Iqomh, Muhammad Khabib Burhanuddin
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI Aeni, Qurrotul; Nurwijayanti, Andriyani Mustika; Iqomh, Muhammad Khabib Burhanuddin
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.558 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.135-140

Abstract

Kecemasan merupakan  kondisi yang akan dialami oleh anak yang mengalami hospitalisasi serta harus mendapatkan perhatian dan tatalaksana. Kecemasan selama hospitalisasi yang tidak diatasi dengan tepat akan menghambat pengobatan serta mempengaruhi tumbuh kembang anak.Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kecemasan anak usia prasekolah akibat hospitalisasi. Desain penelitianmenggunakandeskriptif korelasidenganpendekatancross-sectional. Jumlah sampelsebanyak 31 dengan purposive sampling. Penggumpulan data penelitianmenggunakankuesioner. Hasil menunjukan komunikasi terapeutik mayoritas rendah 61,3%, kecemasan pada anak akibat hospitalisasi 100% dengan  kecemasan berat sebanyak 58,1%, ada hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kecemasan anak (p= 0,001). Hasil uji analisis statistic dengan menggunakan ujiSpearman?s Rhomendapatp value 0,001 (p< 0,05) hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kecemasan anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi, komunikasi teraputik dapat digunakan sebagai salah satu tindakan untuk mencegah terjadinya kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia pra sekolah. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya komunikasi terapeutik pada perawat.   Kata kunci: komunikasi terapeutik, kecemasan, hospitalisasi.
HUBUNGAN DURASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA Rahmawati, Hana Nur; Iqomh, Muhammad Khabib Burhanuddin; Hermanto, Hermanto
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 5, No 2 (2017): November 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.887 KB) | DOI: 10.26714/jkj.5.2.2017.77-81

Abstract

Internet merupakan rangkaian komputer yang terhubung dalam beberapa rangkaian jaringan. Salah satudi antaranya yaitu media sosial yang merupakan situs dimana seseorang bias membuat Web page pribadi kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Penggunaan media social sangat mempengaruhi aktivitas seseorang, salah satunya adalah motivasi belajar remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan durasi penggunaan media social dengan motivasi belajar remaja di SMAN 1 Gringsing. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian sebanyak 239 responden. Pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara durasi penggunaan media sosial dengan motivasi belajar remaja di SMAN 1 Gringsing responden yang menggunakan durasi media sosial dengan jumlah paling banyak masuk dalam kategori durasi rendah yaitu 152 responden (63,6%) dan responden motivasi belajar rata-rata masuk dalam kategori motivasi belajar sedang dengan jumlah 176 responden (73,6%) dengan ρ-value = 0,000 <α (0,05). Remaja sebaiknya mampu menyesuaikan waktu penggunaan media sosial dengan baik sehingga tidak lalai terhadap tugasnya sebagai pelajar. Kata Kunci: Media sosial, motivasi belajar. RELATIONSHIP OF DURATION OF USE OF SOCIAL MEDIA WITH TEEN LEARNING MOTIVATION ABSTRACTThe internet is a series of computers that are connected in a series of networks. One of them is social media, which is a site where someone can create a personal Web page and then connect with friends to share information and communicate. The use of social media greatly influences a person's activities, one of which is the motivation to learn teenagers. The purpose of this study was to determine the relationship between the duration of the use of social media and the motivation to learn adolescents at Gringsing 1 Public High School. The design used is descriptive correlation with cross sectional approach. The sample in the study were 239 respondents. Sampling uses Simple Random Sampling. The results showed that there was a relationship between the duration of the use of social media and the motivation to learn adolescents at SMAN 1 Gringsing respondents who used the duration of social media with the highest number included in the low duration category of 152 respondents (63.6%) and respondents average learning motivation included in the category of moderate learning motivation with a total of 176 respondents (73.6%) with ρ-value = 0,000 <α (0.05). Teenagers should be able to adjust the time of using social media so that they are not negligent about their duties as students. Keywords: Social media, learning motivation.
TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH USIA 3-5 TAHUN YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) Septiani, Rizki; Widyaningsih, Susana; Iqomh, Muhammad Khabib Burhanuddin
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 4, No 2 (2016): November 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.495 KB) | DOI: 10.26714/jkj.4.2.2016.114-125

Abstract

Anak pada periode pra sekolah perlu untuk mencapai tugas-tugas perkembangan mereka yang mencakup : keterampilan motorik, sosial dan bahasa. Pendidikan anak usia dini (PAUD) akan membantu pencapaian tugas-tugas perkembangan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur perbedaan tingkat perkembangan anak yang mengikuti dan tidak mengikuti PAUD. Terdapat 61 anak yang tidak mengikuti PAUD dan 79 anak dari tiga sekolah PAUD di Desa Protomulyo Kabupaten Kendal. Subyek diukur menggunakan Denver Developmental Screening Test II (DDST II) pada satu kali periode. Diantara mereka yang tidak mengikuti PAUD, 41% (25 anak) didiagnosis suspect, sementara 8,9% (7 anak) dari PAUD yang tidak bisa mencapai tugas perkembangan. Tujuh puluh dua anak yang telah mengikuti minimal 3 bulan program PAUD, mampu mencapai tugas-tugas perkembangan mereka sepenuhnya. Oleh karena itu, ada perbedaan tingkat perkembangan antara anak-anak yang mengikuti dan tidak mengikuti PAUD, dengan p value (p =0,000). Program  PAUD mempunyai peran yang sangat penting untuk merangsang perkembangan anak. Orangtua dapat meyediakan permainan yang mendidik di rumah dan bagi petugas kesehatan harus aktif dalam memberikan screening pengembangan menggunakan DDST II untuk semua anak di masyarakat. Kata Kunci: Pendidikan anak usia dini (PAUD), perkembangan, anak pra sekolah LEVEL OF DEVELOPMENT OF 3-5 YEAR PRA SCHOOL CHILDREN WHO FOLLOWS AND DOES NOT FOLLOW EARLY CHILDREN EDUCATION ABSTRACTChildren in the pre-school period need to achieve their developmental tasks which include: motor, social and language skills. Early childhood education (PAUD) will help achieve the tasks of this development. This study aims to measure differences in the level of development of children who follow and do not participate in PAUD. There were 61 children who did not attend PAUD and 79 children from three PAUD schools in Protomulyo Village, Kendal Regency. Subjects were measured using the Denver Developmental Screening Test II (DDST II) at one time period. Among those who did not attend Early childhood education (PAUD), 41% (25 children) were diagnosed suspect, while 8.9% (7 children) of Early childhood education (PAUD) were unable to achieve developmental tasks. Seventy-two children who have participated in at least 3 months of the Early childhood education (PAUD) program are able to fully accomplish their development tasks. Therefore, there are differences in the level of development between children who follow and do not participate in PAUD, with p value (p = 0,000). The Early childhood education (PAUD) program has a very important role in stimulating children's development. Parents can provide educational games at home and health workers must be active in providing development screening using DDST II for all children in the community.  Keywords: Early childhood education (PAUD), development, pre-school children