Nofialdi, Nofialdi
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Ijtihad Ibn Qayyim Al-Jawziyyah dan al-Maqāṣid al-Juz’iyyah: Refleksi Penyelesaian Kasus Hukum Islam nofialdi, Nofialdi
Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam Vol 12 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Syariah IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1108.175 KB) | DOI: 10.24090/mnh.v12i1.1362

Abstract

The understanding of a mujtahid toward maqāṣid al-syarīʻah becomes something urgent and significant, since ijtihad must be able to realize benefits, which is the substance of maqāṣid al-syarīʻah both in the general scale (‘āmmah), special (khāṣṣah), as well as in scale for specific cases (juz`iyyah). Ibn Qayyim, for example, in most cases is very concerned about maqāṣid al-syarī'ah, which one of its parts is al-maqāṣid al-juz’iyyah. In the case of the necessity of cleaning urine trails, specifically (juz'ī) it is not required to the urine of baby boys. This clearly shows that Ibn Qayyim is very concerned about al-maqāṣid al-juz’iyyah, because it is difficult to clean urine traces of baby boys so that it is not required to clean it up but simply by splashing water on the traces. Likewise in other cases, such as the necessity of ablution after eating camel meat, which is not required to be other than camel meat, the sale and purchase of salam (order) and the waiting period of women left behind, also shows that Ibn Qayyim is very concerned with the realization of al-maqāṣid al-juz’iyyah in establishing the law .
PERLINDUNGAN ANAK KORBAN KEKERASAN PERSPEKTIF HUKUM KELUARGA ISLAM (Studi Masyarakat Kubung Kabupaten Solok) Almaturidi, Almaturidi; Nofialdi, Nofialdi; Marhen, Marhen
El -Hekam Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : State Institute for Islamic Studies Batusangkar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31958/jeh.v5i2.2663

Abstract

Hak-hak anak korban kekerasan di masyarakat Kubung Kabupeten Solok belum mendapatkan haknya secara maksimal, seperti halnya perlindungan, pendidikan dan nafkah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni kondisi orang tua, pengetahuan, anak dan ekonomi keluarga. Dampak yang ditimbulkan dari tindak kekerasan terhadap anak lebih berdampak negatif baik dari aspek perkembangan fisik maupun dari aspek perkembangan kejiwaan atau pisikis anak. efek negatif bagi perkembangan jiwa anak dalam kahidupan selanjutnya. Dampaknya: rasa trauma, suka berkelahi, meninggalkan rumah, takut, psikologis terganggu, rasa sakit. Menurut perspektif Hukum Keluarga Islam sebagaimana yang berlaku dalam hukum positif Indonesia dalam KHI Pasal 105 Ayat (3) yaitu menjadi orang yang bertanggung jawab dalam hal ekonomi anak untuk memenuhi kebutuhannya Pernyataan dalam KHI ini juga dikuatkan dalam hukum positif di Indonesia dalam Pasal 41 ayat (1) dan (2) UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan bahwa bapak dan ibu tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya. Dalam hal ini sangat jelas apa yang dimandatkan dalam KHI dan UU Perkawinan disini adalah memelihara dan mendidik anak adalah kewajiban kedua orang tua untuk memenuhinya. Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam tidak ada petentangan mengenai hak anak, keduanya saling menguatkan
DOKTRIN DAN HUKUM EKONOMI ISLAM Nofialdi, Nofialdi
El -Hekam Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : State Institute for Islamic Studies Batusangkar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31958/jeh.v5i2.2662

Abstract

Kajian ekonomi Islam dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu sebagai doktrin dan sebagai hukum. Sebagai doktrin ekonomi Islam dapat dilihat sebagai bagian ibadah yang harus dipatuhi karena bersifat taken for granted. Sedangkan sebagai hukum maka ekonomi Islam dipandang sebagai persoalan muamalah yang membuka peluang terjadi perubahan hukum.