu pelindian 6 jam. AbstractManganese is the fourth most used metal in daily lives besides iron, aluminium and copper. Other usage ofmanganese is for chemical raw material disinfectant and chemical oxidizing. This experiment was done inKupang, East Nusa Tenggara to extract manganese from manganese ores by reductive leaching in sulfuricacid conditions. Molasses as waste from sugarcane factory is used as redactor. The purpose of thisexperiment is to measure the impact of sulfuric acid concentration, leaching temperature and solid percentageon percentage of manganese extraction and percentage of iron solubility extraction. This experiment ispreparing manganese ores by reducing into 140 mesh and analyze ores compositions using XRF. Someamounts of manganese ores are inserting into leaching reactor which contains sulfuric acid and molasses.Variables in this experiment are leaching concentration (sulfuric acid), leaching temperature and solidpercentage. This leaching is reductive in 6 hours with constant speed 200 rpm. Leaching solution is filteredto separate filtrate with from obtained residue. Filtrate is analyzed using AAS to measure manganese andiron content. Meanwhile residue is dried and weighed. We conclude that manganese extraction onmanganese ores from Kupang, NTT can be carried by reductive leaching using molasses as reductive agenton sulfuric acid media. The highest manganese extraction for this experiment is 95, 33 % which can beachieved by using 6% sulfuric acid, 70 oC temperature, 10 % solid, 100 g/L molasses,200 rpm mixing speedand 6 hours of leaching .
Pengaruh Waktu Deposisi dan Temperatur Substrat Terhadap Pembuatan Kaca Konduktif FTO (Fluorine doped Tin Oxide) [The Influence of Deposition Time and Substrate Temperature in Manufacturing Process of FTO (Fluorine doped Tin Oxide) Conductive Glass] Arini, Tri; Lalasari, Latifa Hanum; Yuwono, Akhmad Herman; Firdiyono, F; Andriyah, Lia; Subhan, Achmad
Metalurgi Vol 32, No 1 (2017): Metalurgi Vol. 32 No. 1 April 2017
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.782 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v32i1.160

Abstract

Manufacturing FTO (fluorine-doped tin oxide) is expected to replace ITO (indium tin oxide) because the process is simple and relatively low cost. Tin chloride precursor with fluorine doping is prepared via sol-gel method with a coating process with spray pyrolisis technique can be considered as a new breakthrough in DSSC device structures. This experiment uses the raw material tin (II) chloride hydrate (SnCl2.2H2O) as precursors and ammonium fluoride (NH4F) as a doping ratio of 6% wt with variation in temperatures of 250, 300, 350, 400 °C and time resistivities of 5, 20, 30 and 40 minutes. The results showed that the longer deposition time decreasing value of conductive glass resistivity. This condition would reduce the value of transmittance. High transmittance and low resistivity obtained on the variation of deposition time 5 minutes with a substrate temperature of 300 °C with a resistivity value of 3.16 x 10-4 Ω.cm and transmittance value of 86.74%AbstrakPembuatan FTO (flourine-doped tin oxide) ini diharapkan dapat menggantikan fungsi ITO (indium tin oxide) karena proses pembuatan yang sederhana dan biaya yang relatif rendah. Prekursor timah klorida dengan doping flourine yang dipreparasi melalui metode sol-gel dengan proses pelapisan dengan teknik spray pyrolisis dapat dipertimbangkan sebagai suatu terobosan baru di dalam struktur device sel surya tersensitasi zat pewarna. Percobaan ini menggunakan bahan baku timah (II) klorida hidrat (SnCl2.2H2O) sebagai prekursor dan amonium florida (NH4F) sebagai doping dengan rasio 6 %berat dengan variasi temperatur 250, 300, 350, 400 °C dan dengan variasi waktu 5, 20, 30, dan 40 menit. Hasil percobaan menunjukkan bahwa semakin lama waktu deposisi maka akan semakin kecil nilai resistivitas kaca konduktif. Namun semakin lama waktu deposisi akan mengurangi nilai transmitansi. Pada percobaan ini menghasilkan transmitansi tinggi dan resistivitas rendah diperoleh pada variasi waktu deposisi 5 menit dengan temperatur substrat 300 °C dengan nilai resitivitas 3,16 x 10-4 Ω.cm dan nilai transmitansi 86,74%.