Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Error Analysis Elementary School Students in Mathematical Problem Solving Problems are Categorized Difficult UASBN Sennen, Eliterius; Ndiung, Sabina; Supardi, Kanisius
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol 8 No 2 (2016): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study attemps to describe and analyze the types of errors made byelementary school students in Manggarai Regency in solving mathematical problems in the difficultcategory, source of errors, and the affecting factors. The results of the study reveal that the types ofthestudents’ errors in solving mathematical problems categorized in UASBN were categorized into factualerrors, misconceptions, false belief, and poor skills. The source of the errors were dealt with misunderstandingof the question items, disconnection of concept, wrong mathematical models, inaccurate proceduresof completing the items, and unexact final results. Some factors contributing to these errors werelack of understanding, misconception, difficulty of finding the relationship of concepts, poor mastery ofproblem solving procedures, and inaccuracy or carelessness.Keywords: mathematics, students’ errors, difficult questions
Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achivement division) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SD. Supardi, Kanisius
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol 9 No 1 (2017): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang efektivitas penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar IPA siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitianeksperimen, dengan desain quasi eksperimental dan bentuk desainnya adalah nonequivalent control.Instrument yang digunakan adalah tes. Data awal diperoleh dengan cara mencatat nilai rapor mata pelajaran IPA siswa kelas Vsemester dua tahun pelajaran 2014/2015 yang digunakan untuk menguji homogenitas kelompok dan pembentukan kelompok pada kelas eksprimen. Data hasil penelitian ini ini diperoleh dari selisih pretes dan postes kelas eksperimen dan kelas kontrol yang selanjutnyadianalisis dengan menggunakan uji t-independen, sehingga diperoleh thitung = 4,20> ttabel = 1,67 sehingga hasil belajarIPA dari kedua kelas berbeda secara signifikan. Hasil penelitian ini menunjukan ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelas eksperimen yang diajar dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kelas kontrolyang tidak menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD.Hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas eksperimen lebih efektif dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Literasi Sains Peserta Didik Dalam Pembelajaran IPA di Indonesia Narut, Yosef Firman; Supardi, Kanisius
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Literasi Sains Peserta Didik dalam Pembelajaran IPA di Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji dan memberikan gambaran mengenai hakikat literasi sains; analisis literasi sains peserta didik Indonesia berdasarkan survei PISA; serta upaya dan gagasan untuk pengembangan literasi sains di Indonesia melalui pendekatan saintifik. Penulisan artikel ini berdasarkan telaah kepustakaan dari berbagai sumber hasil penelitian yang relevan. Hasil yang diperoleh dari survei PISA sejak tahun 2000 sampai tahun 2015 menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat literasi sains yang rendah. Padahal, salah satu tujuan utama pendidikan IPA adalah menciptakan generasi muda yang memiliki kecakapan literasi sains yang memadai. Literasi sains dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya; serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains. Peringkat PISA Indonesia mencerminkan sistem pendidikan Indonesia yang belum mampu memfasilitasi pemberdayaan literasi sains peserta didik. Implementasi  Kurikulum 2013 diharapkan dapat memberi ruang yang lebih besar bagi pemberdayaan literasi sains peserta didik. Kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifik, sangat menonjolkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, serta menekankan pada proses berinquiri melalui tahapan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah suatu titik tolak atau cara pandang yang dilakukan oleh guru dalam rangka meniru ilmuwan, karena pendekatan ini meniru langkah-langkah metode ilmiah yang digunakan oleh ilmuwan dalam menemukan ilmu pengetahuan. Pendekatan ini dapat melatih peserta didik untuk menjadi ilmuwan dalam menemukan konsep yang dipelajari. Metode pembelajaran tradisional menjadikan peserta didik menjadi pendengar yang pasif, sedangkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik akan mendorongpeserta didik aktif dalam pembelajaran.
Media Visual dan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Supardi, Kanisius
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Media Visual dan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Penggunaan  media dalam pembelajaran merupakan salah satu tuntutan mendesak bagi guru. Karena itu, guru dituntut untuk senantiasa akrab dengan media dalam pembelajaran.  Kendati demikian, guru sering beranggapan bahwa menggunakan media dalam proses pembelajaran adalah sesuatu yang merepotkan dan menyita banyak waktu dan cenderung membuat siswa tidak konsentrasi dalam belajar karena perhatianya akan tertuju pada media saja. Selain itu, media sering dianggap sebagai hiburan sedangkan belajar adalah sesuatu hal yang serius. Jika dipahami dengan baik, sesungguhnya bahwa belajar kalau dilakukan dengan cara menyenangkan akan membuat materi yang sulit dapat dipelajari dengan mudah. Tulisan ini ingin mengafirmasi urgensitas dan pentingnya penggunaan media, khususnya media visual dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
Integrasi Pendekatan STEM (Science, Technology, Enggeenering and Mathematic) Untuk Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar Elisabeth Irma Novianti Davidi; Eliterius Sennen; Kanisius Supardi
Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 11 No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/j.js.2021.v11.i1.p11-22

Abstract

Improving the quality of education in Indonesia can be developed through the implementation of education reform. One form of educational reform can be done by using a learning approach that can assist teachers in producing experts using the STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) approach. The initial findings revealed only about 47.8% of elementary school students in Wae Ri'i sub-district (grade V) who still had not achieved satisfactory scientific and mathematical scores according to the minimum passing grade. This study aims to see the effectiveness of the STEM approach in improving the critical thinking skills of elementary school students in Wae Ri'i District. The research method used is an experimental design with Non Equivalent Control Group Design. The research subjects were elementary school students in five (5) elementary schools in Wae Ri'i District. The results shows the sig (2-tailed) value of Equal variances is assumed to be 0.000 <0, 05. Therefore, Ho is rejected and Ha is accepted, which means that there is a significant difference in critical thinking skills after students used the STEM-PBL approach, compared to innovative K13 approach. The average scores of the control class critical thinking skills for the pre-test and post-test were 38 and 79.5. The fixed coefficient is 0.676 and is significant at 0.000. This means that the correlation is positive. Therefore, learning with STEM approach is proven to be effective in improving the critical thinking skills of elementary school students in Wae Ri'i sub-district.
LITERASI SAINS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA DI INDONESIA Yosef Firman Narut; Kanisius Supardi
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol. 3 No. 1 (2019): JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar)
Publisher : PGSD UNIKA SANTU PAULUS RUTENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Literasi Sains Peserta Didik dalam Pembelajaran IPA di Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji dan memberikan gambaran mengenai hakikat literasi sains; analisis literasi sains peserta didik Indonesia berdasarkan survei PISA; serta upaya dan gagasan untuk pengembangan literasi sains di Indonesia melalui pendekatan saintifik. Penulisan artikel ini berdasarkan telaah kepustakaan dari berbagai sumber hasil penelitian yang relevan. Hasil yang diperoleh dari survei PISA sejak tahun 2000 sampai tahun 2018 menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat literasi sains yang rendah. Padahal, salah satu tujuan utama pendidikan IPA adalah menciptakan generasi muda yang memiliki kecakapan literasi sains yang memadai. Literasi sains dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya; serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains. Peringkat PISA Indonesia mencerminkan sistem pendidikan Indonesia yang belum mampu memfasilitasi pemberdayaan literasi sains peserta didik. Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat memberi ruang yang lebih besar bagi pemberdayaan literasi sains peserta didik. Kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifik, sangat menonjolkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, serta menekankan pada proses berinquiri melalui tahapan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah suatu titik tolak atau cara pandang yang dilakukan oleh guru dalam rangka meniru ilmuwan, karena pendekatan ini meniru langkah-langkah metode ilmiah yang digunakan oleh ilmuwan dalam menemukan ilmu pengetahuan. Pendekatan ini dapat melatih peserta didik untuk menjadi ilmuwan dalam menemukan konsep yang dipelajari. Metode pembelajaran tradisional menjadikan peserta didik menjadi pendengar yang pasif, sedangkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik akan mendorongpeserta didik aktif dalam pembelajaran. Kata Kunci: Literasi Sains, IPA, Survei PISA, Pendekatan Saintifik
MEDIA VISUAL DAN PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Kanisius Supardi
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol. 1 No. 2 (2017): JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar)
Publisher : PGSD UNIKA SANTU PAULUS RUTENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Media Visual dan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan salah satu tuntutan mendesak bagi guru. Karena itu, guru dituntut untuk senantiasa akrab dengan media dalam pembelajaran. Kendati demikian, guru sering beranggapan bahwa menggunakan media dalam proses pembelajaran adalah sesuatu yang merepotkan dan menyita banyak waktu dan cenderung membuat siswa tidak konsentrasi dalam belajar karena perhatianya akan tertuju pada media saja. Selain itu, media sering dianggap sebagai hiburan sedangkan belajar adalah sesuatu hal yang serius. Jika dipahami dengan baik, sesungguhnya bahwa belajar kalau dilakukan dengan cara menyenangkan akan membuat materi yang sulit dapat dipelajari dengan mudah. Tulisan ini ingin mengafirmasi urgensitas dan pentingnya penggunaan media, khususnya media visual dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA SD Kanisius Supardi
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.813 KB) | DOI: 10.36928/jpkm.v9i1.120

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang efektivitas penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar IPA siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan desain quasi eksperimental dan bentuk desainnya adalah nonequivalent control.Instrument yang digunakan adalah tes. Data awal diperoleh dengan cara mencatat nilai rapor mata pelajaran IPA siswa kelas V semester dua tahun pelajaran 2014/2015 yang digunakan untuk menguji homogenitas kelompok dan pembentukan kelompok pada kelas eksprimen. Data hasil penelitian ini ini diperoleh dari selisih pretes dan postes kelas eksperimen dan kelas kontrol yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji t-independen, sehingga diperoleh thitung = 4,20> ttabel = 1,67 sehingga hasil belajar IPA dari kedua kelas berbeda secara signifikan. Hasil penelitian ini menunjukan ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelas eksperimen yang diajar dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kelas kontrol yang tidak menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD.Hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas eksperimen lebih efektif dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
ANALISIS KESALAHAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA YANG TERKATEGORI SULIT PADA UASBN Eliterius Sennen; Sabina Ndiung; Kanisius Supardi
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 8 No. 2 (2016): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1834.182 KB) | DOI: 10.36928/jpkm.v8i2.189

Abstract

Analisis Kesalahan Siswa Sekolah Dasar dalam MenyelesaikanSoal-Soal Matematika yang Terkategori Sulitpada UASBN. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa SD di Kabupaten Manggarai dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang terkategori sulit, mendesripsikan letak kesalahan siswa SD di Kabupaten Manggarai dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang terkategori sulit, dan mendeskripsikan faktor penyebab kesalahan siswa SD di Kabupaten Manggarai dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang terkategori sulit. Target penelitian ini adalah mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa SD, mengetahui letak kesalahan, dan mengetahui faktor penyebab kesalahan. Hasil penelitian deskriptif ini menunjukkan bahwa jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika yang terkategori sulit pada UASBN meliputi: kesalahan fakta, kesalahan konsep, kesalahan prinsip, kesalahan keterampilan. Letak kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal adalah: kesalahan dalam memahami soal, kesalahan dalam menemukan hubungan antara konsep, kesalahan dalam membuat model matematika, kesalahan dalam mengerjakan soal, dan kesalahan dalam menentukan hasil akhir. Faktor penyebab kesalahan adalah kurangnya pemahaman terhadap soal, kurangnya pemahaman terhadap konsep, kesulitan menemukan hubungan antar konsep, kurangnya penguasaan terhadap prosedur penyelesaian, dan ketidaktelitian atau kecerobohan.
STRATEGI PENGADOPSIAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN INTEGRATIF DAN KOLABORATIF PASCA-PANDEMI COVID-19 Kanisius Supardi; Eliterius Sennen
Jurnal Literasi Pendidikan Dasar (JLPD) Vol 3 No 1 (2022): JLPD (Jurnal Literasi Pendidikan Dasar)
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar (UNIKA Santu Paulus Ruteng)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper aims to examine strategies for using technology in integrative and collaborative learning after the Covid-19 pandemic by placing teachers as key actors. The scope of this research is limited to the Manggarai context as a field of analysis. This research is analytical-descriptive. The approach used is a qualitative approach with a constructivism paradigm. The data in this study were obtained from the results of literature studies and context analysis. The results of the study show that during the Covid-19 pandemic, distance learning models that rely on technological innovation are no longer an option as in previous times, but become an obligation. However, the integration of technology into distance learning is urgent. Many parties are not ready. Learning from this experience, the author recommends the need to develop a comprehensive technology adoption strategy in an integrative and collaborative learning model after the Covid-19 pandemic. This is important because post-Covid-19 pandemic we will face a “new normal” situation which is no longer the same as the situation before and during the Covid-19 pandemic. The developed strategy needs to place the teacher as a key actor because technology cannot completely replace the teacher’s role. In the context of the Manggarai community, the implementation of the strategy needs to take into account the social, economic, cultural, and geographical conditions of the community.