Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI JAWA DAN DARI PAPUA Arumsari, Rindang; Setyawati, Sri Panca; Gumilang, Galang Surya
JURNAL KONSELING GUSJIGANG Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Konseling Gusjigang Desember 2017
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.101 KB) | DOI: 10.24176/jkg.v3i2.1315

Abstract

Peneliti menemukan permasalahan yang dilatar belakangi pengalaman PPL peneliti di SMAN 1 Kediri,  yaitu adanya perbedaan perilaku yang menggambarkan motivasi belajar antara siswa Jawa dan Papua. Siswa Jawa terlihat penuh antusias, tekun, lebih berminat, dan kritis dalam belajar dibandingkan dengan siswa Papua.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Motivasi belajar siswa Jawa (2) Motivasi belajar siswa Papua (3) Perbedaan motivasi belajar antara Siswa yang Berasal dari Jawa dan Papua.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik penelitian komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 1 Kediri yang berjumlah 1.027 siswa. Teknik pengambilan sampel Papua dilakukan dengan teknik purposive sample dengan jumlah sampel penelitian yaitu 7 siswa, sedangkan teknik pengambilan sampel Jawa dilakukan dengan teknik sampling kuota dengan jumlah sampel penelitian yaitu 7 siswa. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner motivasi belajar.Analisis data secara deskriptif menunjukkan rata-rata motivasi belajar siswa Jawa dengan nilai 131 (kategori sangat tinggi) dan siswa Papua dengan nilai 107 (kategori tinggi).Analisis data menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan nilai signifikansi < 0.05 (0.018 < 0.05).Hal ini berarti ada perbedaan motivasi belajar antara siswa yang berasal dari Jawa dan Papua. Motivasi belajar siswa Jawa  lebih tinggi dibandingkan motivasi belajar siswa Papua.Berdasarkan simpulan hasil penelitian, bahwa siswa Papua memiliki motivasi belajar yang lebih rendah dibandingkan siswa Jawa maka diharapkan guru BK dapat memberikan layanan bimbingan dan konseling guna meningkatkan motivasi belajar seluruh siswa khususnya siswa Papua. Kata Kunci: Motivasi Belajar, Siswa Jawa, Siswa Papua 
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN SELF DIRECTED LEARNING MAHASISWA Sri Panca Setyawati
Nusantara of Research : Jurnal Hasil-hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri Vol 3 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (29.061 KB)

Abstract

ABSTRACTIt is necessary developing the student self directed, because it is one of education aims in Indonesia. It ought to be develop in the college such as the university. In fact, some lecturers have not done yet their task to develop their students’ self directed optimally and professionally. This condition was showed by their application of teaching method which is characterized by one way information concept and it will make the students are passive. It is necessary to apply the teaching method that will develop the students’ self directed learning such as the Inquiry Based Learning Model. The purpose of this study was to examine the effects of inquiry based learning on self directed learning. The study was a quasi experiment with the pretest-posttest control group. The result showed: the inquiry based learning was effective to promote the students’ self directed learning.Key Words: Inquiry based learning, Self directed learning.
Korelasi Pola Asuh Orangtua Siswa dengan Perilaku Agresif Siswa SMP di Kabupaten Kediri Putratama Lantip Wahindha; Sri Panca Setyawati; Yuanita Dwi Krisphianti
Nusantara of Research : Jurnal Hasil-hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri Vol 5 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.03 KB) | DOI: 10.29407/nor.v5i2.13059

Abstract

Perilaku agresif adalah perilaku yang menunjukkan tindak kekerasan untuk menyakiti orang lain atau merusak suatu benda yang dilakukan secara fisik maupun verbal. Perilaku agresif secara fisik ditunjukkan dengan memukul, melempar, meludahi, meninju dan sebagainya. Sedangkan bentuk perilaku agresif verbal ditunjukkan dengan berkata kasar, mengumpat, menghina, mengejek, dan sebagainya. Pola asuh orangtua adalah interaksi orangtua dengan anak yang diekspresikan melalui sikap, ucapan, nilai-nilai yang ditanamkan dalam mengasuh dan memenuhi tumbuh kembang anak. Tujuan penelitian ini digunakan untuk mengetahui adakah korelasi antara pola asuh orangtua siswa dengan perilaku agresif siswa SMP di Kabupaten Kediri. Populasi penelitian berjumlah 298 siswa dan sampel penelitian berjumlah 44 siswa. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah angket pola asuh orangtua dan skala perilaku agresif . Hasil penelitian ini menunjukkan nilai sig 0.730>0.05, yang memiliki arti bahwa tidak ada korelasi antara pola asuh orangtua siswa dengan perilaku agresif siswa SMP di Kabupaten Kediri. berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang bisa diberikan adalah 1) perilaku agresif yang muncul pada diri siswa tidak selalu berkorelasi dengan pola asuh orangtua, 2) bagi peneliti selanjutnya diharapkan meneliti faktor-faktor lain yang kemungkinan ada korelasi dengan perilaku agresif siswa.
Penerapan Solution Focused Brief Counseling untuk Meningkatkan Empati Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Sri Panca Setyawati; Laelatul Arofah; Ikke Yuliani Dhian Puspitarini; Santy Andrianie; Marizty Jessica Ratputri David
Nusantara of Research : Jurnal Hasil-hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.859 KB) | DOI: 10.29407/nor.v6i1.13611

Abstract

Seringkali didapati mahasiswa menunjukkan perilaku empati yang rendah. Hal tersebut terlihat dari perilaku yang dilakukan sehari-hari di kampus. Perilaku tersebut seperti acuh terhadap dosen, acuh dengan masalah yang sedang dialami oleh temannya, dan menganggap tugas kelompok tidak penting. Empati menjadi hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh calon guru BK, mengingat nantinya akan berhubungan dengan beragam siswa yang memiliki latar belakang budaya dan masalah yang dimiliki. Calon guru BK yang memiliki empati rendah dikhawatirkan akan melanggar norma sosial dan agama. Oleh karena itu sangat dibutuhkan bantuan bagi calon guru BK yang memiliki empati rendah. Salah satu bantuan yang dapat ditawarkan adalah pendekatan SFBC (Solution Focused Brief Counseling). Pendekatan ini dipandang baru dan diharapkan dapat memberikan sumbangsih untuk meningkatkan empati mahasiswa BK UNP Kediri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menujukkan keefektifan SFBC untuk meningkatkan empati mahasiswa BK UNP Kediri. Metode yang digunakan adalah pre-experiment dengan jenis one group pretest-posttest design. Berdasarkan hasil data menunjukkan nilai sig. 0,303 yang artinya > 0,05. Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, sehingga Solution Focused Brief Counseling tidak efektif untuk meningkatkan empati mahasiswa BK tingkat II UNP Kediri.
Resilience and The Character of Student Curiosity in Discovery Learning-Based Online Learning Adirasa Hadi Prasetyo; Jasiah Jasiah; Natris Idriyani; Sri Panca Setyawati
International Journal of Applied Guidance and Counseling Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Mercu Buana University of Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26486/ijagc.v3i1.2289

Abstract

The Covid 19 pandemic has had many impacts on various sectors of human life. The education sector is also feeling the effects of the pandemic that hit almost all parts of the world. Learning that initially takes place in the classroom turns into online learning. This article was written using a literature study approach. The data obtained comes from similar articles from various sources in national journals. The use of discovery learning models in online learning can be done in many ways. For example: the teacher gives a picture of the problem to the student to be examined comprehensively. After students can find and think deeply about the material with the attachment of discovery learning. Of course, the material conveyed through the picture must be creative in order to match the character of students' curiosity. In addition, the delivery of material can be delivered by utilizing the LMS (Learning Management System) platform, such as: edmodo, schoology, google classroom and so on. This learning design aims to make students have an attitude of resilience to the covid 19 pandemic that is sweeping around the world today.
PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR ANTARA SISWA YANG BERASAL DARI JAWA DAN DARI PAPUA Rindang Arumsari; Sri Panca Setyawati; Galang Surya Gumilang
JURNAL KONSELING GUSJIGANG Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Konseling Gusjigang Desember 2017
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/jkg.v3i2.1315

Abstract

Peneliti menemukan permasalahan yang dilatar belakangi pengalaman PPL peneliti di SMAN 1 Kediri,  yaitu adanya perbedaan perilaku yang menggambarkan motivasi belajar antara siswa Jawa dan Papua. Siswa Jawa terlihat penuh antusias, tekun, lebih berminat, dan kritis dalam belajar dibandingkan dengan siswa Papua.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Motivasi belajar siswa Jawa (2) Motivasi belajar siswa Papua (3) Perbedaan motivasi belajar antara Siswa yang Berasal dari Jawa dan Papua.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik penelitian komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 1 Kediri yang berjumlah 1.027 siswa. Teknik pengambilan sampel Papua dilakukan dengan teknik purposive sample dengan jumlah sampel penelitian yaitu 7 siswa, sedangkan teknik pengambilan sampel Jawa dilakukan dengan teknik sampling kuota dengan jumlah sampel penelitian yaitu 7 siswa. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner motivasi belajar.Analisis data secara deskriptif menunjukkan rata-rata motivasi belajar siswa Jawa dengan nilai 131 (kategori sangat tinggi) dan siswa Papua dengan nilai 107 (kategori tinggi).Analisis data menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (0.018 lebih kecil dari 0.05).Hal ini berarti ada perbedaan motivasi belajar antara siswa yang berasal dari Jawa dan Papua. Motivasi belajar siswa Jawa  lebih tinggi dibandingkan motivasi belajar siswa Papua.Berdasarkan simpulan hasil penelitian, bahwa siswa Papua memiliki motivasi belajar yang lebih rendah dibandingkan siswa Jawa maka diharapkan guru BK dapat memberikan layanan bimbingan dan konseling guna meningkatkan motivasi belajar seluruh siswa khususnya siswa Papua. Kata Kunci: Motivasi Belajar, Siswa Jawa, Siswa Papua 
Pengabdian Kepada Masyarakat Penggunaan Media Screencast-O-Matic bagi Guru Bimbingan Konseling guna Peningkatan Layanan BK pada Siswa SMK Sri Panca Setyawati; Vivi Ratnawati; Atrup Atrup
Abimanyu : Jornal of Community Engagement Vol 2 No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.333 KB) | DOI: 10.26740/abi.v2i2.13100

Abstract

Tokoh sentral dalam layanan Bimbingan dan Konseling adalah guru Bimbingan dan Konseling atau konselor yang dituntut untuk terampil secara kreatif dan efektif dalam memberikan layanan. Secara faktual masih sangat banyak guru Bimbingan dan Konseling yang belum terampil dan bahkan belum maksimal dalam menggunakan media Bimbingan dan Konseling berbasis komputer atau internet. Oleh karena itu, sangat penting adanya upaya pengembangan media layanan Bimbingan dan Konseling, salah satunya adalah pengembangan dan penggunaan media BK dengan aplikasi Screencast-O-Matic guna meningkatkan layanan Bimbingan dan Konseling bagi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan.  Metode yang diterapkan adalah metode ceramah, tanya jawab, dan praktek langsung, serta evaluasi. Adapun hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bahwa penggunaan media Screencast-O-Matic menjadi salah satu alternatif yang mudah dan dapat dipilih guru BK untuk menyajikan materi berbasis multimedia dalam memberikan layanan pada siswa SMK. Penggunaan media ini memudahkan dalam memperjelas penyampaian pesan atau informasi agar tidak verbalistis, dan efektif dalam mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Harapan selanjutnya, kegiatan pengabdian ini dapat dilaksanakan kembali dikemudian hari, dikarenakan selama ini baru pertama kali dilaksanakan kegiatan tersebut.
Pemanfaatan Gawai sebagai Media Menanamkan Karakter Tanggung Jawab Pada Siswa SD Vivi Ratnawati; Sri Panca Setyawati; Risaniatin Ningsih; Aulia Karuniawati
Open Community Service Journal Vol. 2 No. 1 (2023): Open Community Service Journal
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.987 KB) | DOI: 10.33292/ocsj.v2i1.24

Abstract

Subyek kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah siswa SDN Toyoresmi Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri. Kegiatan ini dilatar belakangi adanya peningkatan penyalahgunaan gawai oleh siswa. Penggunaan gawai ini lah yang menimbulkan problema bagi sekolah, karena ternyata banyak siswa yang menyalahgunakan gawai. Gawai tidak hanya digunakan untuk kepentingan belajar tetapi lebih banyak digunakan untuk kepentingan yang tidak terkait dengan belajar pembelajaran, seperti mengakses game online, bersosial media, melihat video, dan sebagainya. Oleh karena itu, sangat penting memberikan pengetahuan tentang penggunaan gawai yang bertanggung jawab terutama pada siswa. Upaya tersebut dilaksanakan dalam kegiatan program pengabdian masyarakat ini. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah mensosialisasikan cara bijak menggunakan gawai dalam rangka membangun karakter tanggung jawab pada siswa dan mencegah terjadinya penyalahgunaan gawai yang berdampak negatif. Metode yang akan digunakan adalah ceramah bervariasi dengan dialog, bernyanyi, dan ice breaking. Tahapan yang akan dilakukan adalah persiapan, pelaksanaan sosialisasi, dan evaluasi. Dalam pelaksanaan sosialisasi akan disampaikan materi tentang bijak bergawai. Evaluasi dilaksanakan selama berlangsungnya sosialisasi. Hasilnya selama proses, siswa menunjukkan konsentrasi yang tinggi, aktif, dan mampu menjawab pertanyaan dengan tepat terkait materi yang disampaikan.
Peningkatan Pemahaman Tentang Perkembangan Masa Puber Bagi Orang Tua dan Guru Sri Panca Setyawati; Risaniatin Ningsih; Ikke Yuliani Dhian Puspitarini; Nora Yuniar Setyoputri; Rozzy Bintang Ambar Pratiwi
Masyarakat Berdaya dan Inovasi Vol. 4 No. 1 (2023): April
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33292/mayadani.v4i1.121

Abstract

Kurangnya pemahaman orang tua dan guru tentang perkembangan anak bisa menjadi penyebab tidak tepatnya pola pengasuhan sehingga menimbulkan perilaku salah suai (berbicara kotor, berperilaku tidak sopan, tidak disiplin, berbohong, dsb) pada anak sebagaimana terjadi di MTs Amdadiyah Kweden Kec. Ngasem Kab Kediri khususnya peserta didik baru. Pihak sekolah menduga ada kaitannya dengan pola asuh dalam keluarga karena orang tua banyak berlatar pekerjaan sebagai buruh pabrik dan berpendidikan rendah/menengah. Kesibukan bekerja dan rendahnya pendidikan orang tua menyebabkan kurangnya pemahaman orang tua terhadap perkembangan anak yang berada dalam masa puber. Demikian juga pada guru, kurangnya pemahaman terhadap perkembangan masa puber yang mungkin berdampak negatif dalam berperilaku menyebabkan guru mudah memberikan label nakal pada siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan pemahaman orang tua dan guru tentang perkembangan masa puber dan pentingnya peran orang tua dan guru memahami perkembangan masa puber. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Agustus 2022 dengan tiga tahapan, yaitu tahap pertama memberikan angket tentang pemahaman perkembangan masa puber sebagai pre-tes, tahap ke dua memberikan materi tentang perkembangan masa puber, dan tahap ke tiga memberikan angket tentang pemahaman perkembangan masa puber sebagai post-tes. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman sebesar 32.5%.
Pelatihan Keterampilan Memandu Wisata bagi Karang Taruna di Wilayah Desa Wisata sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Sri Panca Setyawati; Nuris Kushayati; Najirah Umar; Siskha Putri Sayekti; Anna Lidiyawati
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v5i2.7623

Abstract

Pembangunan bandar udara internasional DHAHA di Kabupaten Kediri memberi peluang berkembangnya pariwisata di wilayah Kediri dan sekitarnya. Untuk pengembangan pariwisata perlu didukung dengan penyiapan destinasi wisata dan pemandu wisata lokal (local guide). Pemikiran tersebut mendorong untuk dilaksanakannya pelatihan pemandu wisata lokal dengan tujuan membekali keterampilan pemandu wisata dan memberdayakan masyarakat. Pelatihan pemandu wisata dilaksanakan 15-16 Oktober 2022 diikuti 18 orang dengan rentang usia 18-25 tahun dan merupakan anggota karangtaruna. Pelatihan dilaksanakan dengan metode ekspositori dalam menyampaikan materi secara konseptual, metode demonstrasi/praktik menyusun naskah pemanduan, dan metode simulasi pemanduan. Hasil pelatihan menunjukkan antusiasme yang tinggi dari peserta dan pemahaman materi pelatihan dalam kategori tinggi (nilai rata-rata 8,5),  kemampuan menyusun naskah pemanduan berada dalam kategori bagus (nilai rata-rata 80,83), dan praktik/simulasi melakukan pemanduan dalam kategori bagus (nilai rata-rata 21,16). Perlu ada tindak lanjut pelatihan untuk meningkatkan keterampilan melakukan pemanduan dalam indikator: penampilan, kelancaran komunikasi, dan ekspresi & gesture.Kediri is building DHAHA international airport, which will provide opportunities to develop tourism in the Kediri region and its surroundings. Developing tourism must be supported by preparing local tourist destinations and tour guides. It encourages to hold the training of local tour guides to equip the skills tour guides and empower the community. The tour guide training was held on 15-16 October 2022, followed by 18 people aged 18-25 years and a member of Karangtaruna. The training is carried out by an expository method for material conceptually, the demonstration/practice method to compile a manuscript, and the simulation method. The results of the training showed not only high enthusiasm but also understanding of the training material was in the high category (average score 8.5), the ability to compose guiding scripts was in a good category (average score 80.83), and practice/simulation conduct scouting in a good category (average value 21.16). There needs to be follow-up training to improve guiding skills in indicators: appearance, fluency in communication, and expression & gesture.