Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Hanina, Hanina; Suliana, Suliana
Jurnal Komunitas Bahasa Vol 6, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dalam penggunaan pendekatan saintifik terhadap hasil belajar siswa pada materi persamaan kuadrat kelas X SMA Daerah Meranti Tahun Ajaran 2017/2018. Jenis penelitian adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian two group pre-test dan posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X yang terdiri dari 2 kelas. Sampel penelitian ada 2 kelas (kelas X-A dan X-B) yang diambil secara total sampling. Pada kelas X-A sebagai kelas eksperimen menggunakan pendekatan saintifik dan pada kelas X-B sebagai kelas kontrol menggunakan ekspositori. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 75,5 dan kelas kontrol 67,08. Hasil uji t diperoleh  maka Ha diterima, dengan demikian diperoleh Ada Pengaruh penggunaan pendekatan saintifik terhadap hasil belajar siswa pada materi persamaan kuadrat kelas X SMA Daerah Meranti.
UJI DIAGNOSTIK POLYMERASE CHAIN REACTION DIBANDINGKAN DENGAN PENGECATAN GIEMSA PADA INFEKSI MALARIA Hanina, Hanina
JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" Vol. 6 No. 1 (2018): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (925.485 KB) | DOI: 10.22437/jmj.v6i1.4823

Abstract

ABSTRACT Plasmodium is a parasite causing malaria, the most important infection disease in the world. Gold standard of malaria diagnosis was founded Plasmodium by Giemsa staining method. Fundamental difference between Giemsa and Polymerase Chain Reaction (PCR) is the ability to detect parasite. Giemsa can detect minimal 50-100 parasit/μl whereas PCR detect parasite DNA in lower parasitemia. The purpose of this study was to determine the sensitivity and specificity of the PCR compared to blood slide with Giemsa in detecting of malaria infection. A diagnostic test has been conducted in Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Jambi and Laboratorium Biomolekuler Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. There were 87 subjects who fulfilled the criteria inclusion and drawn by consecutive sampling. Blood samples were taken from venous blood. Detection of Plasmodium used Giemsa and PCR method. Detection of Plasmodium from 87 subjects, Giemsa and PCR method founded 1 subject (1.1%) P. falciparum and 4 subjects (4.6%) P. vivax. 82 subjects (94.3%) were negative. The sensitivity and specificity of PCR was 100%, positive predictive value and negative predictive value was 100%.Conclusion is higher sensitivity and spesificity PCR methode in the malaria diagnosis was proven and PCR methode able to identified Plasmodium species accuratly. Keywords: Plasmodium, Malaria, Giemsa, PCR, Diagnostic Test ABSTRAK Plasmodium merupakan parasit penyebab malaria, suatu penyakit infeksi paling penting di dunia. Baku emas diagnosa malaria adalah menemukan Plasmodium melalui pemeriksaan mikroskopis dengan pengecatan Giemsa. Perbedaan mendasar antara metode Giemsa dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) terletak pada kemampuan mendeteksi parasit. Metode Giemsa hanya mampu mendeteksi Plasmodium dengan ambang batas antara 50-100 parasit/μl sedangkan metode PCR dapat mendeteksi DNA parasit pada parasitemia yang lebih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas metode PCR dibandingkan dengan pengecatan Giemsa dalam menegakkan diagnosis infeksi malaria. Penelitian ini merupakan uji diagnostik yang dilakukan di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi dan Laboratorium Biomolekuler Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Penelitian dilakukan mulai bulan Januari sampai April 2017. Subjek penelitian berjumlah 87 orang yang diambil secara consecutive sampling dari laboratorium RS Theresia Jambi. Semua subjek diambil sampel darah venanya, kemudian dilakukan pengecatan Giemsa dan pemeriksaan PCR. Hasil pemeriksaan PCR nested menggunakan primer genus dan primer spesies Plasmodium ditemukan P.falciparum positif sebanyak 1 sampel (1,1%). Sedangkan P.vivax positif sebanyak 4 sampel (4,6%). Sebanyak 82 sampel (94,3%) negatif. Hal ini sesuai dengan hasil pemeriksaan mikroskopis dengan pengecatan Giemsa. Metode PCR dibandingkan dengan metode pengecatan Giemsa sensitivitas dan spesifisitasnya 100%, nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatifnya 100%. Dapat disimpulkan bahwa metode PCR sangat sensitif dan spesifik dalam penegakan diagnosis malaria dan mampu mengidentifikasi spesies parasit secara akurat. Kata Kunci: Plasmodium, Malaria, Giemsa, PCR, Uji Diagnostik.
PENGARUH BUAH NANAS (ANANAS COMOSUS L. MERR) TERHADAP PENINGKATAN PH SALIVA YANGTERPAPAR MINUMAN BERKARBONASI Syauqy, Ahmad; Hanina, Hanina
JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" Vol. 9 No. 2 (2021): JAMBI MEDICAL JOURNAL Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.774 KB) | DOI: 10.22437/jmj.v9i1.11110

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Kebanyakan masalah rongga mulut di Indonesia adalah terkait karies gigi dan penyakit periodontal. Salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit tersebut adalah pH saliva. Stimulus mekanik dan kimiawi dari makanan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pH saliva. Cuci mulut dengan mengkonsumsi buah adalah salah satu cara menjaga pH saliva agar dalam kondisi optimum dalam mencegah terjadinya penyakit gigi. Dari penelitian sebelumnya diketahui bahwa buah nanas dan buah belimbing efektif dalam meningkatkan laju aliran saliva. Namun belum ada penelitian yang membandingkan pengaruh buah tersebut terhadap pH saliva. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pH saliva setelah mengkonsumsi kedua buah tersebut. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian experimental dengan menggunakan pretest and postest group design dan dilakukan di Laboratorium Biomedik FKIK UNJA. Populasi yang digunakan adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran FKIK UNJA angkatan 2017 dan 2018. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposif sampling sebanyak 36 orang yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan mengkonsumsi buah nanas dan kelompok perlakuan mengkonsumsi buah belimbing. Hasil pemeriksaan pH saliva kedua kelompok dianalisis menggunakan program komputer. Hasil: Uji statistik meunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok buah nanas dengan kelompok buah belimbing dalam meningkatkan pH saliva dengan nilai P 0,855. Kesimpulan: Konsumsi buah nanas dan belimbing dapat meningkatkan pH saliva, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok buah nanas dengan kelompok buah belimbing. Kata kunci : pH, Saliva, Nanas, Belimbing ABSTRACT ackground: Most oral problems in Indonesia are related to dental caries and periodontal disease. One of the factors that influence the onset of the disease is the pH of saliva. Mechanical and chemical stimuli from food are one of the factors that influence the pH of saliva. Washing the mouth with fruit is one way to maintain the pH of the saliva so that it is in optimum condition to prevent dental disease. From previous research it was found that pineapple and star fruit were effective in increasing the salivary flow rate. However, no studies have compared the effect of these fruits on salivary pH. This study aims to compare the pH of saliva after consuming the two fruits. Research Methods: This study was an experimental study using a pretest and postest group design and was carried out in the Biomedical Laboratory of FKIK UNJA. The population used was students of the Faculty of Medicine FKIK UNJA class of 2017 and 2018. Sampling was carried out by purposive sampling method of 36 people who were divided into two groups, namely the treatment group consuming pineapple fruit and the treatment group consuming star fruit. The results of the saliva pH examination of the two groups were analyzed using a computer program. Results: The statistical test showed that there was no significant difference between the pineapple and star fruit groups in increasing the pH of saliva with a P value of 0.855. Conclusion: The consumption of pineapple and star fruit can increase the pH of saliva, but there is no significant difference between the pineapple and star fruit groups. Keywords: pH, Saliva, Pineapple, Star fruit