Renaldus Afoan Elu, Agustinus
Universitas Katolik Widya Mandira

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Function of Timorese Gong Music in The Tfua Ton Ritual Ceremony in Napan Kefamenanu Village Renaldus Afoan Elu, Agustinus; Utomo, Udi; Sunarto, Sunarto
Catharsis Vol 8 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/catharsis.v8i2.31426

Abstract

Tfua Ton is a ritual ceremony carried out by the community in Napan Village to ask for rain and soil fertility to Uis Neno (God) and Uis Pah (deceased ancestors). In the ritual there is a Timorese Gong instrument that has an important role in it. The gong consists of Tonu mese, Ote and Kbola and one drum (Ke'e). The purpose of this study is to analyze the function of the Timorese Gong Music in the Tfua Ton Ritual Ceremony. The method used in this study is qualitative interpretive with phenomenological approach. Data collection techniques with observation, interview and document study techniques. Check the validity of the data by using data triangulation, researcher’s triangulation, triangulation of theories, methods and techniques. For data analysis, the researchers used the theory of music function from Allan P. Merriam with stages of data reduction, data presentation, and conclusion (verification). The results of the study are Timorese Gong in the Tfua Ton ritual have an important role in it and have become a part of traditional rituals. Timorese Gong In the Tfua Ton ritual has several functions, including functioning as aesthetic appreciation, as entertainment, as an emotional expression, as communication and education, integrating society, as an endorsement of social institutions and religious rituals. Timorese Gong can function to show the existence, character and identity of the Dawan people in Napan Village. The results of this study can provide understanding and increase knowledge to the people of Napan Village and the younger generation to better understand Timorese Gong music in the Tfua Ton ritual, besides it is expected that the Napan Village community will continue to preserve and maintain Timorese Gong music as one of the traditional music of the society.
Bentuk dan Makna Gong Timor dalam Upacara Ritual Tfua Ton di Napan Sunarto Sunarto; Agustinus Renaldus Afoan Elu
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan (Journal of Performing Arts) Vol 19, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.409 KB) | DOI: 10.24821/resital.v19i3.3511

Abstract

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memahami tentang bentuk musik ritmik Gong Timor dalam upacara ritual Tfua Ton berdasarkan elemen-elemen irama yang terkandung didalamnya serta memahami lebih dalam tentang makna simbolik Gong Timor dalam upacara ritual Tfua Ton. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan desain penelitian fenomenologi. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumen. Teknik analisis data dilakukan melalui proses reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, bentuk musik Gong Timor terdiri dari beberapa elemen irama yaitu ketukan, aksen dan pola irama. Makna simbolik yang terkandung pada Gong Timor dalam upacara ritual Tfua Ton yaitu sebagai simbol komunikasi, keperkasaan, karakter dan identitas masyarakat Desa Napan. Simbol tersebut dimaknai dengan adanya perjuangan masyarakat dalam memperjuangkan kehidupan dan kebutuhan ekonomi masyarakat setempat. Dalam ritual tersebut Gong timor dimaknai sebagai penghubung antara masyarakat dengan para leluhur dan alam yang mendiami tempat tersebut. Gong Timor tersebut mamiliki makna simbolik yang hanya bisa dipahami oleh masyarakat setempat. Gong Timor dalam upacara ritual Tfua Ton telah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. The Form and Meaning of Gong Timor on the Ritual Ceremony of Tfua Ton in Napan.This paper aims to understand the rhythmic musical form of Gong Timor in the Tfua Ton ritual based on the rhythm elements contained in it and to understand more deeply the symbolic meaning of Gong Timor in the Tfua Ton ritual. The research method uses descriptive qualitative research design with phenomenology. Research data were collected using observation, interview and document study techniques. The data analysis technique was done through the process of reduction, presentation, and concluding. The results of this study indicate that the Gong Timor music form consists of several elements of rhythm, namely beats, accents and rhythm patterns. The symbolic meaning contained in the Gong Timor in the Tfua Ton ritual ceremony is as a symbol of communication, strength, character, and identity of the people of Napan Village. The symbol is interpreted by the struggle of the community in fighting for lives and economic needs. In the ritual, Gong Timor is interpreted as a liaison among the community and the ancestors, and nature that inhabit the place. The Gong Timor has a symbolic meaning that can only be understood by the local community. Gong Timor in the Tfua Ton ritual ceremony has become an inseparable unit.Keywords: timor gong; tfua ton; symbolic meaning
Making video tutorials to help St. Francis of Assisi Parish in practicing the Dolo-dolo motive Ordinarium Maria Klara Amarilis Citra Sinta Dewi Tukan; Agustinus Beda Ama; Paskalis Romanus Langgu; Agustinus Renaldus Afoan Elu; Elvis Albertus Bin Toni
Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang Vol 7, No 3 (2022): August 2022
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/abdimas.v7i3.7144

Abstract

In regular masses, the ordinarium song consisting of Kyrie, Gloria, Sanctus, and Agnus Dei with Dolo-dolo motif is the most frequently sung. However, in reality, mistakes often happened when singing this ordinarium song, including inaccuracies in terms of accent and rhythm that do not characterize as the Dolo-dolo motif. This Community Service activity aims to help the parishioners of St. Fransiskus Assisi at BTN-Kupang City to sing the ordinarium song with the Dolo-dolo motif properly and correctly through producing tutorials. Making tutorials began with studying the ordinarium song with the Dolo-dolo motif by Matheus Weruin. Based on the results of the study, the team then made a video tutorial on how to sing the ordinarium song in a good and correct Dolo-dolo motif, starting from how to read the notation to reading the lyrics/poems. As meant to make it easier for people to learn the material provided. The most important matter emphasized in each tutorial is the accent and rhythm of the Dolo-dolo motif of each song. Based on the results from trials in small choir groups and evaluation with partners, using the video tutorial that has been made, the group was able to sing the ordinarium song with the Dolo-dolo motif properly and correctly for each type of sound or combined sound. The video was distributed to choir teams in the parish to be rehearsed and sung in celebration of the mass.
PENGUATAN USAHA MINYAK KEMIRI MELALUI BUMDES DESA LEWANGERA KECAMATAN KEO TENGAH KABUPATEN NAGEKEO Narcisius Arianto Lalu; Mariani Aprilian Mbitu; Lidwina Aprilia Wende; Albertina Meo; Petrus C. N. Sumaroi; Maria Yohana Fianei Uko; Yuliana Findriani Bidi So; Stefanus Julianto; Mario Alexandro Rabu; Gordianus Jea; Bernadeta Christina Meo Lina; Maria Fatima Endang; Maria Venantia A. B. Sirrly Rutan; Marliana Kara Asa; Leonardus Eligius Kolo; Maria Lulu Moke; Agustinus Renaldus Afoan Elu
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Indonesia Vol 1 No 5 (2022): Oktober : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Indonesia
Publisher : Universitas Gajah Putih, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Membangun kekuatan ekonomi desa hanya bisa dilakukan dengan menyejahterakan masyarakat melalui program pemberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam kehidupan ekonominya. Tujuan pembangunan otonomi asli desa adalah mengembangkan prakarsa dari dalam (inward looking) dan menumbuhkan kekuatan-kekuatan baru masyarakat. Pada hakikatnya masyarakat dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Usaha pemberdayaan masyarakat mensyaratkan keterlibatan masyarakat. Hal ini dimaksudkan supaya menjadi subyek proses perencanaan dan mampu berkembang secara mandiri serta keberlanjutan sebagai unit sosial maupun unit ekonomi yang otonom. Kelembagaan yang mengakar pada masyarakat Desa Lewangera, Kecamatan Keo Tengah, belum mampu berkembang, baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun aspek sosial. Pemberdayaan dilakukan dengan participatory rural appraisal (PRA) bersinergi dengan melibatkan mahasiswa yang memprogramkan KKNT-PPM. Hasil yang dicapai dari program pemberdayaan ini adalah meningkatnya kapasitas pengelolaan pembangunan khususnya penguatan ekonomi masyarakat melalui peran Bumdes dalam memberdayakan masyarakat di berbagai sektor usaha yang telah dibentuk serta dengan membantu mempromosikan produk usaha melalui penulisan berita dan melakukan video berita. Sebelum kegiatan tersebut dilakukan, adapun pertemuan antara mahasiswa KKNT-PPM Unwura Kupang melakukan pertemuan dengan salah satu aparat desa serta ketua kelompok tani wanita untuk membahasa mengenai masalah Bumdes dan usaha yang sudah dijalankan.
Pemanfaatan Biji Kakao dalam Pembuatan Olahan Cokelat Di Desa Kotowuji Barat Tofianus Kadju; Kristina Ovan Juana Pare; Maria Aplonia Sri Lestari Sanbein; Maria Grabiela Blutuk Mbejo; Aloysius Segu De Prisco Bae; Karmelia Susana Koan Sareng; Fransiskus Wio Koten; Christina Lawi Gani; Almira S. Liu Wea; Yohana Vivilia Mbara; Maria Hendrika Persila Kue; Yesualdus Ruben; Maria Fransiska La Bai; Maria Helena Owa; Mariana Indriani Wuda; Didakus Patrisiamus Pedro Syah Mau; Agustinus Renaldus Afoan Elu
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Indonesia Vol 1 No 5 (2022): Oktober : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Indonesia
Publisher : Universitas Gajah Putih, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Usaha pertanian di Indonesia sangatlah banyak tetapi belum adanya pemanfaatan secara maksimal dari biji buah kakao yang bernilai ekonomis. Biji buah kakao yang dihasilkan hendaknya tidak menjadi bahan baku yang langsung dijual akan tetapi dapat menjadi hasil tambahan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi jika diolah dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan biji buah kakao menjadi cokelat batangan yang mendukung usaha di Desa Kotowuji Barat, Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahap pertama yaitu persiapan biji kakao fermentasi dan tanpa fermentasi (pengeringan) serta metode wawancara. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil bahwa cokelat batangan yang diolah dari biji kakao tanpa fermentasi (pengeringan) yang disangrai lebih bagus mutunya dibanding cokelat batangan yang diolah dari biji kakao fermentasi yang disangrai.