Hartaja, Dinda Rita Krishumartani
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KONDISI KUALITAS AIR BAKU INSTALASI NGAGEL PERUSAHAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SURABAYA Said, Nusa Idaman; Hartaja, Dinda Rita Krishumartani
Jurnal Air Indonesia Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Air Indonesia
Publisher : Center for Environmental Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2373.58 KB) | DOI: 10.29122/jai.v10i2.3761

Abstract

Saat ini PDAM Kota Surabaya mempunyai kapasitas pengolahan total sekitar 10.500 liter per detik yang terdiri dari beberapa instalasi yaitu IPA Karang Pilang I, IPA Karang Pilang II, IPA Karang Pilang III, IPA Ngagel I, IPA Ngagel II dan IPA Ngagel III. Kapasitas total instalasi pengolahan air Ngagel I sebesar 1800 liter per detik, dan Ngagel II sebesar 1000 liter per detik, sedangkan kapasitas instalsi pengolahan air Ngagel III sebesar 1.750 liter per detik. Air baku yang digunakan adalah air sungai yang diambil dari sungai Surabaya. Seiring pesatnya pertumbuhan pemukiman dan perkembangan sektor industri, mengakibatkan semakin tingginya tingkat pencemaran Sungai  Surabaya. Hal tersebut berpengaruh pada menurunnya kualitas air oleh polutan khususnya polutan organik dari limbah domestik maupun limbah industri. Akibatnya  Sungai Surabaya memiliki kualitas air baku yang kurang memenuhi ketentuan baku mutu yang dipersyaratkan sebagai air baku air minum. Untuk mengetahui kondisi tingkat pencemaran di dalam air sungai salah satu metoda yang banyak digunakan adalah dengan menentukan indeks pencemaran (IP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas air baku di intake Ngagel serta menentukan tingkat pencemaran dengan menggunakan metoda indeks pencemaran. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sampling kualitas air di intake Ngagel yang dilakukan oleh PDAM dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017. Dengan menggunakan perhitungan Indeks Pencemaran (IP), dapat diketahui bahwa tingkat pencemaran air di Intake Ngagel tahun 2015 - 2017 tergolong dalam pencemaran sedang hingga pencemaran berat. Parameter yang paling potensial menyebabkan tingkat pencemaran tersebut adalah COD, BOD, Zat Organik serta konsentrasi oksigen terlarut (DO). Konsentrasi polutan organik dalam sungai tersebut telah melebihi baku mutu air kelas I berdasarkan PP No 82 tahun 2001, yakni untuk peruntukan air baku air minum. Dari tahun 2015 hingga 2016, terjadi peningkatan tingkat pencemaran, tetapi pada tahun 2017 tingkat cemaran cenderung sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan 2 (dua) tahun sebelumnya. Salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas air baku di Intake Ngagel yang yang diambil dari Sungai Surabaya adalah dengan menggunakan sistem biofilter.Dengan proses biofiltrasi konsentrasi polutan organik, amoniak, detergen, padatan tersuspensi, zat besi, mangan akan dapat diturunkan sehingga konsumsi bahan kimia khususnya koagulan dan khlor untuk pengolahan air minum menjadi berkurang. Dengan demikian biaya produksi pengolahan air juga akan menjadi berkurang. Dengan semakin rendahnya konsentrasi amoniak di dalam air baku, maka penggunaan khor juga akan semakin sedikit, sehingga kemungkinan terjadinya senyawa hasil samping khlorinasi misalnya trihalometan juga semakin kecil.Kata Kunci : Biofilter, IPA, Kualitas Air
PENGOLAHAN AIR LINDI DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB DAN DENITRIFIKASI Said, Nusa Idaman; Hartaja, Dinda Rita Krishumartani
Jurnal Air Indonesia Vol. 8 No. 1 (2015): Jurnal Air Indonesia
Publisher : Center for Environmental Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4257.555 KB) | DOI: 10.29122/jai.v8i1.2380

Abstract

Most of the leachate treatment in Indonesia using pond system, that is maturation ponds, anaerobic ponds, stabilization ponds, and continued using wetland. The weakness of this technology is long retention time (between 30-50 days), thus the building a pond requires a wide area. In addition, the processed leachate is over quality standards to be discharged into the environment agency. To overcome these problems, one alternative is to use a combination of processing leachate within anaerobic-aerobic biofilter and denitrification. The technology is expected to shorten the residence time, so that the land required for the processing of leachate is not too extensive . The processed leachate is also expected to meet the quality standards are allowed to be discharged into the environment. Leachate treatment using anaerobic - aerobic biofilter and the denitrification process with a total hidraulic retention time of 12 day, the retention time in the anaerobic reactor 8 ( eight ) days , the retention time in the aerobic reactor 3 (three) days and retention time in the denitrification reactor 1 (one) day can be generated COD removal efficiency of 97 %, ammonia removal efficiency of 97.56 %, TSS removal  efficiency 87.5 % , and nitrate removal efficiency of 86.4 % Keywords : Anaerob-aerob biofilter, denitrification, leachate.
DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT KAPASITAS 40 M3/HARI Hartaja, Dinda Rita Krishumartani
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 10, No 2 (2017): Jurnal Rekayasa Lingkungan
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.717 KB)

Abstract

Air limbah rumah sakit merupakan salah satu polutan yang paling potensial bagilingkungan, karena sifatnya yang merupakan campuran beragam material organik dan bahkan bersifat patogen. Dengan demikian limbah harus diolah dengan benarsebelum dibuang ke badan lingkungan. Namun, dana dan lahan yang terbatasbiasanya menjadi kendala saat rumah sakit akan membangun fasilitas pengolahanlimbah, terutama untuk rumah sakit menengah dan kecil. Mengingat permasalahannya, pengembangan fasilitas pengolahan limbah yang tepat dan murah dalam hal teknologi, harga dan kemudahan pengoperasian sangat penting. Dalam makalah ini dijelaskan desain instalasi pengolahan air limbah (IPAL) denganpengolahan biologis untuk rumah sakit yang sesuai yaitu dengan proses pengolahanair limbah biofilter anaerob aerob dengan kapasitas 40 m3/hari, atau kurang lebihuntuk kapasitas jumlah tempat tidur di rumah sakit sebanyak 50 tempat tidur. Dengan menerapkan sistem biofilter anaerob - aerob ini, konsentrasi COD, BOD dan bahan padat tersuspensi dapat dikurangi secara signifikan serta detergen dan amonia.kata kunci : biofilter anaerob aerob, desain, IPAL, pengolahan biologis
PENGOLAHAN AIR LINDI DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB DAN DENITRIFIKASI Said, Nusa Idaman; Hartaja, Dinda Rita Krishumartani
Jurnal Air Indonesia Vol. 8 No. 1 (2015): Jurnal Air Indonesia
Publisher : Center for Environmental Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jai.v8i1.2380

Abstract

Most of the leachate treatment in Indonesia using pond system, that is maturation ponds, anaerobic ponds, stabilization ponds, and continued using wetland. The weakness of this technology is long retention time (between 30-50 days), thus the building a pond requires a wide area. In addition, the processed leachate is over quality standards to be discharged into the environment agency. To overcome these problems, one alternative is to use a combination of processing leachate within anaerobic-aerobic biofilter and denitrification. The technology is expected to shorten the residence time, so that the land required for the processing of leachate is not too extensive . The processed leachate is also expected to meet the quality standards are allowed to be discharged into the environment. Leachate treatment using anaerobic - aerobic biofilter and the denitrification process with a total hidraulic retention time of 12 day, the retention time in the anaerobic reactor 8 ( eight ) days , the retention time in the aerobic reactor 3 (three) days and retention time in the denitrification reactor 1 (one) day can be generated COD removal efficiency of 97 %, ammonia removal efficiency of 97.56 %, TSS removal  efficiency 87.5 % , and nitrate removal efficiency of 86.4 % Keywords : Anaerob-aerob biofilter, denitrification, leachate.