Arsal, Arsal
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PATOGENITAS EDWARSIELLA TARDA PADA IKAN SIDAT (ANGUILLA MARMORATA) SELAMA PENYIMPANAN BEKU -25°C Arsal, Arsal; Hasanuddin, Asriani; Rizal, Ahmad
Mitra Sains Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.122 KB)

Abstract

The purpose of this study is to determine the patogenechity (ability to cause death) of the Edwarsiella tarda in fish eel (Anguilla marmorata) which have frozen and stored at a temperature of -25°C for 15, 25 and 35 days. Patogenecity was tested with methode by isolating E. tarda from the meat of frosen Eel that what stored for 15, 25 and 35 days ago carried infected to eels the size of 120-122 grams with injecting isolate bacteria Edwarsiella tarda is intraperitoneally as much as 0,1 ml/ind at a dose of 108 CFU/ml (standard 1 Mac Farland), then maintened and observed for 15 days. Pathogenicity test results based on mortality / death of the fish indicates that the bacteria Edwarsiella tarda taken from frozen eel fish stored for 15, 25 and 35 days at temperatures-25oC were still survive and still are pathogenic to fish eel with a tendency the longer the storage time, it will decrease the mortality rate / patogenitasnya. Results of analysis of variance showed mortality observed eel (Anguilla marmorata) with a storage time of 15 days and 25 days resulted in a significantly different effect than the storage time of 35 days with a storage temperature -25oC.
Eksplikasi Konsep Milku Al-Yamīn dalam Kajian Tafsir Tematik di Era Modern Arsal, Arsal; Imran, Maizul
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 02 (2021): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/at.v6i02.1786

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan konsep milku al-yamīn dalam Al-Qur’ān, apakah maknanya sebuah alternatif penyaluran seksual ataukah ini berupa gambaran tradisi yang terjadi di kalangan masyarakat Arab sebelum Islam. Penelitian yang dilakukan Muḥammad Syaḥrūr menunjukkan keabsahaan hubungan seks di luar nikah dengan memahami makna milku al-yamīn di era kontemporer ini adalah kontrak yang dilakukan antara laki dan perempuan untuk melakukan hubungan seksual. Dengan hasil penelitiannya tersebut memunculkan pro kontra dan problematik di tengah masyarakat Indonesia. Sebagai kesimpulannya, untuk menjembatani serta mendalami makna milku al-yamīn dalam kajian tafsir tematik, maka makna milku al-yamīn itu adalah budak perempuan yang didapat lewat peperangan, tidak termasuk maknanya cara-cara selainnya. Sedangkan kebolehan untuk bergaul dengan mereka itu bukan untuk pelampiasan hasrat seksual, akan tetapi secara historis sebagai upaya untuk mengangkat derajat budak setara dengan merdeka. Konsep ini dapat dinilai sebagai jalan lain untuk menangkal diskriminasi terhadap tuduhan berbuat zina.
Eksplikasi Konsep Milku al-Yamīn dalam Kajian Tafsir Tematik Era Modern Arsal, Arsal; Imran, Maizul
HERMENEUTIK Vol 15, No 2 (2021): Hermeneutik: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/hermeneutik.v15i2.12039

Abstract

AbstrakPenelitian bertujuan untuk mendeskripsikan konsep milku al-yamÄ«n dalam al-Qur’ān, apakah maknanya sebuah alternatif penyaluran seksual ataukah ini berupa gambaran tradisi yang terjadi di kalangan masyarakat Arab sebelum Islam. Penelitian yang dilakukan Muḥammad SyaḥrÅ«r menunjukkan keabsahaan hubungan seks di luar nikah dengan memahami makna milku al-yamÄ«n di era kontemporer ini adalah kontrak yang dilakukan antara laki dan perempuan untuk melakukan hubungan seksual. Dengan hasil penelitiannya tersebut memunculkan pro kontra dan problematik di tengah masyarakat Indonesia. Sehubungan dengan menjembatani serta mendalami makna milku al-yamÄ«n dalam kajian tafsir tematik. Sebagai kesimpulannya makna milku al-yamÄ«n itu adalah budak perempuan yang didapat lewat peperangan, tidak termasuk maknanya cara-cara selainnya. Sedangkan kebolehan untuk bergaul dengan mereka itu bukan untuk pelampiasan hasrat seksual, akan tetapi secara historis sebagai upaya untuk mengangkat derajat budak setara dengan merdeka. Konsep ini dapat dinilai sebagai jalan lain untuk menangkal diskriminasi terhadap tuduhan berbuat zina.AbstractThe research purposed to find out the concept of milku al-yamÄ«n in the Koran, whether it means an alternative sexual channeling or is it a description of the tradition that occurred in the Arab society before Islam. Research conducted by Muḥammad SyaḥrÅ«r as the validity of non-marital sexual relations shows that understanding the meaning of milku al-yamÄ«n in this contemporary era is a contract between a man and a woman to have sexual intercourse. With the results of his research, it raises the pros and cons and problems in Indonesian society. In connection with bridging and deepening the meaning of milku al-yamÄ«n in the Koran through a thematic interpretation approach. In conclusion, the meaning of milku al-yamÄ«n is that of a slave girl who is obtained through war, excluding its meaning from other ways. While the ability to associate with them is not for an outlet of sexual desire, but historically as an attempt to elevate the status of slaves to the equivalent of freedom. This concept can be considered as an alternative to fight discrimination against people accused of adultery.Â