Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

EFISIENSI PENGGUNAAN V-CYCLE DALAM METODE FUNGSI WALSH UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Widyaningsih, Purnami
MATEMATIKA Vol 6, No 1 (2003): Jurnal Matematika
Publisher : MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.489 KB)

Abstract

Uljanov and Blyth have developed a new numerical method for the solution of linear  Fredholm integral equations using Walsh functions. The approximate solution is constructed by rewriting the functions as truncated (to m terms) Walsh series and the kernel as truncated double Walsh series. For the equations, this method gives linear systems. The systems then solved using Gauss elimination.  In order to improve the efficiency,  the idea of multigrid, especially v-cycle, is proposed to solve  the linear systems. Here, numerical experiment with standard test problems for numerical solution of linear Fredholm integral equations show that this approach is effective in improving the efficiency of the Walsh function method.
SPATIAL AUTOREGRESSIVE (SAR) MODEL WITH ENSEMBLE LEARNING-MULTIPLICATIVE NOISE WITH LOGNORMAL DISTRIBUTION (CASE ON POVERTY DATA IN EAST JAVA) Saputro, Dewi Retno Sari; Sulistyaningsih, Sulistyaningsih; Widyaningsih, Purnami
MEDIA STATISTIKA Vol 14, No 1 (2021): Media Statistika
Publisher : Department of Statistics, Faculty of Science and Mathematics, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/medstat.14.1.89-97

Abstract

The regression model that can be used to model spatial data is Spatial Autoregressive (SAR) model. The level of accuracy of the estimated parameters of the SAR model can be improved, especially to provide better results and can reduce the error rate by resampling method. Resampling is done by adding noise (noise) to the data using Ensemble Learning (EL) with multiplicative noise. The research objective is to estimate the parameters of the SAR model using EL with multiplicative noise. In this research was also applied a spatial regression model of the ensemble non-hybrid multiplicative noise which has a lognormal distribution of cases on poverty data in East Java in 2016. The results showed that the estimated value of the non-hybrid spatial ensemble spatial regression model with multiplicative noise with a lognormal distribution was obtained from the average parameter estimation of 10 Spatial Error Model (SEM) resulting from resampling. The multiplicative noise used is generated from lognormal distributions with an average of one and a standard deviation of 0.433. The Root Mean Squared Error (RMSE) value generated by the non-hybrid spatial ensemble regression model with multiplicative noise with a lognormal distribution is 22.99.
Model Susceptible Vaccinated Infected Recovered: formulasi dan penerapan model pada penyebaran penyakit campak di indonesia Purnami Widyaningsih
AKSIOMA : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 12, No 2 (2021): AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/aks.v12i2.9271

Abstract

Penyakit menular masih menjadi perhatian bagi Kementerian Kesehatan RI. Pencegahan penyakit menular dilakukan melalui program vaksinasi. Karakteristik penyebaran penyakit menular tersebut dapat direpresentasikan dengan model susceptible vaccinated infected recovered (SVIR). Campak adalah salah satu penyakit menular yang sering terjadi di dunia. Tahun 2017, banyaknya kasus campak di Indonesia menempati urutan ketujuh dunia. Dunia menetapkan target bebas penyakit campak pada tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan model SVIR dan menerapkan model tersebut pada penyebaran penyakit campak di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur dan terapan. Langkah yang dilakukan dalam studi literatur adalah mengidentifikasi karakteristik penyakit menular, mengubah atau menambah asumsi, membentuk kelompok baru dan menambahkan parameter dari model dasar yang digunakan, serta terakhir menentukan perubahan sesaat variable terikat terhadap variabel bebasnya. Langkah dalam studi terapan adalah menentukan estimasi nilai parameter berdasar data yang digunakan dan menyelesaiakan model yang diperoleh secara numerik serta menginterpretasikan penyelelesaian tersebut. Model SVIR yang diperoleh adalah sistem persamaan diferensial nonlinear orde satu dengan 4 variabel terikat dan satu variable bebas. Menggunakan data sekunder tahun 2009-2016 diperoleh model penyebaran penyakit campak di Indonesia. Dengan data tahun 2017 dan 2018 diperoleh bahwa eror relatif model penyebaran campak tersebut ada pada interval [-0.345474,0.128112]. Pola penyebaran penyakit campak di Indonesia tahun 2009-2030 menunjukkan banyaknya individu susceptible dan terifeksi mengalami trend turun, sedangkan banyaknya individu yang divaksin dan sembuh mempunyai trend naik. Tahun 2030 diperkirakan masih terdapat 490 penderita campak di Indonesia. Ini berarti Indonesia belum mencapai bebas campak sesuai dengan target Sustainable Development Goals.
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN PETA DIGITAL BERBASIS DATA SPASIAL DI DESA REJOSO JOGONALAN KLATEN MENGGUNAKAN APLIKASI QGIS 3.8.3 Ririn Setiyowati; sutanto sutanto; Dewi Retno Sari Saputro; Purnami Widyaningsih
BUDIMAS : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 3, No 2 (2021): BUDIMAS : VOL. 03 NO. 02, 2021
Publisher : LPPM ITB AAS Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/budimas.v3i2.3423

Abstract

Pemerintah Desa Rejoso merupakan bagian terkecil dari tatanan pemerintah yang berada di kecamatan Jogonalan kabupaten Klaten. Berbagai permasalahan yang terkait dengan data pada sistem informasi desa data di pemerintah Desa Rejoso adalah adanya kebutuhan untuk memanggil atau menemukan data secara cepat, banyaknya permintaan dari masyarakat maupun dari pemerintah di tingkat kecamatan maupun kabupaten yang meminta data ke desa tetapi tidak bisa terpenuhi dalam waktu yang cepat, serta banyaknya dokumen-dokumen desa yang masih dalam bentuk hardfile sangat rentan hilang. Oleh karena itu, solusi dari permasalahan ini adalah perlu adanya inventarisasi data spasial sebagai bentuk sistem informasi desa. Data dan informasi desa dapat disajikan secara visual dalam bentuk peta digital dan dikemas dalam sistem informasi desa berbasis geospasial dengan memanfaatkan sistem informasi geografis dengan menggunakan software QGIS 3.8.3.
PELATIHAN PEMBUATAN PETA DIGITAL BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DESA REJOSO Dewi Retno Sari Saputro; Ririn Setiyowati; Purnami Widyaningsih
Aptekmas Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 4 No 4 (2021): APTEKMAS Volume 4 Nomor 4 2021
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.254 KB) | DOI: 10.36257/apts.v4i4.4347

Abstract

The Rejoso Village Government is the smallest part of the government structure in Jogonalan District, Klaten Regency. The village information system is currently still in the form of a manual information system where services are carried out by officers with a complicated and slow service system. Therefore, the solution to this problem is the need for an inventory of spatial data as a form of village information system. Village data and information can be presented visually in the form of digital maps and packaged in a geospatial-based village information system by utilizing a geographic information system (GIS). Training on making GIS-based digital maps using QGIS software was carried out to develop the competence of village officials and youth organizations in overcoming these problems.
MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED TREATMENT RECOVERED DENGAN KASUS KAMBUH DAN PENERAPANNYA (KASUS TUBERKULOSIS DI INDONESIA) Arifah Mufidah Lestari; Purnami Widyaningsih; Sutanto Sutanto
BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Vol 15 No 4 (2021): BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan
Publisher : PATTIMURA UNIVERSITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.295 KB) | DOI: 10.30598/barekengvol15iss4pp667-674

Abstract

Tuberculosis (TB) is caused by Mycobacterium tuberculosis. BCG vaccination is prevention the spread of TB in Indonesia. Individuals who are vaccinated (vaccinated) are healthy individuals and susceptible to infection. If a person is infected with TB then curative efforts through DOTS treatment must be carried out in order to recover. In the case of TB, recovered individuals may relapse. The susceptible vaccinated infected treatment recovered ( ) model with relapse cases is able to represent the spread of TB. This study aims to build the model with relapse, apply it to TB in Indonesia using data from 2004-2019, and interpret the results of implementing the TB-free target in Indonesia in 2050. The model is nonlinear first-order differential equations. The graph of the pattern of TB spread shows that all groups of individuals are experiencing an uptrend and it is predicted that the TB-free target has not been achieved. However, if the coverage of BCG vaccination and DOTS treatment is increased, contacts with TB sufferers are reduced, and relapse cases are reduced, it is predicted that the TB-free target will be achieved.
MODEL MATERNAL ANTIBODY SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (MSVIR) DENGAN PENGARUH SANITASI (KASUS DIFTERI DI INDONESIA) Sutanto Sutanto; Warih Ariskarini; Purnami Widyaningsih
AdMathEduSt: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/admathedust.v9i1.21497

Abstract

Difteri merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheria. Pengendalian penyebaran difteri dilakukan untuk mencapai target bebas difteri tahun 2030. Dalam penelitian ini dikonstruksikan model maternal antibody susceptible vaccinated infected recovered (MSVIR) dengan pengaruh sanitasi pada penyebaran penyakit menular. Selanjutnya model tersebut diterapkan pada kasus difteri di Indonesia untuk menentukan pola penyebaran, interpretasi hasil, dan hasil simulasi parameternya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi literatur dan terapan. Model yang dikonstruksikan berupa sistem persamaan diferensial orde satu dengan variabel bebas t dan lima variabel terikat yaitu M, S, V, I, dan R. Model diterapkan menggunakan data sekunder tahunan (2005-2019) dan diperoleh model penyebaran difteri di Indonesia. Berdasarkan penyelesaian model tersebut dan data diperoleh nilai MAPE serta signifikasi model pada kelompok individu M, S, V, I, dan R berturut-turut 11% (baik), 1% (sangat baik), 7% (sangat baik), 30% (layak), 19% (baik). Penyelesaian tersebut selanjutnya direpresentasikan dalam grafik yang menunjukkan pola penyebaran penyakit difteri di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut diprediksi target bebas difteri belum dapat tercapai pada tahun 2030. Selanjutnya dilakukan simulasi parameter model untuk mengetahui upaya atau strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai target tersebut.
Penerapan Association Rule Mining-Frequent Itemset dengan Algoritme Frequent Pattern Growth (FP- Growth) pada Dataset Kelulusan Mahasiswa S1 Fajhria Budi Ramadhanti; Dewi Retno Sari Saputro; Purnami Widyaningsih
Prosiding Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya 2020: Prosiding Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.19 KB)

Abstract

Data mining adalah suatu proses mencari suatu informasi yang bermanfaat dalam sebuah dataset dengan metode tertentu yang salah satunya adalah metode association rule (aturan asosiasi). Algoritme FP-Growth merupakan algoritme yang dapat digunakan untuk menentukan himpunan data yang sering muncul (frequent itemset) dalam sebuah dataset. Aturan asosiasi dapat diterapkan pada data kelulusan mahasiswa menggunakan algoritme FP-Growtht. Oleh karena itu, pada artikel ini diterapkan metode aturan asosiasi dengan algoritme FP-Growth pada data kelulusan mahasiswa S1 FMIPA UNS tahun 2010-2019 berdasarkan enam atribut. Keenamatribut tersebut adalah jenis kelamin, program studi, asal provinsi, IPK, jumlah SKS, dan lama studi. Adapun langkah yang digunakan pada penelitian ini yaitu cleaning data, penentuan atributdan penerapan algoritme FP-Growth pada data kelulusan mahasiswa S1. Data tersebut diolah dengan aturan asosiasi dan menghasilkan sebuah aturan yang merupakan kumpulan dari frequent itemsets yang diurutkan dengan nilai confidence tertinggi. Hasil penelitian dan pembahasan diperoleh 32 rules dengan rentang confidence 90-97%.
Proporsionalitas Autokorelasi Spasial dengan Indeks Global (Indeks Moran) dan Indeks Lokal (Local Indicator of Spatial Association (LISA)) Dewi Retno Sari Saputro; Purnami Widyaningsih; Nughthoh Arfawi Kurdi; Ade Susanti
Prosiding Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya 2018: Prosiding Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1488.855 KB)

Abstract

Autokorelasi spasial merupakan teknik dalam analisis spasial untuk mengukur kemiripan nilai atribut dalam suatu ruang (jarak, waktu dan area). Jika terdapat pola sistematik dalam nilai atribut tersebut,maka terdapat autokorelasi spasial.Adanya autokorelasi spasial mengindikasikan bahwanilai atribut pada area tertentu terkait oleh nilai atribut tersebut pada area lain yang letaknya salingberdekatan (bertetangga). Ketetanggaan tersebut diharapkan dapat mencerminkan derajatketergantungan area (spasial) yang tinggi apabila dibandingkan dengan area lain yang letaknyaterpisah jauh.Autokorelasi spasial diukur melalui dua indeks yaitu indeks global dan indeks lokal. Indeks Moran adalah indeks global tertua yang membandingkan nilai atribut area dengan nilaiatribut area lainnya. Sementara, Local Indicator of Spatial Association (LISA)adalah indeks lokal yang dipergunakan untuk mengevaluasi kecenderungan adanya pola secara lokal dengan menunjukkan beberapa bentuk dari hubungan spasial. Indeks Moran cenderung mengabaikan pola lokal hubungan spasial sehingga LISA memberikan hubungan spasial pada setiap wilayah pengamatan. Keduanya, baik indeks global maupun lokal mempunyai nilai yang proporsional yaitu indeks Moran proporsional dengan jumlah nilai LISA melalui matriks pembobotan spasial (W) dengan taxonomic levels. Dalam artikel ini dibuktikan proporsionalitas tersebut yakni nilai indeks Moran proporsional dengan jumlah nilai LISA.