Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PENAMBAHAN SERBUK OLAHAN DARI GIGI SAPI TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK MODEL GIGI TIRUAN Afdal, Afdal; Affi, Jon; Gunawarman, Gunawarman
MEKTRIK Vol 7, No 1 (2016): Jurnal MEKANIKAL Volume 7 Nomor 1 Januari 2016
Publisher : MEKTRIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penambahan serbuk olahan dari gigi sapi terhadap sifat mekanik dan fisik model gigi tiruan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan HA dari gigi sapi sebagai bahan pengganti bahan baku impor. Limbah gigi sapi disintesis menjadi bubuk HA, dan selanjutnya dikarakterisasi dengan SEM dan EDX untuk mengetahui struktur mikro dan komposisi kimia serbuk. Geligi sapi ini dilepaskan dari rahang, dicuci dan kemudian direbus dalam air mendidih selama 3 jam dengan presto untuk menghilangkan sumsum tulang dan lemak yang melekat. Gigi selajutnya dicacah, digiling dan dihaluskan dengan ball mill sebelum dikalsinasi beberapa kali pada temperatur 800oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan gigi sapi relatif lebih sulit dari pada tulang sapi. Kalsinasi selama 3 kali sudah meningkatkan kandungan Kalsium dan Posfor menjadi sekitar 33% dan 16% pada sampel serbuk, namun kadar ini dinilai masih jauh lebih rendah dari potensi sebenarnya. Oleh sebab itu, beberapa tahapan proses masih berlanjut untuk menghasilkan serbuk yang superhalus dengan karakteristik fisik menyamai serbuk impor. Kemudian dilakukan pembuatan model gigi tiruan dengan mencampurkan serbuk HA dari gigi sapi dan resin dilanjukan pengujian struktur mikro, pengujian kekerasan dan uji tekan. Nilai kekerasan sampel gigi tiruan 40,3 VHN dan kekuatan tekan 45,4 MPa.
Analisa Struktur Mikro Material Substitusi Hidroksiapatit Cangkang Kerang Darah dan Resin Akrilik Bahan Pembuat Gigi untuk Aplikasi Gigi Tiruan Afrizal, Afrizal; Gunawarman, Gunawarman
Jurnal Surya Teknika Vol 2, No 04 (2016): Surya Teknika
Publisher : Jurnal Surya Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerang darah (Anadara granosa) merupakan jenis kerang laut yang digunakan untuk menggantikan sebagian fungsi resin akrilik bahan pembuat gigi tiruan untuk aplikasi gigi pengganti. Dalam penelitian ini partikel halus hidroksiapatit sintetis yang berasal dari cangkang kerang darah digunakan sebagai partikel substitusi bahan pembuat gigi pengganti. Kerang darah dipersiapkan dengan membakar, menggiling hingga halus (menggunakan pulvalizer dan ball mill machine) dan mengayak hingga didapatkan partikel sintetis HA dengan tingkat kekasaran hingga  62 m (nomor ayakan #125). Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan struktur mikro material substitusi HACK+TRA. Struktur mikro ini kemudian dibandingkan dengan struktur mikro gigi. Hasil pemeriksaan struktur mikro menggunakan SEM-EDX, terlihat bahwa komposisi material substitusi terbaik terdapat pada spesimen 1A dan 2A, dimana partikel HACK mengganti volume TRA sebesar 1,375 dan 1,500 gr dalam material substitusi HACK+TRA  Hal ini disebabkan kehadiran partikel-partikel HACK dengan kerapatan (density) yang tinggi dan halus. Kerapatan partikel-partikel atom HACK dalam campuran HACK+TRA menghalangi laju dislokasi atom-atom resin akrilik dalam material substitusi ini. Hal ini meningkatkan sifat-sifat mekanik material substitusi
PENGOLAHAN DAN KARAKTERISASI SERBUK HIDROSIAPATIT DARI LIMBAH TULANG SAPI UNTUK BAHAN GIGI PENGGANTI Jon Affi., Zulkarnain, Gunawarman
Menara Ilmu Vol 10, No 72 (2016): Jurnal Menara Ilmu November Jilid 1
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v10i72.32

Abstract

Gigi merupakan salah satu organ tubuh yang berfungsi mengolah makanan.Kehilangan gigi mengakibatkan fungsi organ mulut terganggu, akibatnya seseorang bisakehilangan rasa percaya diri. Untuk mengembalikan fungsi gigi yang hilang atau rusak bagiorang dewasa hanya bisa diganti dengan gigi tiruan. Pemasalahan utama dalam pembuatan gigitiruan adalah harga bahan baku yang relatif mahal karena semua bahan adalah hasil impor.Akibatnya, pasien lebih cendrung untuk tidak menggunakan gigi tiruan yang mahal ini. Padapenelitian ini, telah dicoba untuk membuat gigi tiruan dari bahan lokal. Bahan gigi lokaldibuat dengan melakukan proses pengolahan serbuk tulang sapi untuk mendapatkan serbukhalus tulang berkadar hidroxiapatit (HA) yang tinggi. Sebagai tahap awal, serbuk halus ini HAdari tulang sapi ini telah dicampurkan dengan bahan gigi tiruan komersil karena serbuk tulangsapi mempunyai karakteristik menyamai karateristik gigi asli.Tulang sapi lokal telah diproses dengan serangkaian proses mekanik menjadi serbuktulang. Tulang sapi dipotong-potong sepanjang 3-5 cm, kemudian dicuci/dibersihkan,dikeringkan, direbus ke dalam fresto selama 3-4 jam yang gunanya untuk menghilangkanlemak, sisa protein dan sumsum. Proses selanjutnya dijemur atau dikeringkan untukdihancurkan dengan menggunakan martil/palu dan dilanjutkan dengan blender. Hasilpengolahan dengan blender telah disaring/diayak dengan menggunakan saringan teh. Untukmendapatkan serbuk tulang yang lebih halus, hasil saringan/ayakan telah digiling lagi denganmenggunakan mesin Ball Mill. Proses terakhir di kalsinasi atau dibakar dalam tanurlistrik/furnace pada suhu 720 hingga 800oC selama ± 150 menit sebanyak 4 kali pembakarandengan tujuan menghilangkan senyawa organik dan diayak. Serbuk ini selanjutnya dikarakterisasi menggunakan SEM dan EDX. Hasil karakterisasi menunjukkan peningkatanjumlah kuantitas calcium dan pospor untuk setiap proses. Hal ini di ikuti dengan penurunanjumlah kuantitas oksigen.Keywords: Tulang, Karakterisasi, Bahan, Gigi, Pengganti.
PENGOLAHAN DAN KARAKTERISASI SERBUK HIDROSIAPATIT DARI LIMBAH TULANG SAPI UNTUK BAHAN GIGI PENGGANTI Jon Affi., Zulkarnain, Gunawarman
Menara Ilmu Vol 10, No 72 (2016): Jurnal Menara Ilmu November Jilid 1
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v10i72.32

Abstract

Gigi merupakan salah satu organ tubuh yang berfungsi mengolah makanan.Kehilangan gigi mengakibatkan fungsi organ mulut terganggu, akibatnya seseorang bisakehilangan rasa percaya diri. Untuk mengembalikan fungsi gigi yang hilang atau rusak bagiorang dewasa hanya bisa diganti dengan gigi tiruan. Pemasalahan utama dalam pembuatan gigitiruan adalah harga bahan baku yang relatif mahal karena semua bahan adalah hasil impor.Akibatnya, pasien lebih cendrung untuk tidak menggunakan gigi tiruan yang mahal ini. Padapenelitian ini, telah dicoba untuk membuat gigi tiruan dari bahan lokal. Bahan gigi lokaldibuat dengan melakukan proses pengolahan serbuk tulang sapi untuk mendapatkan serbukhalus tulang berkadar hidroxiapatit (HA) yang tinggi. Sebagai tahap awal, serbuk halus ini HAdari tulang sapi ini telah dicampurkan dengan bahan gigi tiruan komersil karena serbuk tulangsapi mempunyai karakteristik menyamai karateristik gigi asli.Tulang sapi lokal telah diproses dengan serangkaian proses mekanik menjadi serbuktulang. Tulang sapi dipotong-potong sepanjang 3-5 cm, kemudian dicuci/dibersihkan,dikeringkan, direbus ke dalam fresto selama 3-4 jam yang gunanya untuk menghilangkanlemak, sisa protein dan sumsum. Proses selanjutnya dijemur atau dikeringkan untukdihancurkan dengan menggunakan martil/palu dan dilanjutkan dengan blender. Hasilpengolahan dengan blender telah disaring/diayak dengan menggunakan saringan teh. Untukmendapatkan serbuk tulang yang lebih halus, hasil saringan/ayakan telah digiling lagi denganmenggunakan mesin Ball Mill. Proses terakhir di kalsinasi atau dibakar dalam tanurlistrik/furnace pada suhu 720 hingga 800oC selama ± 150 menit sebanyak 4 kali pembakarandengan tujuan menghilangkan senyawa organik dan diayak. Serbuk ini selanjutnya dikarakterisasi menggunakan SEM dan EDX. Hasil karakterisasi menunjukkan peningkatanjumlah kuantitas calcium dan pospor untuk setiap proses. Hal ini di ikuti dengan penurunanjumlah kuantitas oksigen.Keywords: Tulang, Karakterisasi, Bahan, Gigi, Pengganti.
PENAMBAHAN SERBUK OLAHAN DARI GIGI SAPI TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK MODEL GIGI TIRUAN Afdal, Afdal; Affi, Jon; Gunawarman, Gunawarman
Jurnal MEKANIKAL Vol 7, No 1 (2016): Jurnal MEKANIKAL Volume 7 Nomor 1 Januari 2016
Publisher : Jurnal MEKANIKAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.686 KB)

Abstract

Abstrak: Penambahan serbuk olahan dari gigi sapi terhadap sifat mekanik dan fisik model gigi tiruan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan HA dari gigi sapi sebagai bahan pengganti bahan baku impor. Limbah gigi sapi disintesis menjadi bubuk HA, dan selanjutnya dikarakterisasi dengan SEM dan EDX untuk mengetahui struktur mikro dan komposisi kimia serbuk. Geligi sapi ini dilepaskan dari rahang, dicuci dan kemudian direbus dalam air mendidih selama 3 jam dengan presto untuk menghilangkan sumsum tulang dan lemak yang melekat. Gigi selajutnya dicacah, digiling dan dihaluskan dengan ball mill sebelum dikalsinasi beberapa kali pada temperatur 800oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan gigi sapi relatif lebih sulit dari pada tulang sapi. Kalsinasi selama 3 kali sudah meningkatkan kandungan Kalsium dan Posfor menjadi sekitar 33% dan 16% pada sampel serbuk, namun kadar ini dinilai masih jauh lebih rendah dari potensi sebenarnya. Oleh sebab itu, beberapa tahapan proses masih berlanjut untuk menghasilkan serbuk yang superhalus dengan karakteristik fisik menyamai serbuk impor. Kemudian dilakukan pembuatan model gigi tiruan dengan mencampurkan serbuk HA dari gigi sapi dan resin dilanjukan pengujian struktur mikro, pengujian kekerasan dan uji tekan. Nilai kekerasan sampel gigi tiruan 40,3 VHN dan kekuatan tekan 45,4 MPa. Kata Kunci : Gigi tiruan, resin, gigi sapi, Hydroxypatite (HA), Ball mill. Kekerasan, Kekuatan tekan.
PERILAKU KOROSI TITANIUM DALAM LARUTAN MODIFIKASI SALIVA BUATAN UNTUK APLIKASI ORTODONTIK Ardhy, Sanny; Gunawarman, Gunawarman; Affi, Jon
Jurnal MEKANIKAL Vol 6, No 2 (2015): JM Vol. 6 No. 2 Juli 2015
Publisher : Jurnal MEKANIKAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.392 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas perilaku korosi titanium dalam larutan modifikasi saliva buatan untuk aplikasi ortodontik. Ada tujuh jenis titanium yang dipilih dalam pengujian ini. Yakni Ti-12 Cr Solution Treatment (ST), Ti- 12 Cr Aging Treatment (AT) 30 Ks, Ti-12 Cr (AT 60 Ks), TNTZ (ST), TNTZ (AT), Ti64 ELI (Extra Low Intertitial) dan Commercial Pure Titanium (CpTi). Spesimen direndam dalam gelas bejana berisi saliva buatan pH 5,0. Pengujian dilakukan dalam empat variasi waktu; 1 jam, 10 jam, 100 jam dan 1000 jam. Pengujian ini membandingkan laju korosi dan kekerasan dari tujuh sampel spesimen. Hasil pengujian ini berguna untuk referensi pasien dan dokter gigi dalam memilih bahan material ortodontik yang lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan Ti-12 Cr (AT 60 Ks) memiliki laju korosi yang lebih rendah dibanding spesimen lainnya, 0, 00000034 mm/y (1000 jam). Nilai kekerasannya juga bagus, 296 HVN dibawah Ti-64 ELI, 313 HVN.
PENGARUH SHORT-TIME SOLUTION TREATMENT AND AGING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN TITANIUM TI-6Al-4V UNTUK APLIKASI IMPLAN BIOMEDIS ajiz, Abdul; Gunawarman, Gunawarman; Affi, Jon
Jurnal MEKANIKAL Vol 6, No 2 (2015): JM Vol. 6 No. 2 Juli 2015
Publisher : Jurnal MEKANIKAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.131 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk memeriksa pengaruh dari short-time solution treatment dan short-time aging terhadap struktur mikro dan kekerasan paduan titanium Ti-6Al-4V. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan biomaterial paduan Ti-6Al-4V yang kompatibel untuk penggunaan implan biomedis. Proses perlakuan panas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari short-time solution treatment dan short-time aging lebih lanjut (st-STA) pada temperatur 490-530 oC, selama 40-60 s. Perlakuan Short-time solution treatment (st-STQ) telah merubah sebagian dari fasa prior β menjadi fasa martensit acicular α'. Perlakuan short-time aging memunculkan presipitat fasa α dalam fasa metastabil β. Perubahan struktur mikro mengakibatkan peningkatan kekerasan paduan  hingga 369 HV. Peningkatan tertinggi terdapat pada paduan yang diberi perlakuan short-time aging lebih lanjut (st-STA) pada temperatur 490 oC (763 K) selama 50 s. Hasil ini menunjukkan bahwa kekerasan paduan Ti‐6Al‐4V sangat tergantung dengan perubahan struktur mikro.
Efisiensi Inhibisi Korosi Baja Lunak dalam Media Asam dengan Inhibitor Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao) Yetri, Yuli; Emriadi, E; Jamarun, Novesar; Gunawarman, G
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 7 No. 2 (2016)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2016.v7.no2.p67-80

Abstract

Inhibition and adsorption properties of Theobroma cacao peel polar extract addition on corrosion inhibition efficiency of 0.3%C mild steel in hydrochloric acid solution for various exposuring time, extract concentration and working temperature were investigated using weight loss test method. Electrochemical polarization test was also conducted to confirm the effectiveness of inhibition. Infrared spectrum of the samples was also evaluated to reveal compounds of the extract which controll the inhibition process. Morphology and local composition of sample surfaces were respectively examined by scanning electron microscope (SEM) and energy dispersive X-ray spectroscopy (EDX). Thermodynamic parameters such as energy activation, enthalpy, entropy and change in the free energy were then determined using related data. The results show that the inhibition efficiency increases significantly up to 96.3% (by weight loss method) and 92.08% (Tafel) with the increase of TCPE content. The optimum efficiency is obtained at extract concentration of 2,5% for exposuring time of 768h. However, the efficiency decreases slightly with increasing working temperature in the range of 303K-323K. The polarization curve shows the inhibitor behaves as a mixed inhibitor with the dominant cathodic inhibition. The adsorption model is found to obey Langmuir adsorption isotherm. Surface condition is improved due to the adsorption and then formation of thin layer film protection in the surface of the steel. The addition of extract of cacao peels into HCl is effective to minimize corrosion attack on the mild steel.
Kontribusi Lapisan Hidroksiapatit pada Purwarupa Implan Titanium terhadap Nilai Osseointegrasi Melalui Removal Torque Test Gunawarman, Gunawarman; Affi, Jon; Ilhamdi, Ilhamdi; Nuswantoro, Nuzul Ficky; Tjong, Djong Hon; Manjas, Menkher
JMPM (Jurnal Material dan Proses Manufaktur) Vol 5, No 2 (2021): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmpm.v5i2.13904

Abstract

Biomaterial titanium mulai banyak digunakan sebagai bahan implan karena mempunyai kekuatan tinggi, lentur, tahan korosi dan biokompatibilitas yang baik. Namun demikian, titanium bersifat bioinert yang membuatnya tidak bisa berinteraksi dan menyatu dengan jaringan hidup. Untuk menutup kelemahan ini, titanium perlu dilapisi dengan bahan yang mempunyai bioaktivitas tinggi seperti biokeramik hidroksiapatit (HA). Pada studi ini, pelapisan HA telah dilakukan pada purwarupa implan berbentuk sekrup yang terbuat dari paduan titanium tipe β yang relatif baru dikembangkan, yakni Ti-29Nb-13Ta-4.6Zr (TNTZ). Proses pelapisan dilakukan dengan menggunakan metode Electrophoretic Deposition (EPD). Lapisan HA pada permukaan TNTZ meningkatkan bioaktivitas implan logam ini sehingga memicu proses penyatuan implan dengan jaringan hidup (osseointegration). Parameter yang digunakan untuk menentukan nilai osseointegrasi ini adalah besarnya gaya puntiran (torsi) yang dibutuhkan untuk melepaskan sekrup dari tulang dengan menggunakan alat removal torque tester (RTT). Untuk itu, sekrup TNTZ berukuran M3x0.5 yang tidak dilapisi HA (tanpa HA) dan yang sudah dilapisi HA (lapis HA) ditanamkan pada paha atas (tibia) hewan uji mencit Rattus norvegicus Wistar kemudian dipelihara selama 2 (dua) minggu. Setelah itu, hewan uji dimatikan, dan besaran torsi untuk melepaskan masing-masing sekrup dari tibia mencit diukur dengan alat RTT tersebut, dan dilanjutkan dengan analisis histopatologi pada jaringan bekas pemasangan implan. Hasil studi menunjukkan bahwa implan TNTZ dengan lapis HA memiliki nilai osseointegrasi yang jauh lebih tinggi (470%) dari implan tanpa HA. Analisis histopatologi menunjukkan bahwa proses pembentukan jaringan baru (osteogenesis) yang jauh lebih banyak pada jaringan tulang yang dipasangi implan TNTZ lapis HA dibandingkan dengan tanpa HA. Disamping itu, adanya lapisan  HA pada permukaan implan juga mampu mengurangi reaksi inflamasi yang berlebihan pada jaringan tulang hewan uji dalam waktu yang relatif singkat.Titanium biomaterials are starting to be widely used as implant materials because they have high strength, flexibility, corrosion resistance and good biocompatibility. However, titanium is bioinert which makes it unable to interact and blend with living tissue. To cover this weakness, titanium needs to be coated with a material that has high bioactivity such as hydroxyapatite (HA) bioceramic. In this study, HA coating was carried out on a screw-shaped implant prototype made of a relatively recently developed -type titanium alloy, namely Ti-29Nb-13Ta-4.6Zr (TNTZ). The coating process is carried out using the Electrophoretic Deposition (EPD) method. The HA layer on the TNTZ surface increases the bioactivity of these metallic implants thereby triggering the process of implant integration with living tissue (osseointegration). The parameter used to determine the osseointegration value is the amount of torsion required to remove the screw from the bone using a removal torque tester (RTT). For this reason, TNTZ screws measuring M3x0.5 which were not coated with HA (without HA) and which had been coated with HA (HA coated) were implanted in the upper thigh (tibia) of Rattus norvegicus Wistar mice and then reared for 2 (two) weeks. After that, the test animals were turned off, and the magnitude of the torque to remove each screw from the tibia of mice was measured with the RTT device, and continued with histopathological analysis of the implanted tissue. The results of the study showed that TNTZ implants with HA coating had a much higher osseointegration value (470%) than implants without HA. Histopathological analysis showed that the process of new tissue formation (osteogenesis) was much more abundant in bone tissue with HA-coated TNTZ implants compared to those without HA. In addition, the presence of an HA layer on the surface of the implant was also able to reduce the excessive inflammatory reaction in the bone tissue of the test animals in a relatively short time.
Effect of heating temperature on quality of bio-briquette empty fruit bunch fiber Nofriady Handra; Anwar Kasim; Gunawarman Gunawarman; Santosa Santosa
International Journal of Advances in Applied Sciences Vol 9, No 3: September 2020
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.32 KB) | DOI: 10.11591/ijaas.v9.i3.pp192-200

Abstract

Empty Fruit Bunches (EFB) are one of the palm oil industry wastes, which are quite plentiful and currently unused optimally. Biomass is one of the renewable energy resources which has important roles in the world. The bio-briquettes are manufactured through densification of waste biomass by implementing certain processes. This research aimed to obtain variations in the mold temperature at 150 ºC, 200 ºC, and 250 ºC to the calorific value and toughness of the briquette material. The toughness was tested using ASTM D 440-86 R02 standard. Arduino program was used for setting the heating resistance time of the mold, which was 20 minutes and the thermal controller was used to adjust the temperature variation. The average mold pressure was 58 Psi. The highest heating value was obtained at a mold temperature of 250 ºC with a value of 5256 cal/g, and the lowest was resulted at a temperature of 150 ºC (4117 cal/g). Meanwhile, the briquette toughness test at 200 ºC mold temperature indicated good data results in which the average loss of fiber particles was only 4.17 %, this was because the adhesion between particles by lignin and cellulose in the fiber functions optimally at this temperature so that the resistance of briquettes went through minor damage.