Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA Khristina Kiha, Emilia; nuddin, Burha
Aksara Public Vol 3 No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : EDUTECH CONSULTANT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aims of this research are to know how agricultural sector able to take the role in labour absorbtion in North Central Timor Regency, to know its regional development components during 2013 until 2017 and to project the amount of work opportunity in agricultural sector in North Central Timor Regency at ten years forwards, that is 2018 until 2027. The level of agricultural sector role in absorbtion of labour in regency North Central Timor between year 2013 up to year 2017 experiencing of degradation, While in the year 2014 experiencing of improvement and back experience of degradation in the year here in after that is year 2015 and year 2016. Condition of employment growth in agricultural sector of North Central Timor Regency is in a fast group with the net friction value is 3.125,61. By the fixed economic growth assumption 0,14557677 while the amount of resident is continusly increase, in 2017 the increase of employment in agricultural sector would be happened equal to 41.305 or a number of 4.130 per annum during the year of 2018 until 2027
PEMBERDAYAAN USAHA EKONOMI PRODUKTIF (UEP) BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN MIOMAFFO TIMOR KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA (TTU) Ghawa Rado, Bernadus; Khristina Kiha, Emilia
Aksara Public Vol 3 No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : EDUTECH CONSULTANT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of service is Institutional Capacity Development and Productive Economic Business of the Joint Business Group. The service location is in the Esa Oesena Faculty in East Miomaffo District, Timor Tengah Utara Regency. Participants who were the object of the training in this service were members of the "Flamboyant" Joint Business Group. The process of empowering the poor through the Joint Business Group in Oesena Village begins with the introduction stage, namely by forming groups. There are 3 important phases in the empowerment process, namely: Initial Phase, Participatory Phase and Emancipatory Phase. From this activity 10 selected groups who will then receive further assistance are ready to be empowered and developed according to their capabilities and capacities. Then for the development of the capacity and institutions of the Joint Business Group there are several approaches that can be carried out by empowering parties. or empowerment actors that the implementation of the process in achieving empowerment goals can be achieved through an empowerment approach which is abbreviated as 5P, namely: Possibility, Strengthening, Protection, Supporting and Maintenance. In connection with the above empowerment approach until now the method carried out by the empowering actors in this case the North Central Timor District Social Service is bribing, protection and temporary maintenance for the possibility and reinforcement fully handed over to field facilitators. Where the steps taken by the field facilitators and the Joint Business Group in Oesena Village are as follows: increasing the intensity of meetings and fostering group leadership, while in financial administration there are additional bookkeeping such as Activity Plan Books, KUBE Members Welfare Development Cards, Books Acceptance of KUBE Assistance, While this effort carried out by field facilitators is a partnership
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DI DESA TAPENPAH KECAMATAN INSANA INDUK KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGARA TIMUR Kiha, Emilia Khristina; Mitang, Berno Benigno
Aksara Public Vol 3 No 4 (2019): November (2019)
Publisher : EDUTECH CONSULTANT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Village Owned Enterprises (BUMdes) Tapenpah Village, Insana Subdistrict, North Central Timor Regency is a newly established organization in 2017. The formation of Tapenpah village BUMdes as a form of village government efforts in improving the original opinion of the village and improving village life standards. However, without good management and support from the government and the community, the hope to make the BUMdes a locomotive of the village economy can not be realized. On the other hand, the sustainability of BUMdes will be determined by how the BUMDs can get through the first years of the establishment of the BUMdes, which is the most critical stage with the highest failure rate in the organization's life cycle. as well as the existence of standard and definite work procedure systems. Through the BUMdes management assistance program by emphasizing professionalism in management. Preparation of work planning as a work reference and supported by documented work procedures and division of tasks, authority and reporting become the strength of BUMdes in ensuring the sustainability of the organization
PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, PENGANGGURAN, DAN KEMISKINAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN BELU EMILIA KHRISTINA KIHA; SIRILUS SERAN; HENDRIANA TRIFONIA LAU
JURNAL EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA Vol 2 No 07 (2021): INTELEKTIVA : JURNAL EKONOMI, SOSIAL DAN HUMANIORA (EDISI - FEBRUARI 2021)
Publisher : KULTURA DIGITAL MEDIA ( Research and Academic Publication Consulting )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah suatu ukuran yang dapat digunakan dalam mengukur kesejahteraan masyarakat dimana dapat dilihat dari beberapa komponen diantaranya yaitu terdiri dari kesehatan, pendidikan dan standar hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah penduduk, pengangguran dan kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Belu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari kantor Badan Pusat statistik Kabupaten Belu. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur. Hasil dari analisis variabel Jumlah Penduduk (X1) terhadap variabel Pengangguran (X2) sebesar -0,150 yang artinya bahwa antara variabel jumlah penduduk dan variabel pengangguran mempunyai hubungan yang sangat lemah maka hubungan tersebut tidak signifikan. Hasil dari analisis variabel jumlah penduduk (X1) dan pengangguran (X2) terhadap kemiskinan (X3) sebesar 0,790 yang artinya bahwa antara variabel jumlah penduduk, pengangguran dan kemiskinan mempunyai hubungan yang kuat. Hasil dari analisis variabel jumlah penduduk (X1), pengangguran (X2) dan kemiskinan (X3) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Y) sebesar 0,766 yang artinya bahwa antara variabel jumlah penduduk, pengangguran, kemiskinan dan Indeks Pembangunan Manusia mempunyai hubungan yang kuat. Dari hasil analisis koefisien determinan R2 di peroleh nilai sebesar 0,559 hal ini artinya besarnya variabel Indeks Pembangunan manusia (Y) di pengaruhi oleh variabel jumlah penduduk (X1), pengangguran (X2) dan kemiskinan (X3) sebesar 55,9% dan sisanya sebesar 44,1% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasuki dalam penelitian ini.
ANALISIS PENGARUH PENDAPADAN ASLI DAERAH, DANA BAGI HASIL DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP ANGGARAN BELANJA MODAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR EMILIA KHRISTINA KIHA; KAMILAUS KONSTANSE OKI; ATHANASIUS SERAN
JURNAL EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA Vol 2 No 08 (2021): INTELEKTIVA : JURNAL EKONOMI, SOSIAL DAN HUMANIORA (EDISI - MARET 2021 )
Publisher : KULTURA DIGITAL MEDIA ( Research and Academic Publication Consulting )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alokasi anggaran dalam membiayai pembangunan disuatu daerah tergantung pada arah dan tujuan daerah tersebut. Arah pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur masih didominasi pada alokasi belanja modal. Alasan mendasar alokasi tersebut karena ketersediaan infrastruktur pendukung pelaksanaan pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur masih sangat terbatas karena wilayah adalah daerah kepulauan, kemampuan daerah kabupaten menyediakan menyediakan infrastruktur terbatas, jumlah penduduk penikmat layanan publik. Dengan kata lain, alokasi belanja modal Provinsi Nusa Tenggara Timur orientasi pada pembangunan fisik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil dan Jumlah Penduduk Terhadap Anggaran Belanja Modal Di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah runtut waktu (time series) dari tahun 2000-2019. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Jumlah Penduduk dan Anggaran Belanja Modal yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur. Metode analisis data menggunakan regresi berganda dengan menggunakan Program SPSS 20. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil dan Jumlah Penduduk berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal di Provinsi Nusa Tenggara Timur menunjukan bahwa secara parsial hanya variabel jumlah penduduk yang berpengaruh signifikan terhadap Anggaran Belanja Modal di Provinsi Nusa Tenggara Timur tetapi secara simultan Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil dan Jumlah Penduduk berpengaruh signifikan terhadap Anggaran Belanja Modal di Provinsi Nusa Tenggara Timur
ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS RETRIBUSI PASAR DI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA Emilia Khristina Kiha; , Berno Benigno Mitang
Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan Vol. 4 No. 5 (2021): Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan
Publisher : Departement Of Accounting, Indonesian Cooperative Institute, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.86 KB)

Abstract

Market Service Fees are a potential source of regional revenue. This study aims todetermine the level of security of market retribution receipts such as growth ratesand their contribution to regional levies and PAD, efficiency and effectiveness levelsas well as projections of future market retribution receipts in North Central TimorRegency. The method used is descriptive quantitative analysis method, namely theanalysis of growth rate, contribution, efficiency and effectiveness as well as Trend.Overall, the observations show an average efficiency level of 87 percent, meaningthat to realize the market levy revenue of Rp. 100 required a fee of Rp. 87 and this isincluded in the category of quite efficient. This level of efficiency is quite efficientbecause the percentage increase in the cost of collecting market levies is greater.The level of effectiveness of collecting market retribution on average in NorthCentral Timor Regency during the observation shows an effective level of effectiveness because the figure obtained is 94.68%. This shows that on average thecollection of market levies has been running effectively because in each fiscal year,the figure is close to 100 percent but it is not very effective because the averageresults obtained are still below 100. the next year shows an increase that has apositive trend, meaning that the acceptance of market levies can be increased againin the future.
KONVERGENSI HARGA PANGAN POKOK ANTAR WILAYAH DI INDONESIA Emilia Khristina Kiha; Wiwiek Rindayati
JURNAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Vol 2 No 1 (2013): Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (999.877 KB) | DOI: 10.29244/jekp.2.1.2013.30-46

Abstract

In Indonesia, the increase in food prices usually results in the rise in the inflation rate. To cope with this problem, a better food distribution among regionsis absolutely required. This study aimed to describe the dynamics of food prices, to test the convergence level of food prices and to analyze the factors that influence the changes in food prices between regions in Indonesia. The data used were obtained from the Central Agency of Statistics and the Ministry of Agriculture from  2002 to 2010. The method used was analysis of dynamic panel data (First Difference-Generalized Methode Moment/FDGMM). The results of the study showed that all commodities of food prices were convergent, sugar at the highest level and rice at the lowest, while the factors that influence changes in food prices were production rate, Gross Domestic Product (GDP) and population.  Keywords: Convergence, Food Prices, GMM Panel Data
Pengaruh Inflasi, Produk Domestik Regional Bruto Dan Upah Minimum Regional Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Propinsi Nusa Tenggara Timur Emilia Khristina Kiha; Sirilius Seran; Gaudensia Seuk
INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2021): INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi
Publisher : Lembaga Riset dan Inovasi Al-Matani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55583/invest.v2i1.128

Abstract

Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Nusa Tenggara Timur tidak terlepas dari beberapa indikator Makro seperti Inflasi, PDRB dan Upah Mninmum Regional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara inflasi, PDRB dan Upah Minimum Regional Terhadap Indeks Pembangunan Manusia baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini menggunakan data time series (sumber Badan Pusat Statistik) Provinsi Nusa Tenggara Timur, data yang di kumpul dari tahun 2000-2019 menggunakan regresi berganda, kemudian di olah menggunakan SPSS 20.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa secara parsial dan simultan ada pengaruh tidak signifikan  antara variabel Inflasi, PDRB dan Upah Mninmum Regional terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hal ini dikarenakan, Indeks Pembangunan Manusia dipengaruhi oleh variabel Inflasi, PDRB dan Upah Minimum Regional hanya sebesar 27 %,  sedangkan sisanya sebesar 73 % di pengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini. Variabel Upah Minimum Regional  memiliki pengaruh lebih dominan terhadap variabel IPM  di provinsi Nusa Tenggara Timur dari pada variabel Inflasi  dan PDRB  dikarenakan apabila upah tenaga kerja mengalami peningkatan maka kesejahteraan tenaga kerja tersebut akan meningkat sebagai akibat dari adanya peningkatan kualitas standar hidup layak sehingga salah satu indicator IPM yakni standar hidup layak dapat terpenuhi. Kata Kunci : Inflasi, Produk Domestik Regional Bruto, Upah Mninmum Regional, Indeks Pembangunan Manusia
PEMANFAATAN LIMBAH AYAM BROILER SEBAGAI PUPUK ORGANIK PADA USAHA SAYURAN Emilia Khristina Kiha; Yesus Armiro Korbaffo
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2021): Volume 2 Nomor 3 Tahun 2021
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v2i3.2796

Abstract

Program Pengabdian ini bekerjasama dengan dua mitra, yaitu: (1) UKM Peternakan Ayam “Cendana”, dan (2) UKM Sayuran Kefamenanu Selatan. Mitra (1) berlokasi di Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara. Bidang usaha yang dikembangkan oleh mitra (1) tersebut adalah usaha peternakan ayam pedaging. Mitra (2). Bidang usaha yang dikembangkan oleh mitra (2) tersebut adalah usaha sayuran. Lokasi kedua mitra sangat berdekatan, hanya sekitar 0,5 km. Mitra usaha 1 dalam kegiatan Pengabdian ini menghadapi permasalahan utama yaitu banyaknya kotoran ayam yang belum termanfaatkan, tiap periode panen menghasilkan sekitar 15 ton kotoran ayam, atau 120 ton kotoran ayam per tahun. Dalam usaha peternakan ayam ini ingin mengarah pada peternakan yang ramah lingkungan sehingga tidak menjadi masalah di masyarakat. Sedangkan mitra usaha 2 dalam kegiatan Pengabdian ini menghadapi permasalahan utama yaitu tingginya kebutuhan pupuk, yaitu sekitar 10 sampai 12 ton per bulan, dengan harga pupuk rata-rata Rp. 500,- per kg. Oleh karena itu diperlukan penyediaan pupuk alternatif yang harganya lebih murah, seperti pupuk organik dari kotoran ayam yang dapat diproduksi dengan menggunakan kotoran ternak ayam yang belum dimanfaatkan. Hasil pengabdian ini mampu mengatasi permasalahan mitra 1 karena dengan banyaknya kotoran ayam dapat dijadikan pupuk organik sehingga mampu mengatasi permasalahan utama yang dihadapi mitra (1) dimana pembuatan pupuk organik yang dapat digunakan sebagai pupuk organik yang sangat bermutu yang dapat digunakan sebagai pupuk organik bagi usah a sayuran pada mitra (2).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penduduk Miskin Di Kecamatan Kota Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara Emilia Khristina Kiha; Berno Benigno Mitang
Ekopem: Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 1 No 02 (2019): Ekopem: Jurnal Ekonomi Pembangunan
Publisher : Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.44 KB) | DOI: 10.32938/jep.v4i02.138

Abstract

ABSTRACT This study aims to analyze factors effecthing poverty in the District of North Central Timor. The factors are including outpouring of working hours, education, age and family size. The research was conducted in the District of Kefamenanu city to the number of households in the district of Kefamenanu as many as 2149 families, with a sample of 96 families. The instrument of data collection used questionnaires and interviews. Analysis of the data used is Ordinary Least Square (OLS) using instrument of SPSS 16.0. The results showed that the variables of outpouring of working hours, education, age and family size have a significant positive impact on poverty. Keywords: Poverty, Outpouring Of Working Hours, Education, Age and Family Size.