Claim Missing Document
Check
Articles

Potensi Terapi Kelompok Terapeutik Lansia pada Perkembangan Psikososial: Studi Literatur Shinta Yuliana Hasibuan; Novy Helena Catharina Daulima
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 9, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.9.2.2021.493-500

Abstract

Seiring bertambahnya usia pada lansia fungsi fisiologis, psikologis, sosial, dan spiritual mereka berubah. Dengan demikian, mereka diharapkan mampu beradaptasi dengan perubahan. Terapi kelompok terapeutik untuk lansia dianggap menjadi terapi yang dapat membantu mereka untuk meningkatkan kemampuan tersebut. Terapi kelompok terapeutik (TKT) dilaksanakan pada lansia sehat dengan memberikan stimulasi agar mereka dapat beradaptasi dengan perubahan dari beberapa aspek seperti biologi, sosial, psikologi, dan spiritual. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat keefektifan implementasi TKT pada lansia terhadap perkembangan psikologisnya. Metode penelitian berupa studi literatur, dan pencarian liteartur menggunakan database online yaitu Google Schoolar, Clincal Key, ProQuest, UI-Ana, Science Direct dengan rentang tahun 2011-2020 dengan jumlah 22 artikel. Ditemukan enam artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil studi dari enam penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan yang efektif, lansia mampu beradaptasi dengan perubahan dan mengembangkan tahapan Integritas Ego.
MAKNA KEHIDUPAN KLIEN DENGAN DIABETES MELITUS KRONIS DI KELURAHAN BANDARHARJO SEMARANG SEBUAH STUDI FENOMENOLOGI Dwi Heppy Rochmawati; Achir Yani S. Hamid; Novy Helena CD
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 1, No 1 (2013): Mei 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.086 KB) | DOI: 10.26714/jkj.1.1.2013.%p

Abstract

Penelitian ini membahas bagaimana klien Diabetes Melitus memberikan makna kehidupan dalam kondisi sakitnya. Tujuan dalam penelitian ini menguraikan persepsi, respon psikososial, kebutuhan penatalaksanaan,harapan dan makna kehidupan klien. Penelitian kualitatif dengan desain deskriptif . Hasil penelitian menemukan tujuh tema besar yang sesuai dengan tujuan penelitian dan satu tema tambahan yaitu beban yang dihadapi klien. Kesimpulannya makna kehidupan klien didapatkan dalam kondisi penderitaan dan pendalaman nilai spiritual. Penelitian ini menyarankan penggunaan model Adaptasi Roy dalam pengembangan teori keperawatan khususnya masalah psikososial; tersusunnya format pengkajian psikososial sebagai panduan mengidentifikasi masalah psikososial di keluarga, rumah sakit maupun masyarakat. Kata Kunci : makna kehidupan, diabetes melitus, kualitatif.
PENERAPAN TERAPI LATIHAN KETRAMPILAN SOSIAL PADA KLIEN ISOLASI SOSIAL DAN HARGA DIRI RENDAH DENGAN PENDEKATAN MODEL HUBUNGAN INTERPERSONAL PEPLAU DI RS DR MARZOEKI MAHDI BOGOR Abdul Wakhid; Achir Yani S. Hamid; Novy Helena CD
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 1, No 1 (2013): Mei 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.648 KB) | DOI: 10.26714/jkj.1.1.2013.%p

Abstract

Application of social skills training therapy to client with social isolation and low self esteem disturbance with Interpersonal relationship Peplau Model Approach in RS Dr Marzoeki Mahdi Bogor. Social skills training was designed to improve communication and social skills for someone was experienced difficulties in their interaction skills include giving reinforcement, complain because they do not agree, reject the request of other, exchange experience, demanding personal rights, give advice to others, problem solving and working with people, sharing experience, ask for privacy (Michelson, 1985). Objective this final assignment was to founddescribing result of Application of social skills training therapy management on Social isolation and low self esteem client with interpersonal relationship Peplau Model approach in RS Dr Marzoeki Mahdi Bogor. Application of social skills therapy was done to 18 clients since 10 September-9 November 2012. Finding was revealed social skills training exactly effective may used for client with social isolation and low self esteem, where all of clients who have done social skills therapy. Base on this finding, recommended social skills training become to specialist standard therapy in psychiatric nursing and may used for social isolation and low self esteem clients.   Key word : social skills training, social isolation, low self esteem, Peplau interpersonal model
STUDI FENOMENOLOGI: PENGALAMAN KELUARGA MENCEGAH KEKAMBUHAN PERILAKU KEKERASAN PASIEN PASCA HOSPITALISASI RSJ Emi Wuri Wuryaningsih; Achir Yani S. Hamid; Novy Helena C.D
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 1, No 2 (2013): November 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.47 KB) | DOI: 10.26714/jkj.1.2.2013.%p

Abstract

erilaku kekerasan merupakan masalah yang sering muncul pada pasien gangguan jiwa berat termasuk skizofrenia. Alasan keluarga membawa pasien ke RSJ adalah ketidakmampuan mengatasi perilaku kekerasan pasien di rumah. Keluarga berusaha mencegah kekambuhan perilaku kekerasan pasien pasca rawat inap karena perilaku kekerasan menimbulkan beban bagi keluarga. Penelitian ini bertujuan menggambarkan pengalaman keluarga mencegah kekambuhan pasien dengan riwayat risiko perilaku kekerasan pasca rawat inap di RSJ. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologideskriptif. Sampel penelitian berjumlah 8 partisipan dengan purposive sampling. Analisis data menggunakan metode Collaizi. Hasil penelitian yaitu terdapat 5 tema yang menggambarkan pengalaman keluarga tersebut yaitu: 1) pengetahuan keluarga terhadap adanya riwayat perilaku kekerasan; 2) kepekaan keluarga terhadap pencetus kekambuhan, 3) cara pengendalian pasien untuk mencegah kekambuhan; 4) kepedulian keluarga sebagai upaya pencegah kekambuhan, 5) kepasrahan dalammenerima kondisi pasien. Perawat jiwa dapat memberikan pendidikan kesehatan pencegahan dan manajemen perilaku kekerasan kepada pasien dan keluarga. Pelatihan perawat tentang terapi supportif sehingga dapat memfasilitasi terapi supportif pada pasien dan keluarga.
Faktor-Faktor yang Berkonstribusi terhadap Stigma Dimasa Pandemi Covid-19 Naedi Naedi; Novy Helena Chatarina Daulima; Giur Hargiana
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 9, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.9.4.2021.893-900

Abstract

Pandemi Covid-19 yang melanda berbagai negara di dunia termasuk Indonesia merupakan masalah kesehatan global. Situasi pandemi yang masih berlangsung dan belum dapat diprediksi secara pasti kapan akan berakhir banyak menimbulkan berbagai dampak dalam kehidupan sosial masyarakat.  Salah satu dampak yang masih sering dirasakan adalah stigma pada orang-orang yang terkonfirmasi Covid-19. Penulis melakukan kajian literatur dengan pendekatan sederhana terhadap 11 artikel tentang stigma pada penderita Covid-19 dalam periode 2019-2021. Kata kunci yang digunakan dalam penelusuran artikel yaitu “stigma in Covid-19”, “causes of stigma”, “stigma factor in Covid-19”. dengan kriteria inklusi artikel tentang faktor penyebab terjadinya stigma pada penderita Covid-19. Adapun tujuan dari penulisan ini untuk mendapatkan gambaran tentang faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stigma terhadap orang yang terkonfirmasi Covid-19. Hasil yang didapatkan adalah tingkat pengetahuan dapat mempengaruhi persepsi, dan penyebaran informasi yang tidak kredibel memicu munculnya stigmatisasi. Tindakan pencegahan stigma terhadap orang yang terkonfirmasi Covid-19 dapat dilakukan melalui pemberian edukasi berupa penyampaian informasi secara benar dan tidak menyebarkan berita bohong atau hoax, serta pemberian dukungan penguatan mental yang dapat dilakukan oleh sesama anggota keluarga.  
Pengalaman Keluarga dalam Merawat Pasien Pascapasung Wahyu Reknoningsih; Novy Helena Catharina Daulima; Yossie Susanti Eka Putri
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 18, No 3 (2015): November
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v18i3.421

Abstract

Pasien pasung yang telah pulang dari rumah sakit jiwa (RSJ) oleh keluarga akan berpotensi untuk dipasung kembali. Tujuan penelitian menguraikan pengalaman keluarga dalam merawat pasien pascapasung. Desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengambilan purposive sampling dengan wawancara mendalam. Kriteria inklusi caregiver yang mempunyai anggota keluarga pernah dipasung sebelum dan sesudah dirawat di RSJ dan mampu berkomunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga pasien pascapasung mengalami beban emosional dan kelelahan fisik. Rekomendasi penelitian adalah berupa pengembangan pelayanan keperawatan jiwa di masyarakat dan pemberian pendidikan kesehatan dengan cara penanganan pasien gangguan jiwa dengan perilaku agresif. Abstract Phenomenology Study on the Family’s Experience in Caring for Client Post Restraint (Seclusion) in Central Java. The seclusion or restraint’s client will send home to their family was experienced re restraint or re seclusion. The aim of this study is to elaborate the family’s experience in caring for the client post restraint or seclusion through the qualitative study with the phenomenology approach. The sampling technique is purposive sampling with in-depth interview. The inclusion criteria are the caregiver who has a family member with the experience of being restraint or seclusion before hospitalized, had been restraint, being restraint or being re-restraint, and being able to communicate well. The results show that the family have emotional burden and physical exhausted. This study has suggested that psychiatric nursing may develop a mental nurse psychiatric nursing services in the community by providing health education on how to manage the aggressive behavior of the client with mental disorder. Keywords: the experience, caregiver, restraint (seclusion)
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN RESILIENSI PENYINTAS BANJIR Lina Iffata Fauziya; Novy Helena Catharina Daulima
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 20 No 3 (2017): November
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v20i3.624

Abstract

Paska terjadinya bencana, penyintas mengalami beberapa fase bencana yang dapat mengarah pada masalah psikologis akibat peristiwa traumatik. Kemampuan resiliensi yang dihasilkan berdasarkan kecerdasan emosi penyintas diperlukan dalam fase pemulihan bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dan kecerdasan emosi dengan resiliensi pada penyintas banjir. Penelitian deskriptif analitik ini dilakukan di Desa Cemara Kulon dengan stratified random sampling pada 122 penyintas bencana banjir Indramayu dengan menggunakan instrumen Schutte Self-Report Emotional Intelligence Test dan Connor-Davidson Resilience Scale. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan (p= 0,033) dan kecerdasan emosi (p= 0,000) dengan resiliensi. Penyintas dengan ke-cerdasan emosi tinggi memiliki peluang lebih besar untuk beresiliensi dengan baik. Oleh karena itu asuhan keperawatan jiwa dengan mengacu pada kecerdasan emosi penyintas diharapkan dapat membuat penyintas dalam kondisi yang resilien di fase pemulihan bencana. Kesegeraan asuhan keperawatan jiwa dan edukasi kesehatan jiwa paska bencana juga diharapkan dapat menurunkan angka kejadian dampak psikologis paska bencana. Kata kunci: banjir, Indramayu, kecerdasan emosi, penyintas, resiliensi The Relationship of Emotional Intelligence and Resilience of the Flood Survivor’s. Post-occurrence of disaster makes survivors experienced several phases of disaster that could lead to mental health problems because as a result of traumatic event. Resilience with the role of emotional intelligence is needed in post-disaster recovery phase. This study aims to determine the relationship between the characteristics of the flood survivors and their emotional intelligence with resilience. Analytic descriptive study was conducted in Cemara Kulon with stratified random sampling on 122 flood Indramayu survivors. The instruments used in this study were Schutte Self-Report Emotional Intelligence Test and Connor-Davidson Resilience Scale. The result showed there were bound relationship between education (p= 0.033) and emotional intelligence (p= 0.000) with resilience. Survivors with high emotional intelligence have greater opportunities to resilience well. Therefore the mental health nursing care shall refer to the survivors’ emotional intelligence so that survivors will be resilient in the recovery phase of disaster. The urgency of mental health nursing care and education on post-disaster is expected to reduce the incidence of post-disaster psychological impact. Keywords: emotional intelligence, flood, Indramayu, resilience, survivor
Penurunan Ansietas Melalui Logoterapi Kelompok Pada Penduduk Pasca-Gempa Di Kabupaten Klaten Sutejo Sutejo; Budi Anna Keliat; Sutanto Priyo Hastono; Novy Helena C.D
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 14 No 2 (2011): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v14i2.317

Abstract

AbstrakAnsietas merupakan salah satu gangguan mental emosional yang dapat disebabkan karena pengalaman traumatis sepertibencana alam di Kabupaten Klaten. Melalui logoterapi diharapkan dapat membangkitkan optimisme seseorang dalam menghadapimasa depan. Tujuan penelitian adalah menjelaskan pengaruh logoterapi kelompok terhadap ansietas penduduk pascagempa.Penelitian dilakukan terhadap 42 responden kelompok intervensi dan 42 responden kelompok kontrol. Metode penelitian yaituquasi experimental pre-post test with control group dengan teknik simple random sampling. Analisis yang digunakan adalahuji chi squere, dependent, independent sample t-test, regresi linier ganda. Hasil uji statistik menunjukkan self evaluasi danobservasi terdapat perbedaan yang bermakna terhadap respon yang ditimbulkan dari ansietas (p= 0,00, α= 0,05). Rekomendasipenelitian diutamakan kepada Puskesmas agar memfasilitasi penerapan logoterapi kelompok dalam mengatasi ansietas.Kata kunci: ansietas, bencana, dampak psikologis, logoterapi kelompokAbstractAnxiety is one of the emotional mental disorders can be caused by traumatic experiences such as natural disasters in Klatenregency. The therapy arrouses their optimism about the future with any obstacles. The research’s goal was to explain the effectof group logotherapy to minimize clients anxiety post disasters. They were 42 respondents as intervention group and theothers control group. The research’s method used quasi experimental pre-post test with control group and sampling wassimple random. Analyze by Chi-square, dependent and independent sample t-test, and double linear regression. The resultsshowed that based on self evaluation and observation there was significance anxiety responses caused by anxiety (p= 0.00,α= 0.05). This research recommended that the public health should facilitate the application of group logotherapy to reduceanxiety.Keywords: anxiety, disaster, group logotherapy, psychological impact
HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DAN HARGA DIRI ANAK JALANAN USIA REMAJA Puji Mentari; Novy Helena Catharina Daulima
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 20 No 3 (2017): November
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v20i3.630

Abstract

Fenomena anak jalanan merupakan fokus perhatian banyak kalangan karena jumlahnya yang terus meningkat. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa anak jalanan memiliki harga diri yang rendah dan identik dengan pola asuh uninvolved. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif yang bertujuan mengidentifikasi hubungan pola asuh orangtua dan harga diri anak jalanan usia remaja. Penelitian ini dilakukan di daerah binaan rumah singgah di Jakarta Timur dengan 98 sampel, diambil menggunakan metode consecutive sampling. Harga diri diukur dengan menggunakan Rosenberg’s Self Esteem Scale dan pola asuh diukur dengan Instrumen Pola Asuh Mashoedi yang dikembangkan dari teori pola asuh orangtua milik Diana Baumrind. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orangtua dengan tingkat harga diri anak jalanan usia remaja di Jakarta Timur (p= 0,04). Untuk menangani masalah anak jalanan, diperlukan kerjasama dari pemerintah, perawat komunitas, pekerja sosial dan pihak rumah singgah untuk bersama-sama melakukan pemberdayaan anak jalanan berbasis keluarga dalam upaya merehabilitasi anak jalanan. Kata kunci: anak jalanan, harga diri, pola asuh orangtua, remaja Abstract  Relationship of Parenting Style and Self-Esteem of Street Children the Teen Years. The phenomenon of street children is a matter that has become the focus by many people because the number of street children itself is always increasing. Previous research stated that the street children have low self-esteem and they are identical with uninvolved parenting style. It is descriptive correlative study which aims to identify the relationship between parenting style and self-esteem on street children at East Jakarta. This research was conducted in the target area of shelter in East Jakarta towards 98 samples recruited using consecutive sampling. Self-esteem is measured using Rosenberg's Self Esteem Scale and parenting style measured using Mashoedi’s Parenting Style which was developed from the theory of Diana Baumrind’s parenting style. The results showed, there is a relationship between parenting style and a level of self-esteem street children in East Jakarta (p= 0.04). To overcome the problem of street children, the cooperation between governments, community nurses, social workers and shelter is needed to do the family-based empowerment together to rehabilitate street children. Keywords: Street children, self-esteem, parenting style, adolescent
Hopelessness Experience among Stroke Survivor in Semarang Sawab Sawab; Moch. Bahrudin; Novy Helena Catharina Daulima
Jurnal Ners Vol. 10 No. 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.251 KB) | DOI: 10.20473/jn.v10i1.2104

Abstract

Introduction: Hopelessness was a negative feelings about goal achievement and powerlessness feeling against an expectation. Hopelessness in stroke survivors can occur due to prolonged disability and neurologic defi cit. This condition can lead to emotional and mental disorders even a suicide action. Therefore, it was a need to explore hopelessness experience in stroke survivors.Methods: This study was a qualitative descriptive phenomenology with 6 participants.Results: 7 themes were revealed in this study, (1) Physical changes as a response on hopelessness, (2) Loss response as a hopelessness stressor, (3) Dysfunction of the family process, (4) Loss of meaning of life, (5) Self support and motivation as a coping resource against hopelessness, (6) The spiritual meaning behind hopelessness, (7) Can go through a better life.Conclusion: This study suggests to develop a nursing care standards in hopelessness, encourage a family support and family psychoeducation for stroke survivors.