Krisna Yetti
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Fatigue Pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis Rumentalia Sulistini; Krisna Yetti; Rr. Tutik Sri Hariyati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 15 No 2 (2012): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v15i2.30

Abstract

Chronic Kidney Disease merupakan kumpulan sindrom klinik dengan penurunan fungsi ginjal progresif. Prevalensi fatiguetinggi pada pasien hemodialisis. Penelitian ini bertujuan menjelaskan faktor yang berhubungan dengan Fatigue pada pasienyang menjalani hemodialisis. Desain penelitian analitik observasional. Teknik non probability sampling. Hasil penelitian tidakada hubungan tingkat fatigue dengan pekerjaan (p= 0,732; α= 0,05), status dukungan (p= 0,679; α= 0,05), jenis kelamin (p=0,914; α= 0,05), frekuensi (p= 0,676; α= 0,05), jarak fasilitas (p= 0,149; α= 0,05), komplikasi (p= 0,062; α= 0,05), merokok(p= 0,062; α= 0,05), alkohol (p= 0,075; α= 0,05), riwayat penyakit (p= 0,42; α= 0,05), dan status nutrisi (p= 0,168; α= 0,05).Ada hubungan tingkat fatigue dengan latihan fisik (p= 0,027; α= 0,05), lama menjalani hemodialisis (p= 0,019; α= 0,05), kadarhemoglobin (p= 0,029; α= 0,05), penghasilan (p= 0,07; α= 0,05), dan pendidikan (p= 0,040; α= 0.05). Faktor dominan adalahpenghasilan. Perawat hemodialisis diharapkan memonitoring fatigue, memberikan pendidikan kesehatan tentang latihan fisikdan memberikan asuhan keperawatan holistik.
Pemberian ASI Efektif Mempersingkat Durasi Pemberian Fototerapi Rahmah Rahmah; Krisna Yetti; Besral Besral
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 15 No 1 (2012): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v15i1.45

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status hidrasi, perubahan nilai total serum bilirubin, dan perbedaan durasifototerapi bayi yang mendapat fototerapi dengan diberi ASI dan susu formula Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif,observasional, dan prospektif terhadap 34 bayi cukup bulan yang sehat di sebuah rumah sakit di Jakarta. Responden dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu; kelompok bayi yang hanya diberi susu formula, kelompok bayi yang hanya diberi ASI, dan kelompokbayi yang diberi ASI dan susu formula. Hasil penelitian, menggunakan analisa data univariat dan bivariat dengan tes statistikChi-square, ANOVA dan Mann-Whitney, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan status hidrasi dan perbedaan perubahannilai total serum bilirubin (p= 0,76; α= 0,05), tetapi ada perbedaan durasi fototerapi antara ke tiga kelompok (p= 0,001; α=0,05). Kelompok yang diberi ASI mempunyai durasi fototerapi tersingkat. Penelitian ini merekomendasikan agar perawatmemastikan keefektifan breastfeeding selama fototerapi.
Penurunan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Melalui Terapi Reiki Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Ester Inung Sylvia; Krisna Yetti; Rr.Tutik Sri Hariyati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 14 No 2 (2011): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v14i2.318

Abstract

AbstrakReiki merupakan terapi komplementer untuk menurunkan kadar glukosa darah. Terapi ini menggunakan energi alami yangdisalurkan pada tubuh pasien dengan tujuan menyelaraskan energi yang tidak seimbang dalam tubuhnya. Penelitian untukmengetahui pengaruh Reiki terhadap penurunan glukosa darah dan mengidentifikasi apakah faktor stres dan berat badan(obesitas) berperan dalam penurunan KGD pasien Diabetes Melitus tipe 2 dilakukan di Klub Diabetes sebuah RS di Jakarta.Desain penelitian pre-eksperimental dengan pendekatan one-group pretest-posttest design. Sejumlah 18 sampel dipilih denganteknik purposive sampling. Terapi dilakukan selama tiga puluh hari dengan dua metode, secara langsung dan jarak jauh. Hasilpenelitian menunjukkan perbedaan bermakna antara glukosa darah sebelum dan setelah intervensi Reiki (p= 0,000; α= 0,05).Penelitian ini menyarankan penggunaan Reiki dalam asuhan keperawatan.Kata Kunci: diabetes melitus tipe 2, kadar glukosa darah, Reiki, terapi komplementerAbstractReiki is one of the complementary therapies that are used to decrease blood glucose level. The therapy transfers naturalenergy into the patient’s body to synchronize the energy imbalance in the body. The research to examine the effect of Reiki andthe role of the stress and weight factor to decrease blood glucose level of DM type 2 patients was held in a hospital-baseddiabetic club in Jakarta. The design of this study was pre-experimental with the one-group pretest-posttest design. Eighteenpatients were selected with the purposive sampling technique. Reiki therapy was performed in 30 days using two methods:direct and distant healing method. The result revealed that there was a significant difference in random blood glucose levelbefore and after the Reiki intervention (p= 0.000; α= 0.05). It is recommended to incorporate the Reiki therapy in nursingcare.Keywords: type 2 Diabetes Mellitus, blood glucose level, Reiki, complementary therapy
Penurunan Tekanan Darah Pada Klien Hipertensi Primer Melalui Terapi Hypnosis Eko Winarto; Krisna Yetti; Mustikasari Mustikasari
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 14 No 1 (2011): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v14i1.59

Abstract

Terapi hipnosis pada pasien hipertensi primer merupakan terapi non-farmakologis yang menarik untuk dikaji. Tujuan penelitianini untuk mengidentifikasi efek terapi hipnosis pada penurunan tekanan darah pada pasien rawat jalan dengan hipertensi primer.Penelitian kuasi eksperimen with pre-post control group ini menggunakan sampel yang dipilih secara acak sederhana, setiapkelompok 19 responden. 100mm Visual Analog Scale (VAS) digunakan untuk mengukur kecemasan, Stanford Hypnos-abilitySuggestibility Scale Form C (SHSS Form C) untuk observasi tingkat sugestibilitas dan sfignomanometer digital untuk tekanandarah. Hasil penelitian menunjukan tekanan darah sistolik turun secara bermakna 17,16 mmHg (p= 0,001, α= 0,05), diastolikturun secara bermakna 10,21 mmHg (p= 0,000, α= 0,05), sebelum dan setelah terapi hipnosis. Usia dan penurunan tekanan darahdiastolik setelah terapi hipnosis menunjukan hubungan yang kuat dan bermakna (r= 0,736, p= 0,000, α= 0,05). Riwayat merokokpasif menunjukan bahwa hubungan yang bermakna pada penurunan tekanan darah diastolik kelompok intervensi (p= 0,043,α= 0,05). Hasil ini berimplikasi pada penerapan terapi hipnosis sebagai intervensi keperawatan untuk membantu menurunkanhipertensi.
Kemampuan Keluarga Merawat Usia Lanjut Berdasarkan Karakteristik Keluarga dan Usia Lanjut Siti Nur Kholifah; Krisna Yetti; Besral Besral
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 14 No 1 (2011): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v14i1.50

Abstract

Sebuah kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur mempunyai banyak usia lanjut. Tetapi belum diketahui kemampuankeluarga merawat usia lanjut. Penelitian analitik observasional ini bertujuan mengetahui hubungan karakteristik keluarga danusia lanjut dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut. Populasi penelitian adalah keluarga dengan usia lanjut, jumlahsampel sebanyak 319 keluarga yang ditentukan dengan two stage cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan 48,3% keluargamampu merawat usia lanjut. Sub variabel yang paling dominan berhubungan dengan kemampuan keluarga yaitu sikap keluarga.Selanjutnya, perlu pengembangan Posyandu Usia Lanjut dengan melibatkan keluarga dan pembentukan paguyuban keluargadengan usia lanjut. Penelitian dengan jenis action research tentang model perawatan usia lanjut yang mengaplikasikankeperawatan transkultural sebagai kerangka konsep penelitian perlu dilakukan.
Pengetahuan dan Dukungan Sosial Meningkatkan Self-Care Behavior pada Anak Sekolah dengan Thalasemia Mayor Indanah Indanah; Krisna Yetti; Luknis Sabri
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 15 No 1 (2012): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v15i1.47

Abstract

Penyakit thalasemia merupakan kelainan genetik tersering di dunia. Di Indonesia, penyakit ini telah menjadi penyakit yangmembutuhkan penanganan yang serius. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan faktor-faktor yang berhubungan denganSelf-care Behavior pada anak sekolah penderita thalasemia mayor. Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional inidilakukan terhadap 131 pasien usia sekolah penderita thalasemia mayor yang berkunjung ke rumah sakit X dari tanggal 1 Meihingga 10 Juni 2010. Hasil penelitian, dengan menggunakan analisis multivariat menunjukkan ada hubungan antara pengetahuandan dukungan sosial dengan selfcare behavior, dengan pengetahuan yang paling dominan mempengaruhi (p= 0,000; α= 0,05;OR= 31,6). Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan pendidikan kesehatan dan dukungan sosial untuk meningkatkanperilaku perawatan diri penderita thalasemia.