Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

ANALISIS PERBANDINGAN DAN MODEL IDEAL CARGO COMPARTMENT PADA DELAPAN PESAWAT PENUMPANG WIDE BODY DAN PROSPEK MUATAN KARGONYA Freddy, Franciscus
JTK: JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN Vol 2, No 2 (2017): JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN
Publisher : JTK: JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jtk.v2i2.9

Abstract

Pengangkutan dan pengiriman kargo dengan pesawat udara, didasarkan pada kemampuan daya angkut pesawat (payload), ruang kargo di dalam pesawat, ukuran pintu pesawat dan maximum floor load. Maka, penerimaan kargo harus memperhatikan isi di dalam kargo yang akan dikirim (content), berat kargo (weight), ukuran (dimension) dan pembungkus (packing). Terdapat beberapa tipe pesawat pengangkut kargo, salah satunya pallet kargo yang mengangkut penumpang dan kargo, dimana pallet kargo memanfaatkan space dari pesawat untuk mengangkut kargo. Jurnal ini dibuat untuk mempelajari dan membandingkan cargo compartment (ruang kargo) pada pesawat wide body sehingga diketahui pemanfaatan maksimum berdasarkan volume dan berat kargo yang dapat diangkut. Metode yang digunakan adalah perbandingan data spesifikasi dari dimensi,  kapasitas ruang kargo dan perhitungan load factor. Load factor adalah besaran yang menyatakan tingkat kepadatan jumlah penumpang pesawat pada sekali perjalanan. Hasil dari analisa perbandingan diperoleh kesimpulan bahwa pesawat yang ideal untuk mengoptimalkan pengangkutan kargo adalah pesawat B777-300 dan B787-800. Pesawat B777-300 memiliki cargo weight sebesar 76,656 kg dan cargo volume sebesar 265 m3, sedangkan B787-800 pesawat yang paling ideal untuk substitusi pax kosong menjadi muatan kargo karena memiliki selisih harga substitusi paling kecil yaitu sebesar 2,881 USD.
PENGARUH PEMODELAN SMOOTH PARTICLE HYDRODYNAMICS UNTUK APLIKASI SIMULASI NUMERIK BIRD STRIKE DI LEADING EDGE S, Sahril Afandi; Franciscus, Freddy; Afrianto, Muhammad Faisal
JTK: JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN Vol 4, No 2 (2019): JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN
Publisher : JTK: JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.475 KB) | DOI: 10.35894/jtk.v4i2.312

Abstract

Accidents due to bird strike often occur in flight operations and during the migratory period of birds, this can cause structural failure and threaten flight safety. The effect that occurs on the structural components of the aircraft affected by the collision of the bird hit is generally in the form of dent deformation or the perforation of the plane's skin layer and other structures. This study discusses bird strike in Leading Edge with SPH (smooth particle hydrodinamics) method based on finite element method. Leading Edge structure is assumed to only consist of skin by varying 4 bird speeds, namely: 75 m / s, 100 m / s, 125 m / s and 150 m / s, and 2 angular variations of 0o and 45o. The simulation results show the deformation of Leading Edge increases with increasing speed, and the impact force is higher in the direction of the 0o collision for each of the same speed. The maximum impact force at each speed for the collision direction is 0o and 45o in the range of 6 - 17 kN and 3 - 12 kN. While the maximum displacement results at each speed for collision directions are 0o and 45o in the range 148 - 336 mm and 89 - 198 mm.
REVIEW KLASTER MRO DI INDONESIA DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA Franciscus, Freddy
JTK: JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN Vol 4, No 2 (2019): JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN
Publisher : JTK: JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.87 KB) | DOI: 10.35894/jtk.v4i2.314

Abstract

The MRO market in Indonesia is growing quite high at around 9.2% per year up to 2025, number 2 (two) after India which has an MRO market growth rate of around 10.0% per year and above China with a growth rate of around 8 .7% per year. In 2018 the Indonesian MRO market is around 1 Million US $ and only absorbed by Indonesian MRO around 30%. Most of the 70% portion of the markets that are not absorbed are the engine maintenance and component maintenance. Meanwhile, most existing MRO Indonesia is a cluster of engines and component maintenance. There is an absorption anomaly in Indonesia MRO market. The cause of the anomaly are lack of capability and capacity of Indonesia's MRO, the quality of MROs are not international standard, lack of the quantity and quality of technicians and the value chain of aircraft spare parts procurement is inefficient. The short-medium term strategies are to develop the capability and capacity of existing MROs, especially engine and component maintenance B737-800 / 900, A320-200 and ATR 42/72. Improve the quality of MRO. Improve the quality & quantity of technicians. Increasing the value chain efficiency in the procurement of aircraft spare parts. The long term strategy is to build Aerospace Park in West, Central and East Indonesia.
ANALISIS PERBANDINGAN DAN MODEL IDEAL CARGO COMPARTMENT PADA DELAPAN PESAWAT PENUMPANG WIDE BODY DAN PROSPEK MUATAN KARGONYA Franciscus, Freddy
JTK: JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN Vol 2, No 2 (2017): JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN
Publisher : JTK: JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.387 KB) | DOI: 10.35894/jtk.v2i2.10

Abstract

Pengangkutan  dan  pengiriman  kargo  dengan  pesawat  udara,  didasarkan  pada kemampuan  daya  angkut  pesawat  (payload),  ruang  kargo  di  dalam  pesawat,  ukuran  pintu pesawat dan maximum floor load. Maka, penerimaan kargo harus memperhatikan isi di dalam kargo  yang  akan  dikirim  (content),  berat  kargo  (weight),  ukuran  (dimension)  dan  pembungkus (packing). Terdapat beberapa tipe pesawat pengangkut kargo, salah satunya pallet kargo yang mengangkut  penumpang  dan  kargo,  dimana  pallet  kargo  memanfaatkan  space  dari  pesawat untuk  mengangkut  kargo.  Jurnal  ini  dibuat  untuk  mempelajari  dan  membandingkan  cargo compartment  (ruang  kargo)  pada  pesawat  wide  body  sehingga  diketahui  pemanfaatan maksimum berdasarkan volume dan berat kargo yang dapat diangkut. Metode yang digunakan adalah perbandingan data spesifikasi dari dimensi,  kapasitas ruang kargo dan perhitungan load factor.  Load  factor  adalah  besaran  yang  menyatakan  tingkat  kepadatan  jumlah  penumpang pesawat  pada  sekali  perjalanan.  Hasil  dari  analisa  perbandingan  diperoleh  kesimpulan  bahwa pesawat yang ideal untuk mengoptimalkan pengangkutan kargo adalah pesawat B777-300 dan B787-800.  Pesawat  B777-300  memiliki  cargo  weight  sebesar  76,656  kg  dan  cargo  volume sebesar  265  m3,  sedangkan  B787-800  pesawat  yang paling  ideal  untuk  substitusi  pax  kosong menjadi muatan kargo karena memiliki selisih harga substitusi paling kecil yaitu sebesar 2,881 USD. Kata kunci: Pallet kargo, kargo pesawat, pesawat wide body, load factor,  volume dan berat pesawat.
ANALISIS STRATEGI DAN FEASIBILITY PENGEMBANGAN MRO PEMELIHARAAN ENGINE DI INDONESIA Franciscus, Freddy; Utama, Ericko Chandra
JTK: JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Teknologi Kedirgantaraan
Publisher : JTK: JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (838.257 KB) | DOI: 10.35894/jtk.v5i1.425

Abstract

Bisnis pemeliharaan pesawat terbang di Indonesia masih sangat menarik sejalan dengan pertumbuhan jumlah pesawat terbang yang dimiliki maskapai domestik. Sekitar 65% porsi biaya pemeliharaan pesawat terbang milik maskapai domestik belum terserap MRO Indonesia. Sebagian besar porsi yang belum terserap tersebut adalah klaster pemeliharaan engine dan komponen pesawat terbang, dimana hanya terserap sekitar 10% (USD 100 Juta) dari 75% (USD 750 Juta Th 2017) biaya pemeliharaan engine (35%) dan komponen (45%) pesawat terbang yang dikeluarkan oleh maskapai Indonesia. Dari serapan 10% biaya pemeliharaan engine dan komponen tersebut porsi serapan biaya pemeliharaan engine saja hanya 5% (USD 50 Juta) dari 35% (USD 350 Juta) biaya pemeliharaan engine. Masih ada sekitar 30% (USD 300 Juta) yang merupakan peluang MRO Indonesia untuk mengembangkan capability pemeliharaan engine milik maskapai Indonesia. Dari beberapa tipe engine yang ada di maskapai Indonesia, CFM56-7B yang dipakai pesawat B737-800/900 mempunyai populasi terbanyak yaitu sekitar 450 engine. Hasil analisa feasibility terhadap pengembangan capability MRO engine untuk pemeliharaan CFM56-7B diperoleh hitungan ROI dan Pay Back Periodprogram pengembangan capability engine tersebut masing-masing adalah 24,57% dan 4.4 tahun dan nilai tersebut menunjukkan bahwa strategi pengembangan MRO engine CFM56-7B tersebut feasible.
ANALISIS PENERAPAN BATAS USIA PESAWAT CESSNA 402B UNTUK TRANSPORT CATEGORY Ardianto, Raden Yunus; Utami, Wahyuni Tri; Franciscus, Freddy
JTK: JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Teknologi Kedirgantaraan
Publisher : JTK: JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.771 KB) | DOI: 10.35894/jtk.v5i1.429

Abstract

Banyak penyebab terjadinya kecelakaan pesawat salah satunya adalah kegagalan pesawat dalam beroperasi dengan normal yang dikarenakan usia pesawat yang sudah tua. Penetapan peraturan pembatasan usia pesawat terbang diberlakukan untuk menekan jumlah kecelakaan pesawat terbang. Pesawat yang dimiliki Whitesky Aviation yaitu pesawat Cessna 402B adalah pesawat yang dipergunakan untuk misi kegiatan foto udara. Pembatasan usia pesawat yang dilarang untuk beroperasi adalah 45 tahun. Perhitungan jam terbang pesawat Cessna 402B menurut rekaman data saat ini jika dilakukan perkiraan disaat mencapai usia 45, kondisi pesawat masih dalam kondisi yang baik. Sehingga peraturan pembatasan usia menjadi hal yang kurang sesuai untuk diterapkan jika diberlakukan pada pesawat yang hanya memiliki jam terbang yang rendah. Pada penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk menentukan pengaruh usia Cessna 420B terhadap operasional dan maintenance serta batas usia yang sesuai dengan perbandingan shedule maintenance menurut Flight Hours dan Flight Cycle. Dan pada Operasi low utilization tidak terdapat perbedaan pengoperasian pesawat berdasarkan umur pesawat, utilisasi pesawat tidak mempengaruhi jumlah maintenance menurut calender time serta batasan umur pesawat tersebut belum tercapai sehingga masih memiliki banyak sisa umur. Pesawat PK-WLW memiliki sisa umur 29882.4FH dan pesawat PK-WLY memiliki sisa umur 31405.2FH.
ANALISIS PENGARUH WINGLET PADA SAYAP PESAWAT CESSNA 172 MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK XFLR5 Rabeta, Bismil; Hidayat, Fauzan Taufik; Franciscus, Freddy
JTK: JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Teknologi Kedirgantaraan
Publisher : JTK: JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1141.864 KB) | DOI: 10.35894/jtk.v5i1.423

Abstract

Inovasi pada sayap pesawat terbang terus dikembangkan guna memperoleh efisiensi sayap yang lebih baik. Terutama untuk mengoptimalisasi bentuk sayap dan mengurangi induce drag pada pesawat dengan memasang sebuah alat yang dinamakan dengan Winglet. Pada penelitian ini dilakukan studi untuk mengetahui pengaruh winglet jika ditambahkan pada sayap pesawat Cessna 172. Winglet berfungsi untuk meningkatkan efisiensi pada sayap sehingga dapat mengurangi induce drag dan meningkatkan rasio perbandingan antara koefisien lift terhadap koefisien drag. Objek yang akan diuji merupakan modifikasi sayap pesawat Cessna 172 yang dimodelkan mempuyai variasi cant angle winglet 0°, 30°, 60°, dan 90° menggunakan perangkat lunak XFLR5. Hasil pengujian menunjukkan, bahwa modifikasi pemodelan sayap dengan modifikasi sayap berupa winglet memiliki perbandingan koefisien lift dan drag paling besar pada sudut cant angle 30° dengan nilai CL/CD optimum terdapat pada angle of attack 2.5° sebesar 24,728.
ANALISIS KONSEP CIRCULAR AIRPORT UNTUK WILAYAH KEPULAUAN INDONESIA Franciscus, Freddy; Kusumalestari, Aprilia Sakti
JTK: JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Teknologi Kedirgantaraan
Publisher : JTK: JURNAL TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.093 KB) | DOI: 10.35894/jtk.v5i1.419

Abstract

Konsep Circular Airport, yang dikemukakan oleh Hessellink pada tahun 2014, menimbulkan perdebatan dan perbedaan pendapat para ahli bandara. Sampai sekarang proyek ini masih berjalan. Tulisan ini membuat analisa awal tentang penerapan konsep circular airport di daerah Kepulauan Indonesia. Membangun bandara di area terbatas merupakan tantangan besar. Pengembangan beberapa rute perintis yang menghubungkan daerah-daerah terpencil dengan pesawat kecil terus dilakukan. Tantangan lain dalam membangun bandara adalah kelestarian lingkungan. Konsep circular airport diharapkan bisa menjadi solusi yang tepat untuk daerah Kepulauan Indonesia. Pembahasan mencakup analisa teknis dan safety terkait desain bandara, karakteristik pesawat terbang, Air Traffic Management [ATM} dan juga analisa tentang lingkungan dan populasi daerah yang akan dikembangkan.
Development of Roadmap for the Aircraft Maintenance Industry, Maintenance Repair & Overhaul/MRO, in Indonesia Freddy Franciscus
Jurnal Inovasi Teknologi Vol 2 No 2 (2021): October
Publisher : Engineering Forum of Western Indonesian Government Universities Board (Forum Teknik, BKS-PTN Wilayah Barat) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jit.v2i2.4277

Abstract

Based on data from IAMSA in 2019, prior to the COVID-19 pandemic, the volume of aircraft maintenance spending from airlines in Indonesia was around US$ 1.2 billion. Of the spending volume, only about 35% can be absorbed by MRO Indonesia. MRO Indonesia has targeted in the next 5 years it can absorb around 70% of aircraft maintenance expenditures in Indonesia. The purpose of this paper is to build a roadmap for the aircraft maintenance industry in Indonesia. A road map is a guide that is used as directions/navigation to reach the desired target. The development of a roadmap for the aircraft maintenance industry in Indonesia is carried out by taking into account the current condition of Indonesia's MRO and future Indonesia’s MRO targets in absorbing aircraft maintenance spending in terms of the 4 main pillars of the MRO industry, namely quality, human resources, infrastructure and supply chain. In terms of quality, it is necessary to increase the level of Indonesian MRO certification to the level of international standards (AS 9110, EASA, FAA). In terms of human resources, it is necessary to increase the number of licensed technicians by collaborating between MRO and vocational education institutions. In terms of infrastructure and supply chain, it is necessary to build hangars and workshops that have an integrated aircraft maintenance center facility 'one stop solution'/aerospace park. The strengthening of the four pillars is carried out gradually and continuously according to priorities to form a roadmap for the aircraft maintenance industry in Indonesia.
Review Facility Development of Aircraft Tire Retreading in Indonesia Freddy Franciscus
Jurnal Teknologi Kedirgantaraan Vol 5 No 2 (2020): Jurnal Teknologi Kedirgantaraan
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.792 KB) | DOI: 10.35894/jtk.v5i2.10

Abstract

Aircraft tire retread is the process of retreading or reconditioning aircraft tires after being used several times for take off and landing. Retreading an aircraft tire can be done many times, which is between 3-5 times depending on the level of wear of the tire layer. Data from INACA ‘Indonesia AviationOutlook 2017’ shows that the number of jet aircraft owned by Indonesian airlines for Wide Body is 23 aircraft and Narrow Body is 338 aircraft. Where the number of aircraft tyre in the Nose Landing Gear / NLG and Main Landing Gear / MLG Wide Body aircraft are 55 EA and 216 EA respectively, while for Narrow Body aircraft each is 352 EA and 1488 EA. The available information states that tire retreading needs in Indonesia are around USD 20 million per year. There is a huge opportunity in the need for retreading aircraft tires owned by Indonesian airlines, which is around USD 20 million per year, with 10% growth per year, so the next 5 years will reach around USD 30 million. However, this opportunity cannot be taken by MRO Indonesia because MRO Indonesia does not have the ability to retread airplane tires. The cause of the inability to take up an aircraft tire retreading business opportunity is partly because there is no government policy support to encourage aircraft tire manufacturers to collaborate with Indonesian investors to build a tire retread facility, there is business competition with aircraft tire retreading in Malaysia and Thailand, businesses most only think solely of big profits, and the unattractive business climate in Indonesia such as complicated licensing, inefficient supply chains and incentives provided are less attractive. The steps needed to capture the opportunity to retread aircraft tires are to carry out continuous campaigns and incorporate aircraft tire retread facilities development programs into the National Strategic Program and the Aerospace Industry Roadmap.