Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Hubungan Tingkat Stres Dengan Insomnia Pada Lansia di Seksi Penyantunan Lanjut Usia Wana Seraya Denpasar UPT Pelayanan Sosial Dinas Sosial Provinsi Bali Putra, I Gede Yudiana; Napitupulu, Rico Almando; Swedarma, Kadek Eka; Astutik, Windu
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol 3 No 01 (2017)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.941 KB)

Abstract

ABSTRACT Backgroud: Influence the aging process cause many problems both physical, mental, and social economy. Mental disorders are common in the elderly population, insomnia, depression, stress, anxiety, dementia and delirium. This study aims to determine the stress level relationship with the level of insomnia in older adults. Methods: This study used a descriptive correlation design using cross sectional approach. Samples in this study were elderly people who live in Section of helpful aged “Wana Seraya” Denpasar UPT Social Services social service Unit of Bali Province  and research that met the inclusion criteria of 40 respondents. Results: The data obtained in the statistical analysis using Spearman Rho test. The results of this study were 16 respondents (40%) are stressed and 21 respondents (52.5%)  mild insomnia. The results of research shows there is the relationship between the level of stress with insomnia with the value of p = 0,001 ( p<0.05 ) and r = + 0,492 to the direction of a positive relationship, this means that getting high levels of stress and the more severe the level of insomnia. Conslusions: There was a correlation between stress levels and insomnia in the elderly in Section of helpful aged “Wana Seraya” Denpasar UPT Social Services social service Unit of Bali Province    ABSTRAK Latar Belakang: Pengaruh proses penuaan menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, mental, maupun sosial ekonomi. Gangguan mental yang sering dijumpai pada populasi lansia yaitu, insomnia, depresi, stres, anxietas, demensia dan delirium.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan tingkat insomnia pada lansia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah lansia yang tinggal di Seksi Penyantunan Lanjut Usia “Wana Seraya” Denpasar UPT Pelayanan Sosial Dinas Sosial Provinsi Bali dan memenuhi kriteria inklusi penelitian yaitu sebanyak 40 responden. Hasil: Data yang diperoleh di analisis dengan menggunakan uji statistik Spearman Rho. Hasil penelitian ini adalah 16 responden (40%) mengalami stres sedang dan 21 responden (52.5%) mengalami insomnia ringan. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara tingkat stres dengan insomnia dengan nilai p = 0,001 (p<0,05) dan r = +0,492 dengan arah hubungan positif, artinya semakin tinggi tingkat stres maka semakin berat tingkat insomnia. Simpulan: Ada hubungan yang antara tingkat stres dengan insomnia pada lansia di Seksi Penyantunan Lanjut Usia “Wana Seraya” Denpasar UPT Pelayanan Sosial Dinas Sosial Provinsi Bali.
Pengaruh Keterlibatan Orangtua Membuat Mainan Kardus terhadap Durasi Penggunaan Gadget Anak Prasekolah Ni Luh Made Asri Dewi; Windu Astutik; Kurniasih Widayati
Media Karya Kesehatan Vol 4, No 1 (2021): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mkk.v4i1.30025

Abstract

Jumlah pengguna internet semakin meningkat. Indonesia menempati urutan ke-6 terbesar di dunia dalam hal pengguna internet. Data survei APJII tahun 2016 terdapat 768 ribu anak Indonesia usia 10-14 tahun yang telah mengakses internet, usia 15-19 tahun sebanyak 22,5 juta anak dan usia 20-24 tahun sebanyak 22,3 juta. Rata-rata durasi penggunaan gadget untuk balita adalah 3 jam. Keterlibatan orang tua penting dalam penggunaan gadget anak. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh keterlibatan orang tua dalam permainan kardus bekas terhadap durasi penggunaan gadget. Penelitian ini menggunakan desain Quasi nonequivalent control group design. Populasi orang tua dan anak prasekolah (3-6 tahun) 87 orang. Teknik sampel: purposive sampling, jumlah sampel 76 orang dengan kelompok intervensi 38 orang dan kelompok kontrol 38 orang. Analisis menggunakan uji Chi-Square dengan Mc.Nemar. Hasil analisis Ada perbedaan yang signifikan keterlibatan orang tua membuat permainan kardus bekas terhadap durasi penggunaan gadget pada kelompok intervensi dengan p-value: 0,000 <0,05. Simpulan kegiatan dengan keterlibatan orangtua membuat mainan kardus efektif mengurangi durasi penggunaan gadget pada anak prasekolah dan dapat dijadikan alat permainan edukasi (APE) Kata kunci : Anak prasekolah, gadget, keterlibatan orangtua, mainan kardus.
BODY IMAGE SISWA-SISWI YANG MENGALAMI OBESITAS DI SMA NEGERI 8 DENPASAR Windu Astutik; Gusti Ayu Ratih Kusuma Wardani
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 8 No 3 (2020): Oktober 2020
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.497 KB) | DOI: 10.24843/coping.2020.v08.i03.p01

Abstract

Adolescence is a period in a period of growth and processes of maturity man. Obesity is a condition in which the amass excess body fat, so weight someone is way up to normal limits. Prevalence of obesity in the city Denpasar of 10,5 % or as many as 11.730 people with of men 5.371 people and women 6.359 one. Body image is a collection of an individual to his body of perception past and present, road structure and feeling about, form, and bodily functions. The research aims to understand a body image in obesity in the state SMAN 8 Denpasar. Population in this study in obesity and take the subject of study uses the technique of sampling total of sampling as many as 63 one. The instrument used is the body of this multi-dimensional selfrelations questionnaire (MBSRQ). The result of this research got that respondents obesity that experienced the body image positif as many as 59 people (93.6 %) and suffered from the body image negatif as much as four people (6.4%). It can be concluded that the majority of respondents in SMAN 8 Denpasar having a positif body image.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Perkembangan Identitas Diri Remaja Windu Astutik; Budi Anna Keliat; Yossie Susanti Eka Putri
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 7, No 3 (2019): November 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.275 KB) | DOI: 10.26714/jkj.7.3.2019.281-292

Abstract

Remaja merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental dan emosional.Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah diketahuinya hasil pemberdayaan masyarakat dalam perkembangan identitas diri remaja.Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada 21 remaja yang dibagi menjadi dua kelompok.Kelompok pertama 7 orang diberikan terapi kelompok terapeutik, pendidikan kesehatan dan pemberdayaan kader, kelompok dua sebanyak 14 orang diberikan pendidikan kesehatan pada remaja dan terapi kelompok terapeutik saja. Hasil penelitian menunjukkan aspek perkembangan remaja mengalami peningkatan yang tidak signifikan pada kognitif, bahasa, moral, spiritual, baka dan kreativitas.Peningkatan kemampuan remaja dalam menstimulasi perkembangan dan perkembangan identitas diri lebih tingi pada kelompok yang diberikan pendidikan kesehatan remaja dan keluarga, terapi kelompok terapeutik, dan pemberdayaan kader. Kata kunci: pengembangan identitas diri, pemberdayaan masyarakat, terapi kelompok terapeutik COMMUNITY EMPOWERMENT IN THE ADOLESCENT SELF-IDENTITY DEVELOPMENTS ABSTRACTAdolescence is a period of transition from childhood to adulthood is marked by accelerating the development of physical, mental and emotional. The purpose of the research is to identifying the result of community empowerment in the adolescent identity development model approach Adaptation Stress and Health Promotion Models in the community. The research used case study method on 21 adolescents that divided into two groups. The first group of seven people given the therapeutic group therapy, health education and empowerment cadre, two groups of 14 people are given health education to adolescents and therapeutic group therapy alone. The result is showed the developmental aspects of adolescents has increased significantly in the not cognitive, linguistic, moral, spiritual, immortal and creativity. Improving the ability of adolescents in stimulating the development and identity development dramatically higher in the group given adolescent health education and family therapy therapeutic group, and empowerment cadres.. Keywords: community empowerment, self-identity development, therapeutic group therapy
Pemberdayaan SD 2 Muhammadyah Denpasar dalam Revitalisasi Permainan Tradisional sebagai Wahana Edukasi Pembentukan Karakter Anak Ni Luh Made Asri Dewi; Windu Astutik; Kurniasih Widayati
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Peduli Masyarakat, Maret 2020
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v2i1.71

Abstract

Fokus pengabdian ini adalah merevitalisasi permainan tradisional sebagai wahana edukasi pembentukan karakter anak sekolah. Bermain bagi anak memiliki arti yang sangat penting diantaranya menstimulasi perkembangan bahasa/kemampuan verbal, mengembangkan keterampilan sosial, dan meningkatkan kemampuan problem solving. Permainan tradisional merupakan suatu permainan warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan karena mengandung nilai-nilai kearifan lokal, serta menjadi stimulus membentuk karakter positif anak. Permainan tradisional memiliki aspek motorik, kognitif, emosi, bahasa dan spiritual. Pengabdian ini dilatarbelakangi beberapa persoalan, diantaranya anak cenderung bermain permainan game online yang dapat memicu perilaku agresif, individual, acuh tak acuh dan penurunan sopan santun. Guna mengatasi persoalan tersebut, dalam pengabdian ini dilakukan kegiatan sosialisasi, pendampingan, monitoring dan fasilitasi penyerahan peralatan permainan tradisional Kata kunci: revitalisasi; permainan tradisional; edukasi; karakter; anak EMPOWERMENT OF BASIC SCHOOL 2 MUHAMMADYAH DENPASAR IN REVITALIZATION OF TRADITIONAL GAME AS WAHANA EDUCATION FORMATION OF CHARACTER CHILDREN ABSTRACT The focus of this community is revitalizing traditional games as an educational tool for the formation of schoolchildren's characters. Playing for children has a very important meaning including stimulating language development / verbal ability, developing social skills, and improving problem solving abilities. The traditional game is a game of ancestral heritage that needs to be preserved because it contains the values of local wisdom, as well as being a stimulus to shape the positive character of children. Traditional games have aspects of motor, cognitive, emotion, language and spiritual. This service is motivated by several problems, including children who tend to play online games that can trigger aggressive, individual, indifferent behavior and decline in courtesy. In order to overcome this problem, in this service community activities include socialization, assistance, monitoring and facilitation of the delivery of traditional game equipment. Keywords: revitalization; traditional game; education; character; children
Sosialisasi Masalah Darurat Penggunaan Gadget Anak Usia Pra Sekolah di Desa Tibubeneng Kuta Utara Ni Luh Made Asri Dewi; Kurniasih Widayati; Windu Astutik
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 3 No 4 (2021): Jurnal Peduli Masyarakat, Desember 2021
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v3i4.827

Abstract

Permasalahan penggunaan gadget pada anak usia dini menjadi masalah baru seperti anak mudah tantrum, tidak dapat bersosialisasi baik dengan teman sebaya, anak cenderung pasif, menarik diri, gangguan penglihatan, resiko obesitas yang berpotensi menghambat tahap perkembangan anak selanjutnya. Kondisi ini tidak terlepas dari peran orangtua dalam mengasuh anak yang cenderung abai dalam memfaatkan gadget sebagai wujud kemajuan teknologi. Orangtua menjadi pengasuh, pendidik serta pemberi stimulus utama pada anak usia dini. Tujuan dari pengabdian ini adalah sebagai media menambah pengetahuan, sharing seputar masalah penggunaan gadget pada anak di wilayah Desa Tibubeneng, sehingga dampak negatif penggunaan gadget dapat diminimalkan. Metode pelaksanaan kegiatan ini melalui tahap persiapan dengan melakukan wawancara kepada masyarakat dan kader posyandu, mengurus perizinan dan koordinasi kegiatan di Desa. Tahap pelaksanaan; menyiapkan materi, video, link zoom dan interaksi dengan audien, serta tanya jawab. Tahap evaluasi dilihat dari ketepatan jawaban responden dalam menjawab pertanyaan secara langsung. Jumlah peserta dalam kegiatan ini sebanyak 40 audien. Pencapaian target dari kegiatan pengabdian masyarakat tersebut dapat diukur dengan hasil mencapai 90% pengetahuan meningkat. Kesimpulan bahwa penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan orangtua tentang masalah penggunaan gadget.
Tingkat Stres pada Orang Tua Murid dalam Mendampingi Anak Belajar Daring saat Pandemi Covid-19 Windu Astutik; Kadek Benny Dharma Yudha
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 10, No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.10.2.2022.459-466

Abstract

Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan mengganggu kehidupan, termasuk pendidikan. Guru, murid dan orang tua mengalami masalah selama diterapkannya kebijakan belajar dari rumah. Penelitian ini bertujuan menggambarkan tingkat stres pada orang tua murid dalam mendampingi anak belajar daring saat musim pandemi. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan deskriptif analitik pada orang tua murid SD sebanyak 83 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling. Data yang terkumpul dianalisa dengan formulasi deskritif yaitu digambarkan melalui distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan orang tua mengalami tingkat stres normal sebanyak 53 orang (63,9%) dan ada tiga orang (3,6%) mengalami stres berat. Dapat disimpulkan bahwa tingkat stres pada orang tua dalam mendampingi anaknya belajar daring selama pandemi COVID-19 sebagian besar mengalami tingkat stres normal.
Pemberdayaan SD 2 Muhammadyah Denpasar dalam Revitalisasi Permainan Tradisional sebagai Wahana Edukasi Pembentukan Karakter Anak Ni Luh Made Asri Dewi; Windu Astutik; Kurniasih Widayati
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Peduli Masyarakat, Maret 2020
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v2i1.71

Abstract

Fokus pengabdian ini adalah merevitalisasi permainan tradisional sebagai wahana edukasi pembentukan karakter anak sekolah. Bermain bagi anak memiliki arti yang sangat penting diantaranya menstimulasi perkembangan bahasa/kemampuan verbal, mengembangkan keterampilan sosial, dan meningkatkan kemampuan problem solving. Permainan tradisional merupakan suatu permainan warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan karena mengandung nilai-nilai kearifan lokal, serta menjadi stimulus membentuk karakter positif anak. Permainan tradisional memiliki aspek motorik, kognitif, emosi, bahasa dan spiritual. Pengabdian ini dilatarbelakangi beberapa persoalan, diantaranya anak cenderung bermain permainan game online yang dapat memicu perilaku agresif, individual, acuh tak acuh dan penurunan sopan santun. Guna mengatasi persoalan tersebut, dalam pengabdian ini dilakukan kegiatan sosialisasi, pendampingan, monitoring dan fasilitasi penyerahan peralatan permainan tradisional Kata kunci: revitalisasi; permainan tradisional; edukasi; karakter; anak EMPOWERMENT OF BASIC SCHOOL 2 MUHAMMADYAH DENPASAR IN REVITALIZATION OF TRADITIONAL GAME AS WAHANA EDUCATION FORMATION OF CHARACTER CHILDREN ABSTRACT The focus of this community is revitalizing traditional games as an educational tool for the formation of schoolchildren's characters. Playing for children has a very important meaning including stimulating language development / verbal ability, developing social skills, and improving problem solving abilities. The traditional game is a game of ancestral heritage that needs to be preserved because it contains the values of local wisdom, as well as being a stimulus to shape the positive character of children. Traditional games have aspects of motor, cognitive, emotion, language and spiritual. This service is motivated by several problems, including children who tend to play online games that can trigger aggressive, individual, indifferent behavior and decline in courtesy. In order to overcome this problem, in this service community activities include socialization, assistance, monitoring and facilitation of the delivery of traditional game equipment. Keywords: revitalization; traditional game; education; character; children
Sosialisasi Masalah Darurat Penggunaan Gadget Anak Usia Pra Sekolah di Desa Tibubeneng Kuta Utara Ni Luh Made Asri Dewi; Kurniasih Widayati; Windu Astutik
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 3 No 4 (2021): Jurnal Peduli Masyarakat, Desember 2021
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v3i4.827

Abstract

Permasalahan penggunaan gadget pada anak usia dini menjadi masalah baru seperti anak mudah tantrum, tidak dapat bersosialisasi baik dengan teman sebaya, anak cenderung pasif, menarik diri, gangguan penglihatan, resiko obesitas yang berpotensi menghambat tahap perkembangan anak selanjutnya. Kondisi ini tidak terlepas dari peran orangtua dalam mengasuh anak yang cenderung abai dalam memfaatkan gadget sebagai wujud kemajuan teknologi. Orangtua menjadi pengasuh, pendidik serta pemberi stimulus utama pada anak usia dini. Tujuan dari pengabdian ini adalah sebagai media menambah pengetahuan, sharing seputar masalah penggunaan gadget pada anak di wilayah Desa Tibubeneng, sehingga dampak negatif penggunaan gadget dapat diminimalkan. Metode pelaksanaan kegiatan ini melalui tahap persiapan dengan melakukan wawancara kepada masyarakat dan kader posyandu, mengurus perizinan dan koordinasi kegiatan di Desa. Tahap pelaksanaan; menyiapkan materi, video, link zoom dan interaksi dengan audien, serta tanya jawab. Tahap evaluasi dilihat dari ketepatan jawaban responden dalam menjawab pertanyaan secara langsung. Jumlah peserta dalam kegiatan ini sebanyak 40 audien. Pencapaian target dari kegiatan pengabdian masyarakat tersebut dapat diukur dengan hasil mencapai 90% pengetahuan meningkat. Kesimpulan bahwa penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan orangtua tentang masalah penggunaan gadget.
Pelatihan Regulasi Emosi pada Remaja dalam Peningkatan Kemampuan Psikososial Windu Astutik; Siti Kholifah
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada Vol. 5 No. 1 (2023): Juni: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47859/wuj.v5i1.314

Abstract

Background: Rapid development in adolescence is often problematic psychologically. Youth need the intelligence and emotional capacity to manage emotions to deal with the developments taking place to find a positive identity. Purpose: to improve knowledge among students about intelligence and emotional exercise regulations emotion at teenagers. Methods: The mental health education about intelligence and emotional regulation emotion among teenagers at SMP Negeri 15 Loajanan Samarinda. Education and training should be conducted by direct interaction with 60 students in class with matter the introduction of emotion, emotional intelligence, and training emotion in adolescents. The activity was carried out in 3 sessions with the following activities: the first session which was opened by the opening ceremony of the vice principal and the student, continued with a second session topic on the introduction of emotion, emotional intelligence, and training emotion in adolescents, and the third session is closing. Results: The implementation of the activities went well and smoothly. The results obtained are the increasing knowledge and psychomotor teenager emotional intelligence and emotion regulation. Conclusion: After a course of health education for adolescents, Adolescent ability to get to know emotions, Emotional intelligence, and the way emotional regulations are increasing so it's expected to increase the superior generation that has optimal mental health.