Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

HARMONISASI SOSIAL BUDAYA ANTAR UMAT BERAGAMA DI DESA LOLIBU KECAMATAN LAKUDO KABUPATEN BUTON TENGAH Muliyono, Muliyono; Taena, La; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.207 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v6i1.15331

Abstract

Diversity in Indonesia is a gift from God, including religious differences. This difference sometimes become conflicts in the community, for example the conflict in Poso, Ambon, Wamena and others, but not all different regions always have conflicts. Instead of, it looks safe, peaceful, and harmonious therefore the researcher is interested in examining this diversity. The purpose of this study is to analyze and describe the harmonization of socio-cultural interactions and the causes of socio-cultural interactions in the village of Lolibu. The type of research is descriptive qualitative. The technique of determining informants is by purposive sampling, and the technique of data collection is done by observation participant, indepth interviews, and document studies. Data analysis techniques are done by (1) data reduction, (2) presentation, (3) verification. The results of this study indicate that socio-cultural interaction between religious communities in Lolibu Village, can be described as follows: First, the harmonization of social-cultural interactions between religious communities such as, the existence of regional ties, mutual respect and respect between religious adherents, the harmonization of the birocrate of Lolibu Village. Second, factors that cause of social and cultural interactions between religious communities such as traditional and cultural units, mutual cooperation (Pohamba-hambai), and marriage.Keywords: Harmonization, social, culture, religious people, Lolibu village
PEMANFATAN TUMBUHAN SOLITI (WRIGHTIA ABOREA) SEBAGAI PENGOBATAN HERBAL TRADISIONAL PADA MASYARAKAT SUKU MUNA Wilda Ningsi, Wa OdeEnis; Aso, La; Topo Jers, La Ode
Jurnal Penelitian Budaya Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.547 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v3i2.6636

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan apa saja pemanfaatan dan dampak pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tanaman soliti (Wrightia arborea) pada suku Muna di Kabupaten Kabhangka. Teori yang digunakan sebagai analisis dalam penelitian ini adalah teori tentang penyakit dan sistem perawatan kesehatan (ethnomedicine) oleh Foster Anderson (1986) dan teori pengambilan keputusan oleh Fabrega (1973). Metode yang digunakan adalah metode etnografi dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam dan teknik dokumentasi dengan informan yang terkait dengan pemanfaatan solitiplant sebagai obat herbal tradisional Munatribe. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman soliti digunakan oleh masyarakat Muna sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti katarak, darah kotor, batuk, dan menghentikan pendarahan bagi wanita yang baru saja melahirkan. Bagian tanaman solita yang digunakan oleh suku Muna adalah daun, kulit kayu dan juga getah. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat Muna setelah perawatan dengan solitiis herbal relatif lebih murah, memiliki risiko efek samping yang lebih sedikit, dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif, dan dapat dibudidayakan oleh masyarakat.Kata kunci: Obat tradisional, suku Muna, tanaman Soliti (Wrightia arborea).
PENGARUH NEGATIF ACARA TELEVISI TERHADAP PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK SDN 13 RAHA KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA Baharuddin, Muhammad; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.898 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i2.14908

Abstract

Abstrak: Salah satu media yang banyak diakses oleh masyarakat adalah mediatelevisi. Dengan media televisi, informasi dari semua bidang kehidupan mulai darihiburan, ilmu pengetahuan, pendidikan, situasi ekonomi, hukum, politik, dan lain-laindapat diperoleh dengan cepat. Program televisi di Indonesia kebanyakan ditontonoleh anak-anak. Indikasi banyaknya penonton ini mengacu pada program anak-anakdari berbagai stasiun televisi dengan tingkat rating relatif paling tinggi.Tujuanpenelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan kebiasaan prilaku belajar anaksetelah menonton tayangan televisi, khususnya anak-anak Sekolah Dasar 13 RahaKecamatan Katobu, Kabupaten Muna, dan (2) untuk mendiskripsikan peran orang tuadalam lingkungan keluarga dalam menyikapi acara televisi yang ditonton anak-anak.Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif daninterpretatif dengan mengacu pada empat langkah, yaitu: mengurutkan data ke dalampola sesuai dengan permasalahan, mengelompokan data dalam kategori yang sesuaidengan interpretasi peneliti, sesuai dengan urutan data, dan sejalan denganpemahaman yang akan diperoleh, serta penilaian atas data hingga memperolehkesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pengaruh negatif programacara televisi terhadap perilaku belajar anak ada dua, yaitu: (a) kecanduan akan acaratelevisi sehingga malas mengerjakan tugas dari sekolah atau pekerjaan rumah, dan (b)meminta untuk dibelikan segala bentuk permainan yang tidak menunjangpendidikannya, (2). Peran orang tua dalam mendidik anak-anak mereka sejak dinisangat diperlukan karena anak akan dengan mudah menirukan dan merekam dalamingatannya apa yang telah dilihat dan didengar. Disiplin dalam keluarga mempunyaiperan penting agar anak dapat belajar dengan baik dalam berperilaku, karena sebuahperaturan mengajarkan apa yang harus dan apa yang boleh dilakukan anak di rumah.Kata kunci : Pengaruh negatif, acara televisi, peran orang tua.
PERUBAHAN POLA KONSUMI PANGAN LOKAL KE BERAS PADA PENERIMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DI KOTA KENDARI Asnaity, Eva; Aso, La; Syahrun, Syahrun
Jurnal Penelitian Budaya Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.935 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v6i2.19868

Abstract

The objective of this study is to describe the local food consumption patterns of the recipients of the Family Hope Program (PKH). The theory used for reading data is the thinking of Levi Strauss on the Culinary Triangle and Kingsley Davis (1990) on Social Change. This research used qualitative data, where primary data was obtained through observation and in-depth interviews with informants and field notes, then all research objects were analyzed descriptively qualitatively. The results of research showed that the changes in local food consumption patterns of rice for the recipients of the Family Hope Program have experienced a change in that they used to consume local food more often with the assistance program from the government making the community's dependence on rice commodities, besides that people's taste for rice consumption is influenced because the taste of rice is better. than nice.Keywords: Consumption patterns, local food, recipients of the hopeful family program (PKH)
DINAMIKA BUDAYA PEREMPUAN BALI DI DESA KONDOANO, KECAMATAN MOWILA, KABUPATEN KONAWE SELATAN Sudarmika, I Putu; Suardika, I Ketut; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.118 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v2i2.7888

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan dinamika budaya kerja perempuan Bali di Desa Kondoano, dan (2) untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan dinamika budaya kerja perempuan Bali di Desa Kondoano. Data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi, dan wawancara mendalam. Pemilihan informan ini dilakukan secara purposive. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pada dasarnya, dinamika budaya kerja  perempuan Bali, di Desa Kondoano adalah  dipengaruhi oleh kebutuhan hidup yang semakin tinggi dan budaya malu yang diwarisi secara turun temurun. sehingga perempuan Bali di Desa Kondoano didukung dengan berbagai keterampilan dengan karya-karya kreatif, (2) Faktor-faktor yang menyebabkan dinamika budaya kerja perempuan Bali di Desa Kondoano adalah dipengaruhi oleh faktor  sosial dan faktor ekonomi.Keyword: Pekerjaan dinamis, budaya kerja, perempuan Bali
UPACARA POSUO PADA MASYARAKAT WOLIO DI KOTA BAU-BAU Muhamad Sauf, La Ode; Aso, La; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.709 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v3i2.6637

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan prosesi upacara posuo pada masyarakat Wolio. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode kualitatif. Peneliti menggali nilai-nailai budaya upacara posuo dari hasil deskripsi dan analisis prosesi upacara posuo. Tahap pertama, dilakukan pengumpulan data primer dan sekunder. Tahap kedua, penyeleksian teori untuk mengkaji data. Tahap ketiga, menganalisis dan menginterpretasikan data yang telah diseleksi. Tahap keempat, melakukan penulisan dan konstruksi hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosesi upacara posuo terdiri atas tiga tahap, yakni persiapan, pelaksanaan, dan penutup. Persiapan upacara posuo mencakup kesiapan personalia dan kesiapan perlengkapan. Tahap prosesi upacara posuo terdiri atas tiga bagian, yakni (a) pengukuhan (pauncura), (b) perubahan pola kerapian (bhaliyana yimpo), dan (c) puncak acara (matana karia). Tahap penutup pelaksanaan upacara posuo ditandai dengan pembacaan doa selamat oleh seorang pemuka agama.Kata kunci: Nilai budaya,  posuo, masyarakat wolio
UPACARA POSUO PADA MASYARAKAT WOLIO DI KOTA BAU-BAU Muhamad Sauf, La Ode; Aso, La; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.709 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v3i2.6637

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan prosesi upacara posuo pada masyarakat Wolio. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode kualitatif. Peneliti menggali nilai-nailai budaya upacara posuo dari hasil deskripsi dan analisis prosesi upacara posuo. Tahap pertama, dilakukan pengumpulan data primer dan sekunder. Tahap kedua, penyeleksian teori untuk mengkaji data. Tahap ketiga, menganalisis dan menginterpretasikan data yang telah diseleksi. Tahap keempat, melakukan penulisan dan konstruksi hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosesi upacara posuo terdiri atas tiga tahap, yakni persiapan, pelaksanaan, dan penutup. Persiapan upacara posuo mencakup kesiapan personalia dan kesiapan perlengkapan. Tahap prosesi upacara posuo terdiri atas tiga bagian, yakni (a) pengukuhan (pauncura), (b) perubahan pola kerapian (bhaliyana yimpo), dan (c) puncak acara (matana karia). Tahap penutup pelaksanaan upacara posuo ditandai dengan pembacaan doa selamat oleh seorang pemuka agama.Kata kunci: Nilai budaya,  posuo, masyarakat wolio
POLA MOTIF CERITA ASAL-USUL RAJA PERTAMA DALAM LEGENDA MUNA, WOLIO, DAN TOLAKI Mustafa Husba, Zakiyah; Aso, La; Ibrahim, Irianto
Jurnal Penelitian Budaya Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.082 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v6i2.19920

Abstract

In an effort to reveal the structure of the motifs in the legend stories of the origins of the first king as a step in obtaining historical and cultural knowledge of But and Tolaki ethnic communities, it is hoped that this research can be a frame of reference for the protection and development of Southeast Sulawesi regional literature. The purpose of this study is to describe  patterning of the motifs of the origin story of the first king from the legends of Muna, Wolio, and Tolaki. This research is based on the motive theory of Alan Dundes. Motive theory is used to find the class of motives for each item or sequence of events in the story. The patterns of motifs in the form of tables and schemes are arranged based on the Stith Thompson index motifs. The method used in this research is qualitative method. Data collection techniques with library reading and note-taking techniques, as well as recording and note-taking interview techniques. The data processing is done by triangulation technique. The research data was examined using qualitative descriptive techniques through 2 stages, namely indexing motifs and patterning motifs. The results of the analysis show that there are 9 motifs in the three stories, mythological motifs, magic, other worlds, wise and foolish, restoration of fate, society, natural cruelty, and sex motives. Furthermore, 4 dominant motifs or the same motif are found in the 3 stories of the first kings of Muna, Wolio, and Tolaki, namely mythological motifs, other worlds, wise and foolish, and society motifs.Keywords: motif, legend, Muna, Wolio, and Tolaki
Peran Lembaga Adat Wapulaka dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Bahari Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan Sahyudin, Sahyudin; Karsadi, Karsadi; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.969 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i2.9075

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran lembaga adatWapulaka dan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriftif.Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, pengamatanlangsung, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LembagaAdat Wapulaka memiliki tiga peran: (1) sebagai Lembaga Pertimbangan Desadalam pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa, (2) sebagai LembagaSosial Kemasyarakatan dalam membantu Penyelenggaraan Pembangunan Desasecara partisipatif misalnya gotong royong, dan kerja bakti, dan (3) sebagaiLembaga Peradilan Desa (hakim desa) yang membantu untuk menyelesaikanmasalah-masalah di desa, seperti: perkelahian, perjudian, pencurian, penjualanmiras, pemboman ikan, dan perbuatan asusila. Adapun sanksi yang diberikan olehLembaga adat Wapulaka kepada para pembuat masalah tersebut adalah berupa:(1) sanksi materil, (2) sanksi moral, dan (3) sanksi taliku tondo. Yang menarikadalah bahwa peran lembaga adat Wapulaka ini masih dipercayai oleh masyarakatuntuk menyelesaikan permasalahan di desa sehingga lembaga adatini dapatmembantu Pemerintah Desa Bahari dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.Kata Kunci : Pemerintahan Desa, Lembaga Adat
TRADISI KAMPANAA DALAM PERNIKAHAN ETNIS OMBONOWULU DI DESA SANGI-SANGI KECAMATAN LAONTI KABUPATEN KONAWE SELATAN Ata, La; Niampe, La; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.726 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i1.6611

Abstract

Penelitian ini bertujuan : (1) untuk mendeskripsikan prosesi tradisi kampanaa dalam pernikahan etnis Ombonowulu di Desa Sangi-Sangi Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan; (2) untuk menganalisis makna tradisi kampanaa dalam pernikahan etnis Ombonowulu di Desa Sangi-Sangi Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan. Tekhnik pengumpulan data digunakan dengan cara: (1) observasi partisipan; (2) wawancara mendalam dan (3) studi dokumen. Teknik analisis data dilakukan dengan cara: (1) pengumpulan data; (2) reduksi  data; (3) penyajian data dan (4) menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan  bahwa prosesi tradisil kampanaa dilaksanakan dua tahap : (1) Tahap pertama dilaksanakan pada saat pelamaran atau biasa disebut adat kecil, dengan uang adat 2 boka atau senilai Rp.48.000-. Uang adat tahap pertama dibagi dua, yaitu satu bagian diberikan kepada pihak perempuan dan satu bagian lagi diberikan kepada tokoh-tokoh adat.Pembagian uang adat tahap pertama merupakan kesaksian pihak keluarga perempuan dan tokoh-tokoh adat bahwa perempuan telah sah dilamar. (2) Tahap kedua dilaksanakan pada saat pernikahan atau biasa disebut adat besar, dengan uang adat 7 boka 2 suku atau senilai Rp.384.000.-. Pada tahap kedua, uang adat dibagi tiga, yaitu satu bagian diberikan kepada tokoh-tokoh adat, sedangkan dua bagian diberikan kepada pihak perempuan.Pembagian uang adat tahap kedua bertujuan sebagai kesaksian keluarga pihak perempuan dan tokoh-tokoh adat bahwa yang menikah telah selesai melaksanakan adat dan telah sah dinikahkan dimata adat. Makna simbolik yang terkandung dalam tradisi kampanaa yaitu : (1) Kain putih dimaknai sebagai awal manusia dilahirkan di dunia dalam keadaan bersih, dalam hal ini bersih dari dosa sebagimana halnya kain putih dalam keadaan putih dan bersih; (2) wadah yang persegi empat dimaknai sebagai bentuk tubuh manusia,di mana tubuh manusia terdapat empat bagian yaitu muka, belakang, samping kanan dan samping kiri; (3) Buah pinang dimaknai sebagai jantung manusia; (4) Gambir yang berwarna mera dimaknai sebagai darah; (5) Daun siri dimaknai sebagai bentuk tulang rusuk manusia.Kata kunci: Tradisi Kampanaa, Makna Simbolik, Etnis OmbonowuluÂ