Aurelius, Johannes
Sekolah Tinggi Teologi SAAT

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Tinjauan Kritis terhadap Gerakan Pria Sejati dari Perspektif Reformed  Aurelius, Johannes
Veritas : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol 12 No 2 (2011)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (18.785 KB)

Abstract

Gerakan Pria Sejati dipelopori oleh Edwin Louis Cole melalui the Christian Men’s Movement yang diawali saat retret kaum pria di Oregon pada Februari 1980, di mana Cole mendengarkan perkataan tentang lima dosa Israel yang masih ada pada kaum pria yang membuatnya tidak mengalami tanah perjanjian. Lalu Cole diteguhkan melalui nubuat dari Campbell McAlpine pada Juli 1980 yang menyatakan bahwa ia akan melayani kaum pria sebagai papan pengirik menurut Yesaya 41:15, dan diingatkan untuk tidak menunda lagi pelayanan kepada kaum pria melalui perkataan George Otis pada suatu pertemuan di California 24 April 1981. Maka pada keesokan harinya Cole memutuskan untuk mengundurkan diri dari semua pelayanannya selama ini, termasuk dari penggembalaan di gereja, dan mengkhususkan diri melayani kaum pria. Cole dijuluki sebagai “the Father of the Christian Men’s Movement ” dengan kepercayaan penuh untuk melayani kaum pria, dan menyatakan: I have been called to speak with a prophetic voice to the men of this generation and commissioned with a ministry majoring in men to declare a standard for manhood, and that standard is that Manhood and Christlikeness are synonymous. Diperkirakan bahwa gerakan pelayanan Cole terhadap kaum pria yang dikenal sebagai CMN ini dimulai tahun 1977 dan telah menyebar ke 220 negara. Gerakan ini masuk ke Indonesia pada tahun 1997 dan diresmikan secara internasional pada tahun 1999 di Texas. Gerakan ini memasuki Indonesia melalui gerakan yang diterima oleh Budi Jonatan untuk menjangkau kaum pria, dan Cole mempercayakan kepada Eddy Leo untuk mengajarkan buku “Kesempurnaan seorang pria” dalam gerakan ini. Gerakan Pria Sejati di Indonesia mengklaim bahwa mereka pada tahun 2008 telah menjangkau banyak kaum pria dari kalangan gereja, baik dari Injili, Protestan, Katolik, Pantekosta dan Kharismatik. Melihat penyebaran gerakan ini yang banyak disambut dengan antusias oleh kalangan gereja, dan tidak ketinggalan pula dari kalangan gereja Injili, maka penulis melihat perlunya penyelidikan yang bertanggungjawab dan kritis terhadap ajaran dalam gerakan ini, khususnya berkaitan dengan doktrin yang dianut oleh Cole dan praktik yang dilaksanakan dalam retret atau camp pria sejati. Dalam tulisan ini secara berurutan akan ditelusuri pemahaman doktrin, metode penafsiran dan penerapan praktis yang dikemukakan oleh Cole, dan semuanya itu akan dinilai dari standar perspektif teologi Reformed.